• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penolakan dan konsekuensinya

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 29-33)

Judul: Penolakan dan konsekuensinya

Pada dasarnya tidak seorang pun manusia berdosa yang dapat menerima pengajaran kebenaran tentang Yesus dengan kekuatan diri sendiri. Kebenaran menelanjangi dosa. Oleh karena itu, manusia membenci dan menolak kebenaran! Hanya berdasarkan kedaulatan Allah dan anugerah-Nya seseorang bisa terbuka menerima kebenaran (ayat 63, 65), sehingga kebenaran itu

menyucikan dan menghidupkannya.

Pengungkapan Tuhan Yesus akan perlunya makan daging dan minum darah-Nya itu

menghasilkan berbagai respons di antara para murid-Nya. Terlihatlah siapa murid sejati. Murid sejati adalah mereka yang dengan rendah hati menerima dan belajar kebenaran dari Allah (band. ayay 45). Reaksi menolak dari banyak murid di ayat 60 membuktikan bahwa mereka bukan murid sejati. Pengajaran keras Tuhan Yesus menjadi "saringan" bagi kesejatian murid. Akibatnya banyak murid yang mengundurkan diri dari mengikut Dia (ayat 66). Bahkan di antara murid-murid terdekat-Nya pun ada murid-murid yang palsu. Dalam keilahian-Nya, Tuhan Yesus tahu siapa dia (ayat 64, 70b-71).

Petrus mewakili para murid yang sejati. Perkataan keras Tuhan Yesus diterimanya dengan pernyataan iman (ayat 68-69). Mungkin mereka belum mengerti penuh pengajaran Yesus, tetapi mereka merespons dengan iman. Inilah anugerah atas diri mereka sehingga mampu tetap percaya kepada-Nya.

Hanya dengan menerima Tuhan Yesus dan karya-Nya di atas kayu salib, seseorang bisa masuk ke dalam persekutuan hidup dengan Allah Bapa. Di luar Kristus, manusia berdosa tetap tinggal dalam dosa-dosanya sehingga akhirnya ia binasa. Hanya oleh anugerah Allah, kita bisa percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi kita. Oleh sebab itu, kita yang

mendapatkan anugerah keselamatan itu seharusnya dengan giat mengabarkan Injil ke semua orang agar mereka terbuka kepada kebenaran dan diselamatkan.

Responsku: _________________________________________________________________ _________________________________________________________________

30 Selasa, 17 Januari 2006 Bacaan : Yohanes 7:1-13

(17-1-2006)

Yohanes 7:1-13

Strategi pemasaran?

Judul: Strategi pemasaran?

Di akhir pasal 6, tampaknya misi Tuhan Yesus akan segera usai. Bukan saja kebanyakan orang Yahudi tidak percaya, sebagian besar para murid-Nya pun meninggalkan Dia. Dalam situasi demikian datanglah nasihat dari kalangan "dalam." Saudara-saudara Yesus kelihatannya peduli padahal sesungguhnya tidak demikian (ayat 5). Nasihat mereka logis dari sisi pemasaran, bila ingin dapat banyak pengikut demonstrasikan sesuatu yang dapat meyakinkan banyak orang (ayat 3-4). Sekaranglah waktu yang paling tepat saat Yerusalem sedang dalam suasana perayaan Pondok Daun karena semua orang Yahudi dari penjuru dunia sedang hadir di sana.

Tuhan Yesus menolak anjuran tersebut karena waktu-Nya belum tiba (ayat 6). Waktu-Nya adalah penggenapan rencana Allah dalam kematian-Nya supaya orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup di dalam Dia. Meski saat itu Ia sudah dituduh penyesat, tuduhan yang mengarah kepada ancaman hukuman mati, tetapi waktu kematian Tuhan Yesus bukan di tangan para musuh-Nya melainkan di tangan Bapa. Yesus juga memaparkan bahwa waktu mereka beda sebab pola pikir mereka tidak sesuai dengan Allah.

Perikop ini mengajarkan kepada kita strategi Kristus menghadapi dunia yang menolak-Nya. Dengan menghindarkan diri secara jelas masuk ke Yerusalem, Ia pun menegaskan bahwa hidup dan karya-Nya tidak disesuaikan dengan permintaan pasar, tetapi dengan kehendak Allah. Tindakan ini sekaligus melukiskan sifat kedatangan-Nya dari surga dan kepergian-Nya balik ke surga dengan cara-cara yang di luar dugaan manusia. Pada saat yang tepat Ia akan muncul dan menyatakan misi-Nya. Anak-anak Tuhan dipanggil untuk tampil di hadapan dunia ini

menyatakan kebenaran Allah. Prinsip dan pola hidup serta pelayanan kita pun tidak boleh untuk menyenangkan orang banyak, tetapi hanya untuk menaati kehendak Allah semata!

Responsku: _________________________________________________________________ _________________________________________________________________

31

Rabu, 18 Januari 2006

Bacaan : Yohanes 7:14-24

(18-1-2006)

Yohanes 7:14-24

Ajaran dari Allah

Judul: Ajaran dari Allah

Sesuai dengan strategi-Nya, Tuhan Yesus muncul di Bait Allah saat perayaan Pondok Daun sedang berlangsung. Ia langsung mengajar. Pengajaran-Nya segera menimbulkan keheranan di antara para pemimpin Yahudi karena Tuhan Yesus bukan ahli Taurat (ayat 15).

Tuhan Yesus menggunakan kesempatan ini untuk membongkar kemunafikan mereka. Mereka membanggakan diri sebagai penerima Taurat bahkan pengajar Taurat, namun mereka juga pelanggar Taurat (ayat 19). Mereka menolak pengajaran Tuhan Yesus, padahal ajaran-ajaran-Nya jelas bersumber pada Allah Bapa yang telah memberikan Hukum Taurat kepada mereka melalui Musa (ayat 16-17). Artinya, mereka hanya membaca dan menafsirkan Hukum Taurat sekehendak hati mereka sendiri, bukan dengan motivasi menaati kehendak Bapa. Dua bukti diajukan Tuhan Yesus. Pertama, mereka hendak membunuh Dia. Ini adalah pelanggaran terhadap hukum keenam dari 10 Perintah Allah (Kel. 20:13). Kedua, sikap mereka menerapkan peraturan hari Sabat adalah semau hati mereka. Demi ketaatan kepada perintah sunat

menyunatkan seorang anak laki-laki Yahudi pada hari kedelapan, mereka membenarkan penyunatan yang dilakukan pada hari Sabat. Namun, mereka mempersalahkan Tuhan Yesus yang menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat. Padahal prinsip Sunat dan penyembuhan yang dilakukan Tuhan Yesus sama: pernyataan belas kasih Allah kepada umat-Nya! Kalau mereka mau bersikap jujur di hadapan Tuhan, mereka pasti bisa menerima Yesus sebagai utusan Allah yang benar (Yoh. 7:24)!

Pada waktu kita mengajar tentang iman Kristen, atau mengabarkan Injil, apakah sumber pengajaran kita benar-benar berdasarkan Alkitab? Hati-hati agar kita tidak tergelincir pada penafsiran-penafsiran asal-asalan yang memutarbalikkan kebenaran Allah dengan pikiran dan filsafat manusia yang pada dasarnya hanya untuk kepuasan diri sendiri, bukan untuk kemuliaan Allah!

32

Kamis, 19 Januari 2006

Bacaan : Yohanes 7:25-36

(19-1-2006)

Yohanes 7:25-36

Identitas Tuhan Yesus

Judul: Identitas Tuhan Yesus

Mengapa banyak orang sulit percaya bahwa Tuhan Yesus sungguh-sungguh Mesias dari Allah yang telah dinubuatkan PL? Apa yang menghalangi mereka untuk mengakui kebenaran yang sudah dinyatakan Alkitab?

Sebagian penduduk Yerusalem yang melihat ketidakberdayaan para pemimpin Yahudi untuk menangkap Tuhan Yesus (ayat 25-26) mulai mempertimbangkan kemungkinan bahwa Dialah Mesias itu. Hanya bagi mereka sosok Mesias itu masih misteri (ayat 27). Memang mereka

mengenal Yesus sebagai manusia, namun mereka tidak mengenal Dia sebagai yang Ilahi. Mereka tidak mengenal Tuhan Yesus karena mereka tidak mengenal Allah Bapa (ayat 28). Allah Bapa yang benar yang mengutus Yesus. Hanya Tuhan Yesus yang mengenal Allah Bapa (ayat 29). Oleh sebab itu, untuk mengenal Allah Bapa, mereka harus menerima dan percaya kepada Tuhan Yesus. Sebagian dari orang banyak yang mendengar pengajaran-Nya itu, membuka hati mereka kepada fakta dan kebenaran sehingga mereka percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias (ayat 31). Hanya orang yang hatinya terbuka kepada Allah yang akan dimampukan mengenali Tuhan Yesus sebagai Mesias.

Namun, para pemimpin Yahudi justru bertekad untuk menangkap Tuhan Yesus (ayat 30, 32) karena tindakan dan sikap-Nya mengancam status quo mereka. Bukan hanya tidak percaya, mereka menjadikan Tuhan Yesus musuh mereka. Tuhan Yesus menegaskan kepada para musuh-Nya, bahwa pada waktu-Nya Dia akan kembali kepada Bapa (ayat 33; ini membuktikan

kebenaran kemesiasan-Nya), namun mereka tidak dapat pergi kepada Bapa karena mereka tinggal dalam dosa-dosa mereka (ayat 34; karena mereka tidak percaya kepada Yesus).

Hanya oleh anugerah Allah Bapa, seseorang bisa mengerti dan menerima Tuhan Yesus sebagai Mesias dari Allah. Hanya dengan hati yang terbuka dan percaya Tuhan Yesus, kita bisa

mendapatkan pengampunan dari Allah Bapa.

Camkan: Sikap hati yang bermusuhan terhadap kebenaran membutakan mata rohani diri sendiri terhadap Allah.

33

Jumat, 20 Januari 2006

Bacaan : Yohanes 7:37-52

(20-1-2006)

Yohanes 7:37-52

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 29-33)