• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCAPAIAN SASARAN/KINERJA ORGANISASI 1 Berdasarkan informasi pencapaian kinerja

dalam LKIP, BPS Provinsi Kepulauan Riau memiliki capaian rata-rata tujuan 104,48 persen. Namun dalam pencapaian ini belum disertai pencapaian kinerja lainnya seperti inisiatif dalam pemberantasan korupsi (satker kategori WBK-WBBM) maupun adanya inovasi dalam manajemen kinerja.

Pencapaian kinerja merupakan pencapaian atas target kinerja yang rutin dilaporkan juga termasuk kinerja lainnya.

INSPEKTORAT UTAMA BPS

53

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN 2017-2018

11.1 Satuan Kerja : BPS Provinsi Sumatera Selatan 11.2 Sistem Evaluasi : Evaluasi Lapangan/field evaluation 11.3 Hasil Penilaian : 72,19

11.4 Rincian Penilaian :

NO URAIAN KELEMAHAN / KEKURANGAN KONDISI SEHARUSNYA

(1) (2) (3)

A. PERENCANAAN KINERJA

1 Masih ada ketidaksesuaian antara target kinerja pada Renstra, PK dan LKIN, yaitu:

Jumlah Release data yang tepat waktu tahun 2017: Renstra= 17 & PK= 16 dan di LKIN= 16.

Seharusnya yang target kinerja ditetapkan dalam renstra sama dengan dengan target yang dilaksanakan pada perjanjian kinerja.

2 Penentuan target dalam renstra belum berdasar

data yang memadai karena belum didukung dengan kertas kerja penentuan target yang ditetapkan, misal: target pemutakhiran MFD dan MBS, dimana kegiatan ini sebenarnya rekapitulasi dari di kabupaten/kota dan target jumlah metada kegiatan statistik.

Pembahasan target renstra harus didukung atau dilengkapi kertas kerja sebagai dasar penentuan target

3 Perjanjian Kinerja telah dimanfaatkan untuk penyusunan (identifikasi) kinerja sampai kepada tingkat eselon III dan IV, tetapi masih ada target pada tingkat eselon III jumlahnya tidak konsisten penjabarannya dari eselon II nya, misal:

Jumlah realease data yang tepat waktu eselon II=

16 aktivitas, sedang pada eselon III ada 24 aktivitas (Nerwilis= 4; Produksi= 4; Sosial= 4; dan Distribusi= 12)

Target PK pada tingkat atas dijabarkan pada tingkat bawahnya harus sama.

4 Penyusunan PK masih mengkaitkan dengan pembiayaannya, sehingga ada PK eselon IV yang tidak sepenuhnya tertuang dalam indikator kinerjanya karena tergabung dengan unit kerja eselon IV lainnya, seperti: PK eselon 4 seksi Statistik Pertambangan, Energi, dan Konstruksi, indikator yang terisi hanya persentase pemasukan dokumen (response rate) Survei staitistik PEK dengan pendekatan usaha.

Penyusunan PK agar diperhatikan muatannya agar tidak terkesan unit kerja tersebut kurang kegiatannya.aa

INSPEKTORAT UTAMA BPS

54

NO URAIAN KELEMAHAN / KEKURANGAN KONDISI SEHARUSNYA

(1) (2) (3)

Laporan kegiatannya dan publikasinya tergabung pada unit kerja eselon IV seksi statistik Industri karena struktur anggarannya masuk pada statistik industri.

5 BPS Provinsi Sumatera Selatan telah melakukan reviu terhadap dokumen Rencana Strategis (Renstra) mulai dari Reviu Renstra Ke-1 sampai dengan Reviu Renstra Ke-2, namun kegiatan reviu yang telah dilakukan belum didukung oleh jadwal reviu, undangan, daftar hadir, dan notulensi.

Reviu Renstra dilakukan untuk melihat apakah dokumen Renstra masih relevan dengan kondisi satuan kerja saat ini. Kegiatan reviu Renstra harus dilakukan secara berkala dan terjadwal. Contohnya dalam satu tahun dijadwalkan satu kali atau dua kali reviu. Dokumen pendukung sebagai bukti dilakukan reviu Renstra adalah jadwal reviu, undangan (untuk melihat substansi rapat yang akan dilakukan), daftar hadir (untuk melihat siapa saja yang terlibat dalam rapat kinerja), dan notulen (untuk melihat substansi reviu Renstra yang dibahas, jika ada perubahan dituliskan alasan perubahan, namun jika tidak dijelaskan bahwa dokumen Renstra masih relevan dengan kondisi saat ini).

6 Monitoring target dalam Renstra belum dilengkapi dengan Kertas Kerja Monitoring Renstra dan notulen pembahasannya.

Dilakukannya monitoring pencapaian target dalam Renstra sebagai tolak ukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan sasaran Renstra

B. PENGUKURAN KINERJA

1 Masih ada pengukuran kinerja yang belum sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan dalam Renstra dan PK, yaitu indikator jumlah realease data yang tepat waktu; di Renstra= 17, PK=16, sedang di LKIN=16

Target yang ditetapkan dalam PK

adalah yang harus

dipertanggungjawabkan dan dilaporkan dalam LKIN, maka harus sama.

2 Sistem pengumpulan data kinerja belum sepenuhnya sesuai dengan SOP yang ada, karena dokumentasi Pelaporan bidang/bagian tidak disampaikan sebagai tindaklanjut selesainya kegiatan kepada penanggungjawab pengumpulan data kinerja sehingga dalam penyusunan LKIN

SOP pengumpulan data harus dipatuhi, setiap unit kerja agar menyampaikan laporan progress pekerjaan/kegiatan kepada penanggungjawab pengumpul data kinerja.

INSPEKTORAT UTAMA BPS

55

NO URAIAN KELEMAHAN / KEKURANGAN KONDISI SEHARUSNYA

(1) (2) (3)

tidak dapat diungkapkan sepenuhnya hambatan atau masalah dan solusi pemecahannya.

3 Hasil pengukuran capaian kinerja belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai dasar pemberian reward dan punishment maupun untuk perencanaan dan penganggaran.

Hal ini dikarenakan lemahnya bukti pemanfaatan pengukuran capaian kinerja yang tidak ada dan otoritas usulan penganggaran didaerah secara real sebatas untuk belanja modal saja.

Hasil pengukuran capaian kinerja seharusnya dimanfaatkan sebagai dasar pemberian reward dan punishment maupun perencanaan dan penganggaran.

Implementasinya harus ada bukti yang akuntabel seperti notulen rapat, SK pemberian reward dan punishment, dokumentasi dan tindaklanjut hasil rapat.

Untuk memberi motivasi satker (kabupaten/ kota), unit kerja dan pegawai, kepada mereka yang mendapat prestasi terbaik (inovasi, response rate, dll) dapat diberikan penghargaan (sertifikat) dan sebaliknya yang terendah diberi punishment (surat peringatan) untuk dapat meningkatkan capaian kinerjanya.

C. PELAPORAN

1 LKIN masih ada yang belum menginformasikan data yang sesuai dengan Perjanjian Kinerja (PK).

Evaluasi kinerja harus berdasarkan LKIN yang disusun sesuai PK yang menjadi tanggungjawab satker 2 LKIN telah disusun, namun LKIP belum

sepenuhnya menyajikan evaluasi dan analisis pada indikator kinerja kegiatan/program maupun tujuan/sasaran yang ada pada satker.

Secara sederhana hal ini dapat juga dilihat dalam daftar isi LKIN yang tidak memuat adanya evaluasi dan analisis kinerja.

Seharusnya LKIN menjelaskan permasalahan yang dihadapi dalam capaian kinerja, evaluasi, analisis, dan solusi, serta langkah-langkah dalam peningkatan kinerja.

D. EVALUASI KINERJA

1 Rapat evaluasi kinerja dilakukan setahun sekali, dan pemantauan/monitoring Rencana Aksi telah dilakukan namun tindandaklanjut rencana aksi belum sepenuhnya dilakukan dengan bukti legalnya

Evaluasi kinerja sebaiknya dilaksanakan per triwulan untuk dapat melihat progress pencapaian kinerja tiap unit kerja, hambatan, permasalahan yang dihadapi, solusi pemecahan dan tindaklanjutnya.

2 Evaluasi kinerja dilakukan masih sebatas Evaluasi kinerja dilakukan untuk

INSPEKTORAT UTAMA BPS

56

NO URAIAN KELEMAHAN / KEKURANGAN KONDISI SEHARUSNYA

(1) (2) (3)

keperluan penyusunan LKIN, memuat pencapaian kinerja dan daya serap anggaran serta keterangan umum penyerapannya tiap akun biaya kegiatan.

Atas pencapaian kinerja yang kurang belum terlihat adanya kesepakataan merealisasikan (janji menyelesaikan) hasil monitoring rencana aksi tersebut.

keperluan eksistensi satker sesuai tupoksi oleh karenanya evaluasi tidak hanya dilakukan sebatas pemenuhan pelaporan dan pembiayaannya saja tetapi menyeluruh atas proses pencapaiaan kinerja IKU-nya.

3 Pemantauan Rencana Aksi telah dilaksanakan, namun belum sepenuhnya memberikan alternatif perbaikan yang dapat dilaksanakan dan alternatif perbaikan yang ada tidak dapat ditunjukan dengan bukti yang akuntabel berupa tindaklanjut hassil rekomendasi.

Cara maupun alternatif perbaikan atau rekomendasi tidak tertuang jelas/tegas dalam dokumen notulen rapat. Fomat notulen masih belum lengkap untuk keperluan tindaklanjutnya dan belum ada batas waktu tindaklanjutnya.

`

4 Evaluasi dalam LKIN belum sepenuhnya dengan jelas memuat masalah dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja kegiatan, program maupun sasarannya yang dapat digunakan untuk menindaklanjuti hasil evaluasi tersebut.

Evaluasi dalam LKIN sebaiknya memuat masalah dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja kegiatan, program maupun sasarannya, sehingga dapat untuk ditindaklanjuti

5 LKIN belum sepenuhnya menjelaskan evaluasi kinerja terhadap BPS Kabupaten/Kota karena informasi yang ada hanya sebatas informasi pada kertas kerja pencapaian dokumen kegiatan statistik.

LKIN BPS Provinsi Sumatera Selatan agar memuat penilaian dan evaluasi kinerja satker dibawahnya yang menjadi tanggungjawab pembinaannya.

E. PENCAPAIAN SASARAN/KINERJA ORGANISASI