• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Metodologi

1. Metode Penelitian a. Perumusan Judul

Judul penelitian skripsi ini adalah Perbedaan Aktualisasi Budaya Kerajaan Yogyakarta dan Kerajaan Surakarta Pasca Palihan Nagari. Penulis awalnya merasa kesulitan dalam mempelajari topik tersebut, tetapi karena ketertarikan terhadap topik, maka diputuskan untuk memilih tema tersebut sebagai judul skripsi ini. Penulis menyadari bahwa topik ini cukup sulit karena memerlukan pemahaman yang baik tentang konsep-konsep kebudayaan. Beberapa pertimbangan dalam memilih sebuah subyek penelitian pun diperhatikan, seperti minat/kedekatan emosional, kedekatan intelektual, orisinalitas dan berbagai pertimbangan lainnya.

Sesuai dengan pemilihan topik yang telah ditentukan penulis berniat memaparkan perbedaan di antara Yogyakarta dan Surakarta. Bagaimana perpecahan politis di antara keduanya kemudian menyulut dan menyebar pula pada aspek kebudayaan yang membuat terjadinya perbedaan aktualisasi budaya di antaranya.

b. Pengumpulan data (heuristik)

Pada tahapan ini dimulailah rangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin sumber yang berkaitan. Sumber yang pertama kali penulis dapatkan adalah mengenai proses perpecahan Mataram menjadi Yogyakarta dan Surakarta, seperti yang terdapat dalam buku Perdjandjian Gianti – Perang Pahlawan Diponegara karangan Soekanto,

Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman dan Suksesi dalam Sejarah Jawa keduanya karangan G. Moedjanto, kemudian berkembang pada buku-buku seperti JAWA; On The Subject of Java karangan John Pemberton, Eksotisme Jawa; Ragam kehidupan dan kebudayaan Masyarakatnya karangan John J Stockdale. Berikutnya penulis mencari sumber-sumber yang berkaitan dengan konsep-konsep dan teori-teori yang hendak dipergunakan sebagai landasan membedah permasalahan.

c. Kritik Sumber (Verifikasi)

Tahap selanjutnya setelah mengumpulkan sumber adalah kritik sumber. Verifikasi atau kritik sumber sejarah adalah upaya untuk mendapatkan otentisitas dan kredibilitas sumber.59 Kritik sumber merupakan salah satu tahap yang paling penting dalam penulisan sebuah karya ilmiah. Kritik intern adalah kritik terhadap sumber yang mengacu pada kredibilias sumber artinya apakah isi dokumen ini terpercaya, tidak dimanipulasi, mengandung bias, dikecohkan dan lain-lain.60 Dalam penulisan skripsi yang berjudul Perbedaan Aktualisasi Budaya Kerajaan Yogyakarta dan Kerajaan Surakarta Pasca Palihan Nagari ini untuk tahapan kritik sumber yang dilakukan cukup terlihat. Caranya adalah dengan membandingkan beberapa fakta yang memiliki perbedaan data dengan menggunakan sumber ketiga. Pada buku Suksesi dalam Sejarah Jawa dikatakan bahwa perpecahan Mataram menjadi Yogyakarta dan Surakarta mengakibatkan perbedaan dalam hal kebudayaan. Hal ini kemudian diperkuat kembali dalam

59

Suhartono.W. Pranoto, 2010, Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta, Graha Ilmu, hlm. 35 60

buku Ilmu Tari Joged Tradisi Gaya Kasunanan Surakarta yang menyatakan bahwa gaya tari di Yogyakarta berbeda dengan gaya tari di Surakarta.

Sedangkan untuk kritik ekstern adalah usaha mendapatkan otentisitas sumber dengan melakukan penelitian fisik terhadap suatu sumber.61 Untuk kritik ekstern ini tidak begitu menjadi hal yang vital dalam kesempatan penulisan skripsi ini, karena sumber-sumber yang digunakan kebanyakan adalah sumber yang memuat data primer. Dalam sebuah karya ilmiah, kritik merupakan kewajiban.

d. Intepretasi

Setelah proses pengumpulan dan verifikasi data selesai kemudian ke tahap berikutnya yaitu tahap intepretasi. Intepretasi adalah proses penafsiran terhadap data-data yang telah diperoleh. Tahapan ini adalah tahapan yang penting dalam suatu penulisan sejarah. Pada skripsi ini, tahapan intepretasi terletak pada bab II dan III yang berisi mengenai pembahasan materi sesuai permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Proses intepretasi ini merupakan hasil dari suatu analisis terhadap data yang telah dikumpulkan. e. Penulisan sejarah (Historiografi)

Sebuah karya tulis ilmiah harus memiliki metode. Dalam hal metode penelitian sejarah ini historiografi merupakan tahapan yang terakhir. Penulisan sebuah karya ilmiah harus disusun secara sistematis dan terstruktur. Penyajian karya tulisan ini terdiri dari tiga bagian besar:

61

1. Pendahuluan

Dalam bab pendahuluan terdapat beberapa sub bagian, di antaranya adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, daftar isi. Dalam pendahuluan ini disampaikan mengenai konsep yang mengawali suatu pembahasan.

2. Hasil penelitian

Hasil penelitian berisi tentang hasil pengolahan data yang telah dikumpulkan dan diuji terlebih dahulu. Dalam bagian ini pembahasan terhadap permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya diuraikan secara tuntas pada bab II dan III.

3. Penutup

Setelah pembahasan pada bab II dan III, disusun generalisasi (kesimpulan) yang terletak pada bab IV. Penyusunan generalisasi dilakukan berdasarkan data-data dan temuan yang telah diungkapkan. Ini membantu untuk membangun persepsi tentang hasil penelitian yang dilakukan.

2. Pendekatan

Ketika mengkaji sebuah permasalahan tertentu, cara pandang atau pendekatan (approach) yang dipakai seorang penulis akan mempengaruhi hasil tulisannya. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan politik dan budaya. Adapun alasan penulis menggunakan pendekatan-pendekatan tersebut ialah:

a. Pendekatan politik

Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan kejadian politik yang mempengaruhi perpecahan kerajaan Mataram. Selain itu perbedaan kebudayaan yang ada di Yogyakarta dan Surakarta dipengaruhi pula oleh keadaan atau fenomena politik yang terjadi di antara keduanya. Pendekatan politik berguna untuk melihat proses politik yang mempengaruhi budaya masing-masing pihak. Pendekatan politik diperlukan untuk mengungkap pengaruh politik dalam perpecahan budaya di antara Yogyakarta dan Surakarta. Bila melihat judul yang diambil, yaitu Perbedaan Aktualisasi Budaya Kerajaan Yogyakarta dan Kerajaan Surakarta Pasca Palihan Nagari maka jelaslah terlihat aspek kajian politiknya. Letaknya adalah dalam kata

“Palihan Nagari”. Kata palihan nagari ini merupakan sebutan bagi Perjanjian Giyanti yang merumuskan pembagian kekuasaan Mataram.

b. Pendekatan budaya

Pada pembahasan skripsi ini yang merupakan aspek utama adalah bidang budaya, sehingga sudut pandang budaya menjadi sangat penting. Aspek kebudayaan yang akan diteliti antara lain adalah kesenian dan adat-istiadat. Pentingnya menggunakan sudut pandang budaya dalam penulisan skripsi ini adalah demi menjaga alur pembahasan sehingga gejala budaya di antara kedua pihak dapat dijelaskan dengan baik.

3. Jenis penulisan

Penulisan sebuah karya ilmiah sangat mempengaruhi cara penyampaian materi kepada pembaca. Pada skripsi ini penulis menggunakan model

penulisan deskriptif-analitis. Penulis berusaha untuk tidak hanya menguraikan data-data yang didapat, tetapi lebih lanjut menganalisis data-data tersebut sesuai dengan pendekatan yang dipakai.