• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM

Pertemuan I I Jumlah Rata-rata Kriteria Pengamatan

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM

Dwi Puji Astuti

Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; pujidwipuji23@gmail.com

Nengsih Juanengsih

Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; nengsih.juanengsih@uinjkt.ac.id

Husnul Chatimah

Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada konsep ekosistem setelah menggunakan media video. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah 30 orang siswa kelas X.5 SMA Muhammadiyah 25 Pamulang tahun ajaran 2014/2015. Instrumen yang digunakan adalah tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal dan instrumen nontes berupa lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Data hasil instrumen tes dianalisis menggunakan N-Gain, sedangkan data hasil instrumen nontes berupa lembar observasi guru dan lembar observasi siswa dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan media video dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 0,65 (sedang) dan penilaian hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 0,71 (tinggi). Siswa yang dapat mencapai nilai KKM meningkat dari siklus I sebanyak 22 (73,33%) siswa dan pada siklus II sebanyak 25 (83,33%) siswa. Peningkatan hasil belajar ini juga dipengaruhi oleh aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam belajar.

Kata kunci: media video, hasil belajar

Abstract

The purpose of this study was to determine the increase in student learning outcomes at the ecosystem concept after using video media. The method used was classroom action research. Subjects in the study of this class action is 30 X.5 grade students of SMA Muhammadiyah 25 academic year 2014/2015. Instruments used are in the form of multiple choice test of 20 questions and instruments in the form of sheet nontes teacher observation and student observation sheet. Data from the test instrument are analyzed using N-Gain, while data from instruments in the form of sheet nontes teacher observation and student observation sheet analyzed qualitatively. Results of this study concluded that the use of video media could improve student learning outcomes. There is an increase in student learning outcomes in the first cycle of 0.65 (moderate) and assessment of student learning outcomes in the second cycle of 0.71 (high). Students who can reach the KKM increase from the first cycle were 22 (73.33%) and students in the second cycle of 25 (83.33%) students. Learning outcome is also influenced by the activities of teachers and students in learning activities.

Keywords: media video, learning outcomes

PENDAHULUAN

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar juga merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar (Usman, 1999).

Salah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran yang dilaksanakan adalah tercapainya standar ketuntasan belajar minimal yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan

Penggunaan Media Video untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Ekosistem

|Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 166-169 Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1

Pendidikan (KTSP) sistem pembelajaran yang diterapkan berbasis kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual siswa. Sistem tersebut ditandai dengan dirumuskannya Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai oleh setiap siswa.

Siswa yang telah mencapai SK dan KD tertentu dinyatakan telah mencapai ketuntasan pembelajaran. Ketercapaian SK dan KD diukur dengan menggunakan sistem penilaian acuan kriteria yang dikenal dengan sebutan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Persentase tingkat pencapaian kompetensi dinyatakan dengan angka maksimal 100, yang merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Penetapan KKM merupakan tahap awal pelaksanaan penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah pengembangan kurikulum. Jadi nilai semua mata pelajaran yang diberikan pada siswa di sekolah harus berdasarkan kepada nilai KKM, karena sebagai tolak ukur pencapaian kompetensi.

Pencapaian kompetensi setiap siswa berbeda-beda, yang mengakibatkan perbedaan ketuntasan belajar pada mereka. Berdasarkan hasil observasi di SMA Muhammadiyah 25 Pamulang pada kelas X.3 pada konsep Plantae, dalam pembelajaran masih dijumpai siswa yang mengalami kesulitan dalam mencapai standar kompetensi, kompetensi dasar dan penguasaan materi pembelajaran yang telah ditentukan. Kesulitan tersebut dapat berupa kurangnya pemahaman siswa dalam mengerjakan tugas-tugas latihan dan menyelesaikan soal-soal ulangan. Hal ini menyebabkan pada akhir materi pelajaran mereka tidak dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan tengah semester (UTS) pada kelas X.3, siswa yang memperoleh nilai ≥70 hanya 5 dari 30 siswa dengan nilai rata-rata 46,63. Jadi, presentase siswa kelas X.3 yang memperoleh nilai ≥ 70 sebesar 16,67%. Pada nilai UTS kelas X.4, siswa yang memperoleh nilai ≥70 hanya 7 dari 26 siswa dengan nilai rata-rata 55,19. Jadi, presentase siswa kelas X.4 yang memperoleh nilai ≥ 70 sebesar 26,92%. Pada nilai UTS kelas X.5, siswa yang memperoleh nilai ≥70 hanya 7 dari 30 siswa dengan nilai rata-rata 49. Jadi, persentase siswa kelas X.5 yang memperoleh nilai ≥ 70 sebesar 23,33%.

Berdasarkan hasil observasi diperoleh deskripsi umum mengenai situasi dan kondisi pembelajaran siswa. Infromasi lain yang diperoleh yaitu tentang kondisi lingkungan sekolah beserta fasilitas penunjang proses pembelajaran yang ada. Alokasi waktu untuk mata pelajaran Biologi disekolah untuk kelas X yaitu 3 jam pelajaran (2x pertemuan) perminggu. Sekolah ini memiliki 13 ruang kelas yang dilengkapi dengan LCD, proyektor dan pendingin ruangan di tiap kelas. Sekolah ini mempunyai fasilitas penunjang kegiatan pembelajaran seperti laboratorium IPA Terpadu dan Komputer. Selain itu, tersedia pula perpustakaan yang menyediakan bahan bacaan bagi siswa.

Media merupakan bagian dari proses komunikasi. Baik buruknya sebuah komunikasi ditunjang oleh penggunaan saluran dalam komunikasi tersebut. Saluran yang dimaksud adalah media karena pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi (Susilana & Riyana, 2009).

Media sebagai alat bantu mengajar, berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Variasi dan jenis media pun cukup melimpah, sehingga bisa dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan, antara lain melihat situasi dan kondisi, waktu, keuangan, serta materi yang akan diajarkan (Kustandi & Sutjipto, 2011). Salah satu media yang dinilai dapat membantu dalam proses belajar mengajar yaitu dengan menggunakan video. Jenis media ini memiliki unsur gambar dan unsur suara. Dengan media video, siswa akan terbantu dalam memahami konsep-konsep yang tidak dapat terwakilkan dengan melalui verbal saja.

Media video dirasa cocok digunakan untuk menggambarkan konsep ekosistem yang dipelajari pada kelas X semeter genap. Terlebih konsep ekosistem ini penting mereka pelajari. Pada konsep ekosistem, siswa tidak hanya mempelajari komponen dan tipe-tipe ekosistem, rantai makanan, piramida ekologi, dan daur karbon dan nitrogen yang selama ini hanya dijelaskan secara abstrak oleh guru sehingga siswa sulit untuk mencerna materi tersebut. Dengan bantuan media video murid akan terbantu memahami proses daur karbon, daur nitrogen dan daur-daur lainnya. Melalui bantuan media video ini, diharapkan siswa mampu menguasai konsep dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya menjadi lebih baik, sehingga dapat mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 75.

Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada konsep ekosistem melalui penggunaan video.

METODE

Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini lebih

menekankan pada action atau proses tindakan

penelitian oleh sebab itu berhasil atau tidaknya sesuatu penelitian dapat dilihat dari proses tindakannya. Siklus akan terhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai (Arikunto, 2006). Penelitian tindakan kelas ini menggunakan siklus yang meliputi tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai.

Dwi P. A., Nengsih J, Husnul C.

|Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 167-169 Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah 30 orang siswa kelas X.5 SMA Muhammadiyah 25, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Harapan intervensi tindakan adalah pencapaian 75% siswa dengan nilai KKM ≥ 75 pada konsep ekosistem. Selain itu, dengan diterapkannya pembelajaran menggunakan video pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa pada kelas X SMA Muhammadiyah 25.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah observasi dan tes (pretest dan posttest). Teknik observasi yang digunakan pada

penelitian ini adalah observasi nonpartisipan (nonparticipant observation). Peneliti tidak terlibat

langsung dan hanya sebagai pengamat independen. Yang akan diobservasi meliputi tingkah laku siswa selama pembelajaran menggunakan media dan suasana kelas saat pembelajaran dengan menggunakan media. Observasi selama penelitian berlangsung dilaksanakan oleh observer terhadap peneliti dan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi.

Instrumen tes berupa soal tes awal dan soal tes akhir digunakan untuk mengumpulkan data dengan teknik tes (pretest dan posttest). Soal merupakan soal

objektif berupa pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban (a, b, c, d, dan e) sebanyak 20 soal.

Untuk melihat peningkatan pretest ke posttest maka dilakukan uji N-Gain (normalized gain). Nilai

N-Gain ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Hake, 1999).

Tabel 1. Kategori Nilai N-Gain

Nilai N-Gain Kategori g > 0.7 Tinggi 0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang g < 0,3 Rendah

Analisis tes hasil belajar dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu membandingkan hasil belajar siswa dengan kriteria pencapaian ketuntasan belajar yang telah diterapkan sebelumnya, yaitu siswa dinyatakan tuntas jika tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai dibawah 75. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Ketuntasan belajar =

X 100%

Data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil belajar, observasi pembelajaran, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian dianalisis dengan cara dideskripsikan sebagai berikut: (1) Analisis hasil pengolahan data observasi, (2) Analisis proses tindakan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, mengamati, dan merefleksi, (3) Analisis hasil belajar tiap siklus.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yaitu 2 jam pelajaran (2x40 menit) dan 1 jam pelajaran (1x40 menit). Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti mengimplementasikan rancangan pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat yaitu melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media video pada materi ekosistem.

Berdasarkan hasil tindakan siklus I, diperoleh informasi bahwa guru melaksanakan setiap aspek yang diobservasi pada siklus I dengan kategori nilai baik dan cukup. Persentase aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus I sebesar 91,67%. Adapun untuk aktivitas siswa selama belajar dapat disimpulkan bahwa siswa mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, dan setiap aktivitas dalam pembelajaran dapat terlaksana. Persentase aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus I sebesar 80%.

Berdasarkan hasil tes pemahaman siswa terhadap materi yang telah dilakukan pada siklus I, diperoleh hasil sebagaimana tercantum pada Tabel 2.

Data pada Tabel 2, menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pretest dan posttest. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat

dari nilai rata-rata siswa pada saat melakukan pretest

sebesar 35 dengan nilai tertinggi 60 dan nilai terendah 15 sedangkan untuk posttest sebesar 77,5 dengan nilai

tertinggi 95 dan nilai terendah 55.

Pada siklus ini dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa. Pada saat pretest tidak ada siswa yang

memiliki nilai mencapai KKM namun setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media video, hasil posttest siswa memiliki peningkatan yaitu sebesar 22 siswa (73,33%) telah mencapai KKM.

Penggunaan Media Video untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Ekosistem

|Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 168-169 Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1

Tabel 2. Data Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Siswa pada Siklus I

No. Data Hasil Belajar Siklus I

Pretest Posttest 1. Nilai rata-rata 35 77,5 2. Nilai tertinggi 60 95 3. Nilai terendah 15 55 4. Sudah memenuhi KKM 0 (0%) 22 (73,33%) 5. Belum memenuhi KKM 30 (100%) 8 (26,67%)

N-Gain : 0,65 (Kategori Sedang)

Hasil pembelajaran pada siklus I ini memiliki beberapa kekurangan yang harus diperbaiki dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus berikutnya. Adapun hal yang diperbaiki adalah:

1. Memotivasi siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar.

2. Memperbaiki kualitas pembelajaran sehingga siswa lebih memahami materi pembelajaran.

3. Berdasarkan kritikan yang diberikan oleh observer, didapatkan perbaikan bahwa gambar pada video yang digunakan harus lebih jelas lagi agar siswa yang duduk di belakang bisa melihat video dengan baik.

Berdasarkan hasil tindakan pada siklus II, diperoleh informasi bahwa guru melaksanakan setiap aspek yang diobservasi pada siklus II dengan kategori nilai baik. Persentase aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus II sebesar 100%. Adapun untuk aktivitas siswa, dapat disimpulkan bahwa siswa mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan kategori sangat baik dan baik pada aspek memperhatikan penjelasan guru dan antusias belajar

biologi. Persentase aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus II sebesar 85,71%.

Berdasarkan hasil tes pemahaman siswa terhadap materi yang telah dilakukan pada siklus II, diperoleh hasil sebagaimana tercantum pada Tabel 3.

Berdasarkan data pada tabel 3, menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pretest

dan posttest. Peningkatan hasil belajar siswa dapat

dilihat dari nilai rata-rata siswa pada saat melakukan

pretest sebesar 47,50 dengan nilai tertinggi 60 dan

nilai terendah 35 sedangkan untuk posttest sebesar 85,00 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 50.

Setelah melaksanakan siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa penelitian pembelajaran dengan menggunakan media video pada materi ekosistem dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Meningkatnya hasil belajar siswa sesuai dengan hasil

pretest dan posttest yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II.

Tabel 3. Data Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Siswa pada Siklus II

No. Data Hasil Belajar Siklus II

Pretest Posttest 1. Nilai rata-rata 47,50 85 2. Nilai tertinggi 60 95 3. Nilai terendah 35 50 4. Sudah memenuhi KKM 0 (0%) 25 (83,33%) 5. Belum memenuhi KKM 30 (100%) 5 (16,67%)

Dwi P. A., Nengsih J, Husnul C.

|Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 169-169 Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1

Sejalan dengan pendapat Sadiman (1996) tentang kelebihan media video antara lain dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan, dengan alat perekam pita video, sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis, demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya, menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang. Hal ini yang dapat mempengaruhi meningkatnya hasil belajar siswa.

Pembelajaran pada konsep ekosistem memang lebih baik menggunakan media video, karena pada konsep ekosistem siswa dituntut untuk mempelajari tipe-tipe ekosistem dan siklus biogeokimia. Media video dapat memberikan pengetahuan mengenai tipe-tipe ekosistem kepada siswa tanpa harus membawa siswa ke ekosistem sesungguhnya karena itu akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Sedangkan, dengan menggunakan media video guru akan lebih mengemat waktu pembelajaran.

Penelitian pada siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi yang telah dilaksanakan pada siklus I, yaitu dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I. Hasil belajar siswa yang mencapai nilai KKM dari siklus I meningkat pada siklus II, sehingga menunjukkan bahwa siswa mampu memahami pembelajaran.

PENUTUP Simpulan

Pembelajaran menggunakan media video pada materi ekosistem dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus I sebesar 0,65 (sedang) dan hasil pembelajaran siswa pada siklus II sebesar 0,71 (tinggi). Siswa yang dapat mencapai nilai KKM meningkat dari siklus I sebanyak 22 (73,33%) siswa dan pada siklus II sebanyak 25 (83,33%) siswa. Peningkatan hasil belajar ini juga dipengaruhi oleh aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam belajar.

Saran

1. Penggunaan media video diharapkan dapat dijadikan salah satu pilihan pendekatan pembelajaran di kelas, guna meningkatkan pemahaman siswa pada materi biologi.

2. Dalam menggunakan media video sebaiknya guru terlebih dahulu memperhatikan kualitas dan kejelasan video yang akan ditampilkan, agar

tujuan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik.

3. Sebaiknya sebelum pelaksanaan pembelajaran menggunakan media video, guru terlebih dahulu mengecek video, audio dan media pendukung lainnya agar saat pelaksaanaan pembelajaran tidak ada kendala, karena akan menghambat proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Hake, Richard R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Dept. of Physics, Indiana University.

Tersedia online:

http://www.physics.indiana.edu/.../AnalyzingC hange-G...

Kustandi, Cecep dan Sutjipto, Bambang. 2011. Media

Pembelajaran: Manual and Digital.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Sadiman, Arief S., dkk. (1996). Media Pendidikan:

Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2009. Media

Pembelajaran Hakikat, Pengembangan,

Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: CV

Wacana Prima.

Usman, Moh. Uzer. 1999. Menjadi Guru Profesional.

Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 24 Oktober 2015

Copyright © 2015, ISBN 978-602-73551-0-1

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN

Garis besar

Dokumen terkait