• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siklus I Perencanaan a. Orientasi siswa terhadap masalah

PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA

3. Writting Activities

Memperhatikan penjelasan materi guru/ teman

86,11% Tercapai 91,67% Tercapai

2. Oral

Activities

Memberikan penjelasan pada saat diskusi kelompok

64,81% Tidak tercapai

81,48% Tercapai

Mengajukan pertanyaan 68,51% Tidak tercapai

76,85% Tercapai Menanggapi penjelasan

guru/teman pada saat diskusi 65,74% Tidak tercapai 78,70% Tercapai 3. Writting Activities

Membuat rangkuman dari materi yang akan

dijelaskan

72,22% Tercapai 87,96% Tercapai

4. Mental

Activities

Memecahkan masalah dalam bahan diskusi

58,33% Tidak tercapai

82,41% Tercapai Memprediksi jawaban

dari pertanyaan yang diberikan dalam bahan diskusi 59,26% Tidak tercapai 83,33% Tercapai 5. Emotional Activities Minat/antusias siswa selama belajar 78,70% Tercapai 89,81% Tercapai Senang selama belajar 71,30% Tidak

tercapai

79,63% Tercapai

Teori pembelajaran kognitif memandang bahwa “Learning is much more than memory. For student to really understand and be able to apply knowledge, they must to solve problems, to discover things for themselves, to wrestle with ideas” (Slavin

1994 dalam Hartanti, 2002). Intinya adalah agar pengetahuan menjadi bermakna bagi dirinya, siswa harus membangun pengetahuannya sendiri. Ini berarti, menurut teori pembelajaran kognitif pengetahuan adalah dibangun, bukan diperoleh secara pasif. Dengan demikian, dalam kegiatan belajar mengajar guru tidak hanya memberikan pengetahuan kedalam pikiran siswa, namun harus merencanakan pengajaran dengan berbagai kegiatan-kegiatan belajar yang melibatkan siswa aktif dalam membangun pengetahuannya tersebut. Dalam proses ini guru berperan memberikan dukungan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan ide-ide mereka sendiri dan strategi mereka dalam belajar.

Dalam belajar, aktivitas sangat diperlukan. Sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang penting dalam interaksi belajar-mengajar. Dalam pembelajaran, yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik. Oleh karena itu, guru perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat membantu siswa menjadi lebih mandiri, kreatif dan lebih aktif yaitu Model Reciprocal Teaching

(Pembelajaran Terbalik).

Reciprocal teaching (pembelajaran terbalik)ini merupakan model yang dirasa dapat membantu meningkatkan aktivitas, karena dengan menerapkan

Penerapan Model Reciprocal Teaching untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Biologi Siswa

|Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 146-148 Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1

diutamakan dapat menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu: menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperolehnya, kemudian memprediksikan pertanyaan apa selanjutnya dari persoalan yang disodorkan kepada siswa (Erma dkk., 2011). Manfaatnya adalah dapat meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran karena siswa dituntut untuk aktif berdiskusi dan menjelaskan hasil pekerjaannya dengan baik.

Model reciprocal teaching menuntut keaktifan

siswa untuk memperoleh pengetahuan. Model ini mengajarkan siswa untuk membuat ringkasan, bertanya, memperjelas, dan memprediksi. Siswa dituntut untuk membuat ringkasan dari apa yang mereka baca, mengajukan pertanyaan terkait bahan bacaan, memperjels bagian-bagian yang belum jelas dalam bahan bacaan dan memprediksi apa yang akan terjadi. Rangkaian pembelajaran ini diharapkan mampu membuatu siswa untuk melakukan pembelajaran secara aktif dan mandiri tanpa bergantung dengan guru sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar biologi siswa melalui penerapan Model Reciprocal Teaching.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) sebanyak 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu, perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan

(acting), pengamatan (observing), dan refleksi

(reflecting).

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Mia 1 SMA Negeri 6 Tangsel yang berjumlah 38 orang.Alasan subjek penelitian pada kelas XI Mia 2 adalah berdasarkan tingginya rasa individualis, serta rendahnya rasa kerjasama antar siswa didalam kelas. Hasil intervensi tindakan yang diharapkan adalah seluruh aktivitas belajar biologi siswa mencapai rata-rata 70%. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi aktivitas belajar biologi siswa, lembar observasi aktivitas guru, dan lembar jurnal harian siswa. Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Setiap kategori pengamatan diinterpretasikan dengan sangat baik (5), baik (4), sedang (3), kurang (2), buruk (1). Jurnal harian dianalisis dengan mengelompokkan respon siswa ke dalam kelompok berkomentar positif, negatif, netral

dan tidak berkomentar kemudian dihitung persentasenya. Apabila persentase respon positif mencapai minimal 70% maka penelitian dihentikan. Tahap analisis data dimulai dengan menyajikan keseluruhan data yang diperoleh dari berbagai sumber, membaca data, kemudian mengadakan rekapitulasi data dan menyimpulkannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan skala penilaian aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Guru kelas (observer) melakukan pengamatan langsung tentang pelaksanaan Model reciprocal teaching dan aktivitas guru dan

siswa selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada siklus I diperoleh persentase 84% dan meningkat menjadi 94% pada siklus II. Adapun hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel 1.

Berdasarkan tabel 1, diperoleh informasi bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan 9,72%. Data pada tabel 1 tersebut juga menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus II telah dapat memperbaiki/meningkatkan sebagian besar aspek aktivitas yang masih rendah pada siklus I, seperti aktivitas memberikan penjelasan materi, mengajukan pertanyaan, menanggapi penjelasan guru siswa, memecahkan masalah, dan senangnya siswa selama belajar. Perbandingan persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II disajikan dalam gambar 1.

Dari kelima aspek indikator tersebut terlihat bahwa peningkatan setiap aspeknya memiliki rata-rata kenaikan hampir sama, dan aspek peningkatan tertinggi terjadi pada indikator mental activities yaitu memecahkan masalah dan memprediksi bahan diskusi dan indikator writting activities yaitu membuat rangkuman materi yang akan dibahas mencapai 80%. Peningkatan aspek aktivitas yang belum maksimal terjadi pada oral activities yaitu masih kurangnya

siswa pada saat mengajukan pertanyaan dan menanggapi penjelasan guru siswa pada saat diskusi, hal ini terjadi karena siswa masih malu-malu dalam mengungkapkan pendapatnya tetapi siswa sudah terlihat maksimal walaupun belum sepenuhnya maksimal. Seluruh indikator sudah mengalami ketercapaian penelitian yaitu aktivitas siswa dengan rata-rata sebesar 84% dan sudah melebihi batas ketercapaian 70%.

Retno W, Nengsih J.

|Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 147-148 Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1

Gambar 1. Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Penerapan model reciprocal teaching dapat

meningkatkan aktivitas siswa karena prinsip pembelajaran ini adalah sebuah pembelajaran yang menerapkan empat strategi kognitif yang mengarahkan siswa untuk mandiri, aktif dalam memahami suatu materi (Garderen, 2004). Jadi dalam setiap pembelajaran yang lebih berperan aktif adalah siswa. Hasil aktivitas belajar siswa pada penelitian pendahuluan diperoleh rata-rata skor aktivitas siswa yaitu 52%. Kemudian setelah dilakukan tindakan siklus I diperoleh skor rata-rata aktivitas siswa sebesar 69,44% dengan 3 indikator tercapai, antara lain: visual activities, writting activities, dan emotional avtivities

dengan masing-masing rata-ratanya adalah 86,11%, 72,22%, dan 75%. Namun tahapan dari model

reciprocal teaching belum bisa terlaksana dengan baik yaitu pembentukan diskusi pada kelompok kecil. Hal ini dikarenakan oleh kurangnya jumlah jam pelajaran yang hanya 2x45menit. Pada tahap oral

activities (mengajukan pertanyaan, memberi

penjelasan, dan menanggapi jawaban) rata-rata siswa masih sulit untuk menyampaikan pendapatnya. Hal ini juga dibandingkan dengan hasil observasi guru dalam menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yaitu sebesar 3,36 (84%). Artinya, pembelajaran masih berjalan dengan baik walaupun pada penerapan Model Reciprocal Teaching peneliti menerapkan

diskusi bukan pada kelompok kecil, tetapi pada kelompok besar (diskusi kelas), tetapi tahapan Model

Reciprocal Teaching masih terlihat dalam

pembelajaran, seperti merangkum, menanya, memprediksi, dan mengklarifikasi. Karena masih banyaknya indikator yang belum tercapai, perlunya peneliti melakukan pembelajaran siklus II disertai dengan perbaikan penerapan pembelajaran.

Pada siklus II, proses pembelajaran dengan menggunakan model reciprocal teaching mengalami peningkatan yang lebih baik, yaitu diperoleh skor rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 84% ini artinya terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran biologi. Hal ini terjadi karena pada siklus II siswa sudah mulai berani dalam mengemukakan pendapatnya, siswa juga sudah pintar dalam membuat pertanyaan maupun menjadi guru siswa. Pada siklus II ini semua indikator yang terdapat pada lembar observasi aktivitas siswa sudah melebihi 70%. Visual activities mencapai 91,67%, oral

activities mencapai 79%, writting activities

meningkat menjadi 87,96%, mental activities

meningkat menjadi 82,87%, dan emotional activities

mencapai 84,72%. Pada tahap oral activities, siswa sudah mulai percaya diri dalam mengikuti proses pembelajaran menjadi guru siswa, juga dalam tahap

emotional acitivities, siswa terlihat antusias dan

senang dengan penerapan model reciprocal teaching.

Penerapan Model Reciprocal teaching dalam

penelitian ini telah meningkatkan aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa yang tinggi dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan rata-rata hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 69,44% dan perolehan rata-rata hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II sebesar 84%.

Pencapaian aktivitas belajar melalui penerapan model reciprocal teaching dapat dilihat dari

langkah-langkah pembelajaran pada model iniyaitu resuming, questioning, explanating dan predicting. Peningkatan

aktivitas belajar siswa pada visual activities dilihat

dari meningkatnya persentase siswa yang

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Visual Activities Oral Activities Writting Activities Mental Activities Emotional Activities Siklus I Siklus 2 Rata-rata

Penerapan Model Reciprocal Teaching untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Biologi Siswa

|Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 148-148 Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1

memperhatikan penjelasan guru/teman. Pada writting

activities, siswa diharuskan untuk membuat

rangkuman dari materi yang akan dijelaskan. Hal ini merupakan bagian dari tahapan resuming, sehingga dapat melatih kerjasama antar anggota kelompok. Kegiatan siswa lainnya seperti mengajukan pertanyaan, memberikan penjelasan saat diskusi dan menanggapi jawaban merupakan bagian dari oral activities. Kegiatan ini juga termasuk dari tahapan explanating dan predicting. Meningkatnya kegaitan oral activities pada siswa terjadi pada penerapan

siklus II, dimana sudah banyak siswa yang aktif dalam mengutarakan pendapatnya. Pada penerapan model

reciprocal teaching, siswa terlihat sangat antusias dan

senang serta menunjukkan respon yang positif, hal ini menunjukkan bahwa model reciprocal teaching

merupakan model yang sangat menarik dan model pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran metode yang digunakan oleh peneliti pada setiap tindakan pembelajaran telah sesuai yaitu model

Reciprocal teaching walaupun dalam pelaksanaannya

masih terdapat kekurangan tetapi hal tersebut dapat diatasi pada tindakan pembelajaran selanjutnya dengan adanya kegiatan refleksi pada setiap akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi diperoleh rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II mencapai 84%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan penelitian ini, dimana rata-rata persentase aktivitas belajar siswa harus mencapai 70%.

Adapun hasil wawancara terhadap guru dan siswa memberikan informasi bahwa siswa sangat merespon baik model reciprocal teaching ini dan guru kelas juga menganggap bahwa penerapan model

reciprocal teaching ini telah dilaksanakan dengan sangat baik sehingga dapat dikatakan berhasil. Berdasarkan hasil refleksi siklus II ini, yaitu bahwa kedua indikator keberhasilan telah tercapai maka penelitian tindakan kelas ini dihentikan sampai dengan siklus II.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan Model

Reciprocal Teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar biologi siswa pada materi sistem koordinasi. Hal ini terlihat dari hasil aktivitas belajar siswa di

kelas setelah penerapan Model Reciprocal teaching

meningkat dari siklus I ke siklus II. Hal ini terlihat dari hasil aktivitas belajar siswa yang meningkat, berdasarkan data yang diperoleh aktivitas siswa yang mencapai kriteria 70% pada siklus I sebanyak 3 indikator pada visual, writting, dan mental activities

dengan rata-rata aktivitas siklus I sebesar 69,44%. Sedangkan pada siklus II, seluruh indikator aktivitas sudah mencapai kriteria 70% dengan rata-rata aktivitas sebesar 84%.

Saran

1. Guru bidang studi hendaknya dapat terus mengembangkan model reciprocal teaching ini dalam kegiatan pembelajaran, dan tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan strategi-strategi pembelajaran yang lain dalam kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan konsep yang akan disampaikan kepada siswa.

2. Siswa hendaknya dapat lebih aktif dalam berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar langsung dengan cara menggunakan referensi dan alat pembelajaran yang tersedia.

DAFTAR PUSTAKA

Erma, Yesie, dkk. 2011. Penerapan Pendekatan Pengajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Biologi Siswa Kelas VII-G SMP N 5 Karang

Anyar Tahun Pelajaran 2010-2011. Jurnal

Pendidikan Biologi. Volume 3. No. 2.

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan

Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Garderen, Delinda Van. 2004. Reciprocal Teaching

As a Comprehension Strategy for

Understanding Mathematical Word Problems.

Volume 20. ISSN: 1057-3569. DOI: 10.1080/10573560490272702. Dipublikasikan. Hartanti, Sri. 2002. Penerapan Pendekatan

Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Sebagai Upaya Peningkatan Kadar Keaktifan dan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPA SLTP. Laporan Penelitian LIPI. Semarang: UNS.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran

Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenanda Media Group. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran

Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 24 Oktober 2015

Copyright © 2015, ISBN 978-602-73551-0-1

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DENGAN

Garis besar

Dokumen terkait