• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perolehan Suara PKS di Kota Medan Pada 3 Periode Pemilihan Legislatif Legislatif

Foto 1.Sekertariat DPD PKS Kota Medan Sumber: Dokumentasi peneliti tahun 2016 Sumber: Dokumentasi peneliti tahun 2016

2.2.5 Perolehan Suara PKS di Kota Medan Pada 3 Periode Pemilihan Legislatif Legislatif

Partai Keadilan Sejahtera yang dapat dikatakan sebagai partai politik yang baru muncul mewarnai peta politik yang ada di Indonesia memberi warna tersendiri bagi corak pergerakan dan peta pilitik di Indonesia dan merupakan partai berbasis agama Islam yang identik dengan kaum muda

68

terpelajar kota dan corak ideologi Islam yang kental dengan Timur Tengah yang tetap bertahan dalam 18 tahun setelah rezim Presiden Soeharto runtuh.

Perbandingan ini dapat di lihat dari beberapa partai Islam yang mulai hilang di peta politik Indonesia seperti Partai Masyumi, PSII, Partai NU, Partai Bintang Reformasi dan lainnya. Timbul dan tenggelamnya suatu parpol di kancah perpolitikan nasional dapat di nilai dari integritas internal partai khususnya para kader untuk terus menopang dan bekerjasama dalam mempertahankan partainya baik ditingkat pusat, wilayah (Provinsi), daerah (Kabupaten/Kota),cabang (Kecamatan) maupun ranting (Kelurahan/Desa) karena hal ini memang memiliki landasan hukum yang telah diatur oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) dalam PKPU (Peraturan Komisi Pemilihan Umum) nomor 7 untuk menata alur Pemilu lebih baik dan rapi dan mencegah terjadinya konflik yang dilakukan kelompok-kelompok kecil.

PKS yang merupakan salah satu organisasi politik yang memiliki struktur organisasi dari pusat sampai cabang di seluruh Indonesia merupakan bukti bahwa pergerakan dan perjuangan dari para kadernya untuk mempertahankan partainya di peta pertarungan politik nasional.DPD PKS Medan merupakan contoh parpol ini memiliki lembaga strukturalnya di setiap daerah di Indonesia.

Nanun perlu kita ketahui bahwa setiap daerah dan kepengurusan parpol memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berbeda-beda dalam menjalankan strategi dan mengelolanya.Untuk di Kota Medan hal itu dapat kita ketahui dari hasil perolehan suara dalam Pemilu.Berikut ini penulis

69

paparkan hasil suara Pemilu yang di dapatkan PKS di Kota Medan di table bawah ini.

Berikut hasil perolehan suara PKS di Kota Medan dalam 3 Pemilu sebelumnya:

Tabel 10. Perolehan Suara PKS di Kota Medan di 3 Pemilihan Legislatif

No. Tahun Perolehan Suara

1. 2004 160.887

2. 2009 110.633

3. 2014 91.861

Sumber: KPU Kota Medan tahun 2016

Perolehan suara PKS di Kota kita amati diatas terlihat selama 3 Pemilu berbeda-beda. Dari Pemilu tahun 2004 PKS Kota Medan memperoleh suara sebanyak 160.887 suara dan mendapatkan 7 kursi di DPRD Kota Medan, tahun 2004 lah yang menjadi tahun kejayaan PKS di tingkat nasional.

Hal ini juga ikut berdampak pada perolehan suara PKS di Kota Medan dalam perolehan suara calon anggota legislatif.Partai yang mengusung bersih dan peduli ini mampu meraih simpati publik.Hal ini juga tidak terlepas dari kinerja kader-kadernya selama ±5 tahun setelah pasca revormasi tahun 1998 dengan rutin mengadakan aksi-aksi dan kegiatan sosial lainnya.

Namun di tahun 2009 berbeda cerita, PKS mengalami penurunanan perolehan suara, khususnya di Kota Medan.Hal ini dapat dilihat perolehan suara PKS di Kota Medan hanya mencapai 110.633 suara dan hanya mendapat 9 kursi di DPRD Medan. Berdasarkan hasil wawancara penulis oleh Bapak Hamzah Sagimun, Lc beliau mengatakan hal ini terjadi karena

70

pada rentang tahun 2005 sampai tahun 2009 media massa dan media banyak mengisukan PKS itu bagian dari organisasi garis keras seperti Wahabi.

Wahabi sendiri merupakan organisasi yang lahir di Arab Saudi yang didirikan oleh Muhammad bin Abdul Al-Wahab. Beliau merupakan seorang teolog yang kontroversi. Hal ini disebabkan karena ajaran dan pengikutnya sering dan mengkafirkan umat Islam lainnya seperti mengkafirkan orang yang tidak membaca do‟a qunut di sholat subuh, mengkafirkan orang yang mengikuti mahzab-mazhab yang muktabar (Mazhab besar seperi Imam Abu Hanifah, Imam Syafi‟i, Imam Maliki, dan Imam Hambali) dan mengatakan syirik.

Padahal PKS sendiri merupakan perpaduan dan perkumpulan kelompok yang berakar dari Masyumi, Nahdatul Ulama, Muhammadiyah dan PKS terbuka dari organisasi Islam manapun yang ingin bergabung.Isu yang dikembangkan dan di plintir-plintir media mempunyai dampak yang signifikan bagi perolehan suara PKS khususnya di Kota Medan.

Sedangkan pada tahun 2014, suara PKS di Pemilihan Legislatif di Kota Medan hanya penurunan suara terus terjadi, PKS hanya meraup suara sebesar 91.861. Penurunan suara yang sangat signifikan ini terjadi akibat beberapa pemimpin mereka khususnya di Pusat seperti Luthfi Hasan Ishaq terjerat kasus suap import daging sapi pada Januari 2013 yang ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka, Arifinto kader fraksi PKS komisi F-DPR RI tertangkap kamera sedang menonton video porno saat sidang paripurna III tahun 2011 di DPR berlangsung. Menurut keterangan Bapak Hamzah Sagimun, Lc yang juga kader PKS Kota Medan, hal itu juga bagian dari

71

konspirasi kelompok-kelompok sekuler dan liberal yang tidak suka dengan partai Islam yang ingin menegakkan syariat Islam. Ada bantahan atas wawancara saya kepada Pak Hamzah, untuk kasus Luthfi Hasan Ishaq (LHI) berita yang beredar di media mengatakan bahwa LHI “tertangkap tangan”

sedang mengadakan negosiasi dengan PT. Indoguna selaku pemasok daging sapi, padahal keterangan dari “pusat” (DPP PKS) beliau sedang mengadakan rapat dan disaat itu juga ada kunjungan Kedubes Amerika Serikat yang dating ke kantor KPK. Tentu ada hal yang tersembunyi yang dilakukan Kedubes Amerika Serikat yang disaat itu pemerintah sedang melakukan pemabatasan mengenai kuota import daging dari luar negeri yang dimana fraksi PKS sangat setuju dan menyuarakan kebijakan tersebut demi mensejahterakan peternak lokal. Sedangkan untuk kasus Arifinto, berita dari “pusat partai”, Arifinto sengaja dikirimi link situs porno di emailnya dan beliau penasaran langsung membuka email apa tersebut, padahal belum sempat sampai durasi menit yang ia lihat. Sanggahan tambahan mengapa isu itu menjadi cepat beredar khususnya di media elektronik, media massa yang berlangsung hingga berminggu-minggu beritanya di media. Mungkin seperti itulah ujian partai yang ingin menegakkan nilai-nilai dakwah Islam yang utuh di negara ini, pemberitaan yang berlebihan (lebay) pemelintiran bahasa media yang berlebihan padahal masih banyak oknum-oknum di legislatif dari fraksi partai lain yang sering melakukan “kumpul kebo” dengan bawahan dan staffnya tidak pernah di beritkan media secara berlebihan, tutup pembicaraanya.Dengan beberapa pemberitaan kasus yang berasal dari “pusat”

72

yang menimpa petinggi-petinggi partai memberikan dampak penurunan yang signifikan bagi perolehan suara partai yang mengusung nilai bersih dan peduli ini.

Berikut ini inti kutipan wawancara penulis kepada informan, Bapak Hamzah Sagimun, Ketua Kaderisasi PKS Kota Medan:

Pileg tahun 2004 kmaren suara kita paling tinggi dibanding tahun 2009, dan 2014. Itu semua berkat kader-kader kita militan dan rutin menjalankan progja dan ngajak-ngajak liqo, di tahun 2007-2008 suara kita menurun karena PKS diterpa isu organisasi Islam garis keras seperti Wahabi oleh media, padahal di partai kita semua golongan organisasi Islam masuk, juga ada kasus Arifinto yang seminggu full diberitakan TV itu-itu aja, yang terakhir Pileg 2014 suara PKS turun kali ya juga pengaruh dari kasus Pak Luthfi dan Pak Gatot sebelum dekat-dekat Pemilu.

73 BAB III