• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKONOMI

DAN KEUANGAN REGIONAL

PROVINSI BALI

(2)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN

REGIONAL PROVINSI BALI

MEI 2016

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : Tim Advisory Ekonomi dan Keuangan

Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Jl. Letda Tantular No. 4

Denpasar – Bali, 80234 Tel. (0361) 248982 Fax. (0361) 222988 Email : t_setiadi@bi.go.id umran_u@bi.go.id putriana_n@bi.go.id rai_gdw@bi.go.id nm_wiwieks@bi.go.id trio_pa@bi.go.id

(3)
(4)

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun Laporan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali triwulan I 2016. Laporan ini disusun untuk memenuhi kebutuhan stakeholders internal maupun eksternal Bank Indonesia mengenai informasi perkembangan ekonomi, moneter, perbankan, keuangan, dan sistem pembayaran di Provinsi Bali.

Bank Indonesia berpandangan bahwa perekonomian daerah khususnya Bali mempunyai posisi dan peran yang strategis terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dalam upaya menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini didasari oleh fakta pembangunan nasional merupakan agregasi dari pembangunan daerah dan semakin meningkatnya proporsi inflasi daerah dalam menyumbang inflasi nasional. Oleh sebab itu Bank Indonesia, sebagai Bank Sentral Republik Indonesia, menaruh perhatian yang besar terhadap upaya-upaya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah guna semakin mendorong pertumbuhan ekonomi nasional termasuk dalam upaya pengendalian inflasi daerah guna mencapai target inflasi nasional.

Salah satu wujud dari kepedulian Bank Indonesia terhadap dinamika perekonomian daerah adalah melakukan berbagai kajian dan diseminasi hasil-hasil kajian kepada stakeholders.

Denpasar, 17 Mei 2016

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI BALI

Dewi Setyowati Kepala Perwakilan

TTD

KATA PENGANTAR

Salah satunya melalui KEKR yang berisikan kajian dan informasi mengenai perekonomian daerah dan dipahami secara luas oleh seluruh pihak terkait. Selanjutnya, stakeholders dapat memanfaatkan informasi dari KEKR ini sesuai dengan kepentingan masing-masing dalam upaya perbaikan kinerja ekonomi Bali di masa depan. Kami juga berharap akan muncul ide-ide konstruktif yang dapat memberikan nilai tambah serta menjadi stimulus upaya-upaya pengembangan ekonomi daerah melalui kebijakan maupun kajian – kajian lanjutan.

Pada kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang kami perlukan antara lain Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan, akademisi, dan instansi pemerintah lainnya. Kami menyadari bahwa cakupan dan analisis dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Daerah masih belum sepenuhnya sempurna, sehingga saran, kritik dan dukungan informasi/data dari Bapak/Ibu sekalian sangat diharapkan guna peningkatan kualitas dari kajian tersebut.

Akhir kata, kami berharap semoga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini bermanfaat bagi para pembaca.

(5)

Kata Pengantar 3

Ringkasan Umum 12

Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Bali 15

Bab I Ekonomi Makro Regional 21

1.1. KONDISI UMUM 23 1.2. SISI PERMINTAAN 23 1.2.1. Konsumsi 24 1.2.2. Investasi 26 1.2.3. Neraca Perdagangan 28 1.3. SISI PENAWARAN 32

1.3.1. Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 34

1.3.2. Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 36

1.3.3. Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan 37

1.3.4. Lapangan Usaha Industri Pengolahan 39

1.3.5. Lapangan Usaha Konstruksi dan Lapangan Usaha Real Estate 40

1.3.6. Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 41

1.4. PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI 42

Bab II Perkembangan Inflasi 49

2.1. PERKEMBANGAN UMUM INFLASI 51

2.2. ANALISIS PERKEMBANGAN INFLASI 52

2.2.1. Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa 52

2.2.2. Inflasi Menurut Kota 59

2.3. DISAGREGASI INFLASI 62

a) Volatile Food 62

b) Administered Prices 63

c) Core Inflation 63

2.4. PERGERAKAN HARGA DI KOTA NON SAMPEL INFLASI 65

2.5. INFLASI PEDESAAN 65

Bab III Perbankan dan Sistem Pembayaran 69

(6)

3.1.1. Pelaksanaan Fungsi Intermediasi 72

3.1.2. Non Performing Loan (NPL) 74

3.2. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 74

3.3. PERKEMBANGAN PERBANKAN KABUPATEN/KOTA 75

3.4. STABILITAS SISTEM KEUANGAN 77

3.4.1. Ketahanan Sektor Korporasi 77

3.4.2. Ketahanan Sektor Rumah Tangga 79

3.5. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 81

3.5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 81

3.5.2. Perkembangan Transaksi Pembayaran Nontunai 82

Bab IV Keuangan Pemerintah 97

4.1. GAMBARAN UMUM 99

4.2. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BALI 99

4.3. APBD KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BALI 105

4.4. ALOKASI APBN DI PROVINSI BALI 108

Bab V Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan 117

5.1. KONDISI KETENAGAKERJAAN 119

5.2. NILAI TUKAR PETANI 122

5.3. TINGKAT KEMISKINAN 123

Bab VI Prospek Perekonomian 125

6.1. MAKRO EKONOMI REGIONAL 127

6.2. INFLASI BALI TRIWULAN II 2016 131

6.3. UPAYA PENGENDALIAN INFLASI BALI 133

(7)

Grafik 1. 1 Nominal PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali 23

Grafik 1. 2 Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Provinsi Bali 23

Grafik 1. 3 Indeks Tendensi Konsumen 24

Grafik 1. 4 Indeks Keyakinan Konsumen 25

Grafik 1. 5 Konsumsi Listrik RT 25

Grafik 1. 6 Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama 25

Grafik 1. 7 Likert Scale Penjualan Domestik 25

Grafik 1. 8 Kredit Konsumsi 26

Grafik 1. 9 Kredit Multiguna 26

Grafik 1. 10 Perkembangan Giro Pemerintah 26

Grafik 1. 11 Realisasi Belanja APBD Provinsi Bali 26

Grafik 1. 12 Likert Investasi 27

Grafik 1. 13 Perkembangan Investasi (SBT) 27

Grafik 1. 14 Perkembangan Nilai Impor Barang Modal 28

Grafik 1. 15 Penjualan Semen Provinsi Bali 28

Grafik 1. 16 Arus Barang Pelabuhan Benoa dan Pelabuhan Celukan Bawang 28

Grafik 1. 17 Nilai Ekspor Luar Negeri Bali 29

Grafik 1. 18 Volume Ekspor Luar Negeri Bali 30

Grafik 1. 19 Pangsa Nilai Ekspor Komoditas Utama Tw I 2016 30

Grafik 1. 20 Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas utama 30

Grafik 1. 21 Pangsa Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan 30

Grafik 1. 22 Pertumbuhan Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan 31

Grafik 1. 23 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri Bali 31

Grafik 1. 24 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri Bali 32

Grafik 1. 25 Pangsa Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC 32

Grafik 1. 26 Perkembangan Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC 32

Grafik 1. 27 Pangsa Kategori Ekonomi terhadap PDRB Provinsi Bali Triwulan I 2016 34

Grafik 1. 28 Andil Kategori terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali Triwulan I 2016 34

Grafik 1. 29 Perkembangan Usaha Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (SBT) 34

Grafik 1. 30 Kunjungan Wisman ke Bali Triwulanan 35

Grafik 1. 31 Kredit Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum Provinsi Bali 35

Grafik 1. 32 Perkembangan Kunjungan Wisman Berdasarkan Negara 35

Grafik 1. 33 Asal Wisman yang Berkunjung ke Bali 36

Grafik 1. 34 Likert Scale Penjualan Domestik 36

Grafik 1. 35 Perkembangan Total Penjualan Kelompok Komoditas 36

(8)

Grafik 1. 37 Pertumbuhan Penjualan Kendaraan Bermotor 37

Grafik 1. 38 Pertumbuhan Penjualan Sepeda Motor dan Mobil 37

Grafik 1. 39 Kegiatan Dunia Usaha Pengangkutan dan Komunikasi (SBT) 37

Grafik 1. 40 Penyaluran Kredit Transportasi dan Pergudangan 38

Grafik 1. 41 Jumlah Penumpang Pesawat Udara Bandara Ngurah Rai 38

Grafik 1. 42 Jumlah Kedatangan Kargo Internasional Bandara Ngurah Rai 38

Grafik 1. 43 Arus Penumpang Laut Pelabuhan Benoa 38

Grafik 1. 44 Arus Kapal Pelabuhan Benoa dan Pelabuhan Celukan Bawang Provinsi Bali 39

Grafik 1. 45 Indikator Industri Besar Sedang (IBS) dan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) 39

Grafik 1. 46 Konsumsi Listrik Industri 39

Grafik 1. 47 Kredit Kategori Industri 39

Grafik 1. 48 Realisasi Belanja APBD Provinsi Bali 40

Grafik 1. 49 Perkembangan Konsumsi Semen Provinsi Bali 40

Grafik 1. 50 Kredit KP Apartemen 40

Grafik 1. 51 Kredit KPR Tipe s.d. 70 41

Grafik 1. 52 Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Primer 41

Grafik 1. 53 Perkembangan Kegiatan Usaha Sektor Pertanian 41

Grafik 1. 54 Perkembangan Produksi Padi di Bali 41

Grafik 1. 55 Perkembangan Produksi Ikan Pengambengan 42

Grafik 1. 56 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 42

Grafik 1. 57 Share PDRB Kab/Kota Provinsi Bali 42

Grafik 1. 58 Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Bali 43

Grafik 1. 59 Share Lapangan Usaha Utama PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Bali 44

Grafik 2. 1 Inflasi Kumulatif Bali (%ytd) 51

Grafik 2. 2 Inflasi Kumulatif Nasional (%ytd) 51

Grafik 2. 3 Inflasi Kota di Bali (%yoy) 52

Grafik 2. 4 Perkembangan Inflasi Nasional dan Provinsi Bali (% yoy) 52

Grafik 2. 5 Inflasi Bulanan Kelompok Bahan Makanan Denpasar, Singaraja, dan Prov. Bali 52

Grafik 2. 6 Inflasi Triwulanan Kelompok Bahan Makanan di Prov. Bali 53

Grafik 2. 7 Inflasi Tahunan Kelompok Bahan Makanan di Prov. Bali 53

Grafik 2. 8 Pergerakan Inflasi Bulanan Bawang Merah 53

Grafik 2. 9 Pergerakan Inflasi Bulanan Bawang Putih 53

Grafik 2. 10 Pergerakan Inflasi Bulanan Telur Ayam Ras 54

Grafik 2. 11 Pergerakan Inflasi Bulanan Daging Ayam Ras 54

Grafik 2. 12 Pergerakan Inflasi Bulanan Daging Sapi 54

Grafik 2. 13 Pergerakan Inflasi Bulanan Beras 54

Grafik 2. 14 Inflasi Triwulanan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Prov. Bali 55 Grafik 2. 15 Inflasi Tahunan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Prov. Bali 55 Grafik 2. 16 Inflasi Triwulanan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar di Prov. Bali 56

(9)

Grafik 2. 17 Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar di Prov. Bali 56

Grafik 2. 18 Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi 56

Grafik 2. 19 Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Primer 56

Grafik 2. 20 Inflasi Triwulanan Kelompok Sandang di Prov. Bali 57

Grafik 2. 21 Inflasi Tahunan Sandang di Prov. Bali 57

Grafik 2. 22 Inflasi Triwulanan Kelompok Kesehatan di Prov. Bali 57

Grafik 2. 23 Inflasi Tahunan Kelompok Kesehatan di Prov. Bali 57

Grafik 2. 24 Inflasi Triwulanan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga di Prov. Bali 58 Grafik 2. 25 Inflasi Tahunan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga di Prov. Bali 58 Grafik 2. 26 Inflasi Triwulanan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Prov. Bali 58 Grafik 2. 27 Inflasi Tahunan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Prov. Bali 58

Grafik 2. 28 Bobot Tahun Dasar (2012=100) Kelompok Pengeluaran Kota Denpasar 59

Grafik 2. 29 Bobot Tahun Dasar (2012=100) Kelompok Pengeluaran Kota Singaraja 59

Grafik 2. 30 Disagregasi Inflasi Bulanan Provinsi Bali 62

Grafik 2. 31 Disagregasi Inflasi Tahunan Provinsi Bali 62

Grafik 2. 32 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah 63

Grafik 2. 33 Perbandingan Nilai Tukar Kawasan 63

Grafik 2. 34 Ekspektasi Penjualan 64

Grafik 2. 35 Ekspektasi Konsumen 64

Grafik 2. 36 Perkembangan Inflasi Perdesaan (mtm) dan Nilai Tukar Petani (NTP) 65

Grafik 2. 37 Perkembangan Inflasi Perdesaan (ytd) 65

Grafik 3. 1 Pertumbuhan Tahunan Asset, DPK dan Kredit 71

Grafik 3. 2 Komposisi dan Pertumbuhan Asset Menurut Kelompok Bank 71

Grafik 3. 3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) 72

Grafik 3. 4 Perkembangan LDR menurut Kelompok Bank 72

Grafik 3. 5 Pertumbuhan DPK Menurut Kelompok Bank 72

Grafik 3. 6 Pertumbuhan DPK 72

Grafik 3. 7 Pertumbuhan Kredit Perbankan 73

Grafik 3. 8 Komposisi Kredit 73

Grafik 3. 9 Perkembangan Suku Bunga 73

Grafik 3. 10 Perkembangan NPL Kredit 74

Grafik 3. 11 NPL Berdasarkan Kelompok Bank 74

Grafik 3. 12 Pertumbuhan Asset, Kredit dan DPK 75

Grafik 3. 13 Loan to Deposit Ratio (LDR) 75

Grafik 3. 14 Proporsi Kredit Bank Umum Spasial 76

Grafik 3. 15 Proporsi DPK Bank Umum Spasial 76

Grafik 3. 16 Pertumbuhan kredit lokasi bank kabupaten/kota di Provinsi Bali 76

(10)

Grafik 3. 19 Penyebaran Kantor Bank di Provinsi Bali 77

Grafik 3. 20 Jumlah ATM per 1.000 Penduduk Dewasa 77

Grafik 3. 21 Penyebaran ATM di Provinsi Bali 77

Grafik 3. 22 Pertumbuhan Kredit Korporasi Sektor Utama Provinsi Bali 78

Grafik 3. 23 Proporsi Kredit Sektoral Korporasi 78

Grafik 3. 24 Posisi NPL Kredit Korporasi Sektor Provinsi Bali 78

Grafik 3. 25 Pertumbuhan Pembiayaan Sektor Rumah Tangga Perjenis Penggunaan 80

Grafik 3. 26 Pertumbuhan KPR per Tipe 80

Grafik 3. 27 Posisi Kredit Sektor Rumah Tangga per Jenis Penggunaan 81

Grafik 3. 28 NPL Sektor Rumah Tangga per Jenis Penggunaan 81

Grafik 3. 29 Perkembangan Uang Kartal di Bali 81

Grafik 3. 30 Perkembangan Kegiatan Kas Keliling 82

Grafik 3. 31 Perkembangan Kliring 83

Grafik 3. 32 Perkembangan Tolakan Cek/BG kosong 83

Grafik 4. 1 Perkembangan Pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja APBD Provinsi Bali 2011-2016 99 Grafik 4. 2 Persentase Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Bali Triwulan I Tahun 2012 – 2016 102 Grafik 4. 3 Persentase Realisasi Belanja APBD Provinsi Bali Triwulan I Tahun 2012 – 2016 104

Grafik 4. 4 Anggaran Pendapatan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali 2016 106

Grafik 4. 5 Anggaran belanja Kabupaten/Kota di Provinsi Bali 2016 108

Grafik 5. 1 Perkembangan Tingkat Pengangguran di Provinsi Bali 120

Grafik 5. 2 Perkiraan Penambahan Tenaga Kerja (Hasil SKDU) 120

Grafik 5. 3 Indeks Kondisi Ketenagakerjaan, Penghasilan, dan Kegiatan usaha yang Akan Datang 120

Grafik 5. 4 NTP Bali dan Komponen Penyusunnya 122

Grafik 5. 5 Perkembangan Kemiskinan di Provinsi Bali 124

Grafik 5. 6 Perkembangan Gini Ratio di Provinsi Bali 124

Grafik 5. 7 Perbandingan IPM Provinsi Bali Dengan Daerah Lain 124

Grafik 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Bali 127

Grafik 6. 2 Perkiraan Perkembangan Investasi 128

Grafik 6. 3 Indeks Ekspektasi Konsumen 128

Grafik 6. 4 Perkembangan Dunia Usaha 129

Grafik 6. 5 Perkembangan Dunia Usaha : Sektoral 130

Grafik 6. 6 Proyeksi Inflasi Bali 131

Grafik 6. 7 Apresiasi/Depresiasi Nilai Tukar Kawasan (ytd) 131

Grafik 6. 8 Ekspektasi Konsumen terhadap Perubahan Harga Barang & Jasa 132

Grafik 6. 9 Pergerakan Harga Dunia Komoditas Emas 133

(11)

Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali di Sisi Permintaan (%, yoy) 24

Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali dari Sisi Penawaran (%, yoy) 33

Tabel 1. 3 Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Bali (%,yoy) 43

Tabel 2. 1 Produksi Padi 55

Tabel 2. 2 Perkembangan Inflasi Kota Denpasar Per Kelompok Pengeluaran 60

Tabel 2. 3 Top 5 Komoditas Penyumbang Inflasi dan Deflasi Kota Denpasar 60

Tabel 2. 4 Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Per Kelompok Pengeluaran 61

Tabel 2. 5 Top 5 Komoditas Penyumbang Inflasi dan Deflasi Kota Singaraja 61

Tabel 3. 1 Perkembangan Usaha Bank Umum di Bali 71

Tabel 3. 2 Perkembangan Kredit Menurut Kategori 74

Tabel 3. 3 Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Bali 75

Tabel 3. 4 Perkembangan Rekening DPK dan Kredit per Kabupaten di Bali Maret 2016 76

Tabel 3. 5 Perkembangan Transaksi Uang Kartal di Bali 82

Tabel 3. 6 Perkembangan Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong 83

Tabel 4. 1 Perkembangan Pagu Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Bali 2015-2016 100

Tabel 4. 2 Perkembangan Pagu Anggaran Belanja APBD Provinsi Bali 2015-2016 101

Tabel 4. 3 Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Bali Triwulan I Tahun 2012-2016 102

Tabel 4. 4 Realisasi Belanja APBD Provinsi Bali Triwulan I Tahun 2012-2016 104

Tabel 4. 5 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali 2016 106

Tabel 4. 6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/ Kota di Provinsi Bali, 2016 107

Tabel 4. 7 Pagu dan Realisasi Anggaran APBN 2015-2016 Untuk Provinsi Bali 109

Tabel 5. 1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama (Ribu Orang) 119

Tabel 5. 2 Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama (orang) 121 Tabel 5. 3 Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan (Orang) 121 Tabel 5. 4 Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja (Orang) 122 Tabel 5. 5 Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan (Orang) 122

Tabel 5. 6 Perkembangan Nilai Tukar Petani di Provinsi Bali 123

Tabel 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Tujuan Ekspor Utama Bali 131

(12)

BOKS A SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL PRIMER TRIWULAN I 2016 : HARGA PROPERTI

RESIDENSIAL TERUS MENUNJUKKAN PENINGKATAN 45

BOKS B ROADMAP PENGENDALIAN INFLASI DAERAH PROVINSI BALI 66

BOKS C GERAKAN PEDULI KOIN RUPIAH 87

BOKS D KPWBI PROVINSI BALI BERKERJASAMA DENGAN DESA ADAT DALAM UPAYA

MENERTIBKAN KUPVA BB 90

BOKS E PENURUNAN BI RATE BERDAMPAK PADA PENURUNAN SUKU BUNGA PERBANKAN 92

BOKS F PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KONEKTIVITAS DAN

KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI BALI 110

BOKS G KINERJA USAHA DIPERKIRAKAN TUMBUH LEBIH BAIK 135

BOKS H PANDANGAN BANK INDONESIA TERHADAP PENGEMBANGAN SMART CITY DENPASAR 139

BI 7-DAY REPO RATE 84

Daftar Boks

(13)

3,59% yoy

Inflasi Provinsi Bali pada triwulan I 2016 tercatat sebesar 3,59% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2015 yang sebesar 2,75% (yoy).

Perkembangan INFLASI

Sistem pembayaran nontunai mengalami peningkatan pada triwulan I 2016

Perkembangan SISTEM PEMBAYARAN

Realisasi Pendapatan dan Belanja daerah Provinsi Bali pada triwulan I 2016 tercatat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

KEUANGAN PEMERINTAH Tw I 2016

Peningkatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali diperkirakan berlanjut pada triwulan II 2016

PROYEKSI PEREKONOMIAN

Perkembangan PERBANKAN

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan kemiskinan sedikit mengalami peningkatan namun kualitas hidup masyarakat terjaga seiring dengan peningkatan IPM dan menurunnya Gini Ratio

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

1

2

3

4

5

6

Tw IV 2015 Tw I 2016 Inflasi Pertumbuhan Ekonomi SINGARAJA KLIRING

NON TUNAI

Rp19,8T (633 lembar)

Rp18,2T (614 lembar) OUTFLOW

Rp2,9T

INFLOW

TUNAI

Rp5,07T

Rp2,5T Rp4T Rp1,51T NET INFLOW

Rp2,1T

8,81%

yoy

4,76% yoy

7,12%

yoy

4,93%

yoy NPL

2,38

LDR

83,47

Peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2016 memberikan dampak positif pada kinerja perbankan secara umum

PENDAPATAN BELANJA TENAGA KERJA TINGKAT KEMISKINAN

7,7%

19,28%

Februari 2016 September 2015

1,37% yoy

5,25%

2,12%

Triwulan II 2016

6,06% - 6,46%

yoy

6,09% - 6,84%

yoy 2016

4% 1%

yoy

PERKEMBANGAN

6,04%

Tw I 2016

5,96%

Tw IV 2015

(14)

3,59% yoy

Inflasi Provinsi Bali pada triwulan I 2016 tercatat sebesar 3,59% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2015 yang sebesar 2,75% (yoy).

Perkembangan INFLASI

Sistem pembayaran nontunai mengalami peningkatan pada triwulan I 2016

Perkembangan SISTEM PEMBAYARAN

Realisasi Pendapatan dan Belanja daerah Provinsi Bali pada triwulan I 2016 tercatat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

KEUANGAN PEMERINTAH Tw I 2016

Peningkatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali diperkirakan berlanjut pada triwulan II 2016

PROYEKSI PEREKONOMIAN

Perkembangan PERBANKAN

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan kemiskinan sedikit mengalami peningkatan namun kualitas hidup masyarakat terjaga seiring dengan peningkatan IPM dan menurunnya Gini Ratio

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

1

2

3

4

5

6

Tw IV 2015 Tw I 2016 Inflasi Pertumbuhan Ekonomi SINGARAJA DENPASAR

4,42

yoy

3,41

yoy KLIRING

NON TUNAI

Rp19,8T (633 lembar)

Rp18,2T (614 lembar) OUTFLOW

Rp2,9T

INFLOW

TUNAI

Rp5,07T

Rp2,5T Rp4T Rp1,51T NET INFLOW

Rp2,1T

8,81%

yoy

4,76% yoy

7,12%

yoy

4,93%

yoy NPL

2,38

LDR

83,47

Peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2016 memberikan dampak positif pada kinerja perbankan secara umum

PENDAPATAN BELANJA TENAGA KERJA TINGKAT KEMISKINAN

7,7%

19,28%

Februari 2016 September 2015

September 2014 Februari 2015

1,37% yoy

5,25%

2,12%

Triwulan II 2016

6,06% - 6,46%

yoy

6,09% - 6,84%

yoy 2016

4% 1%

yoy

PERKEMBANGAN

6,04%

Tw I 2016

5,96%

Tw IV 2015

(15)

Pertumbuhan tahunan ekonomi Bali triwulan I 2016 mencapai 6,04% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya mencapai 5,96% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Bali triwulan laporan juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,92% (yoy). Dari sisi permintaan, peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga, PMTB (investasi), dan peningkatan kinerja ekspor luar negeri. Sementara dari sisi penawaran, perekonomian Bali pada triwulan I 2016 didorong oleh peningkatan kinerja beberapa lapangan usaha yang memiliki share besar terhadap perekonomian Bali, yaitu Perdagangan Besar dan Eceran, Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum, Transportasi, Konstruksi, Jasa keuangan, Jasa kesehatan dan Kegiatan Sosial.

Inflasi Bali pada triwulan I 2016 tercatat sebesar 3,59% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan dengan pencapaian inflasi triwulan IV 2015 yang tercatat sebesar 2,75% (yoy). Namun demikian, pencapaian inflasi Bali triwulan I 2016 masih lebih rendah dibanding inflasi Nasional yang sebesar 4,45% (yoy) dan lebih rendah dibandingkan dengan inflasi triwulan I 2015 yang sebesar 6,42% (yoy). Secara spasial, pada triwulan I 2016 inflasi di Kota Singaraja tercatat sebesar 4,42% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu sebesar 8,99% (yoy). Sementara itu, Kota Denpasar pada triwulan I 2016 tercatat sebesar 3,41% (yoy), jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 5,88% (yoy). Berdasarkan kelompok penyumbang inflasi, tekanan inflasi pada triwulan I 2016 terutama disebabkan oleh kelompok inti dan volatile food. Sementara itu, kelompok administered prices tercatat sebagai penahan kenaikan laju inflasi seiring dengan kebijakan Pemerintah terkait penurunan harga BBM, tarif angkutan, dan harga LPG 12 kg pada awal Tahun 2016. Pada triwulan I 2016, kinerja bank umum di Provinsi Bali masih terjaga. Asset bank umum masih mencatat pertumbuhan positif meski terjadi perlambatan dibanding triwulan IV 2015. Perlambatan tersebut bersumber dari perlambatan pertumbuhan DPK yang dihimpun bank umum. Demikian pula penyaluran kredit bank umum juga masih mengalami perlambatan sejalan dengan perlambatan pertumbuhan kredit nasional. Di sisi lain, BPR mencatat peningkatan seiring dengan peningkatan pertumbuhan DPK. Secara spasial, penyebaran penyaluran kredit bank umum perkabupaten/kota di Provinsi Bali masih menunjukkan konsentrasi pada daerah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (SARBAGITA).

Sejalan peningkatan kinerja ekonomi Provinsi Bali pada periode triwulan I 2016, penyaluran kredit korporasi juga menunjukkan peningkatan dibanding triwulan sebelumnya (berdasarkan lokasi proyek), yaitu tumbuh dari 11,63% (yoy) di triwulan

Perekonomian Bali triwulan I 2016 tumbuh meningkat sebesar 6,04% (yoy)

Tekanan inflasi Provinsi Bali pada triwulan I 2016 tercatat sebesar 3,59% lebih tinggi dibanding triwulan IV 2015 Peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2016 memberikan dampak positif pada kinerja

perbankan secara umum

Ringkasan Umum

(16)

IV 2015 menjadi 12,29% di triwulan I 2016. Meskipun terjadi peningkatan, kualitas kredit korporasi menunjukkan penurunan, tercermin dari rasio Non Peforming Loan (NPL) yang meningkat. Pada periode triwulan I 2016 nilai NPL mencapai 3,90%, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2015 yang tercatat sebesar 3,22%. Perkembangan kinerja kredit sektor rumah tangga (RT) pada triwulan I 2016 menunjukkan perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 10,89% (yoy) di triwulan IV 2015 menjadi 10,16% (yoy) pada triwulan I 2016. Sejalan dengan perlambatan penyaluran kredit rumah tangga, rasio NPL menunjukan peningkatan yang signifikan dari 0,64% di triwulan IV 2015 menjadi 0,87% pada triwulan I 2016.

Aktivitas transaksi sistem pembayaran tunai Provinsi Bali triwulan I 2016 berada pada posisi net inflow sesuai dengan pola musimannya. Sementara itu, transaksi pembayaran nontunai (dengan mekanisme kliring) mengalami peningkatan baik secara nominal maupun jumlah transaksi. Peningkatan tersebut seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan.

Realisasi Pendapatan Pemerintah Provinsi Bali hingga triwulan I 2016 tercatat sebesar 19,28% dari total pendapatan yang ditargetkan, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 23,58%. Realisasi belanja Pemerintah Provinsi Bali pada triwulan I 2016 tercatat sebesar 7,7%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,29%. Secara keseluruhan kabupaten/kota di Provinsi Bali pada triwulan I 2016, realisasi pendapatan APBD kabupaten/kota mencapai 19,76%. Sementara, realisasi belanja kabupaten/kota di Provinsi Bali pada triwulan I 2016 sebesar 8,91% atau senilai Rp 1,55 triliun.

Tingkat penyerapan tenaga kerja di Bali pada Semester I 2016 mengalami perlambatan dibanding Semester II 2015, sebagaimana tercermin dari pertumbuhan jumlah penduduk yang menganggur (6,76%) lebih tinggi dari pertumbuhan jumlah penduduk yang bekerja (0,31%). Kondisi ini berdampak kepada meningkatnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang pada Februari 2016 tercatat sebesar 2,12%, lebih tinggi dari Agustus 2015 yang sebesar 1,99%. Pada periode yang sama, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami penurunan sebesar 0,23%. Meskipun melambat, namun kondisi ketenagakerjaan di Bali masih lebih Baik dibanding Nasional. Pada periode yang sama, TPT nasional tercatat sebesar 5,05% dan TPAK nasional sebesar 68,06%.

Dari sisi kesejahteraan petani, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Bali pada triwulan I 2016 mengalami penurunan dibanding triwulan IV 2015, mengindikasikan penurunan tingkat kemampuan/daya beli petani. Penurunan tersebut terjadi pada subsektor Tanaman Pangan, Perkebunan Rakyat, dan Perikanan. Sementara NTP subsektor hortikultura dan subsektor peternakan menunjukkan peningkatan pada periode yang sama.

Sistem pembayaran nontunai tercatat

mengalami peningkatan pada

triwulan I 2016. Kinerja kredit korporasi

dan rumah tangga Provinsi Bali triwulan I

2016 masih terjaga

Realisasi Belanja daerah Provinsi Bali pada triwulan I 2016

tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan

periode yang sama tahun sebelumnya.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan kemiskinan sedikit mengalami penurunan

namun kualitas hidup masyarakat terjaga

seiring dengan peningkatan IPM dan menurunnya Gini Ratio

(17)

Selanjutnya dari sisi distribusi, kesejahteraan antar penduduk mengalami perbaikan sebagaimana tercermin dari menurunnya angka gini ratio. Disisi lain, pembangunan manusia di Provinsi Bali berada dalam kondisi yang baik, tercermin dari nilai IPM yang jauh di atas rata-rata nasional dan merupakan IPM terbesar ke-5 di Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada triwulan II 2016 diperkirakan mengalami peningkatan, dibanding triwulan I 2016, yaitu tumbuh pada kisaran 6,06% - 6,46% (yoy). Dari sisi permintaan, peningkatan terutama disebabkan oleh peningkatan kinerja konsumsi pemerintah, investasi dan kinerja ekspor. Sementara itu dari sisi penawaran, peningkatan didorong oleh peningkatan sebagian besar lapangan usaha antara lain lapangan usaha pertanian, lapangan usaha industri pengolahan, konstruksi, penyediaan akomodasi makan dan minum, dan transportasi dan pergudangan. Dengan perkembangan terakhir, perekonomian Provinsi Bali untuk keseluruhan tahun 2016 diperkirakan mengalami peningkatan dibandingkan dengan perekonomian Bali tahun 2015 yang tumbuh sebesar 6,04% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2016 diperkirakan berada pada kisaran 6,08%-6,84% (yoy). Dari sisi permintaan, perbaikan perkiraan perekonomian global di tahun 2016 bersumber pada perbaikan kinerja ekspor luar negeri seiring dengan upaya ekspansi beberapa industri pengolahan. Dari sisi penawaran, perkiraan peningkatan perekonomian bersumber dari perkiraan peningkatan kinerja lapangan usaha pertanian seiring dengan dukungan program pengembangan peningkatan produktivitas pertanian oleh pemerintah, serta perkiraan peningkatan pertumbuhan ekonomi di tahun 2016 yang diperkirakan terjadi seiring dengan perkiraan peningkatan industri pariwisata dan industri pengolahan.

Berdasarkan hasil tracking sampai dengan triwulan I 2016, inflasi Bali diperkirakan akan sebesar 3,72%±1% (yoy) pada tahun 2016, dan diharapkan dapat mendukung tercapainya target inflasi nasional yang sebesar 4±1% (yoy). Pada triwulan II 2016, kelompok volatile food diperkirakan melandai seiring dengan masuknya musim panen padi dan tekanan demand yang relatif tidak setinggi triwulan I 2016. Namun demikian, komoditas bawang merah masih perlu menjadi perhatian seiring dengan peningkatan harga yang terjadi secara nasional dan ketergantungan Provinsi Bali terkait pasokan komoditas bumbu-bumbuan. Perekonomian Bali triwulan II 2016 diperkirakan tumbuh kisaran 6,06% - 6,46% (yoy) Perekonomian Bali tahun 2016 diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,08% - 6,84% (yoy) Inflasi Bali 2016 diperkirakan berada dalam kisaran 3,72%±1% (yoy).

(18)

PDRB DAN INFLASI

Tabel Indikator

(19)

PERBANKAN – BANK UMUM

INDIKATOR PERBANKAN KABUPATEN/KOTA

(20)

SISTEM PEMBAYARAN

(21)
(22)

Foto oleh: Agus Mulyawan

Makro Ekonomi Regional

(23)
(24)

1.1. KONDISI UMUM

Perekonomian Provinsi Bali pada triwulan I 2016 mencatat peningkatan pertumbuhan yaitu sebesar 6,04% (yoy) dengan output riil mencapai Rp 32 triliun. Dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya, capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya (triwulan IV 2015) yang sebesar 5,96% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali triwulan I 2016 tersebut juga lebih tinggi dibandingkan angka pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 4,92%

(yoy). Dari sisi permintaan, peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga, PMTB (investasi), dan meningkatnya kinerja ekspor luar negeri. Sementara dari sisi penawaran, perekonomian Bali pada triwulan I 2016 didorong oleh peningkatan kinerja beberapa lapangan usaha yang memiliki share besar terhadap perekonomian Bali, yaitu Perdagangan Besar dan Eceran, Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum, Transportasi, Konstruksi, Jasa keuangan, Jasa kesehatan dan Kegiatan Sosial.

1.2. SISI PERMINTAAN

Peningkatan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I 2016 dari sisi permintaan terutama didorong oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga seiring dengan penurunan harga BBM, LPG, dan TTL yang terjadi sepanjang triwulan I 2016. Komponen ekspor luar negeri, mengalami peningkatan pada triwulan laporan, didorong oleh perbaikan perekonomian negara mitra dagang sehingga mendorong peningkatan permintaan dan upaya diversifikasi pasar oleh pelaku ekspor. Peningkatan kinerja ekspor luar negeri tersebut juga didukung oleh peningkatan ekspor jasa, seiring dengan kinerja industri pariwisata yang mengalami peningkatan. Perbaikan kinerja pariwisata didorong oleh adanya event hari raya dan liburan antara lain imlek, paskah, Galungan, dan Kuningan sepanjang triwulan I 2016. Sementara itu, investasi (PMTB) mengalami peningkatan, didorong oleh peningkatan kinerja investasi non bangunan yang tergambar dari impor barang modal yang mengalami peningkatan di akhir triwulan I 2016, dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan PMTB juga didorong oleh optimisme pelaku usaha terhadap perkembangan ekonomi seiring dengan penurunan BI Rate dan perbaikan kondisi makro ekonomi regional.

Nominal PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Tahun dasar 2010 5.96 6.04 0 2 4 6 8 10 27 28 29 30 31 32 33 34 I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 %, YOY RP TR ILIUN gPDRB (skala kanan) PDRB Grafik 1. 1

Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Provinsi Bali

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Tahun dasar 2010 6.74 6.20 6.22 7.73 5.99 5.92 6.30 5.96 6.04 5.14 4.96 4.97 5.04 4.73 4.66 4.74 5.04 4.92 4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00 I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 Bali NASIONAL Grafik 1. 2

(25)

Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali di Sisi Permintaan (%, yoy)

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah 1.2.1. Konsumsi

Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi rumah tangga masih menjadi komponen terbesar sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali dengan share sebesar 54%, yang pada triwulan laporan mengalami peningkatan pertumbuhan dari 7,04% (yoy) dari triwulan IV 2015 menjadi sebesar 9,05% (yoy) pada triwulan I 2016. Peningkatan konsumsi rumah tangga tersebut tercermin dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia di ketiga indeksnya yaitu Indeks Keyakinan Konsumsen (IKK), Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), dan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang menunjukkan rata-rata indeks sepanjang triwulan I 2016 yang mengalami peningkatan. Sejalan dengan kondisi tersebut, Indeks Tendensi Konsumen (ITK) berdasarkan hasil survei BPS, pada triwulan I 2016 juga menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Adanya aktivitas

musiman berupa perayaan hari raya keagamaan yaitu Paskah, Galungan, Kuningan, dan Nyepi yang diiringi dengan penurunan harga BBM, TTL, dan LPG pada triwulan laporan diperkirakan menjadi pendorong peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga.

Indeks Tendensi Konsumen Sumber : BPS 114. 98 116. 75 111. 9 113. 13 102. 36 105. 42 111. 66 105. 84 108.4 INDEKS Grafik 1. 3

(26)

Selain itu, peningkatan Upah Minimum Kota/ Kabupaten (UMK) awal tahun turut mendorong peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga seperti terlihat dari peningkatan indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama (survei konsumen) dari 87 pada triwulan IV 2015, menjadi 87,67 pada triwulan I 2016. Sejalan dengan kondisi tersebut, Hasil survei dan liaison yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada triwulan I 2016, turut mengkonfirmasi peningkatan tersebut, sebagaimana terlihat dari peningkatan signifikan nilai likert scale penjualan domestik pada triwulan laporan, yaitu dari sebesar -0,13 poin pada triwulan IV 2015, menjadi sebesar 1,73 poin di triwulan I 2016.

Peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga juga terkonfirmasi oleh peningakatan pertumbuhan kredit konsumsi dari sebesar 12,86% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 13,14% (yoy) di triwulan I 2016. Peningkatan kredit konsumsi, terutama terjadi di kredit multiguna yang mencatat peningkatan pertumbuhan dari 20,56% (yoy) pada di triwulan IV 2015 menjadi 20,84% (yoy) pada triwulan I 2016. Kondisi tersebut, sejalan dengan peningkatan ekspektasi masyarakat terhadap perekonomian (IEK mengalami peningkatan dari sebesar 105,28 di triwulan IV 2015 menjadi 107,39 pada triwulan I 2016).

Indeks Keyakinan Konsumen Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

Grafik 1. 4

Konsumsi Listrik RT Sumber : PLN

Grafik 1. 5

Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

Grafik 1. 6

Likert Scale Penjualan Domestik Sumber : Survei dan Liaison, diolah

0 -0.13 1.73 -0.5 0 0.5 1 1.5 2

III IV I II III IV I II III IV I

2013 2014 2015 2016

LS

(27)

Konsumsi LNPRT dan Konsumsi Pemerintah

Di sisi lain, konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) dan konsumsi pemerintah mengalami perlambatan pada triwulan laporan. Konsumsi LNPRT mengalami perlambatan dari sebesar 14,80% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 13,30% (yoy) di triwulan I 2016. Kondisi tersebut merupakan dampak base effect tingginya kinerja konsumsi LNPRT di triwulan IV 2015 seiring dengan penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Pilkada), di 6 Kabupaten/ Kota di Bali. Sementara itu, perkembangan konsumsi Pemerintah hanya mencatat pertumbuhan sebesar 3,45% (yoy) di triwulan I 2016, jauh lebih rendah

dibandingkan triwulan IV 2015 yang mencatat pertumbuhan sebesar 12,2% (yoy). Perlambatan ini sesuai dengan pola musiman konsumsi pemerintah yang realisasinya masih terbatas di pada triwulan I. Kondisi ini juga terkonfirmasi oleh peningkatan posisi giro pemerintah pada triwulan laporan yang tercatat mengalami peningkatan. Perlambatan tersebut juga tercermin dari realisasi belanja total APBD Provinsi Bali yang masih terbatas pada triwulan laporan, tercatat sebesar 8%.

1.2.2. Investasi

Kinerja investasi Provinsi Bali triwulan I 2016 mencatat pertumbuhan sebesar 9,54% (yoy), jauh Kredit Konsumsi

Kredit Multiguna

Perkembangan Giro Pemerintah

Grafik 1. 8

Grafik 1. 9

Grafik 1. 10

Realisasi Belanja APBD Provinsi Bali Sumber : Biro Keuangan Provinsi Bali

(28)

lebih tinggi dibanding triwulan IV 2015 yang sebesar 5,76% (yoy). Peningkatan tersebut juga tercermin dari likert investasi (hasil survei dan liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali) dari sebesar 1 poin pada triwulan IV 2015, menjadi 1,41 poin di triwulan I 2016. Selain itu, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali pada triwulan I 2016 juga menunjukkan perbaikan perkembangan investasi dari sebesar -3,71% (SBT) pada triwulan IV 2015 menjadi -2,82% (SBT) pada triwulan I 2016. Perbaikan kinerja investasi terutama didorong oleh peningkatan kinerja investasi non bangunan yang terlihat dari peningkatan pertumbuhan impor barang modal dari sebesar -91,5% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 23,67% (yoy) pada triwulan I 2016. Tingginya pertumbuhan tersebut bersumber dari impor kapal senilai USD 18,2 juta dari Korea Selatan di triwulan I 2016. Peningkatan kinerja investasi pada periode triwulan I 2016 juga didorong oleh peningkatan realisasi kinerja proyek infrastruktur pemerintah yang menunjukkan peningkatan seperti tergambar dari realisasi belanja modal pemerintah pada triwulan I 2016 dengan nilai realisasi sebesar 6,79%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 dan dibandingkan pola historisnya dalam

2 tahun terakhir. Kondisi tersebut seiring pengadaan pekerjaan yang telah dilakukan pada triwulan I 2016, peningkatan anggaran untuk proyek infrastruktur strategis berupa peningkatan kapasitas jalan, jembatan, irigasi dan penyediaan air minum serta pembangunan Rumah Sakit Provinsi Bali dan Rumah Sakit Mata Indera yang ditargetkan selesai di tahun 2016.

Berdasarkan hasil survei dan liaison Bank Indonesia, peningkatan kinerja investasi juga didorong oleh optimisme pelaku usaha terhadap perkembangan ekonomi regional dan beberapa faktor pendukung lainnya yang antara lain meliputi sebagai berikut: i) perkiraan peningkatan pertumbuhan ekonomi regional Provinsi Bali pada tahun 2016; ii) peluang penguatan permintaan (domestik dan ekspor) sepanjang tahun 2016 didukung perbaikan kinerja perekonomian global pada tahun berjalan dibandingkan tahun sebelumnya; iii) kebijakan Pemerintah untuk meningkatkan alokasi anggaran pembangunan infrastruktur, iv) Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang pemberian insentif dan kemudahan berinvestasi untuk Wilayah Bali Utara dan Bali Timur, v) Paket deregulasi kebijakan pemerintah yang telah diterbitkan sejumlah 12 paket khususnya

Likert Investasi

Sumber : Survei dan Liaison Bank Indonesia, diolah

Grafik 1. 12 Perkembangan Investasi (SBT)

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha BI -6.00 -4.00 -2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 % Grafik 1. 13

(29)

1.2.3. Neraca Perdagangan

Perkembangan neraca perdagangan Provinsi Bali triwulan I 2016, mencatat peningkatan kinerja yang tergambar dari nilai surplus sebesar Rp 4,89 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan surplus triwulan IV 2015 (Rp 1,5 triliun). Peningkatan nilai surplus tersebut didorong oleh penurunan defisit

neraca perdagangan antar daerah dari sebesar Rp 12,6 triliun di triwulan IV 2015 menjadi sebesar Rp 8,09 triliun pada triwulan laporan. Sementara itu, pada periode yang sama, neraca perdagangan luar negeri mencatatkan penurunan surplus dari Rp 14,14 triliun (triwulan IV 2015) menjadi sebesar Rp 12,98 triliun di triwulan I 2016. Kondisi ini menyebabkan tertahannya laju peningkatan surplus neraca perdagangan pada periode triwulan laporan.

Net Ekspor antar Daerah

Kinerja net ekspor antar daerah menunjukan perbaikan, dengan pertumbuhan pada triwulan I 2016 tercatat sebesar 18,97% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2015 yang sebesar -2,24% (yoy). Perbaikan tersebut diindikasikan oleh perbaikan kecukupan stok barang kebutuhan (terutama bahan makanan) di Provinsi Bali1), seiring dengan adanya

periode musiman berupa perayaan hari keagamaan pada periode triwulan I 2016. Kondisi tersebut mendorong peningkatan permintaan konsumsi rumah tangga pada periode triwulan laporan, sehingga mendorong pelaku usaha perdagangan untuk mengantisipasi peningkatan permintaan melalui peningkatan stok. Peningkatan stok juga sejalan dengan upaya Tim Pengendalian Inflasi

Penjualan Semen Provinsi Bali Sumber : Asosiasi Semen Indonesia, diolah

Grafik 1. 15

Arus Barang Pelabuhan Benoa dan Pelabuhan Celukan Bawang Sumber : Pelindo 3

Grafik 1. 16

Perkembangan Nilai Impor Barang Modal

Ribu Ton %, yoy

Grafik 1. 14

terkait dengan dihapuskannya Bidang Usaha Restoran dari daftar Negatif Investasi, vi) tendensi penurunan tingkat suku bunga kredit perbankan seiring dengan penurunan BI Rate, yang diyakini akan mendorong akselerasi peningkatan kinerja dunia usaha.

(30)

Daerah (TPID) Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menjaga ketersediaan stok ditengah peningkatan permintaan, sehingga defisit perdagangan antar daerah cenderung mengecil. Perbaikan kinerja net ekspor antar daerah juga terlihat dari semakin dalamnya kontraksi pertumbuhan volume arus barang masuk di Pelabuhan Benoa dan Pelabuhan Celukan Bawang, yaitu dari kontraksi sebesar -10,46% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar -13,36% (yoy) di triwulan I 2016.

Ekspor Luar Negeri

Pada triwulan I 2016, perkembangan kinerja ekspor luar negeri (barang dan jasa) Provinsi Bali mencatat peningkatan kinerja di triwulan I 2016 yang tumbuh sebesar 11,86% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan IV 2015 yang sebesar -2,74%(yoy). Peningkatan tersebut, selaras dengan peningkatan kinerja ekspor barang dan ekspor jasa pada triwulan laporan, didorong oleh adanya faktor musiman seperti perayaan imlek dan semakin membaiknya kinerja ekonomi negara-negara tujuan ekspor serta perekonomian global yang tumbuh lebih baik pada triwulan I 2016 dibandingkan triwulan sebelumnya. Perayaan imlek mendorong peningkatan jumlah wisman asal Tiongkok ke Bali sejalan dengan peningkatan direct flight dan chartered flight dari dan ke Bali dari beberapa kota di Tiongkok pada periode triwulan laporan. Sementara itu, beberapa periode hari raya keagamaan lain seperti Paskah, Nyepi, Galungan dan Kuningan juga ikut turut mendorong peningkatan kinerja ekspor jasa. Beberapa kegiatan

Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition (MICE)

khususnya yang dilakukan oleh korporasi asing sepanjang triwulan, juga mendorong peningkatan ekspor jasa di triwulan laporan.

Membaiknya kinerja ekspor, juga tergambar dari peningkatan pertumbuhan volume ekspor barang dari sebesar 183,7% (yoy) pada triwulan IV 2015

menjadi sebesar 215,3%(yoy). Peningkatan tersebut, seiring dengan mulai membaiknya pertumbuhan ekonomi beberapa negara tujuan ekspor Provinsi Bali, seperti kawasan Eropa dan Asia (China, Jepang dan ASEAN, serta Amerika Serikat). Selain itu, dihapuskannya penerapan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang berlaku sejak triwulan IV-2015 (Permendag nomor 89/M-DAG/PER/10/2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan), turut berdampak pada penurunan biaya pengiriman ekspor produk olahan kayu. Hal ini mendorong peningkatan volume ekspor khususnya produk olahan kayu yang merupakan salah satu komoditas ekspor utama Provinsi Bali pada periode triwulan laporan. Di samping itu, berdasarkan hasil survei dan liaison Bank Indonesia, peningkatan kinerja pertumbuhan ekspor Provinsi Bali juga didorong oleh upaya pelaku usaha untuk terus mencari pasar ekspor alternatif, sebagai upaya dalam rangka perluasan akses pasar menghadapi tingkat kompetisi yang terus meningkat. Selain itu, beberapa pelaku usaha ekspor juga telah menjajaki customer/pembeli lama yang sebelumnya telah cukup lama tidak aktif melakukan pemesanan akibat perlambatan kinerja ekonomi global di tahun-tahun sebelumnya.

Nilai Ekspor Luar Negeri Bali

(31)

komoditas furniture yang memiliki share terhadap total ekspor Provinsi Bali masing-masing sebesar 26,6%; 9,32%; dan 6,87% di periode triwulan laporan. Sementara itu, pertumbuhan kinerja ekspor komoditas perhiasan dan pakaian jadi (yang memiliki

share masing-masing sebesar 15,75% dan 18,33%)

pertumbuhan volume ekspornya masih cenderung tertahan.

Negara tujuan ekspor Provinsi Bali, masih didominasi oleh Amerika Serikat, Australia, Jepang, Singapura, dan Hongkong, dengan share masing-masing sebesar 24,5%, 9,3%, 8,53%, dan 4,9%. Bila dilihat dari pertumbuhannya, pertumbuhan volume ekspor ke negara tujuan tersebut sepanjang triwulan I 2016 menunjukkan peningkatan kinerja dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Membaiknya kinerja ekspor di Provinsi Bali terutama terjadi untuk volume ekspor dengan negara tujuan ke Amerika Serikat, yang mulai mengalami peningkatan dengan pertumbuhan dari sebesar 9,41% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 12,12% (yoy) di triwulan I 2016. Peningkatan volume ekspor ke Amerika Serikat terutama didorong oleh membaiknya kinerja ekspor komoditas pakaian jadi dan perhiasan pada periode triwulan laporan. Sementara itu, negara lain yang juga menunjukkan perbaikan volume kinerja ekspor dari Bali adalah Jepang, dengan pertumbuhan sebesar Secara garis besar, peningkatan pertumbuhan

volume ekspor Provinsi Bali terutama didorong oleh peningkatan kinerja volume ekspor untuk komoditas perikanan, komoditas produk olahan kayu, dan

Volume Ekspor Luar Negeri Bali

Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas Utama

Pangsa Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan Pangsa Nilai Ekspor Komoditas Utama Tw

I 2016 (60) (40) (20) 0 20 40 60

I II III IV I II III IV I II III IV i

2013 2014 2015 2016

Perikanan Perhiasan

Pakaian Jadi Wood Manufacture

Furniture % yoy US 24.56% Australia 9.30% Japan 8.53% Singapore 6.59% Hongkong 4.90% Thailand 2.06% France 4.54% Inggris 2.18% Belanda 2.46% Cina 4.59% Spanyol 4.34% Germany 2.64% Other Countries 23.31% Grafik 1. 18 Grafik 1. 20 Grafik 1. 21 Grafik 1. 19

(32)

-14,14% (yoy), lebih baik dibandingkan kontraksi yang lebih dalam pada triwulan sebelumnya, terutama didorong oleh membaiknya volume ekspor komoditas perikanan di periode triwulan laporan.

Impor Luar Negeri

Perkembangan kinerja impor luar negeri pada triwulan I 2016 di Provinsi Bali tercatat sebesar 34,68% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan IV 2015 yang sebesar 12,49% (yoy). Peningkatan tersebut terlihat dari peningkatan pertumbuhan nilai impor barang di Provinsi Bali dari sebesar -74,7%(yoy) pada triwulan IV 2015, menjadi sebesar 42,93%(yoy) di triwulan I 2016. Seiring dengan peningkatan nilai impor barang, volume impor barang di periode yang sama juga menunjukkan perbaikan di triwulan laporan. Volume impor barang tumbuh sebesar -72,5% (yoy) pada triwulan IV 2015, sementara pada triwulan I 2016 tumbuh sebesar -41,88% (yoy). Peningkatan kinerja volume dan nilai impor terjadi di seluruh kelompok barang impor baik untuk jenis capital

goods, consumption goods, maupun raw material.

Peningkatan nilai impor terbesar terjadi pada kelompok jenis capital goods (dengan share sebesar 48%) dan tumbuh sebesar 441,12% (yoy) di triwulan I 2016, lebih tinggi bila dibandingkan pertumbuhan Pertumbuhan Ekspor berdasarkan Negara Tujuan

Grafik 1. 22

pada triwulan IV 2015 yang sebsar -85,67% (yoy) Peningkatan nilai impor tersebut, didorong oleh adanya peningkatan nilai impor kapal yang mencapai nilai USD 18 juta pada periode triwulan I 2016, yang berasal dari Korea Selatan untuk kebutuhan pariwisata. Sejalan dengan kondisi tersebut, impor nilai raw material (dengan share sebesar 28%), turut mengalami perbaikan dari sebesar -73,72% (yoy) pada triulan IV 2015 menjadi sebesar -35,28% (yoy) di triwulan I 2016. Sementara itu, perbaikan nilai impor capital goods dan raw materials tersebut juga sejalan dengan peningkatan ekspektasi pelaku usaha terhadap prospek perkembangan ekonomi yang diperkirakan akan tumbuh lebih baik, sehingga pelaku usaha melakukan penambahan investasi dan bahan persediaan. Sementara itu, nilai Consumption goods yang memiliki share sebesar 5%, turut mengalami peningkatan dari kontraksi sebesar -58,66% (yoy) di triwulan IV 2015 menjadi sebesar 35,18%(yoy) pada triwulan I 2016, seiring dengan peningkatan konsumsi di periode triwulan berjalan yang didorong oleh peningkatan kunjungan wisman dan wisnus serta adanya faktor musiman berupa perayaan hari keagamaan pada sepanjang periode triwulan laporan.

Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri Bali

(33)

Pangsa Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC

Perkembangan Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC Consumptio n Goods 5% Raw Material & Auxiliary Goods 28% Capital Goods 48% (6.31) 174.65 109.74 47.26 70.15 (48.90)(45.41) 55.08 (36.87)(21.98)(22.87) (73.72)(35.28) (200) (100) 0 100 200 300 400 500 600 700

I II III IV I II III IV I II III IV I 2013 2014 2015 2016 g Consumption Goods g Raw Material g Capital Goods

Grafik 1. 25

Grafik 1. 26

1.3. SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, peningkatan perekonomian Provinsi Bali di triwulan laporan, didorong oleh meningkatnya kinerja industri pariwisata seiring dengan faktor musiman berupa perayaan hari keagamaan seperti hari raya antara lain Imlek, Paskah, Nyepi dan Galungan yang diiringi dengan kegiatan MICE. Kondisi tersebut mendorong peningkatan kinerja lapangan usaha terkait yaitu lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, serta lapangan transportasi dan pergudangan. Sementara itu, dengan meningkatnya kinerja investasi, lapangan usaha konstruksi turut menunjukkan peningkatan pada periode triwulan laporan sehingga ikut mendorong peningkatan kinerja perekonomian Provinsi Bali di triwulan laporan. Di sisi lain, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami perlambatan, terutama terjadi subsektor tabama, yang disebabkan oleh mundurnya masa panen padi sebagai dampak El Nino di tahun 2015 yang menyebakan terjadi pemunduran masa tanam untuk periode musim tanam pertama

Perkembangan Volume Impor Luar Negeri Bali

Ribu Ton % yoy

(34)

Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali dari Sisi Penawaran (%, yoy)*

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali * Tahun Dasar 2010

Struktur perekonomian Provinsi Bali pada triwulan I 2016, didominasi oleh 5 komponen lapangan usaha utama antara lain: (1) penyediaan akomodasi makan dan minum (23%), (2) pertanian, kehutanan dan

perikanan (14%), (3) konstruksi (9%), (4) transportasi dan pergudangan (9%), dan (5) perdagangan besar dan eceran (8%). Dominasi industri pariwisata masih terlihat dari total pangsa lapangan usaha terkait dengan

(35)

industri pariwisata yang mencapai 31%. Sementara itu, berdasarkan dari sumbangan pertumbuhan ekonominya, lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum serta lapangan usaha perdagangan besar dan eceran menjadi lapangan usaha yang memiliki sumbangan tertinggi masing-masing sebesar 1,31% dan 0,78%. Kondisi tersebut, sejalan dengan peningkatan kinerja industri pariwisata. Di sisi lain, lapangan usaha pertanian yang mengalami perlambatan pertumbuhan, mengalami penurunan sumbangan secara signifikan menjadi hanya sebesar 0,02% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,51%

1.3.1. Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum mengalami peningkatan kinerja pada triwulan I 2016, yaitu tumbuh sebesar 6,61% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2015 yang sebesar 4,87% (yoy). Peningkatan kinerja lapangan usaha ini terkonfirmasi oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali di triwulan I 2016 yang menunjukkan perbaikan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) untuk lapangan usaha ini dari sebesar -9,45% (SBT) pada triwulan IV 2015, menjadi sebesar -4,54% (SBT) di triwulan I 2016. Peningkatan kinerja lapangan usaha ini juga didorong oleh adanya faktor musiman, yaitu perayaan hari raya keagamaan sepanjang triwulan I 2016 antara lain paskah, nyepi, galungan, kuningan, dan imlek yang mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan domestik (wisdom) dan wisatawan mancanegara (wisman). Peningkatan wisman tertinggi terutama wisman yang berasal dari asal Tiongkok (dari pertumbuhan 1,32% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 29,01% (yoy) pada triwulan I 2016). Faktor lain yang juga mendukung peningkatan adalah direct flight dan chartered flight Pangsa Kategori Ekonomi terhadap PDRB

Provinsi Bali Triwulan I 2016

Perkembangan Usaha Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (SBT)

Andil Kategori terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali Triwulan I 2016 Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 14% Pertambanga n dan Penggalian 1% Industri Pengolahan 7% Pengadaan Listrik dan Gas 0% Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

0% Konstruksi

9%

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor 8% Transportasi dan Pergudangan 9% Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 23% Informasi dan Komunikasi 5% Jasa Keuangan dan

Asuransi 4% Real Estate 4% Jasa Perusahaan 1% Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4% Jasa Pendidikan 5% Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2% Jasa lainnya 2% -0.76 1.41 8.08 -5.44 -15.86 -1.83 2.26 -9.45 -4.54 I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 0.02 0.060.33 0.01 0.02 0.71 0.78 0.46 1.31 0.59 0.36 0.28 0.11 0.16 0.50 0.22 0.12 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40

PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PENGADAAN LISTRIK DAN GAS PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH …

KONSTRUKSI PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, DAN REPARASI …

TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM INFORMASI DAN KOMUNIKASI JASA KEUANGAN DAN ASURANSI REAL ESTATE JASA PERUSAHAAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN …

JASA PENDIDIKAN JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL JASA LAINNYA

Grafik 1. 27

Grafik 1. 29 Grafik 1. 28

(36)

dari dan ke Bali dari beberapa kota di Tiongkok dan beberapa negara asal wisman lainnya. Selain itu adanya beberapa kegiatan Meeting, Incentive,

Convention dan Exhibition (MICE) sepanjang triwulan

laporan, beberapa diantaranya adalah Bali Clean

Energy Forum, ICOPE 2016, dan AMWAY China International.

Peningkatan kinerja lapangan usaha ini terkonfirmasi dari peningkatan kunjungan wisman pada triwulan laporan tercatat sebesar 15,25% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2015 yang tercatat sebesar 2,55%(yoy). Sejalan dengan kondisi tersebut, kredit

lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum menunjukkan peningkatan pertumbuhan dari sebesar 13,77% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 19,64% (yoy), mengkonfirmasi hasil survei dan liaison yang menunjukkan peningkatan investasi pelaku usaha pariwisata untuk mengembangkan usahanya.

Peningkatan kunjungan wisman pada triwulan I 2016 terjadi pada sebagian besar negara utama asal wisman antara lain Australia, Tiongkok, Malaysia, dan Jepang. Sementara itu berdasarkan share negara asal wisman, kunjungan wisman asal Tiongkok menempati peringkat pertama yang pada triwulan laporan tercatat sebesar 23%. Sementara, Australia yang sebelumnya menempati peringkat pertama negara asal wisman menempati peringkat kedua dengan share sebesar 22%. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan konsumsi Australia2)

serta depresiasi nilai tukar Australia Dollar (AUD) yang menyebabkan biaya berwisata ke Bali menjadi relatif lebih mahal. Lebih lanjut, beberapa wisatawan Australia diindikasikan melakukan pengalihan wisata ke Thailand dengan biaya wisata yang relatif lebih murah dibanding biaya wisata di Provinsi Bali3).

2 Statement On Monetary Policy Reserve Bank of Australia (RBA) Mei 2016 : Household perceptions of personal finances menunjukkan penurunan pada awal tahun 2016. 3 Berdasarkan perbandingan harga hotel sejenis dan tarif penerbangan

Kunjungan Wisman ke Bali Triwulanan Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, diolah

Grafik 1. 30

Perkembangan Kunjungan Wisman Berdasarkan Negara

Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, diolah -40 -20 0 20 40 60 80 100

I II III IV I II III IV I II III IV I

2013 2014 2015 2016

%,

yoy

Australia PRC Malaysia

Japan South of Korea

Grafik 1. 32

Kredit Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum Provinsi Bali

0 5 10 15 20 25 30 35 40 0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 %, yoy M ilia r R p

Kr. Akmamin g Kr. Akmamin (skala kanan)

(37)

1.3.2. Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Asal Wisman yang Berkunjung ke Bali Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, diolah

Grafik 1. 33

Likert Scale Penjualan Domestik Sumber : Liaison KPwBI Bali, diolah

0 -0.13 1.73 -0.5 0 0.5 1 1.5 2

III IV I II III IV I II III IV I

2013 2014 2015 2016

LS

Grafik 1. 34

Penyaluran Kredit Kategori Perdagangan Besar dan Eceran

Grafik 1. 36

Perkembangan Total Penjualan Kelompok Komoditas

Sumber : Survei Penjualan Eceran

Grafik 1. 35

Seiring dengan peningkatan pertumbuhan lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor turut menunjukkan peningkatan pertumbuhan dari sebesar 7,60% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 8,78% (yoy) pada triwulan I 2016. Peningkatan tersebut terkonfirmasi dari hasil likert scale penjualan domestik dari sebesar -0,13 poin pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 1,73 poin pada triwulan I 2016.

Peningkatan lapangan usaha ini terutama mengikuti tendensi peningkatan industri pariwisata (tendensi peningkatan kunjungan wisnus & wisman) seiring dengan Nyepi, liburan panjang Paskah, Galungan dan Kuningan serta intensitas MICE. Selain itu, penurunan harga BBM, LPG dan TTL pada triwulan laporan diindikasikan turut menjadi faktor pendorong lapangan usaha ini.

Berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, peningkatan pertumbuhan penjualan terutama terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, perlengkapan rumah tangga, serta barang kerajinan dan mainan. Data kredit

(38)

perdagangan besar turut menunjukkan peningkatan pertumbuhan dari sebesar 16,55% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 19,43% (yoy) pada triwulan I 2016.

Peningkatan juga terkonfirmasi dari perbaikan penjualan kendaraan bermotor pada triwulan laporan yang tercatat sebesar -11,59% (yoy), lebih baik dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar -15,81% (yoy). Perbaikan tersebut didorong oleh peningkatan pertumbuhan penjualan mobil dari sebesar -14,85% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 36,21% (yoy) pada triwulan I 2016. Peningkatan tersebut

seiring dengan penurunan suku bunga KKB pada triwulan berjalan serta peningkatan upaya promosi penjual kendaraan bermotor untuk menghabiskan sisa stok tahun 2015.

1.3.3. Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan

Kategori transportasi dan pergudangan mengalami peningkatan mencapai 6,25% (yoy) pada triwulan I 2016, lebih tinggi dibanding triwulan IV 2015 yang tercatat sebesar 3,63% (yoy). Peningkatan tersebut searah dengan peningkatan kinerja industri pariwisata yang mendorong peningkatan penggunaan transportasi ke Pulau Bali baik transportasi udara maupun transportasi laut. Peningkatan kinerja lapangan usaha ini juga selaras dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia sektor pengangkutan dan komunikasi yang menunjukkan perbaikan dari kontraksi dari sebesar -2,26% (SBT) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar -2,06% (SBT) pada triwulan I 2016. Kondisi tersebut juga sejalan dengan peningkatan pertumbuhan kredit transportasi dan pergudangan pada triwulan I 2016 yang mencapai 32,02% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan IV 2015 yang sebesar 3,13% (yoy).

Pertumbuhan Penjualan Kendaraan Bermotor

Sumber : DISPENDA Provinsi Bali

Grafik 1. 37

Pertumbuhan Penjualan Sepeda Motor dan Mobil

Sumber : DISPENDA Provinsi Bali

Grafik 1. 38 Kegiatan Dunia Usaha Pengangkutan dan

Komunikasi

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha

I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016

(39)

Transportasi Laut

Pada triwulan I 2016 perkembangan kinerja transportasi laut turut mengalami peningkatan, salah satunya terkait dengan penyediaan empat armada baru oleh salah satu kontak di bidang usaha transportasi yang dipersiapkan untuk potensi peningkatan arus penyebrangan saat Hari Raya Nyepi dan Paskah. Peningkatan tersebut terlihat dari peningkatan pertumbuhan arus penumpang dari sebesar 9,01% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 26,82% (yoy) pada triwulan I 2016. Kondisi tersebut juga sejalan dengan peningkatan pertumbuhan arus kapal dari sebesar -1,68% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 23,47% (yoy) pada triwulan I 2016.

Transportasi Udara

Peningkatan kinerja lapangan usaha transportasi terkonfirmasi dari peningkatan kinerja transportasi udara baik penumpang maupun kargo. Peningkatan kedatangan wisatawan terkait dengan adanya libur panjang paskah dan hari raya imlek, serta meningkatnya

direct flight dan chartered flight dari dan ke Bali dari

beberapa kota di Tiongkok. Kedatangan jumlah penumpang mengalami peningkatan dari sebesar -1,7% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 18,3% (yoy) pada triwulan I 2016. Selaras dengan jumlah kedatangan penumpang, kargo internasional turut mengalami peningkatan pertumbuhan dari sebesar -0,38% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 0,85% (yoy) pada triwulan I 2016.

Jumlah Penumpang Pesawat Udara Bandara Ngurah Rai

Sumber : BUMN

Grafik 1. 41 Arus Penumpang Laut Pelabuhan Benoa

Sumber : BUMN, diolah

Grafik 1. 43

Jumlah Kedatangan Kargo Internasional Bandara Ngurah Rai

Sumber : BUMN

Grafik 1. 42

Penyaluran Kredit Transportasi dan Pergudangan -30 -20 -10 0 10 20 30 40 0 200 400 600 800 1,000 I II III IV I II III IV I 2014 2015 2016 %, yoy Rp m ilia r

Kr. Transportasi dan Pergudangan g Kr. Transportasi dan Pergudangan

(40)

1.3.4. Lapangan Usaha Industri Pengolahan Pada triwulan I 2016, pertumbuhan lapangan industri pengolahan tercatat sebesar 4,76% (yoy), lebih lambat dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 6,34% (yoy). Perlambatan ini terutama bersumber dari perlambatan pertumbuhan indeks Indikator Industri Besar Sedang (IBS) yang mengalami perlambatan dari sebesar 2,78% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 0,41%(yoy) pada triwulan I 2016. Perlambatan tersebut juga terkonfirmasi dari perlambatan konsumsi listrik industri dari sebesar 9,5% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 7,75% (yoy) pada triwulan I 2016. Sejalan dengan hal tersebut, pertumbuhan kredit industri pengolahan turut mengalami perlambatan dari sebesar 21,72% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 20,43% (yoy) pada triwulan I 2016. Di sisi lain, pertumbuhan indeks Industri Manufaktur Mikro dan Kecil mengalami peningkatan dari sebesar 10,48% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 12,34% (yoy) pada triwulan I 2016. Kondisi tersebut juga didukung oleh optimisme peningkatan kinerja industri pengolahan yang terindikasi dari peningkatan volume ekspor beberapa industri pengolahan Provinsi Bali terutama pada komoditas produk olahan kayu dan furniture pada triwulan I 2016.

Arus Kapal Pelabuhan Benoa dan Pelabuhan Celukan Bawang Provinsi Bali

Indikator Industri Besar Sedang (IBS) dan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK)

Sumber : BUMN Sumber : BPS Provinsi Bali

-1.68 23.74 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500

I II III IV I II III IV I II III IV I 2013 2014 2015 2016 % ,yo y Un it

Unit Kapal g Unit Kapal (skala kanan)

-5 0 5 10 15 20 25 30

I II III IV I II III IV I II III IV I 2013 2014 2015 2016

%,yoy

IBS IMK

Grafik 1. 44 Grafik 1. 45

Konsumsi Listrik Industri Sumber : PLN Distribusi Bali

Grafik 1. 46

Kredit Kategori Industri

(41)

diindikasikan oleh realisasi belanja modal Pemerintah Provinsi Bali di triwulan I 2016 yang sebesar 9%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1%.

Sejalan dengan perkembangan lapangan usaha konstruksi, lapangan usaha real estate turut menunjukkan perkembangan positif. Lapangan usaha real estate tercatat mengalami peningkatan dari sebesar 5,09% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 5,79% (yoy) pada triwulan I 2016. Peningkatan kinerja tersebut terindikasi dari peningkatan pertumbuhan kredit KP Apartemen dan KPR rumah tinggal. KP Apartemen mengalami peningkatan dari sebesar 7,61% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 18,16% (yoy) pada triwulan I 2016. Sementara KPR rumah tinggal tipe s.d. 70 mengalami peningkatan dari 2,98% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 3,54% (yoy) pada triwulan I 2016. Peningkatan tersebut terjadi seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat serta mulai menurunnya suku bunga sebagai dampak diturunkannya BI rate selama triwulan berjalan. Meskipun demikian, seiring dengan optimisme dunia properti ke depan, indeks harga properti residensial primer menunjukkan peningkatan pada triwulan I 2016.

1.3.5. Lapangan Usaha Konstruksi dan Lapangan Usaha Real Estate

Seiring dengan peningkatan kinerja komponen investasi, lapangan usaha konstruksi dan real estate mengalami peningkatan. Lapangan usaha konstruksi mengalami peningkatan dari sebesar 5,09% (yoy) pada triwulan IV 2015 menjadi sebesar 5,79% (yoy) pada triwulan I 2016. Peningkatan ini diindikasikan oleh peningkatan penjualan semen pada triwulan IV 2015 mencapai 9,2% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan III 2015 yang sebesar 2,38% (yoy) (pembelian semen di triwulan IV 2015 digunakan untuk stok pembangunan infrastruktur di triwulan I 2016). Selain itu, peningkatan kinerja lapangan usaha ini juga

Kredit KP Apartemen

Grafik 1. 50

Perkembangan Konsumsi Semen Provinsi Bali

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia

Grafik 1. 49

Realisasi Belanja APBD Provinsi Bali Sumber : Biro Keuangan Provinsi Bali

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan dalam bidang pendidikan diorientasikan untuk meningkatkan kualitas akademik, profesionalisme, kepribadian dan kemampuan sosial, guna mencapai keunggulan

Suhu dua bulan sebelumnya, curah hujan di bulan yang sama, radiasi matahari di bulan yang sama.Implikasi prak- tis: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dinas Kesehatan

Dalam penilitian yang dilakukan, penulis bertujuan agar dapat meningkatkan prestasi siswa khususnya dalam olahraga senam, karena pada dasarnya banyak siswa yang

Dalam strategi pelestarian (preservasi) naskah kuno, terdapat dua pendekatan yang dilakukan, yaitu pendekatan terhadap fisik naskah dan pendekatan terhadap teks

Pertama - tama marilah kita ucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua khususnya bagi penulis

IMAM 1 MUHAMMAD FAISOL BIN MUNJIR Alam Nusantara IMAM 2 DR KHAIZATUL EZAM BIN ABU BAKAR Fasa 10 IMAM 3 DATUK MUHAMMAD BIN MAIDON Fasa 3 AJK WANITA DR ANIS SAFURA BINTI RAMLI

Bu devlet bir süre sonra tam bağımsız olacak." - Lozan Antlaşması görüşmeleri sırasında, "Kürt Devleti"nin baş savunucusu İngiliz temsilci Lord Curzon: "Kürtler

Subjek penelitian ini adalah seluruh guru pembimbing di SMKN 4 Pekanbaru, sedangkan objek dari penelitian ini adalah kecemasan siswa menghadapi praktik kerja lapangan studi