• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partai politik merupakan salah satu organisasi yang merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki tujuan, visi dan misi yang ingin dicapai.Dalam hal ini organisasi ini merupakan lembaga formal yang diakui keabsahannya oleh negara. Partai politik sebagai sebuah kendaraan dalam mendapatkan jabatan dan kekuasaan harus memiliki orang-orang yang tangguh, militan, solid, loyal dan memiliki kapasitas yang bagus dalam merumuskan kebijakan-kebijakannya sehingga menarik simpatik masyarakat dan sebagai jembatan antara masyarakat dengan institusi pemerintahan..

Anggota ataupun kader yang solid, tangguh, militan, loyal dan yang memiliki kapasitas yang bagus dihasilkan oleh pembinaan dan pelatihan yang tidak singkat.Butuh waktu yang cukup lama dan berkelanjutan dalam pembinaan dan pelatihan kader-kader yang diharapkan seperti itu.Peran semua elemen yang berada di dalam partai memiliki peran yang sangat penting. Dalam diri manusia-manusia yang memiliki kapasitas diri yang bagus akan menghasilkan sistem dan pola-pola yang bagus dalam perekrutan dan pelatihan kader-kader serta memiliki acuan seperti kurikulum dalam mendidik dan mencetak kader-kader yang bagus.

Partai Keadilan Sejahtera yang merupakan salah satu partai politik yang dapat dikatakan masih baru dapat meraih simpatik masyarakat Indonesia

167

umumnya karena lahir dari sebuah organisasi sosial yang bergerak diranah sosial dan keagamaan dimasyarakat yang beragama Islam khususnya. Selain itu perlu kita ketahui juga bahwa, PKS lahir dari anak-anak muda yang mengenyam pendidikan di kampus-kampus yang memiliki citra bagus contohnya Universitas Indonesia pada sekitar tahun 1998 di Jakarta.Kurikulum pendidikan yang dimiliki PKS juga berasal dari alumni-alumninya yang mengeyam pendidikan di Timur Tengah seperti Mesir, Arab Saudi, Irak, Turki dan Palestina.Gerakan organisasi yang terorganisir itu yang dilakukan di masjid-masjid kampus menjadi awal tebentuknya agenda tarbiyah itu di adopsi dari buku-buku pergerakan organisasi Ikhwanul Muslimin.

PKS juga dikenal sebagai partai dakwah.Dakwah sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti “mengajak kepada kebaikan”. Dakwah dijadikan juga sebagai cover dalam aktivitas politik PKS karena PKS lahir dari organisasi yang rutin mengadakan kegiatan-kegiatan seperti ta’lim, ikut melaksanakan pembangunan masjid, menjadi panitia-panitia bakti sosial seperti gotong royong, khitanan massal, penanggulangan bencana banjir mampu menarik simpatik warga khususnya Kota Medan.

Politik sebagai media dakwah merupakan politik yang ditarik ke ranah aspek agama Islam dalam ranah amanah yang didasari untuk membangun kemaslahatan seluruh penduduk yang diajak kerjasamanya dalam mempraktekkan kebaikan.Politik tidak semata untuk mencari kepentingan pribadi atau kelompok semata. Akan tetapi, politik sebagai alat untuk

168

menegakkan syariat Islam dengan cara membangun, mengatur dan membimbing segala aktivitasnya tidak keluar darisyariat Islam. Politik sebagai media dakwah yang jelas bukan politik yang sekuler,tapi politik sebagai komitmen untuk menjunjung tinggi syariat Islam. Ciri khas politik sebagai media dakwah antara lain, menegakkan kejujuran, keterbukaan, keberanian mengemukakan kebenaran dan menyalahkan yang salah (bathil) serta penuh tanggung jawab. Dalam berpolitik selalu berfungsi bagi tujuan nilai-nilai Islam. Jadi cara berpolitiknya tidak boleh lepas dari syariat Islam.

Berkenaan dengan PKS di Kota Medan.maka ada satu hal yang tidak boleh dilupakan bahwa perjuangan PKS merupakan kelanjutan perjuangan dari Partai Keadilan (PK). Dengan demikian, sejarah berdirinya PKS di Kota Medan di dahului dengan berdirinya Partai Keadilan yang di deklarasikan pada tanggal 10 Oktober 1998 di Asrama Haji Medan oleh beberapa anggota inti partai, antara lain Muhammad Nun, Sigit Pramono Asri, Tifatul Sembiring dan Ikrimah Hamidy. Astimen dimana menjelang lahirnya partai ini beberapa aktivis dakwah di berbagai perguruan tinggi di Indonesia melakukan polling dan musyawarah serta menghasilkan persetujuan dakwah Islam melalui wadah partai. Dari wawancara penilitian yang saya lakukan dengan ketua kaderisasi PKS Kota Medan, Bapak Hamzah Sagimun, Lc, beliau mengatakan data terakhir kader PKS Kota Medan berjumlah sekitar 6.200 lebih.

Tarbiyah yang merupakan yang terdiri dari beberapa agenda/sarana penunjang terbentuknya kader yang berkompeten seperti halaqah (lingkaran),

169

liqo (pertemuan), ta’lim/tatsqif (pembekalan wawasan intelektual dan agama) mabit(malam bina iman dan taqwa), dauroh (pelatihan), mukhayyam (perkemahan) dan rihlah (rekreasi) merupakan sarana penunjang terbentuknya kader-kader yang memiliki rasa solidaritas yang tinggi, militant dan solid sehingga PKS tidak pernah “memakai” artis dalam mendulang suara saat Pemilu maupun Pilkada.

Halaqah/liqo merupakan pintu masuk bagi mereka-mereka yang ingin menjadi bagian internal atau kader di Partai Keadilan Sejahtera ini.Halaqah/liqo ini dipimpin oleh seorang guru yang disebut dengan murabbi. Murabbi merupakan seorang tokoh di PKS dan memiliki peran yang sangat sentral dalam terekrutnya kader, terbinanya kader dan motor penggerak disegala aktivitas kepartaian. Menjadi seeorang murabbi tidak mengenal latar belakang sosialnya asalkan ia memiliki pengalaman dakwah dan telah melewati jenjang pengkaderan tingkat awal minimal selama 6 bulan.

Dalam Burhanuddin Muhtadi (2008:9), Mujani dan Liddle mengenai partai-partai Islam dan demokrasi juga menunjukkan bahwa sejauh ini PKS melakukan “strategi dua jalur (double-track strategy), dengan memperluas jejaring kader melalui rekrutmen baru di kampus-kampus sambil terus memperluas jangkauan pesannya melalui partisipasi politik di tingkat pemerintahan pusat dan daerah.Pengkaderan di kampus-kampus sangatlah penting karena selain berdakwah dikampus, juga mencari bakat-bakat

170

mahasiswa yang berintelek atau memiliki kognitif yang baik untuk di rekrut kedalam partai nantinya.

Sistem rekrutmen PKS dilakukan dengan dua cara yaitu, rekrutmen jama’i. dan fardhi. Rekrutmen jama’i dilakukan secara kolektif dengan formal dan informal dengan menggunakan strategi dengan kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan di masyarakat ramai dan para calon mahasiswa baru.Sedangkan rekrutmen fardhi dilakukan oleh anggota tarbiyah PKS terhadap beberapa masyarakat umum ataupun mahasiswa binaannya di dalam tarbiyah secara berkesinambungan melakukan pendekatan emosional.

Sistem rekrutmen yang bagus dan di dukung dengan sistem kaderisasi yang solid mampu melahirkan kader kader yang sangat berperan penting di PKS.Para peserta awal yang telah di rekrut oleh PKS kemudian di didik dengan kurikulum yang telah di buat oleh PKS.Di dalam pola kaderisasi PKS mengajarkan kepada pendidik untuk mengenal PKS secara dalam serta memahami Islam dan politik dan memperdalam ilmu agama.

Selanjutnya, secara umum pola pengkaderan PKS Kota Medan terbagi 3 yaitu, tarbiyah, pengkaderan underbrow PKS, dan yang terakhir adalah pengkaderan formal kepartaian PKS sendiri.Namun dalam ketiga pola tersebut, tarbiyah adalah hal yang wajib diikuti dan dilaksanakan oleh seluruh kader PKS dimana halaqah/liqo‟ lah yang menjadi sarana awal dan sebuah keabsahan yang memiliki legitimasi di internal partai.Untuk kelemahan pola tarbiyah terletak pada tidak meratanya persebaran SDM murabbi di masing-masing kecamatan yang ada di Kota Medan sehingga sering terjadinyan libur

171

dan berhentinya suatu agenda liqo’dan hal ini sebagai tugas penting bagi DPD PKS Kota Medan dalam membina dan melaksanakan pelatihan murabbi secara berkesinambungan.

Sebagai kesimpulan, ketiga pola tersebut saling mengisi dan mendukung meraup calon kader dan proses pendidikannya. Pola tarbiyah sebagai wadah pendidikan memiliki peran yang paling eksis dari ketiga pola tersebut dan halaqah/liqo’ merupakan dasar kekuatan pola pengkaderan PKS Kota Medan Liqo’ juga merupakan kebudayaan para kader-kader PKS di Kota Medan baik yang berada di ranah formal maupun informal, karena seluruh calon kader dan kader diajurkan dan diarahkan ke dalam agenda-agenda tarbiyah dan di pola tarbiyah lah para calon kader ditempah dan dibentuk dalam tarbiyah yang dilakukan oleh PKS yang modul dan strategi-strategi tersebut telah disusun sistematis dan konseptual dalam sistem kaderisasinya.

Dalam analisis secara antropologis, PKS yang merupakan kendaraan untuk mencapai sebuah kekuasaan tidak hanya semata melaksanakan aktivitasnya dari sudut pandang formal sebuah partai saja tetapi juga melakukan praktek-praktek upacara sakral demi strategi dan manipulasi-manipulasinya.

7.2 Saran

Dalam pandangan penulis terhadap Sistem Kaderisasi Partai Keadilan Sejatera Kota Medan juga ada yang harus sedikit yang diperbaiki terutama transparansi database kader-kader yang terjaring dalam sistem rekrutmen

172

jama‟i, lebih mengusahakan pendekatan kepada para anak muda yang putus sekolah, broken home dan yang memiliki masalah sosial lainnya kepada kegiatan tarbiyah agar slogan Bersih dan Peduli itu tidak hanya sekedar slogan dan memiliki nilai substantive. Di samping itu juga memperbaiki koordinasi di setiap DPC PKS yang berada di Kota Medan agar database kader tetap up to date dan memberdayakan secara optimal kader-kader dan simpatisan tingkat bawah bawah.

Untuk di Kota Medan sendiri, ada beberapa masalah dalam penyebaran murabbi yang memiliki komptensi yang kurang memadai seperti di daerah-daerah kecamatan yang jauh dari kota seperti Medan Belawan, Medan Labuhan dan Medan Marelan serta kelurahan/desa sebagian besar kecamatan yang disebut sebelumnya. Hal ini disebabkan karena kemauan seorang murabbi lemah, akomodasi danamurabbi yang terbatas dan kurang bisa berbaur dengan beberapa budaya masyarakat yang apatis dan lingkungan budaya yang memiliki banyak masalah sosial seperti narkoba, perjudian dan premanisme di daerah tersebut.

Untuk masalah sumber daya manusia, kader-kader PKS Kota Medan yang telah layak menjadi murabbi diberikan kepelatihan murabbi yang intens dan berkelanjutan agar dapat membentuk watak kader-kader yang baik menurut syari‟at agama Islam seperti jujur, amanah terbuka dan kreatif agar tidak hanya menjadi aktor politik semata tetapi juga memiliki keahlian yang menghasilkan nilai ekonomis untuk dirinya sendiri maupun untuk bernegara.

173