• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASYARAKAT

Dalam dokumen MELAWAN “CLIMATEFLATION” (Halaman 71-77)

INSENTIF PEMERINTAH SEBAGAI

STRATEGI PEMULIHAN DAYA BELI

a. Insentif/subsidi gaji karyawan b. Insentif pajak

c. Bantuan masyarakat terdampak pandemi.

d. Listrik gratis

e. Bantuan mahasiswa terdampak pandemi

Insentif gaji diberikan untuk menopang daya beli masyarakat selama masa pandemic. Ketidakpastian yang sangat tinggi membuat masyarakat cenderung sangat berhati-hati untuk mengeluarkan uang selama masa pandemi. Jika masyarakat tidak melakukan konsumsi maka roda ekonomi tidak berputar sehingga kinerja ekonomi melambat. Pemerintah pertama kali mengeluarkan kebijakan insentif gaji pada bulan September 2020, insentif gaji diberikan untuk karyawan dengan gaji maksimal Rp 5.000.000 dan terdaftar pada BPJS ketenagakerjaan dengan mekanisme pemberian selama 4 bulan insentif sebesar Rp 600.000 per bulan yang diberikan satu kali pencairan melalui bank yang sudah terverifikasi atau bank BUMN. Insentif ini diberikan pada 12,54 juta pekerja dengan nilai subsidi mencapai 29,4 triliun rupiah. Selanjutnya, pada tahun 2021 pemerintah kembali memberikan subsidi kepada 8 juta pekerja dengan batasan gaji maksimal sebesar Rp 3.500.000 dengan nilai insentif ini mencapai 8 triliun rupiah. Kritik terhadap kebijakan ini adalah bahwa basis data penerima yang digunakan adalah menggunakan data

dari BPJS Ketenagakerjaan. Padahal masih banyak pemberi kerja di Indonesia yang belum mendaftarkan karyawan sebagai anggota BPJS.

Insentif pajak diberkan pada perusahaan perusahan yang memenuhi persyaratan yang diatur dalam PMK antara lain insentif pajak PPh 21 bagi Karyawan , PPh Final bagi UMKM, PPh 25 bagi Badan dan juga PPN tidak dipungut barang dan jasa untuk penanggulangan Covid-19. PMK No.23/PMK.03/2020 ditetapkan pada 21 Maret 2020 dan diundangkan pada 23 Maret 2020 yang menjelaskan pemberian insentif pajak penghasilan gaji atau PPh 21 dengan batasan gaji maksimal Rp 15.000.000 per bulan, PPh 25 dengan pemberian pengurangan angsuran lewat persentase 75%

dari angsuran terutang setiap bulan. Pada tahun 2021, Pemerintah juga kembali memberikan insentif dengan aturan yang sama dengan tahun sebelumnya dan dengan adanya tambahan insentif untuk PPNBM yaitu pembebasan PPN barang mewah kendaraan roda empat atau mobil dibawah 1500 cc. Insentif pajak diberikan agar daya beli masyarakat kembali menguat setelah pada tahun 2020 penjualan kendaraan mengalami penurunan yang signifikan.

Untuk PPN perlakuan pemberian insentif berbeda dengan ketiga jenis pajak sebelumnya. Insentif PPN yang diberikan adalah dengan kemudahan proses pemberian restitusi kepada PKP yang telah ditentukan pada PMK 23

Tahun 2020 selama 6 bulan ke depan dimulai pada masa april. Ada perbedaan batasan nominal restitusi yang diberikan kepada PKP Eksportir dan PKP Non Eksportir.

Untuk PKP yang bertindak sebagai eksportir tidak ada batasan nominal PPN yang akan dilakukan restitusi sedangkan untuk PKP Non Eksportir diberikan percepatan restitusi dengan nilai paling banyak 5 miliar rupiah. PKP Eksportir juga mendapatkan fasilitas yang tak terbatas dalam pengajuan restitusi kali ini. Hal itu disesuaikan dengan penerapan tarif PPN yang selama ini diberikan oleh para eksportir. Bagi PKP yang masuk ke dalam klasifikasi yang mendapatkan insetif pajak untuk tidak perlu mengajukan permohonan penetapan PKP beresiko rendah ke KPP terdaftar.

Bantuan masyarakat terdampak pandemi dikelola oleh Kementerian Sosial dengan aturan tertuang dalam Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 54/HUK//2020 yang menyasar masyarakat kelas menengah ke bawah. Adapun bantuan diwujudkan bahan makanan dan bantuan tunai. Penerima bantuan uang tunai disalurkan dengan mekanisme transfer pada rekening penerima bantuan untuk mencegah kerumunan saat pembagian serta menghindari adanya pungutan liar oleh pihak tertentu. Bantuan uang tunai ini diberikan pada kalangan masyarakat non-karyawan dengan bantuan uang tunai Rp 600.000 selama 3 bulan yang diberikan dalam satu kali pembayaran.

Listrik gratis juga merupakan insentif yang diberikan oleh pemerintah melalui PT. PLN Persero yang diberikan pada masyarakat dan UMKM atau industri kecil. Adapun mekanisme pemberian insentif adalah bag masyarakat yang terdaftar sebagai pelanggan PLN dengan kategori daya 450 VA sampai 900 VA. Insentif berupa pembayaran listrik gratis diberikan pada tahun 2020 dan insentif pembayaran 50% pada tahun 2021. Hal ini menjadi krusial karena kebutuhan listrik akan meningkat seiring dengan pembatasan aktivitas diluar rumah, misalnya bagi anak usia sekolah dan pekerja yang melakukan school from home (SFH) dan work from home (WFH). Selain itu, dasar pemberian insentif bagi kelompok masyarakat adalah dengan menggunakan daya yang terpasang karenan umumnya rumah tangga dengan tingkat daya tertentu mengindikasikan tidak banyak peralatan elektronik yang dimiliki, atau dengan kata lain tidak termasuk dalam kategori rumah tangga kaya. PLN mengklaim penyaluran stimulus listrik mencapai 24,23 triliun rupiah selama pandemi.

Subsidi atau bantuan pemerintah bagi mahasiswa terdampak pandemi juga disediakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kementerian mengalokasikan anggaran sebesar 745 miliar rupiah untuk implementasi kebijakan bantuan UKT bagi mahasiswa yang terdampak pandemi Covid-19. Mayarakat yang terdampak pandemi

memiliki keterbatasan untuk melanjutkan studi putra/putrinya di jenjang kuliah. Bantuan ini diharapkan dapat mengurangi angka putus kuliah yang mungkin terjadi. Mahasiswa dapat langsung mendaftarkan diri ke pimpinan Perguruan Tinggi masing-masing kemudian pimpinan Perguruan Tinggi mengajukan penerima bantuan UKT ke Kemendikbudristek.

Program kebijakan subsidi oleh pemerintah adalah strategi dalam upaya pemulihan ekonomi negara Indonesia akibat pandemi. Berbagai kebijakan ini terbukti dapat mengurangi dampak pandemi, pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 3.69%

setelah terkontraksi 2.07% pada tahun 2020. Meski begitu, tulisan ini tidak mendiskusikan lebih lanjut mengenai ketepatan program kebijakan kepada kelompok sasaran.

BIODATA PENULIS

Penulis adalah karyawan swasta pada sebuah perusahaan modal asing (PMA) yang berada di Kawasan Industri Kendal dan juga tercatat sebagai mahasiswa S2 Magister Akuntansi Universitas Katolik Soegijapranata semester 2.

STRATEGI DAN INOVASI BISNIS DI

Dalam dokumen MELAWAN “CLIMATEFLATION” (Halaman 71-77)