• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menjadi domba-domba Allah

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 64-67)

Judul: Menjadi domba-domba Allah

Bagian ini adalah ucapan pengajaran Yesus terakhir di depan publik sebelum Ia masuk ke Yerusalem. Ini terjadi pada hari raya Penahbisan Bait Allah (ayat 22). Pada waktu itu Tuhan Yesus sudah melihat terjadinya pengelompokan, yaitu antara kelompok Dia dan para pengikut-Nya dengan kelompok orang-orang Yahudi.

Kemesiasan Tuhan Yesus dapat dilihat dari karya-karya Ilahi-Nya (ayat 25) dan ajaran kebenaran-Nya (ayat 27a: "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku"). Namun, karya dan karsa Tuhan Yesus ini hanya bisa dimengerti oleh domba-domba milik-Nya sendiri. Penegasan ini serupa dengan penjelasan-Nya mengenai pengajaran perumpamaan-Nya di Matius 13. Walaupun perumpamaan selalu memakai ilustrasi kehidupan sehari-hari, tapi pemahaman rohaninya hanya mampu dimengerti oleh orang-orang yang dianugerahi Allah untuk mengerti hal ini (lih. Mat. 13:11). Bukti-bukti Tuhan Yesus sebagai Mesias yang terpampang gamblang di depan mata para musuh-Nya tidak dapat dipahami secara rohani oleh mereka karena rohani mereka sendiri belum dicerahkan oleh Allah. Hanya umat Allah yang mampu mengerti kebenaran rohani tersebut karena mereka milik Allah yang dipercayakan pemeliharaannya kepada Tuhan Yesus. Oleh karena Allah Bapa dan Anak bersatu dalam kehendak mereka (Yoh.

10:30) maka umat Allah akan terjamin keselamatannya (ayat 28-29) dan pengenalan mereka

akan Tuhan Yesus Kristus tidak mungkin salah (ayat 27).

Di luar anugerah Allah, tidak seorang pun dapat mengenal dan percaya kepada Tuhan Yesus. Di dalam anugerah Allah, tidak seorang pun dapat kehilangan keselamatannya. Dengan jaminan keselamatan seperti ini, anak-anak Tuhan dipanggil untuk memberitakan anugerah-Nya kepada orang berdosa agar mereka bertobat dan menerima anugerah keselamatan.

Renungkan: Karena anugerahlah yang menjadikan kita anak Tuhan maka jadilah alat anugerah-Nya bagi orang lain.

65

Selasa, 21 Februari 2006

Bacaan : Yohanes 10:31-42

(21-2-2006)

Yohanes 10:31-42

Bukti keilahian Kristus

Judul: Bukti keilahian Kristus

Pernyataan terus terang Tuhan Yesus bahwa Dia dan Allah Bapa adalah satu (Yoh. 10:30) membuat orang-orang Yahudi berang dan melempari Tuhan Yesus dengan batu (ayat 31). Bagi mereka ucapan Yesus jelas menghujat Allah karena Dia menganggap diri-Nya setara dengan Allah (ayat 33).

Tuhan Yesus memberikan dua argumentasi yang membela klaim keilahian-Nya. Pertama, Ia mengutip Mazmur 82:6 yang berkata, "... Kamu adalah allah, dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian... " (Yoh. 10:34). Menurut pemazmur, Allah sendiri menyapa umat Tuhan yang menerima firman-Nya dengan menyebut mereka sebagai anak-anak Allah. Kalau penerima firman Allah dilayakkan untuk disapa anak Allah (ayat 35), betapa lebih layak lagi Dia yang diutus Allah ke dunia, yaitu Firman yang inkarnasi itu disapa sebagai Allah (ayat 36). Jadi, dari segi bahasa menyebut Yesus sebagai Anak Allah atau Allah tidak salah.

Kedua, klaim Yesus sebagai Anak Allah dapat dibuktikan kebenarannya melalui pekerjaan yang dilakukan-Nya. Karya Kristus adalah melakukan pekerjaan Bapa (ayat 37). Perbuatan-perbuatan Yesus yang mengandung sifat ajaib dan moral terpuji (ayat 32a) menyatakan kesatuan kehendak dan kesatuan misi-Nya dengan kehendak dan misi Bapa (ayat 38). Itulah sebabnya, Yesus menanyakan kepada mereka, kesalahan apa yang telah Dia kerjakan sehingga mereka ingin merajam Dia (ayat 32).

Salah satu karya agung Tuhan Yesus Kristus adalah kematian-Nya di kayu salib untuk

menggenapkan misi penyelamatan Allah. Kita yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah hasil karya-Nya. Hidup kita yang sudah dimerdekakan dari perbudakan dosa seharusnya menjadi saksi akan keilahian Tuhan Yesus. Dengan hidup kudus, menjunjung tinggi kebenaran, dan

menegakkan keadilan kita sedang menyaksikan bahwa Tuhan Yesus adalah Allah.

Renungkan: Dapatkah orang lain melihat Anda dan melihat keilahian Tuhan Yesus nyata dalam hidup Anda yang telah mengalami transformasi?

66 Rabu, 22 Februari 2006 Bacaan : Yohanes 11:1-16

(22-2-2006)

Yohanes 11:1-16

Pembelajaran iman

Judul: Pembelajaran iman

Iman bertumbuh saat berjalan bersama Tuhan, memercayakan hidup dalam tangan Tuhan yang penuh kasih dan kuasa, dan belajar meneladani cara-cara Tuhan melayani. Para murid sudah belajar bersama Tuhan akan kuasa dan kendali-Nya atas alam dan penyakit, cara-Nya

menghadapi dan menjawab orang-orang yang memusuhi-Nya, dan kepedulian serta kasih-Nya akan orang banyak.

Tuhan Yesus mengajar para murid-Nya untuk mengenali diri-Nya sebagai Tuhan yang berkuasa atas maut. Semua ini merupakan persiapan para murid kelak menghadapi fakta kayu salib. Pertama, Dia mengajar mereka bahwa semua kejadian yang menimpa anak-anak-Nya, ada dalam kendali rencana mulia-Nya (ayat 4). Bahkan sakit penyakit pun diizinkan Allah untuk maksud tertentu (band. Yoh. 9:3). Kedua, Dia mengajar mereka untuk bersandar pada hikmat Ilahi dalam merencanakan sesuatu. Itu sebabnya, ketika para murid mengingatkan-Nya akan bahaya yang akan dihadapi-Nya di Yudea. Ia menjawab bahwa siapa berjalan di siang hari tidak akan terantuk kakinya (ayat 11:9-10). Artinya, dengan mengikutsertakan Terang Dunia (ayat 8:12) dalam perencanaan hidup dan pelaksanaannya, segala rintangan bisa diatasi. Ketiga, Tuhan Yesus mengajarkan para murid-Nya bahwa Ia berkuasa atas kematian. Itu sebabnya, Ia menunda keberangkatan-Nya ke Yudea (ayat 6) meski Ia mendengar berita tentang sakitnya Lazarus (ayat 3). Yesus sengaja datang setelah Lazarus mati empat hari (ayat 17), untuk mendemonstrasikan kuasa-Nya atas maut.

Melalui pengalaman kesulitan hidup dan penderitaan, Tuhan mengajar anak-anak-Nya untuk lebih dekat kepada-Nya, lebih taat kepada pimpinan-Nya, dan lebih percaya kepada kedaulatan-Nya atas segala sesuatu. Demikian juga, dalam segala situasi sulit yang dihadapi gereja dan kekristenan di Indonesia saat ini, mari kita berserah penuh kepada Kepala Gereja yang berdaulat atas negara kita.

Responsku: _________________________________________________________________ _________________________________________________________________

67

Kamis, 23 Februari 2006

Bacaan : Yohanes 11:17-27

(23-2-2006)

Yohanes 11:17-27

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 64-67)