• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKRO EKONOMI REGIONAL

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (Halaman 128-132)

PROSPEK PEREKONOMIAN

6.1. MAKRO EKONOMI REGIONAL

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada triwulan II 2016 diperkirakan mengalami peningkatan, dibanding triwulan I 2016, yaitu tumbuh pada kisaran 6,06% - 6,46% (yoy). Dari sisi permintaan, peningkatan terutama didorong oleh peningkatan kinerja konsumsi pemerintah, investasi dan kinerja ekspor. Sementara itu dari sisi penawaran, peningkatan didorong oleh peningkatan kinerja sebagian besar lapangan usaha utama antara lain lapangan usaha pertanian, lapangan usaha industri pengolahan, konstruksi, penyediaan akomodasi makan dan minum, dan transportasi dan pergudangan.

Sisi permintaan

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Bali pada Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II 2016, didorong oleh perkiraan peningkatan kinerja konsumsi pemerintah, investasi (PMTB), serta ekspor. Peningkatan kinerja konsumsi pemerintah diperkirakan terindikasi oleh peningkatan tren realisasi fisik APBD Provinsi Bali mengikuti pola historisnya, seiring mulai berjalannya realisasi pembangunan fisik beberapa proyek infrastruktur, setelah pada triwulan I sebagian besar proyek

infrastruktur melakukan proses pelelangan dan melengkapi administrasi. Proyek infrastruktur yang akan berlangsung pada tahun 2016 antara lain adalah peningkatan kapasitas jalan, jembatan, irigasi dan penyediaan air minum serta pembangunan Rumah Sakit Provinsi Bali dan Rumah Sakit Mata Indera yang ditargetkan selesai di tahun 2016 Selain itu, konsumsi pemerintah pada triwulan II 2016 juga akan didorong oleh realisasi pembayaran gaji ke13 dan 14 untuk PNS dan pensiunan. Sementara itu, terdapat risiko yang berpotensi menahan peningkatan kinerja konsumsi pemerintah di triwulan II 2016, yaitu pemotongan anggaran Kementerian dan Lembaga sebesar 10% seiring dengan pesimisme tercapainya target realisasi penerimaan pajak di tahun 2016.

Sejalan dengan realisasi pembangunan proyek infrastruktur oleh pemerintah pada triwulan II 2016, kinerja investasi diperkirakan akan mengalami peningkatan yang dikontribusikan oleh pengerjaan proyek Pemerintah dan swasta. Kondisi tersebut terkonfirmasi oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, yang menunjukkan peningkatan perkiraan perkembangan investasi pelaku usaha dari sebesar -2,82% (SBT) pada triwulan I 2016 menjadi sebesar -1,66% (SBT) di triwulan II 2016. Peningkatan tersebut, sejalan dengan semakin tingginya optimisme pelaku usaha ke depan terhadap perkembangan kondisi ekonomi makro regional, sehingga berdampak pada semakin kondusifnya perkembangan usaha. Selain itu, optimisme pelaku usaha juga didorong oleh tendensi penurunan suku bunga kredit perbankan (investasi dan modal kerja) di Provinsi Bali menuju suku bunga single digit sebagai respon terhadap penurunan suku bunga BI Rate. Di samping itu, perkiraan peningkatan kinerja komponen ekspor1 pada triwulan depan, didorong oleh perkiraan perbaikan perekonomian negara tujuan

1 Salah satu negara utama tujuan ekspor Provinsi Bali, USA menunjukkan peningkatan permintaan ekspor terutama untuk komoditas garmen. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Bali

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Keterangan : *) Angka Proyeksi Bank Indonesia

6.04 6.06-6.46 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 26,000 27,000 28,000 29,000 30,000 31,000 32,000 33,000 34,000 35,000

I II III IV I II III IV I II*)

2014 2015 2016 %,YOY RP MI LI AR gPDRB(skala kanan) PDRB Grafik 6. 1

peningkatan omset penjualan untuk peralan tulis dengan pertumbuhan sebesar 1,8% (mtm).

Sisi Penawaran

Dari sisi penawaran, optimisme peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2016 terkonfirmasi oleh hasil SKDU yang menunjukkan perkiraan peningkatan kegiatan usaha dari sebesar -13,73% (SBT) pada triwulan I 2016, menjadi sebesar 17,74% (SBT) di triwulan II 2016. Peningkatan tersebut juga didorong oleh perkiraan peningkatan kinerja sebagian besar lapangan usaha, antara lain lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan peternakan, industri pengolahan, konstruksi, penyediaan akomodasi makan dan minum, serta transportasi dan pergudangan. Perkiraan peningkatan kinerja lapangan usaha pertanian terkonfirmasi oleh hasil SKDU yang menunjukkan perkiraan peningkatan kegiatan usaha dari sebesar -8,27% (SBT) pada triwulan I 2016, menjadi sebesar 2,09% (SBT) di triwulan II 2016. Peningkatan tersebut juga didorong oleh adanya panen komoditas tabama yang mulai terjadi di beberapa daerah di Provinsi Bali (sebagai dampak mundurnya masa tanam, sehingga masa panen mundur ke triwulan II 2016). Selain komoditas tabama, komoditas perkebunan (manggis) juga telah ekspor dan upaya eksportir untuk terus melakukan

diversifikasi pasar ekspor serta peningkatan kualitas produk agar dapat bersaing ditengah semakin ketatnya persaingan. Selain itu, kinerja ekspor jasa diperkirakan turut mengalami peningkatan seiring dengan berakhirnya periode low season pariwisata dan upaya beberapa hotel untuk meningkatan promosi serta penjualan melalui online booking, sales

call, dan program discount.

Sementara itu, ditengah minimnya event perayaan keagamaan pada triwulan berjalan, konsumsi rumah tangga masih berpotensi mengalami peningkatan sebagai dampak dari adanya penurunan harga BBM ( yang terkonfirmasi oleh peningkatan indeks ekspektasi konsumen). Selain itu, peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga juga didorong oleh masuknya bulan Ramadhan pada akhir triwulan berjalan. Namun demikian, terdapat beberapa faktor yang berpotensi menahan laju peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan berjalan antara lain adalah adanya persiapan memasuki tahun ajaran baru sehingga konsumen mengalokasikan sebagian dana konsumsinya untuk pemenuhan kebutuhan pendidikan terkonfirmasi dari hasil Survei Penjualan Eceran pada bulan Mei 2016 yang menunjukkan

Indeks Ekspektasi Konsumen Sumber : Survei Konsumen (SK), Bank Indonesia

Grafik 6. 3

Perkiraan Perkembangan Investasi Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Bank Indonesia -2.82 -1.66 -5 0 5 10 15

I II III IV I II III IV I II*

2014 2015 2016

%

Total Perdagangan, hotel dan restoran Industri pengolahan

memasuki masa panen dengan peningkatan volume produksi khususnya di daerah sentra yaitu Kabupaten Jembrana. Meskipun demikian, terdapat faktor yang berpotensi menjadi penahan peningkatan kinerja lapangan usaha pertanian, yaitu resiko kemarau yang diperkirakan mulai berlangsung pada bulan Juni 2016.

Perkembangan lapangan usaha industri pengolahan pada triwulan II 2016 diperkirakan mengalami peningkatan, terkonfirmasi oleh hasil SKDU yang menunjukkan perkiraan peningkatan kegiatan usaha dari sebesar -0,41% (SBT) pada triwulan I 2016, menjadi sebesar 1,16% (SBT) di triwulan II 2016. Perkiraan peningkatan kinerja lapangan usaha industri pengolahan juga didorong oleh potensi semakin baiknya perkembangan ekonomi global (yang berorientasi ekspor luar negeri) dan masuknya bulan Ramadhan pada akhir triwulan II 2016 sehingga berpotensi mendorong peningkatan volume perdagangan antar daerah (khususnya untuk industri pengolahan ikan kaleng dan daging kaleng). Sementara itu, lapangan usaha konstruksi diperkirakan akan turut mengalami peningkatan seiring dengan realisasi akselerasi pengerjaan proyek infrastruktur pemerintah dan swasta.

Seiring dengan berakhirnya periode low season pariwisata, kinerja industri pariwisata pada triwulan II 2016 diperkirakan mengalami peningkatan. Kondisi tersebut akan mendorong peningkatan kinerja lapangan usaha terkait, yaitu lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum serta lapangan usaha transportasi dan pergudangan. Peningkatan tersebut juga terkonfirmasi oleh hasil SKDU yang menunjukkan perkiraan peningkatan kegiatan usaha sektor perdagangan, hotel, dan restoran dari sebesar -4,45% (SBT) pada triwulan I 2016, menjadi sebesar 6,24% (SBT) di triwulan II 2016. Peningkatan lapangan usaha penyediaan

akomodasi makan dan minum juga didorong oleh peningkatan frekuensi MICE pada triwulan II 2016, salah satunya pelaksanaan Musyarawah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) Golkar pada minggu ketiga Mei 2016, Bali Interhash 2016 pada minggu ketiga Mei 2016 yang diikuti oleh 6.000 wisatawan mancanegara dan 19th Bali Coaltrans pada awal Juni 2016 sehingga berpotensi mendorong peningkatan kunjungan wisdom dan wisman. Sementara itu, peningkatan kinerja lapangan usaha transportasi dan pergudangan juga didorong oleh faktor musiman seiring dengan berlangsungnya bulan Ramadhan pada akhir triwulan II 2016 yang akan mendorong peningkatan penggunaan transportasi darat, laut, dan udara untuk persiapan mudik.

Di sisi lain, risiko perlambatan pada triwulan II 2016, berpotensi bersumber dari perlambatan kinerja lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebagai dampak dari minimnya event perayaan hari keagamaan sepanjang triwulan II 2016 dan upaya konsumen untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dengan mengurangi alokasi anggaran konsumsi rumah tangga.

Perkembangan Dunia Usaha Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Bank Indonesia

I II III IV I II III IV I II*

2014 2015 2016

Perkiraan Ekonomi Provinsi Bali Tahun 2016

Dengan perkembangan terakhir, perekonomian Provinsi Bali untuk keseluruhan tahun 2016 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan perekonomian Bali tahun 2015 (6,04% (yoy)). Pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2016 diperkirakan berada pada kisaran 6,08%-6,84% (yoy). Dari sisi permintaan, perbaikan perkiraan perekonomian global di tahun 2016, akan berpotensi mendorong perbaikan kinerja ekspor luar negeri, seiring dengan upaya ekspansi pasar beberapa industri pengolahan. Selain itu, konsumsi rumah tangga di tahun 2016 diperkirakan mulai mengalami perbaikan seiring dengan kenaikan UMP dan potensi menurunnya harga BBM dan LPG, serta terjaganya TTL sepanjang tahun 2016. Sementara itu, komitmen Pemerintah Daerah dalam mendukung pembangunan perekonomian, terutama pembangunan infrastruktur diperkirakan akan mendorong akselerasi peningkatan kinerja konsumsi pemerintah dan investasi. Sejalan dengan itu, peningkatan kinerja investasi juga didorong oleh optimisme pelaku usaha seiring dengan tendensi penurunan suku bunga kredit perbankan (investasi dan modal kerja) di Provinsi Bali menuju suku bunga

single digit sebagai respon terhadap penurunan

suku bunga BI Rate. Dari sisi penawaran, perkiraan

peningkatan perekonomian bersumber dari perkiraan peningkatan kinerja lapangan usaha pertanian seiring dengan dukungan program pengembangan peningkatan produktivitas pertanian oleh pemerintah, serta perkiraan peningkatan pertumbuhan ekonomi di tahun 2016 yang diperkirakan terjadi seiring dengan perkiraan peningkatan industri pariwisata dan industri pengolahan. Industri pariwisata diperkirakan mengalami peningkatan seiring dengan upaya pemerintah dalam me-rebranding dan mempromosikan Provinsi Bali sebagai destinasi pariwisata. Sementara, perkiraan peningkatan industri pengolahan didorong oleh upaya pelaku usaha dalam meningkatkan akses pasar dengan mengembangkan alternatif segmen pasar baru (domestik dan ekspor). Optimisme meningkatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali tersebut masih menghadapi resiko antara lain risiko, berkembangnya isu keamanan yang berdampak terhadap industri pariwisata, risiko anomali cuaca dan bencana alam, serta resiko seiring dengan revisi ke bawah perkiraan pertumbuhan ekonomi global.

Meskipun prospek perekonomian dunia pada tahun 2016 diperkirakan masih mengalami peningkatan, namun update perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2016 terakhir ( April 2016 ), mengalami revisi ke bawah. Perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2016 yang sebelumnya diperkirakan sebesar 3,4%(yoy), direvisi ke bawah menjadi sebesar 3,2%(yoy), tetap lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun 2015. Penyesuaian proyeksi (revisi ke bawah) juga terjadi pada beberapa negara tujuan utama ekspor Provinsi Bali yaitu USA, Jepang, Australia, Singapura, dan Hongkong. Revisi ke bawah tersebut, terjadi seiring dengan divergensi perkembangan perekonomian di berbagai belahan dunia, antara lain perlambatan dan rebalancing Tiongkok, berlanjutnya penurunan harga komoditas terutama minyak dunia, Perkembangan Dunia Usaha : Sektoral

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Bank Indonesia

perlambatan investasi dan perdagangan terutama di negara maju, serta tekanan geopolitik di beberapa negara. Meskipun demikian, berdasarkan World

Economic Outlook April 2016, perkembangan ekspor

negara emerging market and developing economies, termasuk didalamnya Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan dari sebesar 1,7% (yoy) pada tahun 2015 menjadi sebesar 3,85% (yoy) di tahun 2016. Kondisi tersebut memberikan optimisme terhadap ekspektasi peningkatan kinerja ekonomi nasional dan regional Bali pada tahun 2016.

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (Halaman 128-132)