• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Mengenal Kota Medan .1 Sejarah Kota Medan .1 Sejarah Kota Medan

Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara.Kota ini merupakan kota terbesar di Provinsi Sumatera Utara. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata seperti Kota Brastagi di dataran tinggi Tanah Karo, penangkaran orangutan di Kabupaten Langkat dan Danau Toba di Kota Prapat.Kata Medan berasal dari bahasa Karo yaitu meudan yang berarti sembuh.Hal ini dikarenakan Guru Patimpus yang merupakan seorang tabib (penyembuh) pada zamannya saat Kota Medan masih merupakan sebuah perkampungan.

Keberadaan Kota Medan ini tak lepas dari sejarah yang panjang, dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Puteri oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1950.Kota Medan berkembang semenjak Guru Patimpus membangun kampung tersebut.Guru Patimpus adalah seorang putra ber-etnis Karo bermarga Sembiring Pelawi dan beristrikan putri Datuk Pulo Berayan. Dalam bahasa Karo, kata “Guru” berarti tabib atau orang pintar, kemudian kata “Pa” merupakan sebutan untuk seorang Bapak berdasarkan sifat atau keadaan seseorang, sedangkan kata “Timpus” berarti bungkus atau balut. Dengan demikian maka nama Guru Patimpus bermakna sebagai

44

seorang tabib atau orang pintar yang memiliki kebiasaan membungkus sesuatu dalam kain yang diselempangkan di badan untuk membawa barang bawaannya26.

John Anderson, orang Eropa yang pertama kali mengunjungi daerah Deli pada tahun 1833, menemukan sebuah perkampungan yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan pemimpin daerah itu bernama Tuanku Pulau Berayan, sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menepi di daerah sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota dan setahun berikutnya residen (rumah pemerintahan) Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah ke Kota Medan. Pada tahun 1909, Medan menjadi kota penting di luar pulau Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, 2 orang pribumi dan seorang ber-etnis Tionghoa27.

Diakhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, terdapat dua gelombang migrasi besar ke Kota Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang-orang ber-etnis Tionghoa dan etnis Jawa sebagai buruh kontrak perkebunan.Tetapi setalah tahun 1880, perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan perkebunan dan sering melakukan kerusuhan.Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai buruh di

26http//:id.wikipedia.org/wiki/medan.html. (Diakses pada tanggal 5 Mei 2016)

27http//:pemko,medan.go.id/selayang_informasi.php. (Diakses pada tanggal 15 Mei 2016)

45

perkebunan.Orang-orang Tionghoa bekas buruh kemudian di dorong untuk mengembangkan sektor perdagangan.Gelombang kedua ialah kedatangan orang ber-etnis Minangkabau, Mandailing dan Aceh.Mereka dating ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru dan ulama.

Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 342 tanggal 25 Mei 1971 yang waktu itu dijabat oleh Drs. Sjoerkani dibentuklah Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Medan. Duduk sebagai Ketua adalah Prof. Mahadi, S.H, Sekretaris Syahruddin Siwan, M.A, Anggotanya antara lain Ny. Mariam Darus, S.H dan T.Luckman, S.H28.

Untuk lebih mengintensifkan kegiatan kepanitiaan ini dikeluarkan lagi Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No.618 tanggal 28 Oktober 1971 tentang Pembentukan Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan dengan Ketuanya Prof.Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, M.A dan anggotanya H. Mohammad Said, Dada Meuraxa, Letkol.

Nas Sebayang, Nasir Tim Sutannaga, M.Solly Lubis, S.H, Drs.Payung Bangun, M.A dan R. Muslim Akbar.

DPRD Kota Medan sepenuhnya mendukung kegiatan kepanitiaan ini sehingga merekapun membentuk Pansus yang diketuai M.A. Harahap, dengan anggotanya antara lain Drs. M. Hasan Ginting, Ny. Djanius Djamin, S.H, Badar Kamil, B.A dan Mas Sutarjo.

28http//:id.wikipedia.org/wiki/medan.html. (Diakses pada tanggal 5 Mei 2016)

46

Untuk sementara disebutlah nama Guru Patimpus sebagai pembuka sebuah kampung di pertemuan dua sungai babura dan sungai deli, disebuah kampung yang bernama Medan Puteri. Walau sangat minim data tentang Guru Patimpus sebagai pendiri Kota Medan. Jikapun ada, konon pernah ada manuskrip Pustaha Hamparan Perak yang konon menyebut nama Guru Patimpus, meski manuskrip itu tidak pernah dilihat keberadaannya oleh tim perumus.

Maka ditetapkan berdasarkan prakiraan bahwa tanggal 1 Juli 1590 diusulkan kepada Walikota Medan untuk dijadikan sebagai hari jadi Medan dalam bentuk perkampungan, yang kemudian dibawa ke Sidang DPRD Tingkat II Medan untuk disahkan. Berdasarkan Sidang DPRD tanggal 10 Januari 1973 ditetapkan bahwa usul tersebut dapat disempurnakan.

Sesuai dengan hal itu oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Medan mengeluarkan Surat Keputusan No.74 tanggal 14 Februari 1973 agar Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan melanjutkan kegiatannya untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Berdasarkan perumusan yang dilakukan oleh Pansus Hari Jadi Kota Medan yang diketuai oleh M.A.Harahap bulan Maret 1975 bahwa tanggal 1 Juli 159029.

29https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan. (Diakses pada tanggal 5 Mei 2016)

47

2.1.2. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik A. Letak Geografis

Sebagai salah satu daerah otonom dengan status kota, maka kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis baik secara regional maupun nasional. Bahkan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dan tolak ukur dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Kuasa, maka secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis, sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian utara sehingga relatif dekat dengan kota-kota atau negara yang lebih maju seperti pulau Penang, Kuala Lumpur Malaysia dan Singapura. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah dengan topografi yang cenderung miring ke arah utara, dan menjadi tempat pertemuan 2 aliran sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli. Di samping itu Kota medan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut30.

Kota Medan yang sekarang memiliki luas 26.510 Ha (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Provinsi Sumatera Utara. Dengan demikian dibandingkan dengan kota/kabupaten lainnya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduknya yang relatif besar. Secara georafis kota Medan terletak pada garis 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara (LU) dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur (BT) pada peta bumi. Untuk itu topografi

30http://disdukcapil.pemkomedan.go.id/content/2013/11/Kondisi+Geografis.html. (d akses pada tanggal 5 Mei 2016)

48

kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut.31

Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika kota Medan tahun 2016, iklim di daerah kota Medan menurut stasiun Polonia pada tahun 2016 suhu udara berkisar antara 23-35° Celcius, dan bila dilihat dari kelembapan udara di kota Medan berkisar antara 63-92%, bila dilihat dari kadar curah hujan, di kota Medan mencapai 176,08 – 203,5 mm.