CARA MERUJUK, MENGUTIP SUMBER BACAAN DAN BACAAN TERSEBUT
E. Cara Menulis Daftar Rujukan
Daftar rujukan merupakan daftar yang berisibuku, makalah, artikel, atau bahan-bahan yang dikutip, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jika bahan-bahan yang dibaca tetapi tidak dikutip, maka tidak perlu dicantumkan dalam Daftar Rujukan, sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung maupun tidak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam Daftar Rujukan (PPKI. UM,2010:106). Pada prinsipnya, unsur yang ditulis dalam Daftar Rujukan secara berturut- turut meliputi (1) nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbit, (3) judul, termasuk anak judul (subjudul), (4) kota tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut sangat bervariasi tergantung jenis sumber pustakanya. Apabila penulisannya lebih dari satu orang, maka cara penulisan namanya sama dengan penulis pertama.
Nama penulis lebih dari 2 (dua) bagian ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat) tetapi harus konsisten dalam satu karya ilmiah), diakhiri dengan titik. Apabila sumber yang dirujuk ditulis oleh Tim, maka semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam Daftar Rujukan (PPKI UM, 2010:106-212). Hal ini dijelaskan di bawah ini.
1. Rujukan dari Buku
Tahun penerbitan ditulis setelah nama penulis, dan diakhiri dengan titik. Selanjutnya judul buku ditulis dengan huruf miring, menggunakan
huruf besar pada setiap awal kata, kecuali kata hubung. Kota tempat penerbit dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:).
Contoh
Hasan. 2012. Reflexive Metodology Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gunung Persada Press.
2. Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel yang Ada Editornya
Cara penulisannya dilakukan seperti menulis rujukan dari buku, tetapi ditambah dengan tulisan (Ed.) jika hanya satu orang editor, dan (Eds) bila lebih dari satu orang editor. Judul buku kumpulannya ditulis dengan huruf miring, dan nomor halamannya diletakkan dalam kurung.
Contoh:
Samiun. 2012. Metode Penelitian Ilmiah. DalamMubarak (Ed.),
Handbook Penelitian Ilmiah (hlm.23-32). Malang:
Penerbit Universitas Brawijaya.
Yusuf. 2012. Manajemen Akuntansi Jurnal Ilmiah. Dalam Hamid dan Shaleh (Eds.), Menerbitkan Jurnal
Ilmiah (hlm. 24-42). Malang: Penerbit Universitas
Brawijaya.
3. Rujukan Berupa Buku yang ada Editornya
Cara penulisannya sama dengan rujukan dari buku, tetapi ditambahkan dengan nama editor (Ed.) dan nama editor dicantumkan di antara tanda kurung di belakang judul buku, disertai dengan Ed.
Contoh:
Harun. 2011. Metode Penelitian Ilmiah (Samiun, Ed.). Malang: Penerbit Fakultas Mipa Universitas Brawijaya.
4. Rujukan Berupa Buku Lebih dari Satu Jilid
Cara penulisannya sama dengan rujukan dari buku, namun ditambah keterangan atau volume yang ditulis setelah judul buku.
CARA MERUJUK, MENGUTIP SUMBER BACAAN I 141 Harun. 2011. Metode Penelitian Ilmiah (volume 5).
Malang:Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.
5. Rujukan dari Buku yang Berasal dari Perpustakaan Elektronik
Cara penulisannya dilakukan setelah nama penulis, tahun, judul buku, kota, dan nama penerbit, nama perpustakaan dicantumkan setelah penerbit buku. Alamat web perpustakaan yang bersangkutan harus dicantumkan tanggal aksesnya.
Contoh:
Harun. 2011. Metode Penelitian Ilmiah. Malang: Pustaka Malang. Dari Pojok BEI, (Online), (http:// www.netbei.com) diakses 29 Desember 2012.
6. Rujukan Berupa Buku yang Tidak Diketahui Nama Pengarangnya
Cara penulisannya dilakukan. Pertama judul buku ditulis dan disertai tahun penerbitan, kota, dan nama penerbit. Judul buku dicetak miring, dan diakhiri dengan titik (.)
Contoh:
Kamus Akuntansi. 2011. Malang. Pustaka Media. Kamus
Akuntansi.
7. Rujukan dari Artikel dalam Jurnal Tercetak
Cara penulisannya dilakukan. Pertama nama penulis ditulis paling depan, kemudian diikuti dengan tahun, judul artikelyang ditulis dengan cetak biasa, dimulai dengan huruf kapital setiap awalkata. Nama jurnal tersebut ditulis dengan cetak miring, setiap hurup awal ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata hubung. Dan dibagian akhir secara berturut- turut ditulis tahun, jilid, volume ditulis (dalam kurung) titik dua halaman.
Contoh:
Hasiara, La Ode. 2012. Sikap Dan Perilaku AparaturDalam Melaksanakan Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah di Kabupaten Buton. Jurnal Akuntansi
8. Rujukan dari Artikel dalam Internet Bebasis Jurnal Tercetak
Cara penulisannya dilakukan sama dengan artikel jurnal tercetak, namun harus diikuti dengan keterangan (Online), alamat situs, dan tanggal akses. Volume, nomor terbitan, dan nomor halaman, yang akan dicantukan setelah kata (Online).
Contoh:
Hasiara, La Ode. 2012. Sikap Dan Perilaku Aparatur Dalam Melaksanakan Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah di Kabupaten Buton. Jurnal Akuntansi
Multi Paradigma, (Online), 3 (1): 101-110, (http://
www.ub.ac.id), diakses 29 Desember 2012.
9. Rujukan dari Artikel dalam Jurnal Elektronik Saja (Tidak Berbasis Cetak)
Cara penulisannya. Nama penulis. Volume dan nomor jurnal ditulis setelah nama jurnal. Nomor halaman tidak dicantumkan, namun alamat situs jurnal harus dicantumkan, yang diawali dengan tanda kurung dan disertasi dengan tanggal akses.
Contoh:
Hasiara, La Ode. 2012. Sikap Dan Perilaku Aparatur Dalam Melaksanakan Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah di Kabupaten Buton. Jurnal Akuntansi Multi
Paradigma, 3 (1). (Online), (http://www.ub.ac.id),
diakses 29 Desember 2012.
10. Rujukan dari Artikel dalam Jurnal dari CR-ROM
Pertama yang harus diperhatikan adalah judulartikel jurnal tercetak, namun harus ditambah dengan penyebutan CD-ROMnya dalam kurung.
Contoh:
Hasiara, La Ode. 2012. Sikap Dan Perilaku Aparatur Dalam Melaksanakan Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah di Kabupaten Buton. Multi Paradigma, 3: 45-65 (CD-ROM): Multi Paradigma-Digital, 2012.
CARA MERUJUK, MENGUTIP SUMBER BACAAN I 143
11. Rujukan dari Kumpulan Abstrak Tercetak
Pertama yang harus diperhatikan adalaha judul jurnal dicetak mir- ing, disertai volume, nomor jurnal, dan nomor artikel. Judul kumpulan abstrak dicetak miring. Identitas kumpulan abstrak (volume dan nomor) harus dicantumlan.
Contoh:
Hasiara, La Ode. 2012. Sikap dan Perilaku Aparatur Dalam Melaksanakan Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah di Kabupaten Buton. Jurnal Multi
Paradigma, 23 (3):45-65. Abstrak diperoleh dari Jurnal Multi Paradigma, Abstrak 2013, 29. Abstrak
No.27N/065.
12. Rujukan dari Artikel dalam Majalah atau Koran
Pertama yang harus diperhatikan adalah nama penulis ditulis paling depan, yang diikuti dengan tanggal, bulan, dan tahun jika ada. Judul artikel ditulis dengan cetak biasa. Diawali dengan huruf kapital pada setiap awal kata, kecuali kata hubung. Namun majalah ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama setiap awal kata, dan dicetak miring. Nomor disebutkan pada bagian akhir.
Contoh:
Gunawan, 29 Desember 2012. PKTI dalam Hasriadi Parpol.
Kaltim Pos, hlm.5.
13. Rujukan dari Koran Tanpa Penulis
Pertama yang harus diperhatikan adalah nama koranditulis di bagian awal. Tanggal, bulan, dan tahun ditulis setelah nama koran, kemudian judul ditulis huruf kapital setiap awal kata, dan dicetak miring serta diikuti dengan nomor halaman.
Contoh:
Kompas, 23 Januari 2012 Ijazah Penyetaraan Paket C
14. Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan oleh semua Penerbit (Tanpa Penulis dan Tanpa Lembaga)
Pertama yang harus diperhatikan adalah judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring, kemudian diikuti dengan tahuan penerbitan dokumen, kota penerbit dan nama penerbit.
Contoh:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990.
Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
15. Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diambil dari Internet
Pertama yang harus diperhatikan adalah setelah tahun dokumen, situs yang memuat dokumen tersebut dicantumkan disertai alamat situs dan tanggal aksesnya. Nama situs dicetak tegak dengan hurup kapital pada setiap awal kata.
Contoh:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. (Online), (http://www.jdih.bpk.go.id), diakses 29 Desember 2012.
16. Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama LembagaTersebut
Pertama yang harus diperhatihan adalah nama lembaga penanggungjawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun, judul tulisan yang dicetak miring, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga yang bertanggungjawab atas penerbitan tulisan tersebut.
Contoh:
Dirjen Kelembagaan Agama Islam. 2002. Pedoman Pondok
Pesantren. Jakarata: Departemen Agama Republik
CARA MERUJUK, MENGUTIP SUMBER BACAAN I 145
17. Rujukan dari Lembaga yang Ditulis oleh Satu atau Beberapa Orang Atas Nama Lembaga Tersebut
Pertama yang diperhatihan adalah nama orang yang menulis ditulisan tersebut, ditulis pada bagian awal, disertai tahun penerbitan. Lembaga yang menerbitkan buku itu dicantumkan setelah nama kota tempat penerbitan buku tersebut.
Contoh:
Hasriadi, Hasiara. 2012. Pedoman Pedoman Penulisan
Karya Tulis Ilmiah. Samarinda: LPPB.
18. Rujukan Berupa Karya Terjemahan
Pertama yang diperhatihan adalah nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan penerbit terjemahan tersebut. Dan apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, maka harus dituliskan dengan kata tanpa tahun penerbit.
Contoh:
Cochran, W.G Tanpa Tahun. Teknik Penarikan Sampel. Terjemahan Hasriadi.2012. Samarinda: Politeknik Negeri Samarinda.
19. Rujukan Berupa Sripsi, Tesis, dan Disertasi
Pertama yang diperhatihan adalah nama penulis ditulis paling depan, diikuti tahun yang tercantum pada sampul, judul skripsi, tesis, dan disertasiditulisdengan cetak miring diikutidengan pernyataan skripsi, tesis atau disertasitidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama perguruan tinggi.
Contoh:
Hasiara, La Ode. 2011. Sikap dan Perilaku Aparatur dalam
Melaksanakan Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah di Kabupaten Buton. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang: PDIA Universitas Brawijaya.
20. Rujukan Berupa Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Penataran, atau Lokakarya
Pertama yang diperhatihan adalah nama penulis ditulis paling depan, diikuti dengan tahun, judul makalah ditulis dengan cetak miring
kemudian diikuti dengan pernyataan “Makalah disajikan dalam semi- nar atau Penataran maupun Lokakarya, nama pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal serta bulannya.
Contoh:
Hasiara, La Ode. 2011. Epistemologi Sikap dan Perilaku
Aparatur dalam Melaksanakan Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah PDIA Universitas
Brawijaya Malang, 9 Desember 2011.
21. Rujukan Berupa Makalah yang Diseminarkan dan Dimuat di Internet
Pertama yang harus diperhatihan adalah nama penyaji makalah, judul makalah, tempat, dan tanggal penyajian ditulis seperti makalah tercetak. Situs yang memuat makalah tersebut dan alamatnya ditulis sebelum tanggal akses.
Contoh:
Hasiara, La Ode. 2011. Sikap dan Perilaku Aparatur dalam
Melaksanakan Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah PDIA Universitas Brawijaya Malang, 9
Desember 2011. Dalam database (Online), (http:// www.com. id), diakses 29 Desember 2012.