• Tidak ada hasil yang ditemukan

kepercayaan pengguna terhadap kualitas data BPS

Persentase

konsumen yang merasa puas dengan kualitas data statistik

100 90

Persentase

konsumen yang selalu menjadikan data dan informasi statistik BPS sebagai rujukan utama

80 85

Jumlah release data yang tepat waktu

46 12

LKIP seharusnya menyajikan kinerja yang diperjanjikan dalam PK, baik tujuan, sasaran, indikator, berikut targetnya. Apabila terjadi perubahan target, seharusnya didahului oleh reviu dokumen perjanjian kinerja.

Dokumen perjanjian kinerja dapat direviu apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

 Terjadi pergantian pejabat,

 Perubahan strategi yang memengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran, dan

 Perubahan prioritas atau asumsi yang berakibat signifikan dalam proses pencapaian tujuan.

2 LKIP belum menyajikan informasi mengenai evaluasi dan analisis yang memadai terkait capaian masing-masing indikator kinerja sasaran.

Pada tahun 2017, terdapat 4 indikator kinerja

LKIP seharusnya dapat menyajikan evaluasi dan analisis mengenai capaian kinerja organisasi. Apabila target indikator tidak tercapai,

INSPEKTORAT UTAMA BPS

132

NO URAIAN KELEMAHAN / KEKURANGAN KONDISI SEHARUSNYA

(1) (2) (3)

sasaran yang tidak tercapai, yaitu:

Sasaran/ IKU Target 2017

Realisasi 2017 Meningkatnya

kepercayaan

pengguna terhadap kualitas data BPS

Jumlah

(response rate) survei

hubungan dengan pengguna data (user engagement)

Persentase

konsumen yang menggunakan data

BPS dalam

perencanaan dan evaluasi

pembangunan nasional

40 39,75

Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana BPS

Persentase

pengadaan sarana dan prasarana aparatur yang diselesaikan

100 75

seharusnya dalam LKIP tertuang evaluasi yang menjelaskan tentang kendala dan hambatan yang ada.

Apabila target indikator tercapai, dilakukan analisis terkait kendala dan strategi yang digunakan untuk mencapai indikator tersebut.

3 Belum dilakukan perbandingan data yang memadai antara realisasi tahun 2017 dengan tahun 2016, sehingga informasi yang disajikan dalam LKIP belum menyeluruh.

LKIP seharusnya menyajikan perbandingan data yang memadai, yang mencakup

 Target dengan realisasi,

 Realisasi tahun berjalan dengan realisasi tahun sebelumnya, dan

 Realisasi sampai dengan tahun

INSPEKTORAT UTAMA BPS

133

NO URAIAN KELEMAHAN / KEKURANGAN KONDISI SEHARUSNYA

(1) (2) (3)

berjalan dengan target jangka menengah.

4 LKIP belum menyajikan informasi yang memadai mengenai upaya efisiensi terkait penggunaan sumber daya yang digunakan.

Penyajian informasi terkait efisiensi penggunaan sumber daya bukan

hanya berasal dari

efisiensi/penghematan anggaran, tetapi dapat dikaitkan dengan sumber daya lainnya, seperti metode kerja, aspek SDM, penggunaan listrik dan air, dan lain sebagainya.

5 Informasi yang disajikan dalam LKIP belum sepenuhnya dapat diandalkan karena belum didukung oleh dokumen sumber.

Kriteria informasi kinerja dapat diandalkan antara lain:

 Datanya valid,

 Dapat ditelusuri ke sumber datanya,

 Diperoleh dari sumber yang kompeten,

 Dapat diverifikasi, dan

 Konsisten.

6 LKIP belum menyajikan informasi keuangan yang terkait dengan pencapaian sasaran kinerja instansi.

Dalam bab III LKIP menjelaskan LKIP mampu menyajikan informasi keuangan yang terkait langsung dengan seluruh pencapaian sasaran (outcome);

D. EVALUASI KINERJA

Pada tahap evaluasi kinerja, BPS Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan rapat evaluasi secara berkala, tetapi masih ditemukan beberapa kelemahan sebagai berikut:

1 Rapat evaluasi kinerja telah dilaksanakan, tetapi belum secara khusus membahas tentang capaian kinerja dan masih bersifat umum. Dalam notulen rapat, tidak tertuang secara rinci pembahasan terkait permasalahan dan solusi atas capaian masing-masing sasaran.

Evaluasi kinerja triwulanan setidaknya harus menyajikan informasi yang rinci terkait:

 capaian masing-masing sasaran,

 evaluasi dan analisis mengenai

keberhasilan atau

ketidakberhasilan atas target suatu sasaran,

 Kendala dan permasalahan yang terjadi dalam proses pencapaian sasaran, dan

 Solusi atau strategi yang digunakan untuk mencapai target sasaran yang diharapkan.

E. PENCAPAIAN SASARAN/KINERJA ORGANISASI

INSPEKTORAT UTAMA BPS

134

NO URAIAN KELEMAHAN / KEKURANGAN KONDISI SEHARUSNYA

(1) (2) (3)

Secara keseluruhan, target kinerja baik tujuan maupun sasaran strategis telah dapat tercapai.

BPS Provinsi Sulawesi Utara juga memperoleh penghargaan dari Kanwil DJPB sebagai peringkat II atas capaian kinerja pelaksanaan anggaran dan laporan keuangan 2017 di lingkup Provinsi Sulawesi Utara. Selain itu, terdapat inovasi SIPEDAS Mantap yang dibuat oleh BPS Provinsi Sulawesi Utara untuk mempermudah pengguna data mendapatkan data-data strategis Provinsi Sulawesi Utara. Namun, masih ada ditemukan beberapa kelemahan sebagai berikut:

1 Capaian kinerja belum sepenuhnya didukung oleh bukti yang memadai.

Informasi tentang capaian kinerja harus diperoleh dari dasar perhitungan (formulasi) yang valid, dihasilkan dari sumber data atau basis data yang dapat dipercaya, dapat ditelusuri sumber datanya, dapat diverifikasi, dan up to date.

2 BPS Provinsi Sulawesi Utara belum memperoleh penghargaan dalam kegiatan inisiatif dalam pemberantasan korupsi atau inovasi dalam manajemen kinerja

BPS Provinsi Sulawesi Utara dapat mengerahkan seluruh SDM yang ada agar dapat meningkatkan pencapaian target perolehan penghargaan oleh instansi pemerintah atau organisasi publik lainnya.

INSPEKTORAT UTAMA BPS

135

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN 2017-2018

32.1 Satuan Kerja : BPS Provinsi Maluku

32.2 Sistem Evaluasi : Evaluasi Lapangan/field evaluation 32.3 Hasil Penilaian : 69,55

32.4 Rincian Penilaian :

NO URAIAN KELEMAHAN / KEKURANGAN KONDISI SEHARUSNYA

(1) (2) (3)

A. PERENCANAAN KINERJA

1 BPS Provinsi Maluku telah melakukan reviu terhadap dokumen Rencana Strategis (Renstra) mulai dari Reviu Renstra Ke-1 sampai dengan Reviu Renstra Ke-2, namun kegiatan reviu yang telah dilakukan belum didukung oleh jadwal reviu, undangan, daftar hadir, dan notulensi.

Reviu Renstra dilakukan untuk melihat apakah dokumen Renstra masih relevan dengan kondisi satuan kerja saat ini. Kegiatan reviu Renstra harus dilakukan secara berkala dan terjadwal.

Contohnya dalam satu tahun dijadwalkan satu kali atau dua kali reviu. Dokumen pendukung sebagai bukti dilakukan reviu Renstra adalah jadwal reviu, undangan (untuk melihat substansi rapat yang akan dilakukan), daftar hadir (untuk melihat siapa saja yang terlibat dalam rapat kinerja), dan notulen (untuk melihat substansi reviu Renstra yang dibahas, jika ada perubahan dituliskan alasan perubahan, namun jika tidak dijelaskan bahwa dokumen Renstra masih relevan dengan kondisi saat ini).

2 Monitoring target dalam Renstra belum dilengkapi dengan Kertas Kerja Monitoring Renstra dan notulen pembahasannya.

Dilakukannya monitoring pencapaian target dalam Renstra sebagai tolak ukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan sasaran Renstra

B. PENGUKURAN KINERJA

1 Pengukuran kinerja belum dikembangkan menggunakan teknologi informasi

Untuk percepatan dalam pengukuran data kinerja, unit kerja diharapkan mampu

INSPEKTORAT UTAMA BPS

136

NO URAIAN KELEMAHAN / KEKURANGAN KONDISI SEHARUSNYA

(1) (2) (3)

mengembangkan teknologi informasi dalam hal pengukuran kinerja

2 Belum terdapat ukuran (indikator) kinerja individu yang mengacu pada IKU unit kerja

Indikator Kinerja Individu dibuat dengan mengacu pada IKU unit kerja

C. PELAPORAN

1 LKIP BPS Provinsi Maluku belum menyajikan analisis efisiensi penggunaan sumber daya

LKIP setiap unit kerja sebaiknya menyajikan analisis efisiensi penggunaan sumber daya, misalkan air, listrik, dll

2 LKIP BPS Provinsi Maluku belum sepenuhnya menyajikan informasi keuangan yang terkait dengan pencapaian sasaran

Dalam hal berakuntabilitas, unit kerja tidak hanya dituntut untuk berakuntabiltas kinerja, tetapi lebih dari itu. Berapa rupiah uang yang sudah dilekuarkan untuk mencapai kinerja tersebut

3 LKIP BPS Provinsi Maluku belum menyajikan perbandingan data:

a. target serta realisasi per sasaran

b. realisasi tahun 2017 dengan realisasi tahun 2016 per sasaran

c. realisasi sampai 2017 dengan target jangka menengah 2019 per sasaran

LKIP BPS Provinsi Maluku menyajikan perbandingan data-data kinerja secara memadai dari sisi tujuan, indikator tujuan, sasaran maupun indikator kinerja sasaran

D. EVALUASI KINERJA

1 Evaluasi kinerja atas satker BPS Kabupaten/Kota se-Provinsi Maluku belum sepenuhnya dilakukan

Evaluasi kinerja tidak hanya dilakukan pada unit-unit kerja di BPS Provinsi Maluku saja. Akan tetapi sebagai pembina, BPS Provinsi Maluku harus mengevaluasi kinerja satker-satker yang ada dibawahnya E. PENCAPAIAN SASARAN/KINERJA ORGANISASI

1 Terdapat target kinerja yang pada LKIP 2017 yang tidak disertai dengan hambatan dan solusinya

Normatifnya target yang telah ditetapkan harus tercapai dengan baik, akan tetapi adakalanya target tersebut tidak terealisasi dengan baik. Hal tersebut bisa dijadikan evaluasi kenapa hal tersebut bisa terjadi dan apa kendala serta solusinya

INSPEKTORAT UTAMA BPS

137

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN 2017-2018

33.1 Satuan Kerja : BPS Provinsi Papua

33.2 Sistem Evaluasi : Evaluasi Lapangan/field evaluation 33.3 Hasil Penilaian : 69,29

33.4 Rincian Penilaian :

NO URAIAN KELEMAHAN / KEKURANGAN KONDISI SEHARUSNYA

(1) (2) (3)

A. PERENCANAAN KINERJA

1. Monitoring target dalam Renstra belum dilengkapi dengan Kertas Kerja Monitoring Renstra dan notulen pembahasannya.

Dilakukannya monitoring pencapaian target dalam Renstra sebagai tolak ukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan sasaran Renstra

2. Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 telah disusun ditemukan kekurangan yaitu:

 Penentuan Target dalam Rencana Strategis belum sepenuhnya ditetapkan secara baik karena belum terdokumentasi dengan baik, belum berdasarkan basis data yang memadai dan belum berdasarkan argumen dan perhitungan yang logis.

Dokumen Rencana Strategis (Renstra) 2015 – 2019 seharusnya:

 Renstra dijadikan acuan dalam penyusunan perjanjian kinerja sehingga harus selaras antara kedua dokumen tersebut;

 Mengkaji ulang dalam penentuan targetnya, tetapkan target yang menantang namun dapat dicapai.

Kriteria Target Kinerja ditetapkan dengan baik, yaitu :

 Menggambarkan suatu tingkatan tertentu yang seharusnya dicapai (termasuk tingkatan yang standar, generally accepted)

 Selaras dengan BPS;

 Berdasarkan (relevan dgn) indikator yang SMART;

 Berdasarkan basis data yang memadai;

 Berdasarkan argumen dan perhitungan yang logis.

3. Terdapat bukti yang cukup bahwa PK yang ditandatangani telah diukur yang dibreakdown dalam bentuk rencana aksi dan hasil pengukuran telah diketahui oleh atasan (pemberi amanah) dalam bentuk Monitoring capaian kinerja tahun 2016 namun masih terdapat kekurangan :

Pimpinan berperan aktif dalam pelaksanaan monitoring dan rapat evaluasi triwulanan secara berkala.

Mengomandokan Kabid/Kabag, Kasie/Kasub untuk melaksanakan rapat triwulanan.

INSPEKTORAT UTAMA BPS

138

NO URAIAN KELEMAHAN / KEKURANGAN KONDISI SEHARUSNYA

(1) (2) (3)

Monitoring dilakukan terbatas pada penyerahan atau pengumpulan hasil pengukuran capaian kinerja yang dilakukan oleh penangungjawab masing-masing subject matter, dan dikompilasi oleh binagram.

 Belum dilakukan rapat triwulanan.

 Belum terdapat bukti yang cukup adanya analisis dan alternatif solusi jika terdapat deviasi antara target triwulanan dengan realisasi triwulanannya.

4. Berdasarkan hasil konfirmasi dengan subject matter (Kabid IPDS) terdapat beberapa ketidakkonsistenan target PK 2018 dengan dokumen sumbernya, antara lain :

No

dan blok sensus yang diupdate

0 25

2 Jumlah

publikasi/laporan integrasi pengolahan dan diseminasi Statistik yang terbit tepat waktu

2 4

3 Jumlah metadata kegiattan statistik sektoral dan khusus yang dihimpun

2 5

Target pada PK 2018 seharusnya sesuai dengan dokumen sumbernya.

B. PENGUKURAN KINERJA

1. Mekanisme pengumpulan data sudah didukung dengan SOP, namun belum diimplementasikan secara memadai karena:

Belum terdokumentasi waktu delivery-nya;

 Belum sepenuhnya mudah untuk mengakses data bagi pihak yang berkepentingan;

 Sulit untuk menelusuri sumber data yang valid karena tidak terdokumentasi dengan baik.

Kriteria Mekanisme pengumpulan data yang memadai, antara lain:

 Terdapat pedoman atau SOP tentang pengumpulan data kinerja yang up to date;

 Ada kemudahan untuk menelusuri sumber datanya yang valid;

 Ada kemudahan untuk mengakses data bagi pihak yang berkepentingan;

 Terdapat penanggungjawab yang jelas;