• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuduskanlah mereka bagi-Ku

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 54-58)

Judul: Kuduskanlah mereka bagi-Ku

Musa bertanggung jawab menguduskan Harun dan anak-anaknya. Tugas itu datang langsung dari Tuhan. Perintah Tuhan untuk menguduskan Harun dan keturunannya itu pun dinyatakan secara terperinci. Perintah ini serius dan tidak dapat ditunda-tunda.

Perintah Tuhan kepada Musa itu terdiri dari 3 bagian, yaitu: pertama, perintah pengudusan Harun dan anak-anak-nya sebelum bertugas. Pengudusan ini dimulai dengan memberikan persembahan bagi Tuhan sebagai lambang Tuhan menguduskan dan melayakkan mereka (ayat 1-3).

Dilanjutkan dengan menguduskan baju efod mereka menjadi baju yang akan terus dipakai oleh para imam Israel. Akhirnya, menguduskan mezbah sebagai tempat pembakaran kurban di hadapan Tuhan (ayat 29-36). Kedua, menahbiskan mereka selama tujuh hari menjadi imam bagi Israel (ayat 35). Penahbisan mereka dilakukan di depan kemah pertemuan (ayat 4, 10), tempat Allah hadir sebab mereka akan bekerja bagi Allah. Harun dan keturunannya disahkan sebagai imam-iman Israel dengan mengenakan baju efod. Ketiga, menyembelih lembu dan domba jantan sebagai korban bakaran, korban penghapus dosa, dan korban pengudusan, suatu persembahan yang menyenangkan hati Tuhan, tanda Tuhan berkenan kepada Harun dan anak-anaknya (ayat 10-27).

Sebagaimana Musa mempersiapkan Harun dan keturunannya menjadi imam-imam Israel. Demikian pula dalam mempersiapkan para pelayan Tuhan kadang Tuhan memakai hamba-Nya secara khusus. Mungkin sebagai Musa, atau sebagai Harun, berbahagialah orang-orang yang Tuhan pilih untuk melayani-Nya. Yang penting, setia dan taat kepada kehendak Tuhan, ikuti cara-cara-Nya dengan tepat, dan jadilah alat anugerah-Nya!

Renungkan: Jika Tuhan memilih Anda jadi hamba Tuhan maka persiapkanlah diri Anda. Jika Tuhan meminta Anda untuk mempersiapkan pekerja-Nya maka lakukanlah itu dengan tulus hati.

55

Sabtu, 11 Februari 2006

Bacaan : Keluaran 29:38-46

(11-2-2006)

Keluaran 29:38-46

Syukur dan hidup kudus

Judul: Syukur dan hidup kudus

Tujuan Allah memerintahkan pembangunan kemah suci dan berbagai peralatannya adalah Dia ingin hadir di tengah umat-Nya. Segala peraturan mengenai persembahan kurban adalah cara-cara yang berkenan kepada Allah agar umat-Nya dikuduskan dan layak menghampiri-Nya. Allah telah memberi petunjuk kepada umat Israel melalui Musa tentang berbagai hal mengenai pembangunan kemah suci dan berbagai peralatan di dalamnya (ayat 25:10-27:21). Dia juga sudah menetapkan peraturan bagi orang-orang yang ditetapkan untuk melayani dalam rumah-Nya (ayat 28:1-29:37). Kini, Allah menetapkan syarat bagi kehadiran-rumah-Nya di kemah pertemuan itu, yaitu kurban-kurban pagi dan sore yang terus menerus harus dipersembahkan kepada-Nya. Kurban-kurban ini adalah kurban bakaran (Im. 1:1-17) dan kurban sajian dan curahan (Im. 2:1-16). Kurban-kurban ini merupakan kurban-kurban pengucapan syukur karena kasih dan pemeliharaan Tuhan atas mereka. Ucapan syukur yang terus-menerus dipanjatkan akan membawa dampak rohani yang dahsyat. Pertama, umat Israel akan menyadari bahwa Allah mereka adalah Allah yang telah membebaskan mereka dari perbudakan Mesir (Kel. 29:46). Manusia gampang melupakan kebaikan Tuhan, oleh karena itu ritual seperti ini menolong mereka untuk terus mengingatnya. Kedua, umat Israel akan terus memelihara hidup kudus karena Allah yang mereka sembah adalah kudus (ayat 43-45). Tanpa kekudusan, Allah tidak akan berkenan hadir di tengah-tengah umat-Nya.

Umat Allah yang sudah ditebus oleh darah Kristus, dapat menghampiri Allah dengan membawa kurban syukur berupa hidup yang kudus dan hati yang penuh pujian dan syukur. Gereja boleh sederhana bahkan fasilitasnya tidak memadai. Asalkan hati para warga gerejanya tulus mengucap syukur dan memelihara hidup kudus, Allah pasti berkenan memberkati mereka.

56 Minggu, 12 Februari 2006 Bacaan : Keluaran 30:1-16

(12-2-2006)

Keluaran 30:1-16

Persembahan ukupan

Judul: Persembahan ukupan

Menurut Anda, seharusnya bagaimana bentuk tempat pertemuan untuk menerima kehadiran Allah? Siapakah yang tepat menjawab pertanyaan ini? Nas ini menjawabnya dengan rincian mendetail sesuai kehendak Allah.

Tempat pertemuan itu disebut mezbah ukupan (ayat 1). Tujuan mezbah ini dibuat ada dua, yakni tempat Allah bertemu dengan hamba-Nya dan tempat para imam membakar ukupan dari wangi-wangian (ayat 6b-7). Mezbah ini diletakkan di ruang kudus di hadapan ruang mahakudus (ayat 6). Dalam Alkitab, persembahan ukupan melambangkan doa-doa umat Allah (Mzm. 141:2). Jadi, mezbah ukupan melambangkan doa-doa umat yang diwakili oleh para imam untuk mohon pengampunan dosa. Bersama dengan mezbah kurban bakaran (lih. Kel. 27:1-8), kedua mezbah ini mewakili berbagai upacara persembahan kurban agar umat dikuduskan dan dilayakkan menghampiri Allah yang kudus.

Tanduk-tanduk mezbah yang menempel di kedua bidang sisi mezbah ukupan ini melambangkan perlindungan bagi setiap orang yang memegangnya. Demikianlah yang terjadi pada Adonia saat ia mencari perlindungan dari kejaran orang-orang yang memihak Salomo (lih. 1Raj. 1:50). Setahun sekali imam besar mengadakan pendamaian dengan menggunakan tanduk-tanduk mezbah ukupan itu agar umat dikuduskan dan doa-doa mereka layak diterima Allah (Kel. 30:10). Peraturan berikut (ayat 11-16) adalah mengenai persembahan wajib sebagai bentuk pengakuan bahwa mereka milik Allah (pendamaian bagi nyawa, 12, 16). Uang itu dipakai untuk membiayai berbagai kebutuhan ibadah di kemah suci.

Pada zaman PL, imam menjadi pengantara bagi doa umat. Sekarang Tuhan Yesuslah yang menjadi pengantara kita kepada Allah Bapa karena Dialah satu-satunya jalan kepada-Nya. Sebab itu, setiap kali kita menaikkan doa-doa kita, kita berdoa dalam nama Tuhan Yesus.

Renungkan: Kristus adalah Pendoa syafaat kita kepada Bapa. Biarlah kita rela menjadi pendoa-pendoa bagi sesama kita!

57

Senin, 13 Februari 2006

Bacaan : Keluaran 30:17-38

(13-2-2006)

Keluaran 30:17-38

Peraturan yang kudus

Judul: Peraturan yang kudus

Setiap aturan yang diberlakukan dalam kemah suci adalah aturan-aturan yang menguduskan umat. Tujuannya agar tempat kudus Allah tidak sembarangan dijamah dan umat Tuhan memelihara hidup yang berkenan kepada-Nya.

Ada tiga benda yang disebutkan dalam nas ini. Pertama, bejana pembasuhan. Fungsi bejana ini adalah persediaan air supaya para imam yang akan masuk kemah suci dapat membasuh tangan dan kaki mereka (ayat 18-21). Kebersihan badan para imam saat masuk kemah suci menandakan penghormatan mereka pada Allah. Itu sebabnya, hal ini berlaku seterusnya bagi para imam Israel. Apabila hal ini dilanggar maka kematian akan menimpa. Kedua, minyak urapan. Bahan minyak ini merupakan bahan-bahan pilihan (ayat 22-24). Pembuat minyak urapan ini haruslah seorang ahli yang memiliki keahlian khusus dalam mencampur rempah-rempah. Sebab minyak ini hanya boleh dikenakan para imam, kemah suci dan perabotan tertentu dalam kemah suci. Pengurapan minyak ini menyatakan persiapan para imam memasuki hadirat Tuhan. Itu sebabnya, pelanggaran terhadap pemakaian dan pembuatan minyak akan mendatangkan kematian (ayat 22-33). Ketiga, ukupan. Sama seperti minyak urapan, bahan ukupan juga terpilih, perbedaannya terletak pada cara pembuatannya yang harus digiling. Ukupan tidak dikenakan pada tubuh melainkan diletakkan pada mezbah ukupan (lih. ayat 1-10). Oleh karena persembahan ukupan melambangkan doa umat Tuhan (Mzm. 141:2), maka orang yang sengaja membuat bahan ukupan untuk menghirup aromanya harus dihukum mati (Kel. 30:38).

Peraturan-peraturan di atas dan sanksinya tidak berlaku bagi kita karena Kristus sudah menebus dosa dan pelanggaran kita. Namun, kita harus memelihara hidup kudus yang sudah diberikan kepada kita. Jagalah diri Anda dari segala hal yang menajiskan hidup Anda di hadapan-Nya. Renungkan: Orang yang sudah dikuduskan akan menunjukkan sikap hidup yang memelihara kekudusan diri.

58

Selasa, 14 Februari 2006

Bacaan : Yohanes 9:1-12

(14-2-2006)

Yohanes 9:1-12

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 54-58)