• Tidak ada hasil yang ditemukan

7 No WPS Keterpaduan

Dalam dokumen LaKIP Kementerian PUPR 2015 (Halaman 101-106)

AKUNTABILITAS KINERJA

CUSTOMER/STAKEHOLDER EXPECTATION % 69,96 71,16 101,

IV- 7 No WPS Keterpaduan

Perencanaan1) Kesinkronan Program2) Keterpaduan Pelaksanaan3) Keterpaduan Kawasan 32 WPS Pertumbuhan Baru Manokwari – Bintuni 0,39 0,23 0,11 73% 33 WPS Pertumbuhan Baru Nabire – Enarotali – (Ilaga – Timika) – Wamena

0,35 0,21 0,10 66%

34 WPS Pertumbuhan Baru Jayapura – Merauke

0,40 0,24 0,11 75%

35 WPS Pulau pulau terluar 0,35 0,21 0,10 66%

Keterangan:

1) Keterpaduan perencanaan berdasarkan program pengelolaan sumber daya air, penyelenggaraan jalan, pengembangan permukiman, serta penyediaan dan pembiayaan perumahan.

2) Kesinkronan program berdasarkan fungsi, dukungan, lokasi, besaran, waktu, kriteria kesiapan, dan biaya. 3) Keterpaduan pelaksanaan berdasarkan kesesuaian waktu, volume, dan kuantitas.

4.1.1.2 Meningkatnya Dukungan untuk Kedaulatan Pangan dan Energi

Sasaran strategis Meningkatnya Dukungan untuk Kedaulatan Pangan dan Energi diukur oleh indikator kinerja Tingkat Dukungan Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi dengan tingkat capaian sebesar 52,66% atau melebihi target yang telah ditetapkan di dalam Perjanjian Kinerja yaitu 45,83%. Capaian kinerja indikator tersebut adalah sebesar 115%.

Tabel IV.5. Capaian Dukungan Kedaulatan Pangan dan Energi

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Kinerja

1) Tingkat dukungan kedaulatan pangan dan energi

% 45,83 52,66 114,90

Indikator kinerja Tingkat Dukungan Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi diukur dari rata- rata capaian outcome yang dihasilkan (outcome based), yang meliputi: 1) Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Layanan Irigasi dan 2) Peningkatan Potensi Sumber Energi. Capaian outcome

tersebut dijabarkan sebagai berikut:

Tabel IV.6. Outcome Pendukung Capaian Dukungan Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi

No Outcome/Indikator Kinerja Baseline 2014 Capaian 2015 Persentase 1) Pemenuhan kebutuhan air baku untuk

layanan irigasi

a.Peningkatan layanan jaringan irigasi 1.844.066 Ha 182.017 Ha 85,16% b.Pengembalian fungsi dan layanan

jaringan irigasi

5.141.407 Ha 480.534 Ha 71,24%

IV-8

1) Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Layanan Irigasi

Nilai ketahanan pangan sangat bergantung akan ketersediaan pangan dan kemudahan untuk mengaksesnya. Langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai ketahanan pangan yaitu dengan mendayagunakan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi yang difokuskan pada upaya peningkatan fungsi jaringan irigasi yang sudah dibangun tetapi belum berfungsi, rehabilitasi pada areal irigasi berfungsi yang mengalami kerusakan, dan peningkatan kinerja operasi dan pemeliharaan.

Sejak tahun 2010, telah dilakukan berbagai upaya pembangunan, rehabilitasi, serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi permukaan, jaringan irigasi rawa, dan jaringan irigasi air tanah sehingga kebutuhan irigasi untuk pertanian terpenuhi. Keberhasilan ini berdampak domino pada surplusnya produksi beras untuk kebutuhan nasional. Surplus produksi beras terus meningkat dari 4,3 juta ton pada tahun 2010 menjadi 6,8 juta ton pada tahun 2013.

Meskipun demikian, dari hasil analisis berdasarkan tren jumlah penduduk, diperkirakan Indonesia membutuhkan areal irigasi baru dalam rangka menjaga kecukupan beras nasional. Sementara ketersediaan areal untuk pengembangan lahan irigasi baru semakin terbatas. Perlunya diprioritaskan lahan sawah agar tidak berubah fungsi dengan menetapkannya pada RTRW masing-masing daerah.

Pada Tahun 2015, guna memenuhi kebutuhan air baku untuk layanan irigasi, Kementerian PUPR telah melakukan peningkatan suplai irigasi waduk, meningkatkan layanan jaringan irigasi seluas 181.283 Ha (pembangunan jaringan irigasi kewenangan pusat, jaringan irigasi rawa, jaringan irigasi tambak, dan jaringan irigasi air tanah), pengembalian fungsi dan layanan (rehabilitasi/revitalisasi) jaringan irigasi seluas 477.961 Ha, serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.

2) Peningkatan Potensi Sumber Energi

Pada tahun 2015, terdapat peningkatan potensi sumber energi sebesar 113,19 MW dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang didukung melalui pembangunan 16 (enam belas) bendungan on going serta operasionalisasi 5 buah waduk yaitu Waduk Jatigede (Jawa Barat), Waduk Nipah (Jawa Timur), Waduk Bajulmati (Jawa Timur), Waduk Rajui (Aceh), dan Waduk Titab (Bali).

IV-9

Gambar 4.2 Lokasi Pembangunan 16 Bendungan Baru

4.1.1.3 Meningkatnya Dukungan Konektivitas Bagi Penguatan Daya Saing

Sasaran strategis Meningkatnya Dukungan Konektivitas Bagi Penguatan Daya Saing diukur dengan indikator kinerja Tingkat Konektivitas Jalan Nasional. Pencapaian sasaran strategis tersebut didukung oleh sasaran program yaitu Menurunkan Waktu Tempuh pada Koridor Utama (Sumatera dan Jawa) dengan indikator kinerja program Waktu Tempuh pada Koridor Utama menjadi 2,2 jam/100km. Sasaran program tersebut didukung melalui output pembangunan jembatan; pelebaran jembatan; pembangunan fly over/underpass/terowongan; pembangunan jalan baru; pembangunan jalan bebas hambatan; pembangunan jalan di kawasan strategis, perbatasan, wilayah terluar dan terdepan; pembangunan jembatan di kawasan strategis, perbatasan, wilayah terluar dan terdepan.

Tabel IV.7. Capaian Dukungan Konektivitas Bagi Penguatan Daya Saing

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Kinerja

1) Tingkat dukungan terhadap penguatan konektivitas nasional

% 73 74,50 102,05

Sasaran strategis tersebut didukung oleh sasaran program Menurunkan Waktu Tempuh pada Koridor Utama dengan capaian indikator kinerja program menurunnya waktu tempuh pada koridor utama menjadi 2,7 jam/100km sesuai dengan target tahun 2015. Adapun capaian output yang mendukung adalah sebagai berikut:

IV-10

Tabel IV.8. Outcome Pendukung Capaian Dukungan Konektivitas Bagi Penguatan Daya Saing

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Kinerja

1 Panjang jembatan yang dibangun baru m 6.917 6.953 101%

2 Panjang jalan yang mendapat pelebaran Km 2.021 1.927 95%

3 Panjang Fly Over / Underpass / Terowongan yang dibangun

m 2.379 1.828 77%

4 Panjang jalan yang dibangun baru Km 485 512 106%

5 Panjang jalan bebas hambatan yang dibangun Km 33 21 64%

6 Panjang jalan yang dibangun/dilebarkan di kawasan strategis, perbatasan, wilayah terluar dan terdepan

Km 738 774 105%

7 Panjang jembatan yang dibangun/ diduplikasi di kawasan strategis, perbatasan, wilayah terluar dan terdepan

m 1.026 1.017 99%

1) Pembangunan jalan bebas hambatan baru

Pembangunan Jalan Bebas Hambatan/tol sepanjang 1.000 Km akan dilakukan dalam lima tahun sampai dengan tahun 2019, dengan realisasi pembangunan jalan tol yang sepenuhnya didanai oleh Pemerintah pada tahun 2015 adalah 21 km. Jalan bebas hambatan direncanakan untuk dibangun di Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi dan Kalimantan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial pada wilayah strategis dan pusat pertumbuhan. Pembangunan jalan tol merupakan strategi peningkatan mobilitas dan aksesibilitas pada koridor-koridor utama di Indonesia. Selain itu, pembangunan jalan tol juga diharapkan dapat mengurangi waktu tempuh koridor-koridor utama serta menjadi pendorong peningkatan kualitas logistik di Indonesia. Jalan bebas hambatan dikembangkan sebagai backbone transportasi darat pulau-pulau besar di Indonesia.

2) Pembangunan jalan nasional

Jalan nasional baru yang akan dibangun hingga tahun 2019 mencapai panjang 2.650 Km dengan realisasi tahun 2015 sepanjang 512 km untuk jalan baru dan 774 km jalan di kawasan strategis, perbatasan, wilayah terluar dan terdepan. Pembangunan jalan baru ini ditujukan untuk meningkatkan konektivitas nasional guna menghubungkan pusat-pusat kegiatan. Selain itu, pembangunan jalan juga dilaksanakan untuk meningkatkan aksesibilitas khususnya pada kawasan strategis untuk mendukung kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif. Pada kawasan perkotaan yang memiliki kegiatan ekonomi yang telah tumbuh pesat, pembangunan jalan baru dibutuhkan untuk mendukung mobilitas serta mengurai kemacetan.

IV-11

3) Peningkatan kapasitas jalan nasional

Untuk dapat mengimbangi tingkat pertumbuhan kendaraan maka jalan nasional akan ditingkatkan kapasitasnya melalui upaya pelebaran jalan dan pembangunan Fly Over/Under Pass. Peningkatan kapasitas dilakukan untuk meningkatkan nilai utilitas jalan, sehingga dapat melayani jumlah kendaraan yang lebih banyak. Selain itu, persimpangan sebidang dengan lalu lintas padat serta perlintasan kereta api perlu mendapat penanganan sehingga arus lalu lintas tidak terhambat dan menimbulkan kemacetan. Pada kurun waktu lima tahun dari tahun 2015 sampai dengan 2019 rencana peningkatan kapasitas jalan nasional adalah sepanjang 3.072 km yang terdiri dari pelebaran jalan sepanjang 3.057 km dengan realisasi tahun 2015 sepanjang 1.927 km dan pembangunan Fly Over atau Under Pass sepanjang 15 km dengan realisasi tahun 2015 sepanjang 1.828 m.

4.1.1.4 Meningkatnya Dukungan Layanan Infrastruktur Dasar Permukiman dan Perumahan

Sasaran strategis Meningkatnya Dukungan Layanan Infrastruktur Dasar Permukiman dan Perumahan dicapai berdasarkan pengukuran outcome dari subbidang cipta karya (penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan dan peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi) serta subbidang perumahan rakyat.

Tabel IV.9. Capaian Dukungan Layanan Infrastruktur Dasar Permukiman dan Perumahan

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Kinerja

1) Tingkat layanan infrastruktur dasar permukiman dan perumahan

% 81,00 80,46 99,33

Perhitungan outcome pendukung sasaran strategis di atas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel IV.10. Outcome Pendukung Capaian Dukungan Layanan Infrastruktur Dasar Permukiman dan

Perumahan

No Outcome/Indikator Kinerja Target Capaian Kinerja

1) Subbidang Cipta Karya 78,00% 76,91% 98,60%

a.Penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan 92,00% 90,82% 91,41% b.Peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi 64,00% 63,00% 98,43%

2) Subbidang Perumahan Rakyat 84,00% 83,72% 99,67%

a.Pemenuhan perumahan yang layak huni bagi rumah tangga berpenghasilan rendah

IV-12

4.1.2 Internal Process

Dari perspektif internal process ditargetkan mencapai 68,85% sementara realisasinya melebihi target yaitu 77,08% atau dengan pencapaian kinerja sebesar 111,95%. Capaian dari perspektif tersebut didukung oleh tujuh sasaran strategis dengan rincian sebagai berikut:

Tabel IV.11. Capaian Kinerja dari Perspektif Internal Process

No Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Kinerja

SS.5 Meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman, dan penganggaran a.Tingkat keterpaduan kebijakan, perencanaan,

pemrograman terhadap penganggaran pembangunan bidang PUPR

% 80,00 80,00 100,00

SS.6 Meningkatnya ketahanan air

a.Tingkat dukungan ketahanan air nasional % 28,95 39,74 137,27

SS.7 Meningkatnya kemantapan jalan nasional

a.Tingkat kemantapan jalan nasional % 86,00 89,36 103,90

SS.8 Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman a.Tingkat kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur

permukiman

% 77,00 74,71 97,02

SS.9 Meningkatnya penyediaan dan pembiayaan perumahan a.Tingkat pemenuhan perumahan yang layak huni bagi

rumah tangga berpenghasilan rendah

% 84,00 83,73 99,67

SS.10 Meningkatnya pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kebijakan dan rencana program dan anggaran pembangunan bidang PUPR

a.Tingkat pengendalian pelaksanaan program dan anggaran pembangunan bidang PUPR

% 51,00 86,64 169,89

SS.11 Meningkatnya kapasitas dan kualitas konstruksi nasional

a.Tingkat pengendalian pelaksanaan konstruksi nasional % 75,00 80,87 107,82

Dalam dokumen LaKIP Kementerian PUPR 2015 (Halaman 101-106)