• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISI PENAWARAN

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (Halaman 33-43)

Makro Ekonomi Regional

1.3. SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, peningkatan perekonomian Provinsi Bali di triwulan laporan, didorong oleh meningkatnya kinerja industri pariwisata seiring dengan faktor musiman berupa perayaan hari keagamaan seperti hari raya antara lain Imlek, Paskah, Nyepi dan Galungan yang diiringi dengan kegiatan MICE. Kondisi tersebut mendorong peningkatan kinerja lapangan usaha terkait yaitu lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, serta lapangan transportasi dan pergudangan. Sementara itu, dengan meningkatnya kinerja investasi, lapangan usaha konstruksi turut menunjukkan peningkatan pada periode triwulan laporan sehingga ikut mendorong peningkatan kinerja perekonomian Provinsi Bali di triwulan laporan. Di sisi lain, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami perlambatan, terutama terjadi subsektor tabama, yang disebabkan oleh mundurnya masa panen padi sebagai dampak El Nino di tahun 2015 yang menyebakan terjadi pemunduran masa tanam untuk periode musim tanam pertama

Perkembangan Volume Impor Luar Negeri Bali

Ribu Ton % yoy

Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali dari Sisi Penawaran (%, yoy)*

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali * Tahun Dasar 2010

Struktur perekonomian Provinsi Bali pada triwulan I 2016, didominasi oleh 5 komponen lapangan usaha utama antara lain: (1) penyediaan akomodasi makan dan minum (23%), (2) pertanian, kehutanan dan

perikanan (14%), (3) konstruksi (9%), (4) transportasi dan pergudangan (9%), dan (5) perdagangan besar dan eceran (8%). Dominasi industri pariwisata masih terlihat dari total pangsa lapangan usaha terkait dengan

industri pariwisata yang mencapai 31%. Sementara itu, berdasarkan dari sumbangan pertumbuhan ekonominya, lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum serta lapangan usaha perdagangan besar dan eceran menjadi lapangan usaha yang memiliki sumbangan tertinggi masing-masing sebesar 1,31% dan 0,78%. Kondisi tersebut, sejalan dengan peningkatan kinerja industri pariwisata. Di sisi lain, lapangan usaha pertanian yang mengalami perlambatan pertumbuhan, mengalami penurunan sumbangan secara signifikan menjadi hanya sebesar 0,02% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,51%

1.3.1. Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum mengalami peningkatan kinerja pada triwulan I 2016, yaitu tumbuh sebesar 6,61% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2015 yang sebesar 4,87% (yoy). Peningkatan kinerja lapangan usaha ini terkonfirmasi oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali di triwulan I 2016 yang menunjukkan perbaikan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) untuk lapangan usaha ini dari sebesar -9,45% (SBT) pada triwulan IV 2015, menjadi sebesar -4,54% (SBT) di triwulan I 2016. Peningkatan kinerja lapangan usaha ini juga didorong oleh adanya faktor musiman, yaitu perayaan hari raya keagamaan sepanjang triwulan I 2016 antara lain paskah, nyepi, galungan, kuningan, dan imlek yang mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan domestik (wisdom) dan wisatawan mancanegara (wisman). Peningkatan wisman tertinggi terutama wisman yang berasal dari asal Tiongkok (dari pertumbuhan 1,32% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 29,01% (yoy) pada triwulan I 2016). Faktor lain yang juga mendukung peningkatan adalah direct flight dan chartered flight Pangsa Kategori Ekonomi terhadap PDRB

Provinsi Bali Triwulan I 2016

Perkembangan Usaha Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (SBT)

Andil Kategori terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali Triwulan I 2016 Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 14% Pertambanga n dan Penggalian 1% Industri Pengolahan 7% Pengadaan Listrik dan Gas 0% Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

0% Konstruksi

9%

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor 8% Transportasi dan Pergudangan 9% Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 23% Informasi dan Komunikasi 5% Jasa Keuangan dan

Asuransi 4% Real Estate 4% Jasa Perusahaan 1% Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4% Jasa Pendidikan 5% Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2% Jasa lainnya 2% -0.76 1.41 8.08 -5.44 -15.86 -1.83 2.26 -9.45 -4.54 I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 0.02 0.060.33 0.01 0.02 0.71 0.78 0.46 1.31 0.59 0.36 0.28 0.11 0.16 0.50 0.22 0.12 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40

PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PENGADAAN LISTRIK DAN GAS PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH …

KONSTRUKSI PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, DAN REPARASI …

TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM INFORMASI DAN KOMUNIKASI JASA KEUANGAN DAN ASURANSI REAL ESTATE JASA PERUSAHAAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN …

JASA PENDIDIKAN JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL JASA LAINNYA

Grafik 1. 27

Grafik 1. 29 Grafik 1. 28

dari dan ke Bali dari beberapa kota di Tiongkok dan beberapa negara asal wisman lainnya. Selain itu adanya beberapa kegiatan Meeting, Incentive,

Convention dan Exhibition (MICE) sepanjang triwulan

laporan, beberapa diantaranya adalah Bali Clean

Energy Forum, ICOPE 2016, dan AMWAY China International.

Peningkatan kinerja lapangan usaha ini terkonfirmasi dari peningkatan kunjungan wisman pada triwulan laporan tercatat sebesar 15,25% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2015 yang tercatat sebesar 2,55%(yoy). Sejalan dengan kondisi tersebut, kredit

lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum menunjukkan peningkatan pertumbuhan dari sebesar 13,77% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 19,64% (yoy), mengkonfirmasi hasil survei dan liaison yang menunjukkan peningkatan investasi pelaku usaha pariwisata untuk mengembangkan usahanya.

Peningkatan kunjungan wisman pada triwulan I 2016 terjadi pada sebagian besar negara utama asal wisman antara lain Australia, Tiongkok, Malaysia, dan Jepang. Sementara itu berdasarkan share negara asal wisman, kunjungan wisman asal Tiongkok menempati peringkat pertama yang pada triwulan laporan tercatat sebesar 23%. Sementara, Australia yang sebelumnya menempati peringkat pertama negara asal wisman menempati peringkat kedua dengan share sebesar 22%. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan konsumsi Australia2)

serta depresiasi nilai tukar Australia Dollar (AUD) yang menyebabkan biaya berwisata ke Bali menjadi relatif lebih mahal. Lebih lanjut, beberapa wisatawan Australia diindikasikan melakukan pengalihan wisata ke Thailand dengan biaya wisata yang relatif lebih murah dibanding biaya wisata di Provinsi Bali3).

2 Statement On Monetary Policy Reserve Bank of Australia (RBA) Mei 2016 : Household perceptions of personal finances menunjukkan penurunan pada awal tahun 2016.

3 Berdasarkan perbandingan harga hotel sejenis dan tarif penerbangan Kunjungan Wisman ke Bali Triwulanan Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, diolah

Grafik 1. 30

Perkembangan Kunjungan Wisman Berdasarkan Negara

Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, diolah -40 -20 0 20 40 60 80 100

I II III IV I II III IV I II III IV I

2013 2014 2015 2016

%,

yoy

Australia PRC Malaysia

Japan South of Korea

Grafik 1. 32

Kredit Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum Provinsi Bali

0 5 10 15 20 25 30 35 40 0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 %, yoy M ilia r R p

Kr. Akmamin g Kr. Akmamin (skala kanan)

1.3.2. Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Asal Wisman yang Berkunjung ke Bali Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, diolah

Grafik 1. 33

Likert Scale Penjualan Domestik Sumber : Liaison KPwBI Bali, diolah

0 -0.13 1.73 -0.5 0 0.5 1 1.5 2

III IV I II III IV I II III IV I

2013 2014 2015 2016

LS

Grafik 1. 34

Penyaluran Kredit Kategori Perdagangan Besar dan Eceran

Grafik 1. 36

Perkembangan Total Penjualan Kelompok Komoditas

Sumber : Survei Penjualan Eceran

Grafik 1. 35

Seiring dengan peningkatan pertumbuhan lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor turut menunjukkan peningkatan pertumbuhan dari sebesar 7,60% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 8,78% (yoy) pada triwulan I 2016. Peningkatan tersebut terkonfirmasi dari hasil likert scale penjualan domestik dari sebesar -0,13 poin pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 1,73 poin pada triwulan I 2016.

Peningkatan lapangan usaha ini terutama mengikuti tendensi peningkatan industri pariwisata (tendensi peningkatan kunjungan wisnus & wisman) seiring dengan Nyepi, liburan panjang Paskah, Galungan dan Kuningan serta intensitas MICE. Selain itu, penurunan harga BBM, LPG dan TTL pada triwulan laporan diindikasikan turut menjadi faktor pendorong lapangan usaha ini.

Berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, peningkatan pertumbuhan penjualan terutama terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, perlengkapan rumah tangga, serta barang kerajinan dan mainan. Data kredit

perdagangan besar turut menunjukkan peningkatan pertumbuhan dari sebesar 16,55% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 19,43% (yoy) pada triwulan I 2016.

Peningkatan juga terkonfirmasi dari perbaikan penjualan kendaraan bermotor pada triwulan laporan yang tercatat sebesar -11,59% (yoy), lebih baik dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar -15,81% (yoy). Perbaikan tersebut didorong oleh peningkatan pertumbuhan penjualan mobil dari sebesar -14,85% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 36,21% (yoy) pada triwulan I 2016. Peningkatan tersebut

seiring dengan penurunan suku bunga KKB pada triwulan berjalan serta peningkatan upaya promosi penjual kendaraan bermotor untuk menghabiskan sisa stok tahun 2015.

1.3.3. Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan

Kategori transportasi dan pergudangan mengalami peningkatan mencapai 6,25% (yoy) pada triwulan I 2016, lebih tinggi dibanding triwulan IV 2015 yang tercatat sebesar 3,63% (yoy). Peningkatan tersebut searah dengan peningkatan kinerja industri pariwisata yang mendorong peningkatan penggunaan transportasi ke Pulau Bali baik transportasi udara maupun transportasi laut. Peningkatan kinerja lapangan usaha ini juga selaras dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia sektor pengangkutan dan komunikasi yang menunjukkan perbaikan dari kontraksi dari sebesar -2,26% (SBT) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar -2,06% (SBT) pada triwulan I 2016. Kondisi tersebut juga sejalan dengan peningkatan pertumbuhan kredit transportasi dan pergudangan pada triwulan I 2016 yang mencapai 32,02% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan IV 2015 yang sebesar 3,13% (yoy).

Pertumbuhan Penjualan Kendaraan Bermotor

Sumber : DISPENDA Provinsi Bali

Grafik 1. 37

Pertumbuhan Penjualan Sepeda Motor dan Mobil

Sumber : DISPENDA Provinsi Bali

Grafik 1. 38 Kegiatan Dunia Usaha Pengangkutan dan

Komunikasi

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha

I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016

Transportasi Laut

Pada triwulan I 2016 perkembangan kinerja transportasi laut turut mengalami peningkatan, salah satunya terkait dengan penyediaan empat armada baru oleh salah satu kontak di bidang usaha transportasi yang dipersiapkan untuk potensi peningkatan arus penyebrangan saat Hari Raya Nyepi dan Paskah. Peningkatan tersebut terlihat dari peningkatan pertumbuhan arus penumpang dari sebesar 9,01% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 26,82% (yoy) pada triwulan I 2016. Kondisi tersebut juga sejalan dengan peningkatan pertumbuhan arus kapal dari sebesar -1,68% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 23,47% (yoy) pada triwulan I 2016.

Transportasi Udara

Peningkatan kinerja lapangan usaha transportasi terkonfirmasi dari peningkatan kinerja transportasi udara baik penumpang maupun kargo. Peningkatan kedatangan wisatawan terkait dengan adanya libur panjang paskah dan hari raya imlek, serta meningkatnya

direct flight dan chartered flight dari dan ke Bali dari

beberapa kota di Tiongkok. Kedatangan jumlah penumpang mengalami peningkatan dari sebesar -1,7% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 18,3% (yoy) pada triwulan I 2016. Selaras dengan jumlah kedatangan penumpang, kargo internasional turut mengalami peningkatan pertumbuhan dari sebesar -0,38% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 0,85% (yoy) pada triwulan I 2016.

Jumlah Penumpang Pesawat Udara Bandara Ngurah Rai

Sumber : BUMN

Grafik 1. 41 Arus Penumpang Laut Pelabuhan Benoa

Sumber : BUMN, diolah

Grafik 1. 43

Jumlah Kedatangan Kargo Internasional Bandara Ngurah Rai

Sumber : BUMN

Grafik 1. 42

Penyaluran Kredit Transportasi dan Pergudangan -30 -20 -10 0 10 20 30 40 0 200 400 600 800 1,000 I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 %, yoy Rp m ilia r

Kr. Transportasi dan Pergudangan g Kr. Transportasi dan Pergudangan

1.3.4. Lapangan Usaha Industri Pengolahan Pada triwulan I 2016, pertumbuhan lapangan industri pengolahan tercatat sebesar 4,76% (yoy), lebih lambat dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 6,34% (yoy). Perlambatan ini terutama bersumber dari perlambatan pertumbuhan indeks Indikator Industri Besar Sedang (IBS) yang mengalami perlambatan dari sebesar 2,78% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 0,41%(yoy) pada triwulan I 2016. Perlambatan tersebut juga terkonfirmasi dari perlambatan konsumsi listrik industri dari sebesar 9,5% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 7,75% (yoy) pada triwulan I 2016. Sejalan dengan hal tersebut, pertumbuhan kredit industri pengolahan turut mengalami perlambatan dari sebesar 21,72% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 20,43% (yoy) pada triwulan I 2016. Di sisi lain, pertumbuhan indeks Industri Manufaktur Mikro dan Kecil mengalami peningkatan dari sebesar 10,48% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 12,34% (yoy) pada triwulan I 2016. Kondisi tersebut juga didukung oleh optimisme peningkatan kinerja industri pengolahan yang terindikasi dari peningkatan volume ekspor beberapa industri pengolahan Provinsi Bali terutama pada komoditas produk olahan kayu dan furniture pada triwulan I 2016.

Arus Kapal Pelabuhan Benoa dan Pelabuhan Celukan Bawang Provinsi Bali

Indikator Industri Besar Sedang (IBS) dan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK)

Sumber : BUMN Sumber : BPS Provinsi Bali

-1.68 23.74 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500

I II III IV I II III IV I II III IV I 2013 2014 2015 2016 % ,yo y Un it

Unit Kapal g Unit Kapal (skala kanan)

-5 0 5 10 15 20 25 30

I II III IV I II III IV I II III IV I 2013 2014 2015 2016

%,yoy

IBS IMK

Grafik 1. 44 Grafik 1. 45

Konsumsi Listrik Industri Sumber : PLN Distribusi Bali

Grafik 1. 46

Kredit Kategori Industri

diindikasikan oleh realisasi belanja modal Pemerintah Provinsi Bali di triwulan I 2016 yang sebesar 9%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1%.

Sejalan dengan perkembangan lapangan usaha konstruksi, lapangan usaha real estate turut menunjukkan perkembangan positif. Lapangan usaha real estate tercatat mengalami peningkatan dari sebesar 5,09% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 5,79% (yoy) pada triwulan I 2016. Peningkatan kinerja tersebut terindikasi dari peningkatan pertumbuhan kredit KP Apartemen dan KPR rumah tinggal. KP Apartemen mengalami peningkatan dari sebesar 7,61% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 18,16% (yoy) pada triwulan I 2016. Sementara KPR rumah tinggal tipe s.d. 70 mengalami peningkatan dari 2,98% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 3,54% (yoy) pada triwulan I 2016. Peningkatan tersebut terjadi seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat serta mulai menurunnya suku bunga sebagai dampak diturunkannya BI rate selama triwulan berjalan. Meskipun demikian, seiring dengan optimisme dunia properti ke depan, indeks harga properti residensial primer menunjukkan peningkatan pada triwulan I 2016.

1.3.5. Lapangan Usaha Konstruksi dan Lapangan Usaha Real Estate

Seiring dengan peningkatan kinerja komponen investasi, lapangan usaha konstruksi dan real estate mengalami peningkatan. Lapangan usaha konstruksi mengalami peningkatan dari sebesar 5,09% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 5,79% (yoy) pada triwulan I 2016. Peningkatan ini diindikasikan oleh peningkatan penjualan semen pada triwulan IV 2015 mencapai 9,2% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan III 2015 yang sebesar 2,38% (yoy) (pembelian semen di triwulan IV 2015 digunakan untuk stok pembangunan infrastruktur di triwulan I 2016). Selain itu, peningkatan kinerja lapangan usaha ini juga

Kredit KP Apartemen

Grafik 1. 50

Perkembangan Konsumsi Semen Provinsi Bali

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia

Grafik 1. 49

Realisasi Belanja APBD Provinsi Bali Sumber : Biro Keuangan Provinsi Bali

1.3.6. Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami perlambatan dari sebesar 2,81% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 0,15% (yoy) pada triwulan I 2016. Perlambatan tersebut terkonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia yang menunjukkan penurunan kegiatan dunia usaha sektor pertanian dari sebesar -8,22% (SBT) pada triwulan IV 2015 mejadi sebesar -8,27% (SBT) pada triwulan I 2016. Perlambatan tersebut terutama terjadi pada subkategori tabama dan subkategori perikanan. Pada subkategori tabama, komoditas padi, jagung,

Kredit KPR Tipe s.d. 70

Grafik 1. 51

Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Primer

Sumber : Survei Harga Properti Residensial, Bank Indonesia

Grafik 1. 52

Perkembangan Kegiatan Usaha Sektor Pertanian

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha

Grafik 1. 53

dan kedelai mengalami kemunduran pola tanam sebagai dampak EL Nino di tahun 2015, sehingga 40% produksi pertanian mengalami kemunduran masa panen dari triwulan I 2016 menjadi triwulan II 2016. Kondisi tersebut terindikasi dari kontraksi pertumbuhan produksi padi dari sebesar 0,87% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar -7,60% (yoy) pada triwulan I 2016.

Perkembangan Produksi Padi di Bali Sumber : Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali

-25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 0 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 I II III IV I 2015 2016 %,yo y To n Grafik 1. 54

Sejalan dengan perkembangan subkategori pertanian, subkategori perikanan turut mengalami perlambatan dari sebesar -42% (yoy) pada triwulan

1.4. PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (Halaman 33-43)