• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keluarga Bd, memberikan tugas kepada anaknya yang berusia hampir 7 tahun, untuk selalu meletakkan tas di tempat yang sudah disediakan, segaja dibuatkan lebih rendah supaya sampai bagi anak untuk meletakkan dan mengambilnya sendiri, berpakaian sendiri dan melepas pakaian sendiri serta

meletakkan pakaian kotor ke dalam keranjang yang sudah di sediakan di belakang pintu dapur. Makan dan mengambil makanan serta mencuci piring bekas makan sendiri. Anak tersebut kelihatan sangat terampil mengerjakannya. Sejak 3 tahun terakhir, bapaknya hanya mengingatkan jika anak teledor, atau lupa tanpa mengambil alih tugas yang sudah dilatihkan ke anak sebelumnya.

Penulis perhatikan Bd mengasih tahu apa yang diminta terhadap anaknya, tanpa basa-basi dan sering menggunakan kalimat perintah dan intruksi ukuran anak-anak atau kata-kata “tolong”, hampir tidak pernah penulis dengar pujian lisan, tetapi suasana dalam rumah tangga kelihatan tetap akrab, tidak kaku, teratur, bersih dan rapi. Anak kelihatan merasa nyaman dan aman berada di rumah, kendati jaraknya jauh dari rumah tetangga. Bd melakukannya sejak empat tahun terakhir semenjak istrinya menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia) ke Hongkong.

Tidak merasa kesulitan mendisiplinkan anak-anak, karena anak menurut atau taat terhadap yang sudah menjadi aturan dalam rumah tangga.

Pemberian tugas pada anak keluarga Hn juga sudah mulai kelihatan pada hal-hal keseharian anak, misalnya makan sendiri meskipun makanannya disediakan atau diambilkan dulu oleh ibu atau kakak pertamanya, juga mengenakan pakaian sendiri meski sesekali harus dipakaikan, walaupun masih belum bisa mengambil pakaiannya sendiri dari dalam lemari karena tempatnya tinggi dan menyatu dengan lemari pakaian anggota keluarga lainnya. Penulis melihat tempat mandi juga memudahkan anak seusia ini untuk melakukannya sendiri, karena letaknya di luar rumah tetapi masih menyatu dengan bangunan

rumah dan terbuka, meskipun anak ini sering berteriak meminta disedotkan air yang sering habis karena belum ada tower penampungan air.

Keluarga Hn di atas, belum membiasakan anak merapikan permainan setelah digunakan, baik itu bermain dalam rumah maupun di halaman rumah.

Beberapa kali terlihat anak ini bermain dengan adiknya ketika jam sekolah kakak-kakaknya yang lebih tua, orang tua selalu merapikan setelah anak selesai bermain, sesekali diiringi dengan keluhan dan omelan bahwa anak tidak merapikan.

Seyogyanya orang tua bisa saja meminta anak semampunya, minimal mengamankan di bagian pinggir halaman atau sudut rumahnya, supaya anak terbiasa memelihara sendiri barang miliknya.

Menanamkan nilai tanggung jawab ini kepada anak, bisa dilakukan seperti orang dewasa di rumah ini ketika memintanya untuk mengambil gelas saat mau beli es cendol pada saat penulis berkunjung kerumahnya, anak segera mengambil karena ada target untuk minum es cendol. Sama halnya ketika anak merasa bahwa mainannya akan rusak atau hilang, atau dipakai yang lain ketika tidak disimpan, secara bertahap anak akan terpacu untuk lebih cepat berhasil dalam membiasakannya merapikan permainan.

Berbeda lagi dengan yang penulis amati dalam keluarga Ng, justru terlihat banyak memberikan tugas pada saat anak berusia 7 tahun ke bawah. Anak harus bangun pagi untuk berangkat sekolah, mandi sendiri, melepas dan memakai pakaian sendiri, sarapan sendiri dan mau disuruh orang tua ke warung, atau ada keperluan ke tetangga. Orang tua mengaku:

Awalnya diikuti oleh anak, lama-lama anak mulai berani melanggar atau menolaknya. Kadang-kadang dituruti, terkadang dituruti dengan

marah-marah, terkadang juga dimarah-marah tidak dituruti, karena tidak dituruti juga, akhirnya kami biarkan saja, ehh… malah tidak mau berangkat sekolah, alasannya sudah terlambat, hanya nyanyi, dan sebagainya.

Informasi ini juga disampaikan oleh guru TK Pembina tempat anak sekolah, bahwa anak tersebut sering tidak masuk sekolah, dan sering ketinggalan informasi sekolah. Anak ini sudah kehilangan kesempatan berharga, karena penanaman nilai tanggung jawab sedini mungkin merupakan pondasi awal untuk menjadikan anak disiplin pada usia selanjutnya, mengendalikan dirinya, menghargai tugas-tugas diri dan orang lain, bekerja keras, dan lain sebagainya.

Anak yang tidak diminta melakukan “tugas-tugas” secara dini, akan tidak terampil dalam mengatur dirinya sendiri, menentukan tujuan, dan melakukan tugas yang rumit di tengah-tengah masa kanak-kanak dan remaja.59

Pendapat di atas mengartikan bahwa pemberian tugas sedini mungkin pada anak, bukan untuk kepentingan orang tua, dalam arti merasa diuntungkan karena ada yang membantu, tetapi kepentingannya justru untuk anak itu sendiri.

Orang tua dalam hal ini sudah menanamkan pembiasaan untuk berbuat pada anak, sedikit demi sedikit mengajarkan anak bekerja keras dan bersungguh-sungguh, menjadikan anak terampil dan mandiri mengelola dirinya, mengatur waktunya untuk bermain, belajar dan bekerja di usia remaja dan dewasanya.

Secara keseluruhan penulis mengamati justru anak usia 3-7 tahun ini orang tua paling banyak memberikan perintah lisan sebagai awal untuk memberikan tugas pada anak, karena anak usia ini belum banyak menolak dan orang tua masih memiliki sumber daya yang memadai dalam bentuk perbendaharaan kata dan

59Harris Clemes dan Reynold Bean, Bagaimana Mengajar Anak ..., h. 105.

kalimat, serta cara dan pendekatan yang menjadikan anak mau mengikuti sebagai bentuk awal bertanggung jawab.

Berdasarkan deskripsi upaya orang tua memanfaatkan tugas dengan memberikan sumber daya yang dibutuhkan anak di atas dapat disimpulkan, bahwa dilakukan semua orang tua dengan cara: a) menyediakan fasilitas yang diperlukan anak; b) berupaya memberikan rasa aman anak dalam bertanggung jawab; dan, c) memberikan tugas lebih banyak menggunakan kalimat perintah dan kata tolong.

Upaya orang tua memanfaatkan tugas anak usia 3-7 tahun, dapat dilihat

Semua orang tua sudah memberikan tugas pada anak mereka yang berusia 8-12 tahun. Tugas-tugas sederhana yang menyangkut urusan pribadi sudah terampil dilakukan anak, seperti mandi sendiri, berpakaian sendiri, dan makan sendiri. Lebih dari itu terdapat perbedaan pada tiap keluarga, misalnya keluarga