• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberadaan Jaringan internet dengan dukungan CD-ROM mampu menjawab kebutuhan informasi teknologi. Kemajuan penelitian masih tergantung pada aksesabilitas terhadap sumber informasi. PUSTAKA telah meluncurkan situs yang berisi informasi di bidang perpustakaan dan hasil penelitian pertanian yang dapat diakses secara on-line 24 jam setiap hari.

Intensitas mengakses internet dalam seminggu

Tabel 27 menunjukkan bahwa akses internet dari 66 orang responden (73,3%) termasuk dalam kategori rendah. Hanya 11 orang (12,2%) yang memiliki frekuensi mengakses internet yang tinggi. Hal ini dikarenakan akses internet dari hampir semua kantor pertanian masih berlangganan dengan menggunakan sistem dial up connection dan belum leased line, karena dana terbatas. Karena itu pula, akses internet sehari dibatasi hanya 4 jam, yaitu dari jam 10.00 -12.00 dan jam 13.00-15.00, sehingga pemakaiannya harus berg antian. Bahkan ada instansi yang menetapkan penggunaan internet hanya sekitar 2 jam per hari. Dengan peraturan yang seperti ini maka peneliti-perekayasa yang jumlahnya banyak sulit untuk dapat memanfaatkan internet dengan baik.

Tabel 2 7. Sebaran Intensitas Akses Internet Peneliti-P erekayasa dalam S eminggu

Kategori Interval skor (jam/minggu)

Jumlah Persentase (%) Rata-rata skor (jam/minggu)

Rendah 1,0-2,3 66 73,3

Sedang 2,4-3,7 13 14,4

Tinggi 3,8-5,0 11 12,2

2,1

Frekuensi dan intensitas menggunakan fasilitas internet

Tabel 28 menunjukkan bahwa frekuensi penggunaan fasilitas browsing, mesin pencari (search engine), dan email dalam seminggu termasuk dalam kategori sedang, dengan intensitas penggunaan yang rendah. Sebenarnya responden menyadari bahwa fasilitas tersebut membantu dalam pencarian informasi dan komunikasi melalui internet. Namun, selama ini mereka hanya

membuka situs -situs yang biasa digunakan oleh kebanyakan orang di Instansinya, terutama yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Merek a jarang sekali atau bahkan tidak pernah mencari situs lain yang mungkin memuat lebih banyak informasi yang berkaitan dengan kegiatan penelitiannya, hal ini berhubungan dengan waktu yang diberikan oleh kantor dalam mengakses internet sebentar dan penggunaan yang harus antri sehingga mereka harus pandai memanfaatkan waktu yang terbatas tersebut untuk langsung membuka situs yang biasa dibuka dan biasanya memuat informasi yang berkaitan dengan kegiatan penelitiannya.

Tabel 28. Frekuensi dan Intensitas Peneliti-Perekayasa dalam Menggunakan Fasilitas

Internet dalam Seminggu

Frekuensi (dalam seminggu) Intensitas

(jam/setiap kali penggunaan dalam seminggu)

Fasilitas Internet

Interval skor Rata-rata skor Interval skor Rata-rata skor

Browsing R (1,0-2,3) R (1,0-2,3) 1,5 S (2,4-3,7) 2,6 S (2,4-3,7) T (3,8-5,0) T (3,8-5,0) Search Engine R (1,0-2,3) R (1,0-2,3) 1,5 S (2,4-3,7) 2,5 S (2,4-3,7) T (3,8-5,0) T (3,8-5,0) Email R (1,0-2,3) R (1,0-2,3) 1,6 S (2,4-3,7) 3,3 S (2,4-3,7) T (3,8-5,0) T (3,8-5,0) Newsgroups R (1,0-2,3) 1,9 R (1,0-2,3) 1,3 S (2,4-3,7) S (2,4-3,7) T (3,8-5,0) T (3,8-5,0) e-consultatif R (1,0-2,3) 1,3 R (1,0-2,3) 1,0 S (2,4-3,7) S (2,4-3,7) T (3,8-5,0) T (3,8-5,0) Library online R (1,0-2,3) 1,8 R (1,0-2,3) 1,2 S (2,4-3,7) S (2,4-3,7) T (3,8-5,0) T (3,8-5,0) Situs Deptan R (1,0-1,7) R (1,0-1,3) 1,0 S (1,8-2,3) 1,8 S (1,4-1,7) T (2,4-3,0) T (1,8-2,0) Situs Litbang R (1,0-1,7) R (1,0-1,7) 1,1 S (1,8-2,3) 1,8 S (1,8-2,3) T (2,4-3,0) T (2,4-3,0) Situs PUSTAKA R (1,0-2,0) 1,6 R (1,0-1,3) 1,0 S (2,1-3,0) S (1,4-1,7) T (3,1-4,0) T (1,8-2,0) L.i. PUSTAKA R (1,0-2,0) 1,5 R (1,0-1,3) 1,0 S (2,1-3,0) S (1,4-1,7) T (3,1-4,0) T (1,8-2,0)

Tabel 28 memperlihatkan bahwa penggunaan situs Deptan dan Badan Litbang Pertanian termasuk dalam kategori sedang dengan intensitas penggunaan yang rendah pada tiap kali penggunaan. Beberapa responden menyatakan bahwa tampilan muka situs-situs terseb ut kurang menarik perhatian dan kurang interaktif serta tidak menawarkan fasilitas account email perseorangan bagi peneliti- perekayasa sehingga mereka kurang tertarik untuk membukanya.

Penggunaan fasilitas newsgroup, e-consultatif, library on-line tergolong padakategori rendah, karena banyak responden yang belum mengetahui kegunaan fasilitas tersebut. Begitu pula dengan situs serta layanan informasi PUSTAKA, dilihat dari Tabel 28, penggunaannya juga termasuk dalam kategori rendah. Walaupun pelaporan hasil penelitian pertanian lingkup Badan Litbang Pertanian merupakan tugas dari PUSTAKA, yang dituangkan di Jurnal-jurnal penelitian yang diterbitkan, tetapi informasi dan sosialisasi yang kurang maka banyak peneliti-perekayasa tidak mengetahuinya. Akibatnya banyak peneliti-perekayasa yang belum menggunakan fasilitas tersebut secara baik.

Kepemilikan email

Email merupakan fasilitas internet yang paling sering digunakan. Email membantu berkomunikasi dengan cepat, mudah dan murah. Tujuh puluh delapan responden (86,7%) memiliki alamat email sendiri. Hal ini dapat dijelaskan, ketika seseorang belajar mengenai internet biasanya ia akan belajar membuat account email sendiri. Alasan lain adalah karena responden lebih banyak menggunakan sarana internet untuk kepentingan komunikasi. Artinya fasilitas internet utama yang digunakan peneliti dalam menunjang kegiatan penelitiannya adalah fasilitas email.

Dua belas responden (13,3%) menyatakan tidak memiliki email sendiri. Alasan yang dikemukakan adalah karena instansi tempat mereka bekerja sudah memiliki alamat email dan mereka diperbolehkan menggunakan email tersebut. Jika mendapat kiriman email maka petugas atau operator komputer akan menyampaikan pesan tersebut kepada yang bersangkutan. Namun ada pula yang menjawab karena mereka tidak tahu bagaimana cara membuat atau mengoperasikannya.

Berdasarkan Tabel 29, dapat dilihat bahwa sebanyak 85 responden (94,4%) memiliki intensitas membuka email dalam sehari yang termasuk dalam kategori rendah. Responden menyatakan bahwa mereka tidak membuka email berulang kali, biasanya hanya satu kali sehari, kecuali ada kepentingan lain yang mendesak. Apalagi waktu untuk meng akses ke internet dibatasi, sehingga tidak bisa setiap saat membuka email. Namun demikian, terdapat 5 responden (3,2%) yang memiliki intensitas membuka email dalam sehari yang tergolong tinggi. Hal ini dikarenakan akses mereka ke internet di kantor bebas, mereka juga tidak keberatan untuk mengakses email di luar tempat kerjanya. Bias anya mereka ini mempunyai kerjasama dengan peneliti di instansi lain, di luar kota dan bahkan di luar negeri. Bagi mereka, komunikasi melalui email sangat penting karena selain murah, informasi juga bisa cepat, sehingga keputusan yang diambil dapat dikirim dan ditindaklanjuti dengan cepat.

Tabel 29. Sebaran Frekuensi Peneliti-Perekayasa Menurut Intensitas Penggunaan Email

dalam Sehari (Berapa Kali Buka)

Kategori Interval skor Jumlah Persentase (%) Rata-rata skor

Rendah 1,0 -2,0 85 94,4

Sedang 2,1 -3,0 0 0,0

Tinggi 3,1 -4,0 5 5,6

1,4

Pemanfaatan CD-ROM PUSTAKA

Ditunjang kemajuan teknologi informasi, saat ini PUSTAKA telah mengembangkan koleksinya yang tidak hanya terbatas pada koleksi tercetak seperti buku dan majalah tetapi juga dalam bentuk mikrofis, disket, CD-ROM, pangkalan data elektronik, dan situs. Layanan tersebut diharapkan dapat mempermudah pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkan.

Frekuensi dan intensitas menggunakan CD-ROM PUSTAKA

PUSTAKA dan fungsinya sebagai Penyebar Teknologi Pertanian sebenarnya selalu berusaha menginformasikan koleksi yang dimilikinya dengan mengirimkan CD atau disket yang berisi abstrak hasil penelitian terbaru. Pada awalnya CD atau disket yang dikirim oleh PUSTAKA di alamatkan ke seluruh

Kelti-Kelsa di mana para peneliti-perekayasa bernaung, dengan harapan dapat sampai ke peneliti-perekayasa. Namun pada kenyataannya CD atau disket tersebut tidak pernah sampai karena disimpan oleh ketua Kelti-Kelsa yang bersangkutan. Kemudian PUSTAKA menyerahkan CD atau disket dengan di alamatkan kepada perpustakaan di seluruh instansi lingkup Badan Litbang Pertanian tempat peneliti- perekayasa bernaung. CD atau disket tersebut tidak mungkin dibagikan satu-satu ke peneliti-perekayasa, karena akan terlalu mahal biayanya. Ketika menyerahkan CD atau disket, selalu di sertai pemberitahuan atau pengarahan cara menyebarkan kepada para peneliti-perekayasa yang ada di instansi yang bersangkutan (kadang - kadang pustakawan di PUSTAKA mendapat tugas mengantarkan CD atau disket tersebut langsung ke perpustakaan yang dituju).

Saat ini selain tetap menyebarkannya melalui perpustakaan-perpustakaan, PUSTAKA secara aktif menyebarkan informasi tersebut melalui email ke masing - masing instansi bahkan jika peneliti-perekayasa tersebut memiliki alamat email, informasi tersebut langsung dikirimkan ke alamat email yang bersangkutan dengan sudah di pilih berdasarkan bidang penelitian. Tetapi cara tersebut ternyata juga kurang efektif, karena banyak email yang kembali karena alamat email yang dituju sudah tidak aktif atau kadaluarsa. Walaupun demikian PUSTAKA tetap secara aktif menyebarkan informasi mengenai koleksi-koleksi yang dimiliki ke peneliti-perekayasa yang tersebar di seluruh Indonesia baik melalui perpustakaan di instansi masing-masing dengan harapan dapat sampai dan dapat dimanfaatkan oleh peneliti-perekayasa terutama bagi peneliti-perekayasa yang tidak memiliki account email di internet, atau langsung kepada peneliti-perekayasa yang bersangkutan melalui email yang dimiliki.

Frekuensi penggunaan CD-ROM PUSTAKA oleh responden tergolong pada kategori rendah, yaitu sebanyak 86 orang atau 95,6 persen dan rata-rata skor 1,5 (interval skor rendah: 1,0-2,0; sedang: 2,1-3,0; tinggi: 3,1-4,0). Intensitas penggunaan CD-ROM PUSTAKA juga tergolong pada kategori rendah, yaitu sebanyak 87 responden atau 96,7 persen dan rata-rata skor 1,0 (interval skor rendah: 1,0-1,3; sedang: 1,4-1,7; tinggi: 1,8-2,0). Responden menyatakan bahwa layanan informasi PUSTAKA tergolong mahal, karena jurnal secara fulltext tidak dapat diakses secara gratis. Untuk informasi rinci dibutuhkan biaya yang tidak

sedikit. Setelah mendapatkan informasi yang diinginkan, mereka harus mengeluarkan biaya cetak yang lumayan besar apabila informasi yang diperoleh juga banyak, belum lagi mereka harus meluangkan waktu khusus untuk datang ke PUSTAKA, karena koleksi CD-ROM tersebut tidak on-line pada situs PUSTAKA. Responden juga menyatakan bahwa birokrasi di PUSTAKA pun sulit dan berbelit -belit sehingga mereka merasa tidak nyaman, belum lagi antrian yang cukup panjang pada jam-jam sibuk, sehingga mereka lebih memilih mencari informasi ditempat lain.

Frekuensi penggunaan koleksi CD-ROM PUSTAKA berdasarkan jenisnya

Berdasarkan Tabel 30, penggunaan untuk masing -masing koleksi CD-ROM PUSTAKA termasuk kategori rendah. Hal ini terjadi karena kurangnya sosialisasi PUSTAKA terhadap koleksi yang mereka miliki. Bahkan, peneliti-perekayasa lingkup Badan Litbang Pertanian sendiri belum mengetahui macam koleksi dan informasi yang ada di PUSTAKA. Ada beberapa responden yang menyatakan cukup sering menggunakan layanan email PUSTAKA namun tidak tahu nama koleksi yang digunakan untuk mencari informasi tertentu karena petugas PUSTAKAlah yang kemudian membantu mencarikan koleksi CD yang berisi Informasi yang diinginkan berdasarkan kata kunci yang diberikan.

Tabel 30. Sebaran Frekuensi Peneliti-Perekayasa dalam Menggunakan Koleksi CD-ROM PUSTAKA Berdasarkan Jenisnya

Macam layanan informasi PUSTAKA Kategori Interval Skor Jumlah Persentase (%) Rata-rata Skor Rendah 1,0-1,7 69 76,7 Sedang 1,8-2,3 18 20,0 1,3 AGRIS Tinggi 2,4-3,0 3 3,3 Rendah 1,0-2,3 81 90,0 Sedang 2,4-3,7 8 8,9 1,5 CAB Abstract, Tinggi 3,8-5,0 1 1,1 Rendah 1,0-1,7 73 81,1 Sedang 1,8-2,3 11 12,2 1,3 AGRICOLA Tinggi 2,4-3,0 6 6,7 Rendah 1,0-1,7 80 88,9 Sedang 1,8-2,3 8 8,9 1,1

TROPAG and RURAL,

Tinggi 2,4-3,0 2 2,2 Rendah 1,0-2,0 80 88,9 Sedang 2,1-3,0 0 0,0 1,5 Statistic Indonesia (BPS) Tinggi 3,1-4,0 10 11,1 Rendah 1,0-1,7 83 92,2 Sedang 1,8-2,3 5 5,6 1,1

TEEAL (The Essential Electronic Agricultural Library)

Tinggi 2,4-3,0 2 2,2

Rendah 1,0-1,7 83 92,2

Sedang 1,8-2,3 6 6,7 1,1

Journal of Biological Chemistry

Tinggi 2,4-3,0 1 1,1

Rendah 1,0-1,7 83 92,2

Sedang 1,8-2,3 6 6,7 1,1

Crop Protection Compendium

Tinggi 2,4-3,0 1 1,1

Rendah 1,0-2,3 87 96,7

Sedang 2,4-3,7 1 1,1 1,1

Lainnya

Tinggi 3,8-5,0 2 2,2

Kinerja Peneliti dan Perekayasa

Kinerja (produktivitas peneliti dan perekayasa) yang di amati dalam penelitian ini, adalah: jumlah karya tulis yang telah di publikasikan, jumlah seminar yang pernah diikuti dan jumlah penelitian yang dilakukan selama dua tahun terakhir.

Jumlah penelitian yang dilakukan periode tahun 2003 dan 2004

Tabel 31 menunjukkan bahwa jumlah penelitian yang dilakukan oleh sebanyak 74 orang (82,2%) responden selama dua tahun terakhir termasuk dalam kategori rendah, dan hanya dua orang (2,2%) yang tergolong tinggi. Beberapa responden menyatakan bahwa hal tersebut terjadi karena pembagian kesempatan untuk melakukan kegiatan penelitian tidak merata. Terkadang peneliti-perekayasa junior justru mempunyai kegiatan yang lebih banyak dari peneliti-perekayasa senior sehingga tulisan yang mereka buat juga lebih banyak. Hal ini disebabkan kualitas proposal yang diajukan oleh peneliti-perekayasa junior lebih bermutu karena mereka lebih sering menggunakan internet dalam mencari bahan-bahan atau informasi terkini mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan penelitian yang akan atau mau dilakukan. Keterbatasan dana penelitian juga menjadi sebab rendahnya jumlah penelitian yang dapat dilakukan oleh peneliti dan perekayasa. Dengan keterbatasan dana ini, seleksi dalam menjaring usulan penelitian menjadi semakin ketat dan juga menyebabkan diterapkannya skala prioritas, sesuai dengan kebutuhan dan urgensi penelitian pada saat ini.

Tabel 3 1. Sebaran Peneliti-P erekayasa Berdasarkan Jumlah Penelitian yang D ilakukan

Kategori Interval skor Jumlah Persentase (%) Rata-rata skor

Rendah 1,0 -2,0 74 82,2

Sedang 2,1 -3,0 14 15,6

Tinggi 3,1 -4,0 2 2,2

2,0

Kualitas hubungan dan komunikasi antarpeneliti-perekayasa junior juga lebih baik dibanding yang senior. Beberapa responden mengatakan bahwa terkadang peneliti-perekayasa senior lebih bersifat individual, sehingga sulit berbagi dengan peneliti-perekayasa lainnya.

Jumlah seminar pernah yang diikuti periode tahun 2003 dan 2004

Sebanyak 46 orang responden (51,1%) tergolong dalam kategori tinggi untuk kegiatan mengikuti seminar atau pertemuan ilmiah, dan 31 orang (34,4%) tergolong rendah (lihat Tabel 32). Beberapa responden menyatakan bahwa berbeda dengan Diklat, seminar merupakan jenis pertemuan ilmiah yang paling sering diadakan. Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengikuti seminarpun tidak terlalu mahal, sehingga seminar termasuk salahsatu program pengembangan tenaga pen eliti-perekayasa yang paling sering diikuti.

Tabel 32. Sebaran Peneliti-Perekayasa Berdasarkan Jumlah Seminar yang Pernah Diikuti

Kategori Interval Skor Jumlah Persentase (%) Rata-rata Skor

Rendah 1,0 -2,3 31 34,4

Sedang 2,4 -3,7 13 14,4

Tinggi 3,8 -5,0 46 51,1

3,4

Jumlah karya tulis yang telah di Publikasikan periode tahun 2003 dan 2004

Publikasi yang dihasilkan dalam dua tahun terakhir, baik untuk jurnal, monograf, prosiding maupun dalam media lain termasuk dalam kategori rendah. Dari Tabel 33 dapat dilihat bahwa masing-masing hanya satu orang responden (1,1%) yang dikategorikan tinggi dalam menulis karya tulis ilmiah dalam bentuk jurnal dan monograf. Sedangkan untuk tulisan dalam bentuk prosiding maupun melalui media lain, masing -masing hanya ada dua orang res ponden (2,2%) yang dikategorikan tinggi. Hal ini dapat dijelaskan karena jumlah kegiatan penelitian yang menurun dikarenakan pendanaan yang juga menurun terutama setelah krisis moneter tahun 1997 lalu, sehingga proposal penelitian diseleksi secara ketat.

Tabel 33. Sebaran Peneliti-Perekayasa Berdasarkan Macam P ublikasi

Jenis media Kategori Interval s kor Jumlah Persentase (%) Rata-rata s kor

Rendah 1,0-2,0 84 93,3 Sedang 2,1-3,0 5 5,6 1,5 Jurnal Tinggi 3,1-4,0 1 1,1 Rendah 1,0-3,0 88 97,8 Sedang 3,1-5,0 1 1,1 1,2 Monograf Tinggi 5,1-7,0 1 1,1 Rendah 1,0-2,3 82 91,1 Sedang 2,4-3,7 6 6,7 1,5 Prosiding Tinggi 3,8-5,0 2 2,2 Rendah 1,0-2,3 87 96,7 Sedang 2,4-3,7 1 1,1 1,1 Media Lain Tinggi 3,8-5,0 2 2,2