• Tidak ada hasil yang ditemukan

7Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus

terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati

nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya. 8"Makanan tidak membawa kita lebih dekat

kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita

makan." 9Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang

lemah. 10Karena apabila orang melihat engkau yang mempunyai "pengetahuan," sedang duduk makan di

dalam kuil berhala, bukankah orang yang lemah hati nuraninya itu dikuatkan untuk makan daging

persembahan berhala? 11Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya

Kristus telah mati, menjadi binasa karena "pengetahuan" mu. 12Jika engkau secara demikian berdosa

terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya

berdosa terhadap Kristus. 13Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku

untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.

8:7 "Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu." Dalam konteks hal ini merujuk pada

orang Kristen yang "lemah" dan "kuat" (lih. Rom 14:1,2,14,22-23; 15:1). "Lemah" dalam konteks ini merujuk pada takhayul atau legalisme yang terhubung dengan hidup masa lalu seseorang, yang belum bertobat. Ini adalah lirikan sinis kembali ke ay 1 dan arogansi dari kelompok-kelompok tertentu dari jemaat Korintus dan penekanan mereka pada hikmat dan pengetahuan (lih. ay 11).

 "hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya." Orang percaya harus bertindak dalam iman atas terang yang kita miliki (lih. Rom 14:23), bahkan ketika pengetahuan ini keliru atau kekanak-kanakan secara rohani. Orang percaya hanya bertanggung jawab atas apa yang mereka mengerti.

Paulus sering menggunakan istilah "hati nurani" dalam surat Korintus (lih. 4:4; 8:7,10,12; 10:25,27,28,29; II Kor 1:12; 4:2; 5:11). Ini menunjuk pada perasaan moral batin tentang apa yang tepat atau tidak tepat (lih. Kis 23:1). Hati nurani bisa dipengaruhi oleh kehidupan masa lalu kita, pilihan kita yang buruk, atau oleh Roh Allah. Ini bukan selalu merupakan panduan yang tidak pernah salah, tetapi ini menentukan batas-batas dari iman individu. Oleh karena itu, melanggar hati nurani kita, bahkan jika itu dalam keadaan salah atau lemah, adalah masalah iman yang besar.

Hati nurani orang percaya harus lebih dan lebih lagi dibentuk oleh Firman Allah dan Roh Allah (lih. I Tim 3:9). Allah akan menghakimi orang percaya atas dasar terang yang mereka miliki (yaitu, lemah atau kuat), namun kita semua harus terbuka terhadap Alkitab dan Roh untuk terang yang lebih banyak dan untuk berkembang dalam pengetahuan tentang Tuhan Yesus Kristus. Lihat catatan lebih lengkap tentang "hati nurani" di 10:25. Lihat Topik Khusus: Kelemahan di II Kor 12:9.

 "dinodai" Istilah ini awalnya menunjuk pada pakaian yang kotor (lih. Zak 3:3-4; Yud 23; Wah 3:4). Kata ini digunakan secara kiasan untuk polusi moral (lih. Wah 14:4).

Sangatlah mengejutkan bahwa istilah ini dipilih untuk menggambarkan apa yang terjadi pada orang percaya yang lemah yang melanggar batas-batas iman mereka sendiri. Allah melihat hati dalam setiap situasi. Melanggar pemahaman iman kita, bahkan jika lemah atau tidak tepat, adalah pelanggaran serius terhadap iman!

146

8:8 "Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah." Ini menunjukkan teologia yang sesat, baik dari

mereka yang menegaskan asketisme, atau legalisme Yahudi, serta juga mereka yang menegaskan kebebasan radikal. Makan atau tidak makan tidak akan menghadirkan kita untuk bisa diterima oleh Allah (lih. Rom 14:14,23; Mar 7:18-23). Kasih kepada Tuhan yang dinyatakan dalam kasih yang membatasi-diri kepada saudara dan saudari lainnya dalam Kristus adalah kunci bagi perdamaian dan kedewasaan dalam persekutuan Kristen.

 "lebih dekat" Lihat Topik Khusus: Melimpah di II Kor 2:7.

 "kalau… kalau" Ada dua frase THIRD CLASS CONDITIONAL dalam ay 8, yang menunjukkan tindakan yang potensial.

8:9

NASB, NRSV "Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah"

NKJV "Namun berhati-hatilah jangan sampai kebebasanmu itu menjadi batu sandungan bagi

mereka yang lemah"

TEV "Namun demikian, berhati-hatilah, jangan membiarkan kebebasan tindakanmu membuat

mereka yang lemah dalam iman jatuh ke dalam dosa"

NJB "Hanya berhati-hatilah bahwa kebebasanmu dengan cara apapun tidak berubah menjadi

hambatan bagi perjalanan mereka yang rentan"

Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Kebebasan Kristen (yaitu, exousia, lih 9:4,5,6,12,18) harus dikuasai oleh kasih atau jika tidak ini akan menjadi lisensi (lih. 10:23-33; 13:1-13; Rom 14:1-15:13). Kita adalah penjaga saudara kita!

Subyek kebebasan dan tanggung jawab Kristen ini juga dibahas dalam Rom 14:1-15:13. Lihat Wawasan Kontekstual dari komentar saya di Roma, pasal 14 dan 15 di I Kor 6:12.

8:10 "apabila" Ini adalah sebuah THIRD CLASS CONDITIONAL, yang berarti tindakan potensial. Tata bahasa dari ay

10 mengharapkan jawaban "ya". 

NASB, NKJV "seseorang melihat engkau, yang memiliki pengetahuan, makan di kuil berhala itu"

NRSV "orang melihat engkau yang mempunyai "pengetahuan," sedang duduk makan di dalam

kuil berhala"

TEV "Misalkan seseorang yang hati nuraninya lemah dalam hal ini, melihat engkau, yang

disebut 'pengetahuan' sedang makan di kuil berhala"

NJB "Misalkan seseorang melihat engkau yang memiliki pengetahuan, duduk di kuil

dewa-dewa palsu"

Frasa ini diterjemahkan secara rancu dalam NASB dan NKJV. Terjemahan setara dinamis dan kiasan dari TEV dan NJB menangkap pemikirannya.

Pengetahuan yang dirujuk Paulus adalah kembali ke ay. 1-4. Orang percaya yang kuat tahu bahwa hanya ada satu Allah (lih. ay 4). Orang percaya yang lemah masih dipengaruhi oleh masa lalu. Orang percaya yang kuat membungkuk kebelakang agar tidak menyinggung saudara-saudari mereka dalam Kristus yang lemah atau para pencari yang tulus (lih. ay 1).

Kekuatan rohani sejati tidak hanya pada pengetahuan saja, tetapi dalam tindakan mengasihi terhadap orang percaya lainnya, bahkan yang lemah, yang takhayul, yang legalistik, yang asketis, yang bayi! Pengetahuan yang benar membuat seseorang menjadi pelayan yang rendah hati dari kasih karunia Allah yang tidak bersyarat dalam Kristus!

 "makan di dalam kuil berhala," Lihat catatan di 10:14-22.

NASB "dikuatkan"

NKJV "diberanikan untuk makan"

NRSV "didorong ke titik makan"

TEV "bukankah ini akan mendorongnya untuk makan"

147

Ini adalah istilah "membangun" atau "mendidik" seperti dalam ayat 1. Di sini ini digunakan baik dalam 1. sebuah pengertian sarkastis tentang pengaruh yang merusak dari tindakan saudara yang lebih kuat itu 2. sebuah kemungkinan kutipan dari surat Korintus yang berkaitan dengan bagaimana membantu mereka

yang lemah imannya

8:11

NASB "Karena melalui pengetahuanmu, dia yang lemah menjadi rusak, yaitu saudara yang oleh

karenanya Kristus mati"

NKJV "Dan karena pengetahuanmu akan binasalah saudara yang lemah itu, yaitu yang untuk

siapa Kristus mati"

NRSV "Jadi dengan pengetahuanmu orang-orang percaya yang lemah untuk siapa Kristus telah

mati dihancurkan"

TEV "Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah

mati, menjadi binasa karena "pengetahuan" mu."

NJB "Dan kemudian melalui pengetahuanmulah saudara yang untuk siapa Kristus telah mati

itu, dengan kerentanannya, telah menjadi terhilang"

Urutan kalimat Yunani ini menekankan kata "kamu" (yaitu, pengetahuan yang dianggap unggul yang kamu miliki). Ketika satu kebebasan orang Kristen menghancurkan orang Kristen lain, kebebasan itu adalah suatu bencana (lih. Rom 14:15,20).

Ini adalah komentar sarkastis sebagaimana ay 10. Gereja Korintus bangga akan pengetahuan mereka (8:1). Di sini Paulus menunjukkan bahwa pengetahuan dapat menjadi bencana. Paulus selalu menasehati agar saudara yang "lebih kuat" memiliki kesabaran dan kepedulian terhadap saudara yang "lebih lemah", karena kasih Kristus bagi mereka berdua.

Istilah "hancur," "binasa," atau "rusak" harus ditafsirkan dalam terang Rom 14:22-23, di mana ini berarti "menyebabkan orang lain berdosa," yang analog dengan penggunaan istilah tersebut di sini. Ini bukanlah kehancuran yang terakhir, tetapi, suatu kemunduran yang bersifat sementara namun serius, dalam pertumbuhan rohani.

148

8:12 "secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu… engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus." Ini adalah sebuah pernyataan yang kuat. Kasih kita bagi Allah terlihat dalam kasih kita terhadap satu

sama lain. Beberapa kali dalam PB, tindakan orang terhadap orang-orang percaya dipandang sebagai tindakan melawan Kristus (lih. Kis 9:4,5) dan tindakan bagi orang-orang percaya dipandang sebagai tindakan bagi Kristus (lih. Mat 25:40,45).

8:13 "apabila" Ini adalah sebuah KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL. Masalah makanan telah menyebabkan

beberapa orang percaya untuk melanggar penerimaan iman pribadi mereka.

 "sandungan" Ini adalah istilah Yunani yang digunakan untuk perangkap hewan. Secara harfiah ini merujuk pada "tongkat perangkap yang berumpan."

 "aku… tidak akan mau makan daging lagi" Ayat ini memiliki konstruksi TRIPLE NEGATIVE yang sangat kuat (lih. Rom 14:21). Kebebasan dalam Kristus harus membangun, bukan menghancurkan. Implikasi tak tertulisnya adalah bahwa Paulus tidak akan makan daging yang telah dipersembahkan pada berhala atau di suatu kuil berhala. Ini tidak berarti bahwa Paulus menjadi seorang vegetarian.

PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI

Buku ini adalah suatu komentari panduan belajar, yang artinya bahwa andalah yang bertanggung jawab terhadap penafsiran anda terhadap Alkitab. Setiap kita harus berjalan dalam pandangan yang kita miliki. Anda, Alkitab, dan Roh Kudus adalah prioritas dalam penafsiran. Anda tidak boleh menyerahkan hal ini kepada komentator.

Pertanyaan-pertanyaan diskusi ini disediakan untuk membantu anda untuk berpikir secara menyeluruh mengenai hal-hal pokok dari bagian buku ini. Pertanyaan-pertanyaan ini bersifat tantangan berpikir, bukan definitif.

1. Jelaslah bahwa masalah ini bukanlal suatu masalah kontemporer, namun demikian, prinsip universalnya di sini sangatlah signifikan. Nyatakan prinsip tersebut dalam kata-kata anda sendiri.

2. Bagaimana seseorang menghubungan aktivitas iblis dengan agama-agama dunia di zaman kita? 3. Jika hanya ada satu Allah, bagaimana bisa Yesus adalah Illahi?

4. Jelaskan hubungan antara kebebasan Kristen dan tanggung jawab Kristen. 5. Definisikan orang percaya yang "lemah" dan "kuat".

6. Haruskah semua orang percaya menjadi vegetarian?

Dalam hal inilah kebingungan tersebut. Istilah ini memiliki penggunaan semenatik yang sedemikian lebar sehingga para penulis PB yang berbeda menggunakannya dalam cara-cara yang beragam. Saya suka buku Robert B. Girdlestone, Sinonim-sinonim dari Perjanjian Lama, hal. 275-277. Ia mengkaitkan istilah ini dengan manusia-manusia yang binasa secara moral dan menantkan pemisahan kekal dari Allah versus manusia-manusia-manusia-manusia yang mengenal Kristus dan memiliki hidup yang kekal di dalam Dia. Kelompok yang terakhir ―diselamatkan,‖ sementara kelompok yang terdahulu binasa.

Saya secara pribadi tidak berpikir bahwa istilah ini melukiskan pembasmian. Istilah ―kekal‖ digunakan baik dalam hal penghukuman kekal maupun kehidupan kekal di dalam Mat 25:46. Mengurangi arti salah satu berarti mengurangi arti keduanya!

149

I KORINTUS 9

PEMBAGIAN PARAGRAF DARI TERJEMAHAN-TERJEMAHAN MODERN

UBS4 NKJV NRSV TEV NJB

Makanan yang Dipersembahkan kepada Dewa-dewa Palsu (8:1-11:1) Hak dari seorang Rasul Suatu Pola Penyangkalan

Diri

Hak Paulus Sebagai Seorang Rasul

Hak dan Tugas dari seorang Rasul Paulus Menyitir Teladannya Sendiri 9:1-2 9:1-18 9:1-2 9:1-2 9:1-14 9:3-12a 9:3-7 9:3-7 9:8-12a 9:8-12a 9:12b-18 9:12b-14 9:12b-14

Paulus Bebas Untuk Mengesampingkan Hak Kerasulannya Menyelamatkan Semua Manusia 9:15-18 9:15-18 9:15-18 9:19-23 9:19-23 9:19-23 9:19-22 9:19-23

Berjuang Untuk Suatu

Mahkota 9:23-27

9:24-27 9:24-27 9:24-27 9:24-27

SIKLUS PEMBACAAN KETIGA (lihat hal. vii)

MENGIKUTI MAKSUD SI PENULIS ASLI PADA TINGKAT PARAGRAF

Buku ini adalah komentari panduan belajar, yang artinya andalah yang bertanggung jawab untuk penafsiran anda akan Alkitab. Setiap kita harus berjalan dalam terang yang kita miliki. Anda, Alkitab, dan Roh Kudus adalah prioritas dalam penafsiran. Janganlah menyerahkan hal ini pada seorang komentator.

Baca pasal ini satu kali sekaligus. Identifikasikan pokok-pokoknya. Bandingkan pembagian-pembagian pokok dengan lima terjemahan moderen. Walau pemisahan paragraf bukan diilhami Allah, namun adalah merupakan kunci untuk bisa mengikuti maksud si penulis asli, yang adalah inti dari penterjemahan. Setiap paragraf hanya memiliki satu dan satu pokok saja.

1. Paragraf pertama 2. Paragraf kedua 3. Paragraf ketiga 4. Dst.