• Tidak ada hasil yang ditemukan

Foto 8. Afiliasi PKS Medan dengan organisasi KAMMI sebagai poros (mihwar) PKSdalam sistem (mihwar) PKSdalam sistem

4.2.1 Pola Tarbiyah

Tarbiyah dalam definisi Muhammad Sayyid Quthb dalam ManhajTarbiyah Islamiyah adalah “seni membentuk manusia”.Sedangkan menurut Hasan Al-Banna (tokoh pergerakan Ikhwanul Muslimin) tarbiyah adalah pendidikan yang sempurna dan komprehensif yang dilakukan secara berkesinambungan.Tarbiyah sendiri memiliki arti “belajar” dan merupakan long life education (pendidikan seumur hidup), dimana setiap yang dikatakan kader sampai tua harus tetap mengikuti pendidikantarbiyah.Dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa Gerakan Tarbiyah atau gerakan pendidikan adalah gerakan dalam membentuk, mengajarkan atau menanamkan nilai-nilai Islam kepada anak, siswa ataupun orang-orang yang kita tuju dalam kepentingan dakwah. Dari pola inilah terlihat jelas apa yang dikatakan oleh Van Baal mengenai religi adalah basis kekuasaan, dan dimensi kekuasaan yang niscaya tercapai jika kader-kader paham akan nilai-nilai Islam secara utuh dan menjadi modal para kader sebagai penerus perjuangan senioran partai nantinya.Dalam pola pengkaderan tarbiyah ini dapat kita lihat banyaknya unsur-unsur religi yang diajukan Emile Durkheim, dalam aktivitas mendidik kadernya seperti sistem ritus dan upacara keagamaan seperti mabit (malam bina iman dan taqwa), kelompok keagamaan (halaqah) dan alat-alat

114

fisik yang digunakan dalam ritus dan upacara keagamaan yaitu Al-Qur‟an.

Berikut pernyataan Pak Hamzah Sagimun mengenai definisi tarbiyah:

Tarbiyah itu seni, cara membentuk manusia secara berkelanjutan, dari mulai manusia lahir sampai ia mati.

Bisa dibilang tarbiyah itu longlife education atau pendidikan seumur hidup.

Dalam pola pengkaderan tarbiyah, tarbiyah itu sendiri memiliki 6 sarana.

Sarana tersebutlah yang membantu menciptakan, dan mencetak kader-kader yang terdidik dan memiliki kapasitas kognitif dan motorik yang baik. Sarana tersebut antara lain:

1. Halaqah/Liqo

Halaqahberasal dari Bahasa Arab yang berarti “lingkaran” dan liqomerupakan aktivitas kegiatan dan berasal dari Bahasa Arabyang berarti(pertemuan) merupakan pintu gerbang awal yang harus dilewati seorang kader jika ia ingin melanjutkannya rasa simpatik dan ingin menjadi internal PKS di Kota Medan serta awal seseorang menjadi seorang kader PKS di Kota Medan. Liqo ini berbentuk seperti jaringan yang membentuk sel-sel seperti jaringan telepon seluler atau bisnis MLM. Liqo ini dipimpin oleh seorang murabbi (guru) dan dihadiri oleh minimal sekitar 5 sampai 11 orang mutarabbi (murid/binaan). Sebagai contoh alumni mahaiswa memiliki beberapa mutarabbi tingkat 8 ataupun 7, mahasiswa tingkat 7 juga diarahkan untuk juga memiliki mutarabbi tingkatan di bawahnya seperti mahasiswa tingkat 2 ataupun 1. Mahasiswa tingkat 1 juga diarahkan memiliki mutarabbi di tingkat SMA. Sebagai catatan yang tidak boleh dilupakan, setiap anggota

115

liqo tidak diperkenankan memiliki 2 tempat atau berpindah-pindah liqo sesuka hati, hal ini dikarenakan sebagai menjaga etika dan memudahkan seorang murabbi melakukan evaluasi ibadah dan tingkah laku mutarabbinya.

Agenda ini dilakukan di masyarakat umum (informal) maupun ranah kampus (formal) dan dilakukan sekali dalam seminggu dan pertemuan awal dilakukan di masjid namun dapat dilakukan di rumah murabbi ataupun rumah-rumah para mutarabbi sesuai dengan kesepakatan bersama.Liqo’ biasanya dilakukan pada waktu malam hari khususnya untuk laki-laki, jika untuk perempuan liqo’

biasanya sering dilaksanakan pada sore hari, dan untuk tempat berkumpulnya pada awal pertemuan dilakukukan di masjid kemudian setelah beberapa lama berlangsung, disepakati bersama dapat juga dilakukan di masing-masing rumah para kader secara bergantian.

Berikut ini beberapa agenda yang dilakukan saat halaqah/liqo:

1. Pembukaan yang dilakukan oleh amir (pemimpin kelompok halaqah).

2. Tilawah (pembacaan ayat suci Al-Qur‟an.

3. Muroja’ah (setoran hafalan surat di dalam Al-Qur‟an).

4. Penyampaian materi oleh murabbi.

5. Tadabur surat/ayat Al-Qur‟an (menjelaskan isi kandungan surat/ayat Al-Qur‟an yang telah disepakati pada pertemuan sebelumnya.

116

6. Muttaba’ah Yaumiyah (evaluasi ibadah wajib dan sunnah sehari hari seperti: membaca Al-Qur‟an, sholat 5 waktu, sholat sunnah dhuha ataupun sholat sunnah tahajjud.

7. Khabar (berbicara ringan dan kabar masing-masing mutarabbi seminggu terakhir).

Pada agenda liqo’ ini terjadinya proses kenaikan tingkat (marhalah) pada setiap kader. Segala materi-materi, amalan/ibadah kader di buku muttaba’ah yaumiyah di periksa oleh seorang murabbi yang telah disampaikan pada pertemuan pertemuan sebelumnya di evaluasi setelah itu juga dilakukan sesi tanya jawab dari murabbi kepada mutarrabbi. Hasil dari evaluasi tersebut nantinya di serahkan kepada ketua DPC PKS kemudian laporan itu dibawa dan dikoreksi oleh SPO (lembaga yang menangani liqo’) disetiap teritorial cada (cabang dakwah) yang ada di Kota Medan. Hasil kelulusannya kemudian diberikan lagi nanti kepada setiap DPC PKS yang ada di Kota Medan dan kembali ke masing-masing murabbi. Sebagai nilai tambahan yang sangat menentukan, kehadiran seorang kader dalam agenda liqo’ menentukan ia lulus atau tidak ke jenjang kader berikutnya.

Urgensi dari halaqah/liqo ini adalah menambah wawasan keagamaan Islam dan bukan mencetak ahli syari‟ah tetapi menambah pengetahuan tentang agama Islam dan politik yang tidak dapat dipisahkan, karena segala aktivitas harus berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah dalam Al-Qur‟an dan Hadis Nabi Muhammad.

117

Berikut ini diperkuat pernyataan Pak Fitrah Ginting (42 tahun), S.P selaku murabbi penulis:

Dalam halaqah ini kita isi agenda-agenda seperti tilawah, muroja‟ah, pembahasan materi tentang Wikipedia ke-Islaman, tadabur ayat, hafalan supaya kader-kader kita bisa menjadi manusia-manusia dan khalifah (pemimpin) di dunia ini dengan memegang nilai-nilai Islam yang kaffah (utuh) karena dunia ini di wariskan untuk orang-orang yang shaleh seperti janji Allah di dalam Al-Qur‟an surat Al-Anbiya ayat 105.

Untuk Kota Medan, kelemahan pola tarbiyah ini tidak meratanya persebaran Sumber Daya Manusia (SDM) murabbi yang memiliki tingkat pengetahuan dan keagamaan yang tidak sama di setiap Kecamatan yang ada di Kota Medan. Contohnya saja, di Kecamatan Medan Johor lebih banyak kader madya (muntasib) nya daripada kader tamhidi (pemula) dan kader muayyin (muda), sedangkan di Kecamatan Medan Polonia lebih banyak kader tamhidi dan muayyin nya daripada kader madya nya. Hal ini maksudnya tingkat kader yang lebih atas seperti kader madya membimbing kader tamhidi atau kader muayyin.Berikut pernyataan Fitrah Ginting (42 tahun) yang juga seorang murabbi di Kecamatan Medan Polonia:

Ya kalo untuk persebaran SDM murabbi di Medan ini beda-beda, ya contohnya kayak di Medan Polonia ini, banyak kader tamhidi dan mu‟ayyin nya tapi sedikit kader madya nya, kalo di Medan Tuntungan banyak kader madyanya tapi sedikit kader tamhidi dan mu‟ayyinnya. Bisa dibilang banyak pembinanya tapi sedikit yang mau dibina.Ya itulah tugas kita semua kader dakwah harus mulai berani kalo kita udah di tingkat mu‟ayyin pegang binaan supaya nambah kader kita.

118

Foto 9. Kegiatan halaqah/liqo di masyarakat maupun di ranah