• Tidak ada hasil yang ditemukan

Foto 15. Dauroh di masyarakat (atas) dan dauroh di kampus Universitas Sumatera Utara (bawah)

4.2.2 Pola UnderbrowOrganisasi (Afiliasi Partai)

Afiliasi merupakan salah satu cara mengembangkan suatu usaha dengan cara memanfaatkan sosialisasi yang secara terarah dilakukan oleh individu, badan usaha atau organisasi antara dua belah pihak demi menjalankan visi dan misi bersama yang telah disepakati secara bersama.

Pembentukan kontak sosial ini menimbulkan pertalian.Istilah ini disebut juga dengan istilah motif yang artinya adalah tenaga pendorong atau penggerak kebutuhan yang ada pada manusia dan bersifat universal. Dalam perkembangannya manusia membentuk afiliasi di dasari oleh alas an formal dan rasional. Manusia memiliki alas an logis kenapa ia ingin membentuk afiliasi. Akan tetapi, tanpa ada dorongan ini pun perlu diakui bahwa manusia membutuhkan orang lain secara alami membentuk kontak sosial51.

PKS sebagai organisasi politik tidak terlepas dengan kebutuhan afiliasi.Afiliasi PKS sendri tidak hanya berupa afiliasi politik dengan berbagai organisasi politik saja, namun PKS juga melakukan afiliasi dengan organisasi-organisasi kampus yang mencetak kader-kader yang memiliki kognitif bagus tetapi juga melakukan afiliasi-afiliasi dengan organisasi sosial.Namun karena penelitian ini memfokuskan pada pengkaderan, hal yang penulis lakukan adalah melihat dan menganalisis afiliasi PKS dengan organisasi-organisasi di ranah formal demi meraup bakal calon kadernya.

Organisasi underbrow (organisasi yang berafiliasi) dengan PKS mengembangkan pola pengakaderan sendiri-sendiri.Organisasi-organisasi

51http://rebanas.com/kamus/politik/afiliasi-politik (diakses 10 Mei 2016)

128

underbrow PKS seperti Garuda Keadilan, Serikat Pekerja Keadilan (SPK), Perhimpunan Petani Nelayan Sejahtera Indonesia (KAPMI) adalah organisasi yang bergerak dibidang sosial kemasyarakatan.Selain kelompok kelompok yang secara formal bukan underbrow PKS namu berafiliasi secara ideologis ke partai ini, seperti ROHIS dan LDK juga mengembangkan pola pengkaderan yang khas.Contoh seperti ROHIS dikenal sebagai pengkaderan yang dinamai Latihan Dasar Kepemimpinan, sementara di LDK ada pembinaan bernama Kajian Rutin52

.

Organisasi atau kelompok ini sangat solid, dan memiliki daya juang yang tinggi untuk berdakawah di lingkungan.

Mereka pun sering melakukan gerakan gerakan bantuan jika ada musibah yang menimpa daerah daerah di Indonesia. Setelah mendapat simpatik dan dukungan, pada akhirnya juga akan mengarahkan simpatisan ke kegiatan tarbiyah.

Untuk tingkatan kader yang berada di ranah formal khsusnya kampus memiliki 3 jenis kader antara lain:

a. Simpatisan adalah orang-orang yang ramah, peduli, dan pro terhadap kegiatan pergerakan keagamaan Islam dan dakwah.

b. Kader Pemula (kader level satu) adalah kader pendukung yang berfungsi sebagai pendukung gerakan dakwah kampus yang bersifat aktif. Untuk di LDK (Lembaga Dakwah Kampus) khususnya di KAMMI di setiap universitas yang ada di Kota Medan yang telah lulus “Dauroh Marhalah 1”

52Rahmad Immanuddin M. (2012) Ideologi Politik PKS, dari masjid kampus ke gedung parlemen.

Jakarta: LKis (hal:239)

129

c. Kader Madya (kader penggerak/level dua) adalah kader yang telah memiliki peran sebagai eksekutor pergerakan seperti orasi dan demonstrasi di tataran kampus maupun lembaga pemerintahan public yang telah lulus dan mengikuti “Dauroh Marhalah 2” di ranah kampus dan daerah/kota.

d. Kader Inti (kosepsional) kader yang telah melewati jenjang pola kaderisasi kampus di LDK (Dauroh Marhalah 3) yang memiliki fungsi sebagai pengkonsep gerakan, pengawas, pemberi kebijakan, pengarahan dan pemeliharaan.

Berikut ini tingkatan kader afiliasi KAMMI sebagai organisasi afiliasi PKS di ranah formal (kampus):

Sumber:FilePowerpoint Kader PKS Kota Medan (Razali Taat) tahun 2012.

Kader Inti (Konsepsional)

Kader Madya (Penggerak) Kader Pemula (Pendukung)

Simpatisan

130

Sedangkan untuk mobilisator pengangkut kader di ranah formal terdapat 3 lembaga dalam perekrutan dan penggerak kader yang disebut dengan trilogi mihwar dakwah.Lembaga tersebut antara lain:

LDK (UKMI) KAM Rabbani (Partai) KAMMI (eksternal kampus)

Skema poros gerakan tarbiyah di ranah formal/kampus Sumber: File Powerpoint Razali Taat tahun 2012

1. Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) atau yang disebut dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI). Organisasi ini merupakan lembaga awal dan penununtun mahasiswa baru khususnya mahasiswa yang beragama Islam untuk mengenal lebih jauh tentang Islam diranah kampus dan sebagai sarana pembantu matakuliah agama Islam.Disinilah awal mahasiswa mengenali hal yang mengarah ke halaqah, namun penyebutannya adalah menthoring. Dalam organisasi ini belum ada mengarah ke pergerakan politik dan masih apolitis. Di atas LDF terdapat induk yang menaungi semua LDF di satu universitas yang disebut LDK (Lembaga Dakwah Kampus)

2. Kelompok Aspirasi Mahasiswa Rabbani atau disingkat dengan KAM Rabbani. Merupakan lembaga awal bagi para kader-kader yang ingin

131

ikut terjun dalam perpolitikan kampus di ranah fakultas. KAM Rabbani ini memiliki kader-kader yang juga merupakan bagian dari organisasi UKMI. KAM Rabbani ini merupakan kendaraan politik untuk mendapatkan kursi Pemerintahan Mahasiswa Fakultas (PEMA Fakultas) ataupun Presiden Mahasiswa (Presma)

3. Organisasi Eksternal kampus dan juga diakui keberadaannya di kampus salah satunya adalah KAMMI, juga merupakan lembaga yang bergerak diranah eksternal memainkan peran politisnya di ranah kampus tetapi juga bergerak untuk pengabdian kepada masyarakat.

KAMMI itu sendiri lahir dari perkumpulan kader-kader LDK yang ingin bergerak lebih jauh ke masyarakat. Pernyataan Pak Hamzah Sagimun hubungan PKS dengan KAMMI.

Hubungan KAMMI dan PKS itu terpisah secara formal dengan adanya masing-masing AD-ART setiap organisasi. KAMMI dan PKS itu ibarat saudara sedarah karena mereka juga punya kebiasaan yang sama kayak kita di pola tarbiyah mereka contohnya mereka juga halaqah, mukhayaam dan rihlah. Halaqah mereka biasanya diisi oleh ustadz-ustadz kita yang dari PKS.

Dari ketiga poros lembaga tersebut, analisis yang dapat peneliti simpulkan adalah adanya kultur yang menyatukan mereka, yaitu sama-sama menjalani proses tarbiyah dan sarana-sarana yang ada di dalam tarbiyah dan memiliki istilah panggilan untuk sesama kader tarbiyah yaitu ikhwa (jamak untuk laki-laki), akhwat (jamak untuk perempuan), akhi (panggilan untuk seorang laki-laki) dan ukhti (panggilan untuk seorang perempuan).

132

Foto 16. Ikrimah Hamidy, S.T merupakan salah satu alumni