• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP VIRUS DAN MISKONSEPSI YANG TERJADI PADA SISWA Muhamad Ramdan Gumilar1)

KELAS X MIA MAN YOGYAKARTA III Sri Lestari1), Dias Idha Pramesti1)

KONSEP VIRUS DAN MISKONSEPSI YANG TERJADI PADA SISWA Muhamad Ramdan Gumilar1)

1)Universitas Pendidikan Indonesia Email koresponden: ramdan.arteta@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa yang terjadi pada konsep virus di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Majalengka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan mengambil sampel satu kelas dari tujuh kelas menggunakan purposive sampling yaitu kelas X-3 sebagai kelas penelitian yang di ambil di SMA Negeri 1 Kasokandel. Data dari penelitian diperoleh dengan menggunakan instrumen berbentuk tes diagnostik three tier test sebanyak 13 soal, soal diberikan setelah proses pembelajaran konsep virus disekolah tersebut telah diberikan kepada siswa. Siswa mengalami miskonsepsi pada subkonsep pengertian virus, struktur tubuh virus, cara hidup virus, klaifikasi virus, reproduksi virus serta peranan virus bagi kehidupan.

Kata kunci: Identifikasi Miskonsepsi, Miskonsepsi, Konsep Virus

Abstract

This study is aimed to identify the misconception of students that occurs in one of the school of Majalengka. The method used in this study are descriptive quantitative, where in which I take a sample from one of the seven classes using purposive sampling, whereas grade X-3 was the choosen class to start the study in kasokandel high school. The result obtained by a diagnostical three tiered test, in which it contains 13 question. These test are handed out after they were explained the basic of the virus, the student experience a misconception on the subconcept of the virus, it’s structure, how a virus lives, clasifications, reproduction, and how a virus is essential in the other organisms lives.

Keywords: Identification of Misconception, Misconception, Concept of the Virus

PENDAHULUAN

Penguasaan konsep merupakan kemampuan untuk menangkap dan menguasai lebih dalam lagi sejumlah fakta yang mempunyai keterkaitan dengan makna tertentu. Penguasaan konsep penting bagi siswa karena dengan menguasai konsep yang benar maka siswa dapat menyerap, memahami, dan menyimpan materi yang dipelajarinya dalam jangka waktu yang lama, dari penguasaan konsep tersebut diharapkan siswa mampu mendeskripsikan dan menghubungkan antar konsep yang satu dengan konsep lainnya untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Ketika penguasaan konsep yang diterima oleh seseorang berbeda dengan fakta yang ditemukan secara ilmiah oleh para ilmuwan maka hal tersebut dikenal dengan istilah miskonsepsi (Urey and Calik, 2008; Fadillah, 2014).

Miskonsepsi dapat terjadi dikalangan siswa di sekolah yang berlainan, dengan penyebab yang berbeda-beda. Menurut filsafat konstruktivisme,

pengetahuan siswa dikonstruksi atau dibangun oleh siswa sendiri. Proses konstruksi tersebut diperoleh melalui interaksi dengan benda, kejadian, dan lingkungan. Pada saat siswa berinteraksi dengan lingkungan belajarnya, siswa mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalamannya. Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya kesalahan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan bisa terjadi karena secara alami siswa belum terbiasa mengkonstruksi pengetahuan sendiri secara tepat. Apalagi jika tidak didampingi oleh sumber informasi yang jelas dan akurat (Kalas, et al., 2013; Fadillah,

2014).

Banyak konsep dalam biologi yang dianggap sulit oleh siswa, karena konsep dalam biologi tidak terlepas dari peristiwa-peristiwa biologis yang tidak dapat dilihat secara kasat mata, beberapa konsep terlalu abstrak dan banyak terdapat kata-kata asing/ Latin. Kesulitan dalam berbagai konsep biologi akan berdampak negatif bagi pemahaman konsep siswa. Terdapat banyak alasan mengapa siswa mengalami miskonsepsi dalam konsep biologi berdasarkan

M. Ramdan G.

| Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 89-91 Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1

penelitian yang dilakukan Thompson (2006) yaitu hakikat ilmu itu sendiri dan metode pengajarannya, tingkat organisasi dan tingkat keabstrakan konsep yang membuat belajar biologi itu sulit. Kelebihan beban kurikulum biologi, konsep biologi yang bersifat abstrak dan interdisipliner serta kesulitan dengan buku teks biologi adalah faktor lain yang membuat belajar siswa tidak efektif (Tekkaya, Ozkan dan Sungur, 2002).

Dalam suatu pembelajaran biologi memahami konsep mikrobiologi merupakan hal yang sulit dilakukan oleh siswa karena siswa jarang melihatnya dalam kehidupan sehari-hari secara nyata dengan mata telanjang. Virus merupakan salah satu makhluk hidup yang dipelajari dalam Mikrobiologi. Ukuran virus yang sangat kecil, membuat virus juga jarang terlihat dalam kehidupan sehari-hari hal ini menyebabkan konsep virus sulit dipahami oleh siswa. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari virus sering diidentikan dengan penyakit sehingga hal tersebut menjadikan salah satu penyebab terjadinya miskonsepsi pada konsep virus (Dumais dan Hasni,

2009).

Dalam penelitian yang dilakukan di kanada ditemukan miskonsepsi pada pemahaman siswa SMA mengenai konsep virus, siswa masih banyak yang mengatakan bahwa virus adalah sel, virus adalah penyakit dan virus adalah bakteri. Hal tersebut diperlihatkan oleh identifikasi pengetahuan awal yang diungkapkan (Dumais dan Hasni, 2009) di dalam

penelitiannya. Miskonsepsi pada konsep virus ditemukan juga dalam struktur virus mengenai ukuran virus, masih banyak mahasiswa yang bingung mengenai ukuran virus (Kurt and Ekici, 2013; Jones,

et al., 2003). Selain itu, banyak siswa tahu sedikit tentang virus. Mereka merasa sulit untuk memahami bagaimana virus hidup. Kemudian Siswa mungkin merasa sulit untuk memahami bagaimana viroid dan prion dapat bertindak sebagai agen infeksi untuk menyebarkan penyakit (Campbell dan Reece, 2009).

Pendeteksian gejala miskonsepsi pada siswa dapat dilakukan melalui berbagai macam cara. Beberapa cara yang digunakan untuk identifikasi miskonsepsi yaitu: wawancara, peta konsep, tes esai, tes pilihan ganda dengan alasan dan tingkat keyakinan (three tier test), diskusi dalam kelas, serta praktikum dengan disertai tanya jawab (Kaltakci, 2007; Suparno, 2013).

Haki Pesman dan Ali Eryilmaz (2010) melaporkan hasil penelitiannya dalam mengukur pemahaman konsep siswa dengan menggunakan tes diagnostik Three Tier Test, hasil penelitian tersebut

mengungkapkan bahwa materi yang digunakan dalam bentuk three tier test sangat mudah digunakan oleh

guru SMA sangat akurat dalam mengukur pemahaman konsep siswa, dapat memantau kemajuan atau efektifitas pembelajaran karena nilai yang dihasilkan valid dan reliabel, sehingga dapat mengukur pemahaman kualitatif siswa, dapat memperkirakan presentase siswa yang paham konsep, presentase siswa yang tidak paham konsep dan presentase siswa yang miskonsepsi.

METODE

Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan analisis deskriptif kuantitatif kegiatan pembelajaran biologi mengenai materi virus. Menurut (Fraenkel dan Wallen, 2012) bahwa penelitian deskriptif kuantitatif usaha untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan menginterpretasikan kondisi saat penelitian untuk menentukan fenomena yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu yang diperoleh dari interpretasi hasil penelitian berupa angka-angka yang mempunyai makna. Data yang diperoleh berupa data empiris mengenai miskonsepsi siswa pada materi virus. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes diagnostik berupa Three Tier Test.

Three tier test digunakan untuk mengukur

pemahaman konsep siswa pada konsep virus dan mengetahui miskonsepsi yang terjadi.

Tabel 1: Identifikasi Paham Konsep, Tidak Paham Konsep dan Miskonsepsi dengan Three Tier Test

No Tier 1 Tier 2 Tier 3 Kategori

1 Benar Benar Yakin Paham (mengerti konsep)

2 Benar Benar Tidak Yakin Tidak paham konsep

3 Benar Salah Yakin Miskonsepsi

4 Benar Salah Tidak Yakin Tidak paham konsep

5 Salah Benar Yakin Miskonsepsi

6 Salah Benar Tidak Yakin Tidak paham konsep

7 Salah Salah Yakin Miskonsepsi

8 Salah Salah Tidak Yakin Tidak paham konsep

Konsep Virus dan Miskonsepsi yang Terjadi pada Siswa

| Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 90-91 Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1

Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X di salah satu SMA di kabupaten majalengka sebanyak 29 orang. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling

Three tier test

Tes untuk menentukan pemahaman konsep dan identifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa yang digunakan adalah Three tier test. Tes dalam bentuk

three tier test ini dapat membedakan presentase siswa yang paham konsep, tidak paham konsep dan miskonsepsi. Tes ini terdiri dari tiga belas soal yang telah divalidasi, masing-masing soal terdiri dari soal, pilihan jawaban dan tingkat keyakinan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada materi virus. Materi ini dipilih karena materi virus bersifat abstrak dan kompleks. Dalam suatu pembelajaran biologi memahami konsep mikrobiologi merupakan hal yang sulit dilakukan oleh siswa karena siswa jarang melihatnya dalam kehidupan sehari-hari secara nyata

dengan mata telanjang. Virus merupakan salah satu makhluk hidup yang dipelajari dalam Mikrobiologi. Ukuran virus yang sangat kecil, membuat virus juga jarang terlihat dalam kehidupan sehari-hari hal ini menyebabkan konsep virus sulit dipahami oleh siswa. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari virus sering diidentikan dengan penyakit sehingga hal tersebut menjadikan salah satu penyebab terjadinya miskonsepsi pada konsep virus (Dumais dan Hasni,

2009).

Berdasarkan tes diagnostik dengan menggunakan three tier test menunjukkan bahwa

presentase siswa yang memiliki tingkat kepahaman tertinggi yaitu pada subkonsep klasifikasi virus yaitu 36% sedangkan presentase siswa yang memiliki tingkat kepahaman rendah yaitu pada subkonsep pengertian virus dan cara hidup virus yaitu sebesar 7%. Presentasi siswa yang memiliki tingkat ketidak pahaman tertinggi yaitu pada subkonsep cara hidup virus yaitu sebesar 28%, dan presentasi siswa yang memiliki tingkat miskonsepsi tertinggi yaitu pada subkonsep pengertian virus sebesar 83%.

Tabel 2: Kategori Jawaban Siswa per Subkonsep

No Subkonsep No. Soal KATEGORI JAWABAN SISWA (%) Paham Tidak

Paham

Miskonsepsi

1 Pengertian Virus 1 7 10 83

rata-rata 7 10 83

2 Struktur Tubuh Virus 6 52 17 31

7 41 7 52

9 7 24 69

13 10 21 69

rata-rata 27,5 17,3 55,3

3 Cara Hidup Virus 10 7 28 66

rata-rata 7 28 66

4 Klasifikasi Virus 4 38 14 48

5 34 21 45

rata-rata 36 17,5 46,5

5 Reproduksi atau Replikasi Virus

2 14 31 55

3 48 14 38

rata-rata 31 22,5 46,5

6 Peranan Virus dalam

Kehidupan Manusia

8 31 17 52

11 24 10 66

12 10 21 65

M. Ramdan G.

| Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 91-91 Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1

Hasil tes dengan menggunakan three tier test

menunjukkan bahwa siswa memahami konsep tertinggi pada subkonsep klasifikasi virus, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah mengetahui dengan pasti pengelompokan dari virus. siswa yang tidak memahami konsep tertinggi yaitu pada subkonsep cara hidup virus, hal ini terjadi karena siswa tidak pernah melihat dengan mata biasa bagaimana virus hidup. siswa yang miskonsepsi tertinggi yaitu pada pengertian virus. Hal konsep yang dimiliki oleh siswa tidak sesuai dengan teori yang dimiliki oleh para ilmuwan. Siswa yang mengalami miskonsepsi akan terus menanamkan konsep yang salah mengenai suatu pengetahuan dalam pengetahuan kognitifnya sehingga diperlukan lebih jauh dicari lagi mengenai sumber dan penyebab miskonsepsi.

PENUTUP Simpulan

Siswa belum menguasai konsep virus dengan baik, karena masih terdapat konsep yang tidak dipahami bahkan miskonsepsi sehingga perlu digali lebih dalam mengenai sumber dan penyebab miskonsepsi.

Saran

Penelitian ini dilakukan identifikasi miskonsepsi pada Konsep Virus. Oleh karena itu, peneliti lain disarankan melakukan upaya perbaikan pada miskonsepsi konsep virus yang terjadi pada siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A. dan Reece, J.B. 2006. Biology 8thed.

San Fransisco: Pearson Education Inc.

Dumais, N. and Hasni, A. 2009.”High School Intervention for Influenza Biology and Epidemics/Pandemics: Impact on Conceptual Understanding among Adolescent”. CBE – Life Sciences Education. 8, 62-71.

Fadillah, Nurul. 2014. identifikasi faktor penyebab miskonsepsi siswa tentang Materi Biologi di

SMA Se-Kota Langsa. Tesis.Universitas Negeri

Medan: tidak diterbitkan.

Frankel, Jack R. 1993. How To Design and Evaluate

Research in Education. San Fransisco:

Universitas San Fransisco.

Haki Pesman and Ali Eryilmaz. 2010. Development of Three tier test to Asses Misconception about

simple electric circuit.The journal of education research, p. 217.

Jones, G., Thomas Andre, Richard Superfine, and Rusell Taylor. 2003. Learning at the Nanoscale: The Impact of Students’ Use of Remote Microscopy on Concepts of Viruses, Scale, and Microscopy. Int J Sci Research. (40), 303-322.

Kalas, P. and O’Neil, A. 2013.” Development of a Meiosis Concept Inventory”. CBE – Life Sciences Education. 12, 655-644.

Kaltakci, D. and Ali Erlymaz. 2007. ”Identifying pre-service physic teachers misconception with three tier test”. Ankara Turkey. Departement of

secondary science/Math Education at Middle East Technical University.

Kurt, H. and Gulay Ekici. 2013. “What Is A Virus? Prospective Biology Teachers’ Cognitive Structure on the Concept of Virus”. International Online Journal of Science Education. (5). 736-756.

Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: PT

Grasindo.

Tekkaya, C. 2002. Misconception as Barier to Understanding Biology. Journal of Education.

23: 259-266.

Thompson, F. 2006. An Exploration of common student misconception in science.International Education Journal. 7 (4). Hal.553-559.

Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 24 Oktober 2015

Copyright © 2015, ISBN 978-602-73551-0-1

OPTIMALISASI HASIL BELAJAR SISWA SMA MELALUI MODEL

Garis besar

Dokumen terkait