• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian bagi para peneliti lain, masyarakat umum dan orang tua mengenai program Day Care yang diberikan oleh Pusat Studi Gender dan Anak UIN Jakarta dalam menggantikan pola asuh orang tua.

b. Penelitian khususnya juga dapat bemanfaat bagi peneliti yaitu dalam rangka menganalisa dan menjawab keingin tahuant peneliti terhadap perumusan masalah dalam penelitian.

2. Manfaat praktis

Sebagai bahan masukan terhadap lembaga Pusat Studi Gender dan Anak UIN Jakarta mengenai program Day Care yang diberikan kepada anak-anak yang dititipkan dalam menggantikan pola asuh orang tua.

E. Kajian Terdahulu

Dalam penelitian ini peneliti melakukan review terdahulu terhadap beberapa mahasiswa dengan judul dan penelitian yang relevan dengan apa yang ingin peneliti buat, tentunya untuk menghindari kesamaan judul dan lain-lain dari yang sudah ada sebelumnya

1. Sari Desianty, Program Studi Sosiologi, Universitas Tanjungpura Pontianak, Tahun 2015. Dengan Judul Jurnal

“Pelayanan Pendidikan Taman Penitipan Anak Dalam Pengasuhan Anak di TPA LKIA Pontianak”.

Didalam penelitian ini menerangkan bahwa Keberadaan TPA LKIA dirasakan manfaatnya bagi ibu yang bekerja di luar rumah tangga terutama di dalam membantu proses tumbuh kembangnya anak.

Dititipkannya anak di TPA LKIA oleh ibu yang bekerja di luar rumah tangga terjadi perkembangan fisik dan mental yang normal di dalam diri anak sehingga orang tua merasakan manfaatnya. Sebagian besar responden menyatakan merasa bangga terhadap hasil penitipan anaknya di TPA LKIA karena perkembangan daya pikir, keterampilan dan kesehatan anak, keuntungan yang diperoleh anak yang dititipkan di TPA LKIA di antaranya perkembangan dan kesehatan anak dapat terawasi, disiplin dan dapat bersosialisasi karena diberikan kegiatan di bawah bimbingan para pegawai TPA. Dengan demikian apa yang dilakukan TPA LKIA terhadap anak titipan dapat

menggantikan fungsi dan peranan ibu dalam sementara waktu selama bekerja di luar rumah tangga.

2. Novia Rachmanik Putri, Program Studi Sosiologi, Universitas Lampung, Tahun 2018. Dengan Judul Jurnal

“Implementasi Peranan Taman Penitipan Anak (TPA) Sebagai Wahana Pengasuhan Anak Bagi Orangtua Bekerja”.

Penelitian ini menerangkan bahwa banyaknya orang tua yang keduanya memutuskan untuk bekerja membuat pemenuhan kebutuhan anak semakin berkurang, oleh sebab itu sebagian orang tua menitipkan anaknya pada lembaga penitipan anak seperti Tempat Penitipan Anak (TPA) atau Day Care. Karena pada orang tua merasa takut dan kurang percaya bila menitipkan anak pada babysitter, sehingga orangtua lebih percaya untuk menitipkan anak pada TPA agar dapat mendidik dan mengasuh anaknya.

Para orangtua juga mengetahui pada saat anak dititipkan di TPA bukan hanya diasuh melainkan juga mendapat pembelajaran sesuai dengan usianya serta pembiasaan yang memang harus diajarkan sejak dini. Pada akhirnya, dengan menitipkan anak di ketiga TPA orangtua merasakan dampak positif bagi diri anak.

3. Yulinda Hamdiani, Program Studi Kesejahteraan Sosial, Universitas Padjajaran, Tahun 2016. Dengan Judul Jurnal

“Layanan Anak Usia Dini/Pra Sekolah Dengan “Full Day Care” di Taman Penitipan Anak”.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan full day care yang ada di salah satu TPA yang ada di Kabupaten Bandung. Bagaimana pelaksanaan full day care dari segi program perawatan/pengasuhan, pendidikan, gizi dan kesehatan, sumber daya manusia, dan hambatannya. Subjek penelitian ini adalah Lembaga Taman Penitipan Anak Subjek diambil dengan teknik jenis purposive sampling atau sampel bertujuan karena diharapkan memperoleh informan yang mengetahui mengenai objek penelitian. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualititatif Analisis data yang digunakan adalah analisis dengan menggunakan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi serta triangulasi.. Hasil analisis dengan studi pustaka menunjukkan bahwa pelaksanaan system full day harus berdasarkan pada pedoman teknis penyelenggaraan taman penitipan anak.

Dimana semua program dan kegiatan berbasiskan pada pemenuhan hak-hak anak dan minat anak dan atas pertimbangan kebutuhan di fase perkembangan.

4.

Siti Hikmah, Program Studi Psikologi, Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, Tahun 2014. Dengan Judul Jurnal “Optimalisasi Perkembangan Anak Dalam DayCare”.

Penelitian ini menjelaskan bahwa perkembangan dan pertumbuhan psikologis anak harus didampingi secara signifikan oleh pengasuh yang memiliki integritas tinggi, kesulitan mencari pengasuh pengganti membuat orang tua

memilih day care sebagai alternatif. Memilih day care yang baik dan memenuhi standar menjadi sebuah keharusan bagi orang tua. Jika tidak, maka perkembangan psikologis anak menjadi taruhannya. Day care menjadi sebuah pilihan yang tepat apabila mampu memainkan perannya sebagai

‘pengganti orang tua’ dalam proses perkembangan anak dalam berbagai dimensinya baik perkembangan bahasa, fisik, sosial, emosi dan psikologisnya.

5. Lulu El Maknun, Jurnal Harkat: Media Komunikasi Gender, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2018.

Dengan Judul Jurnal “Urgensi Revitalisasi Day Care Dalam Lingkungan Kerja Ramah Anak”.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mengkaji sejauh mana Urgensi dari Revitalisasi Day Care UIN Jakarta, dalam hal ini peneliti melakukan analisis SWOT. Setelah selesai melakukan analisis, peneliti mengambil kesimpulan dan poin-poin yang diharapkan dapat merevitalisasi Day Care. Diantaranya peningkatan mutu, perbaikan sistem, penambahan infrastruktur, dan evaluasi. Dan didapat kesimpulan bahwa Day Care UIN Jakarta sangat mungkin untuk menjadi laboratorium pengasuhan anak namun disamping itu dibutuhkan nilai luhur seperti keberanian, dan keterbukaan dalam menjalani fungsi manajemen (POAC) demi terciptanya lingkungan kerja ramah anak di UIN Jakarta.

6. Masykur Wahid, Jurnal Studi Gender dan Anak, IAIN Sultan Hassanudin Banten, Tahun 2017. Dengan Judul

Jurnal “Islam Dan Dominasi Maskulin Global: Menimbang Kampus Aman Bagi Perempuan Dan Anak di Banten”.

Penelitian ini merupakan gambaran kritis mengenai perlindungan anak dan perempuan korban kekerasan di Banten. Yang di latarbelakangi oleh kekerasan yang melewati batas perilaku manusia di zaman global ini.

Dengan penjeleasan menganai perempuan dan anak korban kekerasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi pertama, dominasi maskulin global yang membuat manusia tega melakukan perbuatan keji tersebut. dominasi maskulin global sebagai argumentasi ontologis pada eksistensi manusia yang tega bertindak keji dan tega. Kedua, dominasi maskulin global didasari oleh budaya patriarki yang melekat pada masyarakat. engan demikian, “kampus aman” sebagai konsep tanggung jawab sosial budaya akademisi dipertimbangkan untuk melindungi perempuan dan anak secara periodik, sustainable, dan intensif.

erlindungan periodik merupakan bentuk pelayanan, pencegahan, dan pemberdayaan korban kekerasan yang dilaksanakan secara bertahap.

F. Metodologi Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data (Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), 2017).

1. Pendekatan Penelitian

Peneliti menggunakan jenis pendekatan penelitian kualitatif, Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Kirk dan Miller juga mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif berupa tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dan kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut yang dalam bahasanya dan dalam peristilahannya (Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 1991).

Metode kualitatif digunakan atas dasar beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan penelitian kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda;

kedua, metode ini menyajikan hakikat hubungan langsung antara peneliti dengan responden; dan ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 1991).

Pendekatan kualitatif ini dipilih berdasarkan tujuan peneliti yang ingin mendapatkan gambaran mengenai implementasi

program Day Care yang digunakan oleh Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Jakarta dalam menggantikan pola asuh anak yang dititipkan oleh orang tuanya. Dilihat dari jenis penelitian, penelitian ini menggunakan jenis deskriptif.

2. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif, istilah deskriptif berasal dari bahasa inggris to describe yang berarti memaparkan atau menggambarkan suatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain.

Penelitian deskriptif bukan hanya satu jenis kegiatan saja tetapi sekurang-kurangnya ada lima jenis, yaitu a. Penelitian deskriptif murni atau survei, b. Penelitian korelasi, c.

Penelitian kompatasi, d. Penelitian penelusuran (tracer study), dan e. Penelitian evaluasi (Arikunto, 2013).

Penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata” (Setyosari, 2012). Data uang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan-lapangan, foto, video, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya (Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 1991)

Pendekatan ini dipilih berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan dan menggambarkan implementasi program Day Care yang digunakan oleh Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Jakarta dalam menggantikan pola asuh anak yang dititipkan oleh orang tuanya. Berdasarkan hal itu peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, dalam penelitian ini peneliti akan menggambarkan apa saja yang diperoleh saat melakukan penelitian sesuai dengan permasalahan dan kemudian peneliti akan menarik kesimpulan.

3. Sumber Data

Lofland berpendapat bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan foto, atau film. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperanserta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya (Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 1991).

Walaupun dikatakan bahwa sumber diluar kata dan tindakan merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber

buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi (Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 1991).

Selain berasal dari sumber tertulis, foto juga menjadi bagian dari sumber data yang bisa menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga, Bogdan dan Biklen berpendapat bahwa ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan oleh orang dan oleh peneliti sendiri (Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 1991).

Selanjutnya penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperanserta. Pengamatan berperanserta pada dasarnya berarti mengadakan pengamatan dan mendengarkan secara cermat mungkin sampai pada yang sekecil-kecilnya sekalipun. Bogdan mendefinisikan secara tepat pengamatan berperanserta sebagai penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang memakan waktu cukup lama antara peneliti dan subjek dalam lingkungan subjek (Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 1991).

Dalam pengumpulan data ini, peneliti mengambil dua sumber data yang terdiri dari sumber data primer dan sekunder, sumber data primer diperoleh melalui sumber data utama yaitu responden atau orang-orang yang menjadi informan yang mengetahui pokok permasalahan atau objek penelitian. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh melalui observasi, dan dokumentasi pada tempat penelitian.

4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini bertempat di Day Care UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Ir H. Juanda No.95, Cempaka Putih, Kec. Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten. Dengan waktu penelitian terhitung dari bulan Desember 2019 sampai dengan bulan Maret 2020.

Tabel 1.1

Tabel Rancangan Penelitian

No. Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Desember Januari Februari Maret 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Catherine Marshall, Gretchen B. Rossman, dalam penelitian kualtiatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer,

dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi (Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), 2017).

a. Observasi

Nasution (1998) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja melalui data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

Marshall (1995) juga berpendapat bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut (Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), 2017).

Menurut Spradley (1980) menjelaskan bahwa tahapan observasi ada tiga yaitu 1) observasi deskriptif, 2) observasi terfokus, dan 3) observasi terseleksi (Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), 2017)

Dalam hal ini, observasi yang akan dilakukan oleh peneliti adalah observasi partisipasi sebagian (particial participation observation). Peneliti secara partisipatif mengikuti dalam beberapa kegiatan dari program Day Care Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Jakarta. Kegiatan tersebut dilakukan pada tanggal 27 Februari 2020 yang meliputi, pendampingan anak baru dalam proses adaptasi, mendampingi kegiatan anak seperti bermain, belajar, dan makan siang, kemudian peneliti juga melihat

beberapa sarana dan prasarana pada Day Care. Peneliti akan mengambil sebagian untuk menjadi sumber pengamatan yaitu bagaimana proses pemberian layanan, dan sarana prasarana pengasuhan pada program Day Care.

b. Wawancara

Esterberg (2002) mendefinisikan bahwa wawncara adalah merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), 2017).

Susan Stainback (1998) mengemukakan bahwa dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi (Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), 2017).

Peneliti melakukan wawancara terhadap informan untuk memperoleh informasi yang tidak didapat melalui observasi, ini disebabkan karena peneliti tidak dapat melakukan observasi seluruhnya.

c. Teknik Pemilihan Informan

Dalam pemilihan teknik informan, peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling yang merupakan salah satu bentuk penentuan atau pemilihan sample dengan menggunakan suatu pertimbangan terhadap subjek dan objek penelitian.

Peneliti memilih informan tersebut berdasarkan pemberian informasi dan data sesuai dengan kebutuhan dari peneliti yang didasari setelah melalui proses wawancara, observasi dan studi dokumentasi dari hasil peneltian yang diteliti oleh peneliti.

Tabel 1.2

Tabel Informan Wawancara

No. Informan Informasi Yang Dicari Jumlah 1

Mantan ketua Pusat Studi Gender dan

Anak

Memperoleh data dan profil

lembaga 1

2 Ketua Pusat Studi Gender dan Anak

Memperoleh data dan profil

lembaga 1 layanan program Day Care

3 serta pandangan orang tua

mengenai Day Care

2

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari sesorang.

Bogdan menyatakan dalam sebagian besar tradisi

penelitian kualitatif, frasa dokumen pribadi digunakan secara luas untuk merujuk pada narasi orang pertama yang dihasilkan oleh seorang individu yang menggambarkan tindakan, pengalaman, dan keyakinannya sendiri. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada (Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), 2017)

Metode dokumentasi digunakan peneliti untuk melakukan pengambilan gambar atau foto dan catatan-catatan kegiatan penelitian guna memperkuat data-data yang telah dikumpulkan. Pengambilan foto dapat dilakukan oleh peneliti sendiri maupun dengan bantuan orang lain agar terlihat peran serta dalam penelitian. Peneliti menggunakan metode dokumentasi karena dokumentasi merupakan sumber data yang stabil dan mudah didapatkan. Data dari dokumentasi mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi akan kebenarannya, dokumentasi menjad salah satu sumber yang dapat memperjelas subjek penelitian sehingga diharapkan dapat membantu mempercepat proses penelitian.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini, peneliti menerapkan sistematika penulisan karya ilmiah sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Dan Disertasi) yang dibuat oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah diperbaharui pada tahun 2017.

Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan dan mempermudah dalam memahami secara menyeluruh mengenai penelitian ini, maka secara sistematis penulisannya dibagi menjadi enam bab dan terdiri dari beberapa sub bab, seperti berikut berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab yang berisikan teori yang melandasi pemikiran dalam menganalisa data-data yang sudah terkumpul. Landasan teori yang digunakan merupakan teori-teori yang berkaitan seperti teori implementasi program, dan teori pola asuh.

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

Bagian ini berisi tentang data kelembagaan seperti data geografis, historis, visi dan misi lembaga, profil lembaga, struktur organisasi, program yang dijalankan, relasi dengan pihak lain, pendanaan lembaga, sarana dan prasarana.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bentuk analisa tentang Implementasi Program Pada Pusat Studi Gender dan Anak UIN Jakarta Dalam Menggantikan Pola Asuh Orang Tua

BAB V PEMBAHASAN

Berisikan uraian pembahasan mengenai permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

BAB VI PENUTUP

Dalam bab ini akan ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah didapat, dan disertakan saran-saran sebagai bentuk dari hasil penelitian.

27 BAB II

LANDASAN TEORI A. Implementasi Program

1. Pengertian Implementasi

Implementasi dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai penerapan atau pelaksanaan.

Sedangkan menurut pengertian umum adalah sebagai tindakan atau pelaksanaan yang telah disusun secara matang untuk melaksanakan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang baik (Alihamdan.id 2017).

Higgins dalam (Abdul Yunus, TT) mengemukakan bahwa implementasi adalah gabungan dari berbagai kegiatan yang di dalamnya terdapat sumber daya manusia menggunakan sumber daya lain untuk mencapai sasaran dari strategi. Implementasi merupakan perluasan aktivitas yang menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana dan birokrasi yang efektif (Guntur Setiawan 2004).

Menurut Meter dan Van Horn dalam (Agustino 2004:124) mengemukakan bahwa proses implememtasi diartikan sebagai tindakan yang dikerjakan oleh individu maupun kelompok baik pemerintah atau swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan kebijaksanaan. Tindakan yang dimaksud mencakup

usaha untuk mengubah keputusan menjadi tindakan-tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dalam rangka melanjutkan usaha-usaha untuk mencapai perubahan kecil hingga besar yang ditetapkan oleh program. Selanjutnya, Donald P Warwick dalam (Syukur Abdullah, 1988:17) mengatakan bahwa dalam tahap implementasi terdapat dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan, yaitu faktor pendorong (Facilitating Conditions), dan faktor penghambat (Impending Conditions).

Lebih lanjut dalam proses Implementasi (Syukur Abdullah, 1988:398) sekurang-kurangnya terdapat empat unsur yang penting yaitu;

a. Implementasi program atau kebijaksanaan tidak mungkin dilaksanakan dalam ruang hampa. Oleh karena itu faktor lingkungan berupa fisik, sosial, dan budaya juga ikut mempengaruhi proses implementasi program.

b. Target group yaitu kelompok yang menjadi sasaran dan diharapkan akan menerima manfaat program tersebut.

c. Adanya program yang dilaksanakan.

d. Unsur pelaksanaan atau implementer, baik organisasi atau perorangan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan, pelaksanaan dan pengawaasan implementasi tersebut.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan suatu proses pelaksanaan yang dibuat dari satu program, baik dalam lingkup masyarakat, pemerintahan, maupun organisasi yang hasilnya dapat dilihat dari kesesuaian antara capaian target dengen tujuan awal.

2. Pengertian Program

Program merupakan suatu kerangka dari sebuah rencana yang terstruktur sehingga membentuk rangkaian pelaksanaan untuk suatu kegiatan. Menurut (Westra, 1989) program adalah rumusan yang memuat gambaran pekerjaan yang akan dilaksanakan beserta petunjuk cara-cara pelaksanaanya. Menurut Manullang 1987 dalam (Ni Made, 2019) mengatakan bahwa program sebagai unsur dari suatu perencanaan, program dapat pula dikatakan sebagai gabungan dari politik, prosedur, dan anggaran yang di maksudkan untuk menetapkan suatu tindakan untuk waktu yang akan datang. Selanjutnya masih dalam (Ni Made,2019) S.P. Siagian berpendapat bahwa program merupakan penjabaran suatu rencana yang telah dipaparkan sedemikian rupa sehingga program kerja memiliki ciri-ciri teknis tertentu. Suatu program yang baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tujuan yang dirumuskan secara jelas.

b. Penentuan alat dengan baik dan jelas untuk mencapai tujuan tersebut

c. Suatu kerangka dan kebijakan yang konsisten dan saling berkaitan untuk mencapai program seefektif mungkin.

d. Pengukuran biaya yang diperkirakan dan keuntungan yang diharapkan akan dihasilkannya program tersebut.

e. Hubungan dengan kegiatan atau usaha lain yang berhubungan dengan program, karena suatu program tidak dapat berjalan sendiri.

f. Dibutuhkan upaya dalam bidang manajemen, teramsuk penyediaan tenaga, pembiayaan, dan lain-lain untuk melaksanakan program tersebut.

Melalui sebuah program maka segala bentuk rencana kegiatan akan terorganisir dengan jelas serta lebih mudah dioperasikan. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang telah diungkapkan oleh Korten dalam (Nurhanifah, 2016) bahwa suatu program adalah sekumpulan rencana pekerjaan yang berhubungan dan telah dirancang untuk melaksanakan kegiatan yang selaras dan secara integratif untuk mencapai sasaran kebijaksanaan secara menyeluruh.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, peneliti

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, peneliti