• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISI PERMINTAAN

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (Halaman 24-33)

Makro Ekonomi Regional

1.2. SISI PERMINTAAN

Peningkatan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I 2016 dari sisi permintaan terutama didorong oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga seiring dengan penurunan harga BBM, LPG, dan TTL yang terjadi sepanjang triwulan I 2016. Komponen ekspor luar negeri, mengalami peningkatan pada triwulan laporan, didorong oleh perbaikan perekonomian negara mitra dagang sehingga mendorong peningkatan permintaan dan upaya diversifikasi pasar oleh pelaku ekspor. Peningkatan kinerja ekspor luar negeri tersebut juga didukung oleh peningkatan ekspor jasa, seiring dengan kinerja industri pariwisata yang mengalami peningkatan. Perbaikan kinerja pariwisata didorong oleh adanya event hari raya dan liburan antara lain imlek, paskah, Galungan, dan Kuningan sepanjang triwulan I 2016. Sementara itu, investasi (PMTB) mengalami peningkatan, didorong oleh peningkatan kinerja investasi non bangunan yang tergambar dari impor barang modal yang mengalami peningkatan di akhir triwulan I 2016, dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan PMTB juga didorong oleh optimisme pelaku usaha terhadap perkembangan ekonomi seiring dengan penurunan BI Rate dan perbaikan kondisi makro ekonomi regional.

Nominal PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Tahun dasar 2010 5.96 6.04 0 2 4 6 8 10 27 28 29 30 31 32 33 34 I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 %, YOY RP TR ILIUN gPDRB (skala kanan) PDRB Grafik 1. 1

Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Provinsi Bali

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Tahun dasar 2010 6.74 6.20 6.22 7.73 5.99 5.92 6.30 5.96 6.04 5.14 4.96 4.97 5.04 4.73 4.66 4.74 5.04 4.92 4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00 I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 Bali NASIONAL Grafik 1. 2

Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali di Sisi Permintaan (%, yoy)

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah 1.2.1. Konsumsi

Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi rumah tangga masih menjadi komponen terbesar sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali dengan share sebesar 54%, yang pada triwulan laporan mengalami peningkatan pertumbuhan dari 7,04% (yoy) dari triwulan IV 2015 menjadi sebesar 9,05% (yoy) pada triwulan I 2016. Peningkatan konsumsi rumah tangga tersebut tercermin dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia di ketiga indeksnya yaitu Indeks Keyakinan Konsumsen (IKK), Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), dan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang menunjukkan rata-rata indeks sepanjang triwulan I 2016 yang mengalami peningkatan. Sejalan dengan kondisi tersebut, Indeks Tendensi Konsumen (ITK) berdasarkan hasil survei BPS, pada triwulan I 2016 juga menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Adanya aktivitas

musiman berupa perayaan hari raya keagamaan yaitu Paskah, Galungan, Kuningan, dan Nyepi yang diiringi dengan penurunan harga BBM, TTL, dan LPG pada triwulan laporan diperkirakan menjadi pendorong peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga.

Indeks Tendensi Konsumen Sumber : BPS 114. 98 116. 75 111. 9 113. 13 102. 36 105. 42 111. 66 105. 84 108.4 INDEKS Grafik 1. 3

Selain itu, peningkatan Upah Minimum Kota/ Kabupaten (UMK) awal tahun turut mendorong peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga seperti terlihat dari peningkatan indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama (survei konsumen) dari 87 pada triwulan IV 2015, menjadi 87,67 pada triwulan I 2016. Sejalan dengan kondisi tersebut, Hasil survei dan liaison yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada triwulan I 2016, turut mengkonfirmasi peningkatan tersebut, sebagaimana terlihat dari peningkatan signifikan nilai likert scale penjualan domestik pada triwulan laporan, yaitu dari sebesar -0,13 poin pada triwulan IV 2015, menjadi sebesar 1,73 poin di triwulan I 2016.

Peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga juga terkonfirmasi oleh peningakatan pertumbuhan kredit konsumsi dari sebesar 12,86% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 13,14% (yoy) di triwulan I 2016. Peningkatan kredit konsumsi, terutama terjadi di kredit multiguna yang mencatat peningkatan pertumbuhan dari 20,56% (yoy) pada di triwulan IV 2015 menjadi 20,84% (yoy) pada triwulan I 2016. Kondisi tersebut, sejalan dengan peningkatan ekspektasi masyarakat terhadap perekonomian (IEK mengalami peningkatan dari sebesar 105,28 di triwulan IV 2015 menjadi 107,39 pada triwulan I 2016).

Indeks Keyakinan Konsumen Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

Grafik 1. 4

Konsumsi Listrik RT Sumber : PLN

Grafik 1. 5

Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

Grafik 1. 6

Likert Scale Penjualan Domestik Sumber : Survei dan Liaison, diolah

0 -0.13 1.73 -0.5 0 0.5 1 1.5 2

III IV I II III IV I II III IV I

2013 2014 2015 2016

LS

Konsumsi LNPRT dan Konsumsi Pemerintah

Di sisi lain, konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) dan konsumsi pemerintah mengalami perlambatan pada triwulan laporan. Konsumsi LNPRT mengalami perlambatan dari sebesar 14,80% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 13,30% (yoy) di triwulan I 2016. Kondisi tersebut merupakan dampak base effect tingginya kinerja konsumsi LNPRT di triwulan IV 2015 seiring dengan penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Pilkada), di 6 Kabupaten/ Kota di Bali. Sementara itu, perkembangan konsumsi Pemerintah hanya mencatat pertumbuhan sebesar 3,45% (yoy) di triwulan I 2016, jauh lebih rendah

dibandingkan triwulan IV 2015 yang mencatat pertumbuhan sebesar 12,2% (yoy). Perlambatan ini sesuai dengan pola musiman konsumsi pemerintah yang realisasinya masih terbatas di pada triwulan I. Kondisi ini juga terkonfirmasi oleh peningkatan posisi giro pemerintah pada triwulan laporan yang tercatat mengalami peningkatan. Perlambatan tersebut juga tercermin dari realisasi belanja total APBD Provinsi Bali yang masih terbatas pada triwulan laporan, tercatat sebesar 8%.

1.2.2. Investasi

Kinerja investasi Provinsi Bali triwulan I 2016 mencatat pertumbuhan sebesar 9,54% (yoy), jauh Kredit Konsumsi

Kredit Multiguna

Perkembangan Giro Pemerintah

Grafik 1. 8

Grafik 1. 9

Grafik 1. 10

Realisasi Belanja APBD Provinsi Bali Sumber : Biro Keuangan Provinsi Bali

lebih tinggi dibanding triwulan IV 2015 yang sebesar 5,76% (yoy). Peningkatan tersebut juga tercermin dari likert investasi (hasil survei dan liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali) dari sebesar 1 poin pada triwulan IV 2015, menjadi 1,41 poin di triwulan I 2016. Selain itu, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali pada triwulan I 2016 juga menunjukkan perbaikan perkembangan investasi dari sebesar -3,71% (SBT) pada triwulan IV 2015 menjadi -2,82% (SBT) pada triwulan I 2016. Perbaikan kinerja investasi terutama didorong oleh peningkatan kinerja investasi non bangunan yang terlihat dari peningkatan pertumbuhan impor barang modal dari sebesar -91,5% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 23,67% (yoy) pada triwulan I 2016. Tingginya pertumbuhan tersebut bersumber dari impor kapal senilai USD 18,2 juta dari Korea Selatan di triwulan I 2016. Peningkatan kinerja investasi pada periode triwulan I 2016 juga didorong oleh peningkatan realisasi kinerja proyek infrastruktur pemerintah yang menunjukkan peningkatan seperti tergambar dari realisasi belanja modal pemerintah pada triwulan I 2016 dengan nilai realisasi sebesar 6,79%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 dan dibandingkan pola historisnya dalam

2 tahun terakhir. Kondisi tersebut seiring pengadaan pekerjaan yang telah dilakukan pada triwulan I 2016, peningkatan anggaran untuk proyek infrastruktur strategis berupa peningkatan kapasitas jalan, jembatan, irigasi dan penyediaan air minum serta pembangunan Rumah Sakit Provinsi Bali dan Rumah Sakit Mata Indera yang ditargetkan selesai di tahun 2016.

Berdasarkan hasil survei dan liaison Bank Indonesia, peningkatan kinerja investasi juga didorong oleh optimisme pelaku usaha terhadap perkembangan ekonomi regional dan beberapa faktor pendukung lainnya yang antara lain meliputi sebagai berikut: i) perkiraan peningkatan pertumbuhan ekonomi regional Provinsi Bali pada tahun 2016; ii) peluang penguatan permintaan (domestik dan ekspor) sepanjang tahun 2016 didukung perbaikan kinerja perekonomian global pada tahun berjalan dibandingkan tahun sebelumnya; iii) kebijakan Pemerintah untuk meningkatkan alokasi anggaran pembangunan infrastruktur, iv) Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang pemberian insentif dan kemudahan berinvestasi untuk Wilayah Bali Utara dan Bali Timur, v) Paket deregulasi kebijakan pemerintah yang telah diterbitkan sejumlah 12 paket khususnya

Likert Investasi

Sumber : Survei dan Liaison Bank Indonesia, diolah

Grafik 1. 12 Perkembangan Investasi (SBT)

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha BI -6.00 -4.00 -2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 % Grafik 1. 13

1.2.3. Neraca Perdagangan

Perkembangan neraca perdagangan Provinsi Bali triwulan I 2016, mencatat peningkatan kinerja yang tergambar dari nilai surplus sebesar Rp 4,89 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan surplus triwulan IV 2015 (Rp 1,5 triliun). Peningkatan nilai surplus tersebut didorong oleh penurunan defisit

neraca perdagangan antar daerah dari sebesar Rp 12,6 triliun di triwulan IV 2015 menjadi sebesar Rp 8,09 triliun pada triwulan laporan. Sementara itu, pada periode yang sama, neraca perdagangan luar negeri mencatatkan penurunan surplus dari Rp 14,14 triliun (triwulan IV 2015) menjadi sebesar Rp 12,98 triliun di triwulan I 2016. Kondisi ini menyebabkan tertahannya laju peningkatan surplus neraca perdagangan pada periode triwulan laporan.

Net Ekspor antar Daerah

Kinerja net ekspor antar daerah menunjukan perbaikan, dengan pertumbuhan pada triwulan I 2016 tercatat sebesar 18,97% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2015 yang sebesar -2,24% (yoy). Perbaikan tersebut diindikasikan oleh perbaikan kecukupan stok barang kebutuhan (terutama bahan makanan) di Provinsi Bali1), seiring dengan adanya periode musiman berupa perayaan hari keagamaan pada periode triwulan I 2016. Kondisi tersebut mendorong peningkatan permintaan konsumsi rumah tangga pada periode triwulan laporan, sehingga mendorong pelaku usaha perdagangan untuk mengantisipasi peningkatan permintaan melalui peningkatan stok. Peningkatan stok juga sejalan dengan upaya Tim Pengendalian Inflasi

Penjualan Semen Provinsi Bali Sumber : Asosiasi Semen Indonesia, diolah

Grafik 1. 15

Arus Barang Pelabuhan Benoa dan Pelabuhan Celukan Bawang Sumber : Pelindo 3

Grafik 1. 16

Perkembangan Nilai Impor Barang Modal

Ribu Ton %, yoy

Grafik 1. 14

terkait dengan dihapuskannya Bidang Usaha Restoran dari daftar Negatif Investasi, vi) tendensi penurunan tingkat suku bunga kredit perbankan seiring dengan penurunan BI Rate, yang diyakini akan mendorong akselerasi peningkatan kinerja dunia usaha.

Daerah (TPID) Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menjaga ketersediaan stok ditengah peningkatan permintaan, sehingga defisit perdagangan antar daerah cenderung mengecil. Perbaikan kinerja net ekspor antar daerah juga terlihat dari semakin dalamnya kontraksi pertumbuhan volume arus barang masuk di Pelabuhan Benoa dan Pelabuhan Celukan Bawang, yaitu dari kontraksi sebesar -10,46% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar -13,36% (yoy) di triwulan I 2016.

Ekspor Luar Negeri

Pada triwulan I 2016, perkembangan kinerja ekspor luar negeri (barang dan jasa) Provinsi Bali mencatat peningkatan kinerja di triwulan I 2016 yang tumbuh sebesar 11,86% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan IV 2015 yang sebesar -2,74%(yoy). Peningkatan tersebut, selaras dengan peningkatan kinerja ekspor barang dan ekspor jasa pada triwulan laporan, didorong oleh adanya faktor musiman seperti perayaan imlek dan semakin membaiknya kinerja ekonomi negara-negara tujuan ekspor serta perekonomian global yang tumbuh lebih baik pada triwulan I 2016 dibandingkan triwulan sebelumnya. Perayaan imlek mendorong peningkatan jumlah wisman asal Tiongkok ke Bali sejalan dengan peningkatan direct flight dan chartered flight dari dan ke Bali dari beberapa kota di Tiongkok pada periode triwulan laporan. Sementara itu, beberapa periode hari raya keagamaan lain seperti Paskah, Nyepi, Galungan dan Kuningan juga ikut turut mendorong peningkatan kinerja ekspor jasa. Beberapa kegiatan

Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition (MICE)

khususnya yang dilakukan oleh korporasi asing sepanjang triwulan, juga mendorong peningkatan ekspor jasa di triwulan laporan.

Membaiknya kinerja ekspor, juga tergambar dari peningkatan pertumbuhan volume ekspor barang dari sebesar 183,7% (yoy) pada triwulan IV 2015

menjadi sebesar 215,3%(yoy). Peningkatan tersebut, seiring dengan mulai membaiknya pertumbuhan ekonomi beberapa negara tujuan ekspor Provinsi Bali, seperti kawasan Eropa dan Asia (China, Jepang dan ASEAN, serta Amerika Serikat). Selain itu, dihapuskannya penerapan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang berlaku sejak triwulan IV-2015 (Permendag nomor 89/M-DAG/PER/10/2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan), turut berdampak pada penurunan biaya pengiriman ekspor produk olahan kayu. Hal ini mendorong peningkatan volume ekspor khususnya produk olahan kayu yang merupakan salah satu komoditas ekspor utama Provinsi Bali pada periode triwulan laporan. Di samping itu, berdasarkan hasil survei dan liaison Bank Indonesia, peningkatan kinerja pertumbuhan ekspor Provinsi Bali juga didorong oleh upaya pelaku usaha untuk terus mencari pasar ekspor alternatif, sebagai upaya dalam rangka perluasan akses pasar menghadapi tingkat kompetisi yang terus meningkat. Selain itu, beberapa pelaku usaha ekspor juga telah menjajaki customer/pembeli lama yang sebelumnya telah cukup lama tidak aktif melakukan pemesanan akibat perlambatan kinerja ekonomi global di tahun-tahun sebelumnya.

Nilai Ekspor Luar Negeri Bali

komoditas furniture yang memiliki share terhadap total ekspor Provinsi Bali masing-masing sebesar 26,6%; 9,32%; dan 6,87% di periode triwulan laporan. Sementara itu, pertumbuhan kinerja ekspor komoditas perhiasan dan pakaian jadi (yang memiliki

share masing-masing sebesar 15,75% dan 18,33%)

pertumbuhan volume ekspornya masih cenderung tertahan.

Negara tujuan ekspor Provinsi Bali, masih didominasi oleh Amerika Serikat, Australia, Jepang, Singapura, dan Hongkong, dengan share masing-masing sebesar 24,5%, 9,3%, 8,53%, dan 4,9%. Bila dilihat dari pertumbuhannya, pertumbuhan volume ekspor ke negara tujuan tersebut sepanjang triwulan I 2016 menunjukkan peningkatan kinerja dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Membaiknya kinerja ekspor di Provinsi Bali terutama terjadi untuk volume ekspor dengan negara tujuan ke Amerika Serikat, yang mulai mengalami peningkatan dengan pertumbuhan dari sebesar 9,41% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 12,12% (yoy) di triwulan I 2016. Peningkatan volume ekspor ke Amerika Serikat terutama didorong oleh membaiknya kinerja ekspor komoditas pakaian jadi dan perhiasan pada periode triwulan laporan. Sementara itu, negara lain yang juga menunjukkan perbaikan volume kinerja ekspor dari Bali adalah Jepang, dengan pertumbuhan sebesar Secara garis besar, peningkatan pertumbuhan

volume ekspor Provinsi Bali terutama didorong oleh peningkatan kinerja volume ekspor untuk komoditas perikanan, komoditas produk olahan kayu, dan

Volume Ekspor Luar Negeri Bali

Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas Utama

Pangsa Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan Pangsa Nilai Ekspor Komoditas Utama Tw

I 2016 (60) (40) (20) 0 20 40 60

I II III IV I II III IV I II III IV i

2013 2014 2015 2016

Perikanan Perhiasan

Pakaian Jadi Wood Manufacture

Furniture % yoy US 24.56% Australia 9.30% Japan 8.53% Singapore 6.59% Hongkong 4.90% Thailand 2.06% France 4.54% Inggris 2.18% Belanda 2.46% Cina 4.59% Spanyol 4.34% Germany 2.64% Other Countries 23.31% Grafik 1. 18 Grafik 1. 20 Grafik 1. 21 Grafik 1. 19

-14,14% (yoy), lebih baik dibandingkan kontraksi yang lebih dalam pada triwulan sebelumnya, terutama didorong oleh membaiknya volume ekspor komoditas perikanan di periode triwulan laporan.

Impor Luar Negeri

Perkembangan kinerja impor luar negeri pada triwulan I 2016 di Provinsi Bali tercatat sebesar 34,68% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan IV 2015 yang sebesar 12,49% (yoy). Peningkatan tersebut terlihat dari peningkatan pertumbuhan nilai impor barang di Provinsi Bali dari sebesar -74,7%(yoy) pada triwulan IV 2015, menjadi sebesar 42,93%(yoy) di triwulan I 2016. Seiring dengan peningkatan nilai impor barang, volume impor barang di periode yang sama juga menunjukkan perbaikan di triwulan laporan. Volume impor barang tumbuh sebesar -72,5% (yoy) pada triwulan IV 2015, sementara pada triwulan I 2016 tumbuh sebesar -41,88% (yoy). Peningkatan kinerja volume dan nilai impor terjadi di seluruh kelompok barang impor baik untuk jenis capital

goods, consumption goods, maupun raw material.

Peningkatan nilai impor terbesar terjadi pada kelompok jenis capital goods (dengan share sebesar 48%) dan tumbuh sebesar 441,12% (yoy) di triwulan I 2016, lebih tinggi bila dibandingkan pertumbuhan Pertumbuhan Ekspor berdasarkan Negara Tujuan

Grafik 1. 22

pada triwulan IV 2015 yang sebsar -85,67% (yoy) Peningkatan nilai impor tersebut, didorong oleh adanya peningkatan nilai impor kapal yang mencapai nilai USD 18 juta pada periode triwulan I 2016, yang berasal dari Korea Selatan untuk kebutuhan pariwisata. Sejalan dengan kondisi tersebut, impor nilai raw material (dengan share sebesar 28%), turut mengalami perbaikan dari sebesar -73,72% (yoy) pada triulan IV 2015 menjadi sebesar -35,28% (yoy) di triwulan I 2016. Sementara itu, perbaikan nilai impor capital goods dan raw materials tersebut juga sejalan dengan peningkatan ekspektasi pelaku usaha terhadap prospek perkembangan ekonomi yang diperkirakan akan tumbuh lebih baik, sehingga pelaku usaha melakukan penambahan investasi dan bahan persediaan. Sementara itu, nilai Consumption goods yang memiliki share sebesar 5%, turut mengalami peningkatan dari kontraksi sebesar -58,66% (yoy) di triwulan IV 2015 menjadi sebesar 35,18%(yoy) pada triwulan I 2016, seiring dengan peningkatan konsumsi di periode triwulan berjalan yang didorong oleh peningkatan kunjungan wisman dan wisnus serta adanya faktor musiman berupa perayaan hari keagamaan pada sepanjang periode triwulan laporan.

Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri Bali

Pangsa Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC

Perkembangan Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC Consumptio n Goods 5% Raw Material & Auxiliary Goods 28% Capital Goods 48% (6.31) 174.65 109.74 47.26 70.15 (48.90)(45.41) 55.08 (36.87)(21.98)(22.87) (73.72)(35.28) (200) (100) 0 100 200 300 400 500 600 700

I II III IV I II III IV I II III IV I 2013 2014 2015 2016 g Consumption Goods g Raw Material g Capital Goods

Grafik 1. 25

Grafik 1. 26

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (Halaman 24-33)