• Tidak ada hasil yang ditemukan

Foto 6.Kader PKS Kota Medan sekaligus pengurus Lembaga Sosial BSMI Sumatera Utara. Sosial BSMI Sumatera Utara

4.1 Sistem Rekrutmen PKS Nasional

Kader PKS adalah anggota partai sekaligus aktivis dakwah yang memiliki dua fungsi yaitu sebagai penyebar nilai-nilai Islam yang bertujuan mengajak manusia lebih baik dan shalih dari sisi rohani serta sebagai pemikir, pembawa gagasan, penggerak dan pelaksana tugas organisasi, dan pembawa perubahan tatanan birokrasi menjadi lebih bersih dan pengayom masyarakat yang peduli sesuai dengan slogannya “Bersih dan Peduli”.

Untuk sistem rekrutmen sendiri, PKS memiliki 2 sistem rekrutem dalam menjaring dan mendapatkan kader.Sistem tersebut yaitu sistem rekrutmenjama’i (kolektif) yangperekrutannya dilakukan di masyarakat masyarakat umum (informal) dan ranah lembaga formal (SMP, SMA dan Universitas).Sedangkan sistem rekrutmen fardhi yang merupakan kelanjutan dari sistem rekrutmen jama’i, pendekatan ini merupakan pendekatan emosional kepada beberapa personal (individu) yang memiliki potensi akademisi yang mumpuni dan aktif dalam ibadah wajib di agama Islam seperti sholat, dan puasa.

PKS yang merupakan salah satu partai yang mengklaim diri sebagai

“partai kader” merupakan sebuah partai yang memiliki kader yang solid.Kader yang solid ini tidak terlepas dari pemilihan dan seleksi yang berkelanjutan dan ketat dalam merekrut calon anggota.Sistem perekrutan ini

104

melalui sistem manajemen tarbiyah dengan menerapkan kurikulum dan materi yang dibuat sendiri oleh kader-kader tingkat atas PKS.Tarbiyah dalam PKS mengadopsi pemikiran-pemikiran tokoh melalui refrensi-refrensinya sendiri seperti tulisan Hasan Al-Banna, dan Sayyid Quttub48.

Menurut Pak Hamzah Sagimun, dalam hal pengorganisasian, PKS mempunyai mekanisme berbeda dengan partai lainnya. Dalam PKS ada beberapa jenis dan jenjang keanggotaannya (kadernya), antara lain sebagai berikut:

1. Anggota Pendukung, yang terdiri dari:

a. Anggota Terdaftar yaitu mereka yang mau ikut dalam kegitan-kegiatan partai seperti bakti sosial, saksi pemilu dan segala kegiatan PKS namun tidak mengikutitarbiyah. Dalam tingkatan ini, mereka lebih condong disebut partisipan dan telah terdaftar namanya di DPRa dan DPC.

b. Anggota Aktif yaitu mereka yang mau ikut dalam kegiatan-kegiatan partai seperti bakti sosial, dan saksi pemilu dan mau mengikuti halaqah partai namun tidak rutin serta terdaftar di DPRa dan DPC.

48Rahmad Immanuddin M. (2012) Ideologi Politik PKS, dari masjid kampus ke gedung parlemen.

Jakarta: LKis (hal:237)

105 2. Anggota Terbina yang terdiri dari:

a. Anggota Pemula(Tamhidi) yaitu mereka yang telah aktif disegala kegiatan partai dan telah mengikuti pra-halaqah/liqo minimal selama 6 bulan, maksimal 1 tahun dan mulai terdaftar di DPD Kabupaten/Kota.

b. Anggota Muda (Mu’ayyin) yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai dan telah lulus pelatihan kepartaian tingkat dasar satu(TOP 1). Disinilah kader mulai diwajibkan untuk menjadi murabbi dan memiliki binaan (mutarabbi).

3. Anggota Kader Inti, terdiri dari:

a. Anggota Madya (Muntasib) yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh DPD dan telah lulus pelatihan kepartaian tingkat dasar dua (TOP 2). Pada level inilah kader sudah mulai dapat menjadi pengurus struktural di tingkat DPDdan DPW PKS.

b. Anggota Dewasa (Muntazim) yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh DPW dan telah lulus pelatihan Training Kepemimpinan Lanjutan (TKL 1). Pada level inilah kader sudah mulai dapat menjadi pengurus struktural di tingkat DPW PKS.

c. Anggota Ahli yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh Dewan Pengurus Pusat dan telah

106

lulus pelatihan kepartaian tingkat tinggi (TMKS). Pada level inilah kader sudah mulai dapat menjadi pengurus struktural di tingkat DPP.

d. Anggota Purna yaitu mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh Dewan Pengurus Pusat dan telah lulus pelatihan kepartaian tingkat ahli (TMKS). Kader tingkat ini lebih dikenal sebagai pendiri partai dan banyak berjasa pada partai. Contohnya telah menghasilkan beberapa komponen yang nyata seperti karya tulis berupa buku-buku yang dijadikan sebagai pedoman atau kurikulum pergerakan dakwah. Contohnya Tifatul Sembiring, Ilmi Amminuddin, Hidayat NurWahid dan Anis Matta.

e. Anggota Kehormatan yaitu mereka yang berjasa dalam perjuangan partai dan dikukuhkan oleh DPP.

Sebagai partai sentralistik, dalam hal pengkaderan, sistem pengkaderan serta pola pengkaderan, DPD PKS Kota Medan juga mengikuti arahan dan acuan dari Dewan Perwakilan Pusat PKS. Acuan tersebut dikenal dengan istilahinna sami’na wa’ ato’na yang berarti “kami dengar dan kami laksanakan”.

Dalam banyak hal, PKS adalah partai yang tidak biasa (unusual party).PKS lahir dari gerakan sosial yang bernama tarbiyah yang kemudian bermutasi menjadi partai politik. Basis sosial partai tersebut adalah kelompok muslim terdidik baik tua maupun muda, dan kelas menengah kota. Tidak

107

seperti partai politik lain, PKS acap kali mampu mendulang simpati publik dengan memobilisasi kader dan simpatisannya untuk melakukan kegiatan bakti sosial secara terus-menerus dan tidak hanya menjelang pemilu. PKS tampil sebagai “partai kader” yang menerapkan standard ketat dan berkelanjutan dalam proses rekrutmen dan pelatihan-pelatihan anggotanya, dan membantu korban bencana alam di Indonesia. Penelaahan proses pembentukan PKS dan pembingkaian transnasional Islamisnya diharapkan menjadi pintu masuk untuk meneliti beragam faktor di balik kemunculan PKS dari gerakan sosial yang bertransformasi menjadi partai politik.

Rekrutmen dalam kepengurusan PKS juga melakukan penerimaan secara formal seperti parpol-parpol lainnya kepada masyarakat umum.Syarat-syarat keangotaan PKS secara umum sebagai berikut:

Setiap warga negara Indonesia dapat menjadi anggota PKS, dengan syarat (Pasal 9 ayat 1, 2, 3, 5 dan Pasal 10) di dalam AD-ART PKS:

1. Setiap warga negara Indonesia dapat menjadi anggota partai sesuai dengan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia.

2. Partai menyelenggarakan rekrutmen dan kaderisasi anggota.

3. Keanggotaan partai terdiri atas Anggota Biasa dan Anggota Kehormatan

5. Setiap orang perseorangan yang berjasa terhadap partai dan mengajukan permohonan kepada partai dapat diangkat dan ditetapkan menjadi Anggota Kehormatan.

108

AD-ART PKS Pasal 10 mengatur rekrutmen dan kaderisasi Anggota Biasa dilaksanakan dengan sistem dan mekanisme sebagai berikut:

a. Setiap orang secara sukarela mendaftarkan diri dan menyatakan persetujuannya terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai, diangkat dan ditetapkan menjadi Anggota Pendukung b. Setiap Anggota Pendukung yang setia mengikuti kegiatan dan

pelatihan yang diselenggarakan partai, diangkat dan ditetapkan menjadi Anggota Terbina.

c. Setiap Anggota Terbina yang setia mengikuti pembinaan dan kaderisasi yang diselenggarakan partai, diangkat dan ditetapkan menjadi Anggota Inti.

Kaderisasi yang berkelanjutan dalam tubuh partai yang cukup baik adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS).Akar kekuatan pengkaderannya yang bertumpu pada kekuatan anggotanya di dalam lingkaran-lingkaran pengajian (baik kecil maupun besar) dan dibina secara berkesinambungan yang disebut dengan liqo’.

4.1.1 Rekrutmen Jama’i (Merekrut Kolektif/Beramai-Ramai)

Rekrutmen jama’i yaitu rekrutmen yang dilakukan PKSsecara kolektif dari agenda-agenda besar di ranah formal formal dan informal. Untuk ranah formal PKS melakukannya dengan menggunakan 3 organisasi sebagai mihwar (poros) untuk menjaring calon kader-kadernya.Sedangkan di ranah

109

informal (masyarakat umum) PKS melakukannya dengan strategi seperti bakti sosial dan agenda-agenda keagamaan Islam.

Foto 7.Bakti sosial seperti membangun masjid sebagai sarana