• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mentoring melalui pertemuan reguler

Dalam dokumen 198e8947 8ee9 4450 89e6 805e4fc52e66 (Halaman 194-197)

Refleksi tentang substansi dan

POST-TEST:

C. Pendampingan Jurnalis Warga

2. Mentoring melalui pertemuan reguler

a. Metode yang diterapkan di dalam pertemuan. Kinerja memfasilitasi pertemuan regular antara para jurnalis warga dengan jurnalis professional, yang juga menghadirkan nara sumber terkait isu tertentu. Tujuan pertemuan adalah untuk:

i. memberi perspektif bagi jurnalis warga mengenai isu atau substansi yang tengah diadvokasi;

ii. mengaplikasikan teori yang telah diterima dalam pelatihan untuk diterapkan dalam praktik.

Dengan demikian pertemuan regular tersebut dapat dibagi dalam dua sesi yakni:

i. sesi pertama menghadirkan narasumber untuk membahas isu terkait sehingga jurnalis warga memiliki pemahaman dan dapat melihat angle tertentu untuk menjadi materi dasar memproduksi konten jurnalistik yang memiliki sisi human interest, dan

ii. sesi kedua adalah membahas berbagai rancangan (draft) tulisan/produk jurnalistik yang sudah disusun oleh jurnalis warga untuk dikritisi. Di dalam membahas, mitra pelaksana telah menyiapkan materi teknis yang berasal dari materi pelatihan, selain untuk menyegarkan kembali ingatan peserta juga untuk melihat dalam praktik bagaimana penerapan teori tersebut.

Untuk melaksanakan pertemuan regular semacam ini langkah yang perlu dilakukan oleh mitra pelaksana adalah:

i. Menyiapkan TOR sederhana yang berisi tujuan dan capaian yang diharapkan, isu yang hendak didiskusikan, peserta yang diharapkan hadir, tulisan/produk jurnalistik yang disiapkan untuk didiskusikan, materi teknis. Durasi pertemuan sebaiknya dilaksanakan antara tiga sampai tiga setengah jam yang terbagi dalam dua sesi seperti yang telah dijelaskan di atas.

ii. Mendiskusikan dengan nara sumber materi yang akan disampaikan. Narasumber dapat berasal dari mitra pelaksana teknis, staf/pimpinan SKPD terkait, Tim Teknis Kinerja atau pihak lain yang dipandang memiliki kompetensi dengan isu terkait.

iii. Mengundang dan memastikan jurnalis warga dan jurnalis professional untuk hadir di dalam pertemuan.

Mitra pelaksana memfasilitasi pertemuan dengan berperan sebagai moderator. Pertemuan di dalam dua sesi tersebut didorong oleh mitra pelaksana untuk

merumuskan rencana tindak lanjut (RTL). RTL pada sesi pertama diarahkan pada bagaimana peserta merespon hasil diskusi. Untuk sesi kedua, RTL diarahkan pada perbaikan produk jurnalistik yang disusun oleh jurnalis warga

serta mendorong kerjasama produksi/menyusun tulisan/produk jurnalistik.

b. Membangun perspektif dan pemahaman isu. Diskusi dilaksanakan guna membangun pemahaman atas isu tertentu yang tengah diadvokasi oleh Kinerja untuk memberi amunisi kepada jurnalis warga, terutama di dalam melihat angle serta perspektif persoalan/isu yang didiskusikan. Di dalam diskusi, mitra pelaksana menjalankan proses moderasi untuk mempertajam fokus ke arah substansi yang memudahkan peserta diskusi (jurnalis warga dan jurnalis professional) dapat menangkap isu urgent yang dibahas. Mitra pelaksana perlu mendorong peserta diskusi melihat angle

persoalan dari sisi human interest, ketimbang dari sisi programatiknya.

Selain terbangunnya pemahaman akan substansi isu dimaksud, mitra pelaksana dapat menggali pemahaman jurnalis warga lebih dalam untuk dapat mendeteksi persoalan- persoalan terkait isu dimaksud dengan apa yang dirasakan oleh publik/warga (sisi human interest) dan juga dari sisi performa unit layanan berdasarkan pengalaman sendiri, pengalaman orang di lingkungannya atau juga kejadian tertentu sebagai fakta.

c. Peningkatan kapasitas teknis. Peningkatan kapasitas teknis dilakukan oleh mitra pelaksana pada saat pertemuan regular dilakukan, terutama pada sesi kedua. Metode yang

digunakan adalah membahas tulisan yang akan dijadikan bahan mitra pelaksanadiskusi. Untuk memastikan ada tulisan yang dibahas, mitra pelaksana dapat meminta kepada jurnalis warga untuk menyampaikan draft tulisan sebelumnya kepada fasilitator (tulisan dapat yang sudah dipublikasi ataupun yang belum dipublikasi). Substansi yang digunakan untuk membahas antara lain:

i. Apakah riset awal dan observasi diperlukan? ii. Mencari fakta (dan opini) di dalam tulisan/

produk jurnalistik

iii. Melihat dan membahas ide liputan, peg dan

angle di dalam tulisan/produk jurnalistik iv. Bagaimana menggunakan pesan singkat

(SMS) untuk menyampaikan berita yang memenuhi kaidah jurnalistik.

v. Dan beberapa materi lainnya yang pernah disampaikan di dalam pelatihan.

d. Peluang kerja-bersama dengan Jurnalis Profesional. Umumnya jurnalis warga memproduksi tulisan yang sederhana, dalam artian tanpa wawancara dan observasi dan sekedar menyampaikan fakta atas apa yang dialami seseorang atau kelompok masyarakat. Masih cukup jarang dijumpai produk jurnalistik yang dibuat oleh jurnalis warga memiliki kelengkapan seperti adanya cover both side, observasi mendalam tentang satu isu tertentu, wawancara dengan beberapa pihak. Oleh karenanya, untuk melengkapi produk jurnalistik ada baiknya dilakukan kerjasama penulisan/

produksi dengan jurnalis yang berasal dari media arus utama.

Model kerjasamanya dapat melalui metode yang beragam. Dua metode yang ditawarkan dan memungkinkan untuk dilakukan antara lain:

i. Metode dimana ide awal berasal dari jurnalis warga yang menuliskan berdasarkan fakta yang ditemui di lapangan, lalu tulisan/produk yang dihasilkan oleh jurnalis warga tersebut atas kesepakatannya disampaikan kepada jurnalis professional/redaksi media arus utama untuk dipertajam liputannya dengan melibatkan kerja jurnalistik dari jurnalis professional. Hasil akhir dari kolaborasi ini adalah produk jurnalistik yang diangkat di dalam satu media arus utama dan oleh jurnalis warga yang terlibat dapat dibagi ke media-media lainnya seperti blog, facebook maupun twitter.

ii. Pola dimana ide penulisan didiskusikan bersama di awal antara jurnalis warga dan jurnalis professional. Kesepakatan pembahasan ide dan isu, dilanjutkan oleh pembagian peran di dalam kerja jurnalistik di antara keduanya. Kerjasama ini bisa melibatkan lebih dari satu orang jurnalis warga, namun hanya melibatkan satu jurnalis professional ataupun jika lebih mereka semua berasal dari media yang sama, karena terkait produk jurnalistik yang akan diangkat di dalam media arus utama.

Dalam dokumen 198e8947 8ee9 4450 89e6 805e4fc52e66 (Halaman 194-197)