• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua, terbitan Balai Pustaka tahun 1993, adalah (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan, dan (3) kemampuan kerja. Untuk menilai tingg i-rendahnya kinerja peneliti-perekayasa dilakukan penilaian kinerja dengan melihat pemenuhan kewajiban seseorang sebagai peneliti-perekayasa.

Pengembangan karir peneliti lingkup Badan Litbang Pertanian mencakup dua tugas pokok, yaitu hak dan kewajiban dalam tugas fungsional dan tugas institusional: Pelaksanaan tugas fungsional adalah pengembangan profesional

yang ditetapkan berdasarkan penilaian angka kredit jabatan fungsional, terhadap prestasi profesional tersebut diberikan hak jabatan fungsional dan imbalan tunjangan sesuai dengan tingkat jenjang yang dicapai. Pelaksanaan tugas institusional, yaitu dalam menjalankan tugasnya terkait dan mengacu kepada mandat dan tugas pokok unit kerjanya. Dua tugas ini bersifat mengikat serta merupakan alat penilaian dalam kenaikan pangkat atau golongan PNS. Khusus untuk Badan Litbang Pertanian penilaian tugas pokok dan fungsi tersebut selain dapat menunjukkan kinerja SDM, juga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan usulan kenaikan pangkat, pelatihan jangka pendek dan jangka panjang, penghargaan PNS dan lain -lain (Badan Litbang Pertanian 2003a). Tabel 6 menyajikan kriteria pen ilaian pelaksanaan tugas pokok peneliti dan bobot penilaian berdasarkan jenjang jabatan.

Tabel 6. Kriteria dalam Penilaian Pelaksanaan Tugas Pokok P eneliti dan Bobot Penilaiannya Berdasarkan Jenjang J abatan

Kriteria Asisten Peneliti Ajun Peneliti Peneliti Ahli Peneliti Perencanaan penelitian XX XX XXX XXX Pelaksanaan penelitian XXX XXX XXX XX

Publikasi dan penyebarluasan hasil penelitian

XX XXX XXX XX

Pembinaan penelitian - - XX XXX

Perumusan arah kebijaksanaan ilmu pengetahuan dan teknologi

- - XX XXX

Pemupukan perkembangan kehidupan ilmiah pada taraf nasional dan internasional

- - X XXX

Keterangan : - jumlah tanda (X) menunjukkan bobot Sumber : LIPI 1983

Peran peneliti dari jenjang jabatan asisten sampai dengan ahli peneliti dalam kegiatan publikasi dan penyebarluasan hasil penelitian (komunikasi hasil penelitian pertanian) adalah: peran dalam penyusunan karya ilmiah primer maupun sekunder dengan bimbingan atau pengawasan hingga dipublikasikan; meliputi pula anggota tim dalam kegiatan promosi, ekspose, penyusunan karya ilmiah populer dalam bentuk ”leaflet”, panduan teknis inovasi teknologi, buku- buku ilmiah. Kegiatan publikasi termasuk penerbitan naskah hasil penelitian pada jurnal penelitian, baik nasional maupun internasional. Sedangkan kegiatan diseminasi hasil penelitian termasuk penyebarluasan ilmu pengetahuan dan

inovasi teknologi melalui media elektronik, media cetak, dan media siaran, situs, atau forum.

Untuk dapat diangkat dalam jabatan peneliti, seorang PNS harus memenuhi angka kredit yang ditentukan dan mempunyai tugas pokok melakukan penelitian dan pengembangan dan bekerja pada satuan organisasi penelitian dan pengembangan. Jumlah angka kredit tersebut harus terdiri dari (LIPI 1983): a. Sekurang-kurangnya 70 persen berasal dari unsur utama, yaitu pendidikan,

karya tulis ilmiah, dan atau pemacuan teknologi.

b. Sebanyak-banyaknya 30 persen berasal dari unsur penunjang, yaitu pemasyarakatan ilmu dan teknologi, keikutsertaan dalam kegiatan ilmiah, pembinaan kader ilmiah, dan atau penghargaan ilmiah.

c. Angka kredit dari unsur kriteria karya tulis ilmiah yang diterbitkan sekurang - kurangnya harus sama dengan jumlah angka kredit dari unsur kriteria karya tulis ilmiah yang belum dan atau tidak diterbitkan.

d. Untuk dapat diangkat sebagai ahli peneliti seorang PNS wajib memiliki angka kredit dari unsur kriteria karya tulis ilmiah hasil penelitian yang diterbitkan dan atau disajikan dalam pertemuan ilmiah dan atau dalam pemacuan teknologi sekurang-kurangnya sebesar 30 persen.

e. Apabila suatu karya tulis ilmiah atau pemacuan teknologi atau pemasyarakatan ilmu dan teknologi atau keikutsertaan dalam kegiatan ilmiah ditulis lebih dari dari seorang, maka pembagian angka kreditnya ditetapkan 60 persen bagi penulis utama dan 40 persen bagi semua penulis pembantu.

f. Apabila kriteria yang dipergunakan dalam penilaian berubah maka yang diperhitungkan hanya selisih angka kreditnya.

g. Angka kredit dari unsur kriteria pendidikan bergelar hanya diperhitungkan satu kali dan yang dinilai adalah pendidikan tertinggi.

Tabel 7. Penilaian Berdasarkan Angka Kredit Bagi Karya Tulis Ilmiah

Sub Unsur Butir Angka

Kredit Makalah berupa hasil penelitian terdiri atas 30.000 kata

atau lebih dalam bentuk buku atau majalah ilmiah

50

Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah dengan gagasan orisinil terdiri atas 30.000 kata dan atau lebih dalam bentuk buku atau majalah ilmiah.

35

Makalah berupa hasil penelitian kurang dari 30.000 kata dan minimal 1000 kata yang merupakan bagian dari suatu buku, risalah, atau majalah ilmiah.

25

Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah dengan gagasan orisinil kurang dari 30.000 kata dan minimal 1000 kata yang merupakan bagian dari suatu buku, risalah atau majalah ilmiah.

15

Makalah atau komunikasi pendek hasil penelitian dan majalah ilmiah.

10 Karya tulis ilmiah yang

diterbitkan

Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah ringkas dalam majalah ilmiah.

5

Makalah berupa hasil penelitian sendiri 15 Prasarana yang diajukan

dalam pertemuan ilmiah unit atau organisasi penelitian yang belum diterbitkan.

Makalah berupa tinjauan, gagasan, atau ulasan ilmiah. 10

Yang dipatenkan 30

Yang bersifat rahasia 10

Karya tulis ilmiah yang tidak diterbitkan

Laporan teknis intern 5

Sumber: LIPI 1999

Apabila PNS memperoleh pendidikan yang lebih tinggi setelah ia diangkat dalam jabatan peneliti, maka yang diperhitungkan hanyalah selisih angka kredit antara pendidikan yang diperoleh sebelumnya den gan pendidikan yang lebih tinggi itu. Berdasarkan penilaian tersebut, maka produktivitas peneliti dalam menghasilkan karya tulis sangat mempengaruhi perolehan angka kredit yang harus dipenuhi untuk kenaikan pangkat atau jabatan peneliti (bobot 70 persen).

Unsur kegiatan yang dinilai dalam pemberian angka kredit perekayasaan terdiri dari: unsur utama dan unsur penunjang. Unsur utama terdiri dari: (a) pendidikan, (b) kegiatan rancang bangun atau perekayasaan, dan (c)

pengembangan profesi. Unsur penunjang adalah kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas Perekayasa.

Penilai angka kredit perekayasa yang melaksanakan tugas, ditetapkan sebagai berikut: (a) bagi perekayasa yang melaksanakan tugas di atas jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 80 persen dari angka kredit tiap butir kegiatan, (b) bagi perekayasa yang melaksanakan tugas di bawah jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditet apkan sama dengan kredit dari tiap butir kegiatan (Men PAN 2003).

Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh tiap PNS untuk dapat diangkat dalam jabatan atau pangkat perekayasa, adalah dengan ketentuan: (a) sekurang-kurangnya 80 persen angka kredit berasal dari unsur utama, dan (b) sebanyak -banyaknya 20 persen angka kredit berasal dari unsur penunjang. Perekayasa yang memiliki angka kredit yang melebihi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan atau pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut diperhitungkan untuk kenaikan jabatan atau pangkat berikutnya.