• Tidak ada hasil yang ditemukan

Omnibus Law di Negara Common Law 1. Amerika Serikat

OMNIBUS LAW DAN UPAYA REFORMASI PERATURAN PERUNDANG-

2. PENERAPAN PENDEKATAN OMNIBUS LAW DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

2.1. Omnibus Law di Negara Common Law 1. Amerika Serikat

Di Amerika Serikat, omnibus law atau omnibus bill merupakan proses legislasi yang bersifat kompleks dan prosesnya memakan waktu yang cukup lama yang disebabkan oleh faktor banyaknya subtansi yang terkandung di dalamnya.40 Contoh penggunaan pendekatan omnibus di Amerika Serikat adalah dalam pembentukan

Omnibus Spending Bill atau UU APBN dalam istilah Indonesia yang dikeluarkan setiap

tahun.41 Selain masalah keuangan, Omnibus Spending Bill mengatur berbagai perosalan politik, persoalan pemilihan umum, modernisasi teknologi, pengaruh Rusia, hingga persoalan Taylor Force Act.42

40 Muhammad Idris, "Mengapa UU Cipta Kerja Disebut Omnibus law?", kompas.com, https://money.kompas.com/read/2020/10/17/073311026/mengapa-uu-cipta-kerja-disebut-omnibus-law?page=all.

41 Stephanie Juwana, et.al, Sistem dan Praktik Omnibus law di Berbagai Negara dan Analisis RUU

Cipta Kerja dari Perspektif Good Legislation Making, Policy Brief 4: Indonesia Ocean Justice Initiative,

hlm 13 https://oceanjusticeinitiative.org/wp-content/uploads/2020/08/Policy-Brief-IV-IOJI-Sistem- dan-Praktik-Omnibus-Law-di-Berbagai-Negara-dan-Analisis-RUU-Cipta-Kerja-dari-Perspektif-Good-Legislation-Making.pdf

34 Kemudian juga ada omnibus bill tentang Transportation Equity Act for the 21st

Century (TEA-21)43 yang mengatur persoalan trnasportasi umum dan penggunaan jalan raya. UU ini merupakan pengganti dari Intermodal Surface Transportation Efficiency

Act (ISTEA) yang terdiri dari 9012 Pasal dan terangkum dalam 9 BAB. Aturan ini

menyatukan banyak peraturan di bidang transportasi dan jalan raya dalam satu payung hukum.44

Contoh berikutnya ada The Omnibus Public Land Management Act of 2009 yang berisikan 159 UU dengan 466 halaman tanpa mencantumkan penjelasan. Lama pembahasan UU Omnibus ini memakan waktu sekitar 9 bulan. Di usulkan oleh Senator Jeff Bingaman dari New Mexico dalam Kongres Amerika Serikan ke-110 pada tanggal 26 Juni 2008 dan disahkan pada 30 Maret 2009 dalam Kongres Amerika Serikat ke-111 dan ditandatangai oleh Presiden Barack Obama pada waktu yang bersamaan.45 UU omnibus ini diperuntukkan untuk pengelolaan lahan yang dilindungi dan menetapkan Sistem Konservasi Lansekap Nasional yang tersebar di sembilan negara bagian, yaitu California, Oregon, Idaho, Original Mexico, Michigan, Utah, Virginia, Colorado, dan Virginia Barat untuk perlindungan melalui penambahan pada Sistem Pelestarian Hutan Belantara Nasional.46

Setelah The Omnibus Public Land Management Act of 2009, Kongres Amerika Serikat kembali membentuk UU omnibus law di bidang lingkungan hiudup sebagai lanjutan dari yang sebelumnya, yakni omnibus John D. Dingell Jr. Conservation,

Management, and Recreation Act of 2019. UU ini dikenal juga dengan omnibus tanah

yang memberi perlindungan terhadap tanah masyarakat. UU tersebut menetapkan lebih dari 1.300.000 hektar (5.300 km2 ) kawasan hutan belantara, memperluas beberapa taman nasional dan area lain dari Sistem Taman Nasional, dan mendirikan 43 “Transportation Equity Act For The 21st Century”, https://www.fhwa.dot.gov/tea21/tea21.pdf.

44 David E. Birenbaum, The Omnibus Trade Act Of 1988: Trade Law Dialectics, https://www.law.upenn.edu/journals/jil/articles/volume10/issue4/Birenbaum10U.Pa.J.Int%27lBu.

45 Wikipedia, Omnibus Public Land Management Act of 2009, https://en.wikipedia.org/wiki/Omnibus_Public_Land_Management_Act_of_2009

46 Congress.gov, H.R.146 - Omnibus Public Land Management Act of 2009,

35 empat monumen nasional baru.47 Ketentuan lainnya termasuk menjadikan Dana Konservasi Tanah dan Air permanen, melindungi sejumlah sungai dan situs bersejarah, dan menarik tanah di dekat Taman Nasional Yellowstone dan Taman Nasional Cascades Utara dari pertambangan.48 UU ini diusulkan oleh Senator Lisa Murkowski dari Alaska dan Maria Cantwell dari Washington pada 8 Januari 2019, dan ditandatangani oleh Presiden Donald Trump pada 12 Maret 2019. Proses pembentukan UU omnibus law ini sangat cepat, yakni kurang dari 3 bulan.49 Hal yang tidak kalah menarik dalam pembentukan omnibus bill di Amerika Serikat adalah pembentukannya yang diperuntukkan untuk isu spesifik (kecuali UU APBN) dan terdapat penegasan bahwa bahwa “semua ketentuan dalam omnibus bill harus berhubungan dengan judulnya”.

2.1.2. Australia

Di Australia, pernah dibentuk Civil Law and Justice Act 2015 yang merupakan UU Perubahan tentang keadilan sipil yang terangkum dalam 16 undang-undang. UU yang disusun menggunakan konsep omnibus law ini berisi tentang perubahan UU Banding Administratif Tribunal 1975, UU Kepailitan 1966, Evidence Act 1995, Pengadilan Sirkuit Federal Australia Act 1999, Federal Court of Australia Act 1976 dan UU Arbitrase Internasional 1974 UU Hak Cipta 1968, UU Keamanan Pengadilan 2013, UU Bukti 1995, UU Hukum Keluarga 1975, dan UU Perlindungan Warisan Budaya Bergerak 1986.50

47 Wikipedia, “John D. Dingell Jr. Conservation, Management, and Recreation Act”, https://en.wikipedia.org/wiki/John_D._Dingell_Jr._Conservation,_Management,_and_Recreation_Act

48 Juliet Eilperin dan Dino Grandoni, “The bipartisan measure would create more than 1.3 million acres of wilderness out West, add three national park units and expand eight others”, The Washinton Post, https://www.washingtonpost.com/climate-environment/2019/02/12/senate-just-passed-decades-biggest-public-lands-package-heres-whats-it/?noredirect=on

49 S. 47, the Natural Resources Management Act Questions and Answers, United States Senate Committee on Energy and Natural Resources, https://www.energy.senate.gov/services/files/26D537B0-AF9C-4A2F-9905-68549475729B

50 Openaustralia, “Civil Law and Justice (Omnibus Amendments) Bill 2015; Second Reading”, https://www.openaustralia.org.au/debates/?id=2015-09-15.13.2&s=Civil+Law+and+Justice#g15.1

36 2.1.3. Kanada

Di Kanada, omnibus merupakan praktik umum digunakan dalam membentu UU. Terdapat beberapa contoh penggunaan pendekatan omnibus di Kanada, antaranya

The Energy Security Act (1982) dan Jobs, Growth and Long-term Prosperity Act (2012).51 Energy Security Act mulai dibentuk pada 26 Februari 1982 yang diajukan oleh Pemerintah Kanada. Omnibus ini mengubah 94 UU sekali gus, sehingga dikenal juga dengan sebutan Bill C-94.52 Kemudian Jobs, Growth and Long-term Prosperity Act merupakan UU pelasana anggaran pemerintah yang mengubah dan/atau mencabut 70 UU dengan jumlah halaman lebih dari 400 jalaman yang ditujukan untuk mempercepat proses perizinan dengan memberikan diskresi seluas-luasnya kepada Pemerintah.53 Pada kahirnya, Jobs, Growth and Long-term Prosperity Act akhirnya digugat ke

Federal Court of Canada oleh masyarakat marjinal dan masyarakat adat yang juga

dikenal dengan kasus Mikisew Cree First Nation v. Canada. Gugatan masyarakat itu dilakukan atas dasar Pemerintah dinilai telah gagal menjalankan kewajiban konsultasi atau duty to consult sebelum UU tersebut disahkan.54

2.1.4. Inggris

Inggris atau Britania Raya menjadi salah satu negara yang menggunakan pendekatan omnibus dalam pembentukan UU. Bahkan penerapan pendekatan ini sudah dimulai sejak tahun 1860-an dengan salah satu produk tertuanya adalah Budget

Finance Bill yang disusun pada 1861 yang merupakan proposal beserta dokumen

51 Stephanie Juwana, et.al, Sistem dan Praktik Omnibus law di Berbagai Negara dan Analisis RUU

Cipta Kerja dari Perspektif Good Legislation Making, Policy Brief 4: Indonesia Ocean Justice Initiative,

hlm 22 https://oceanjusticeinitiative.org/wp-content/uploads/2020/08/Policy-Brief-IV-IOJI-Sistem- dan-Praktik-Omnibus-Law-di-Berbagai-Negara-dan-Analisis-RUU-Cipta-Kerja-dari-Perspektif-Good-Legislation-Making.pdf

52 Michel Bedard, “Omnibus Bills: Frequently Asked Questions”, https://lop.parl.ca/sites/PublicWebsite/default/en_CA/ResearchPublications/2 01279E#ftn43,

53 Elizabeth May, “Bill C-38: the Environmental Destruction Act”, https://thetyee.ca/Opinion/2012/05/10/Bill-C38/,

54 Denis Kirchhoff dan Leonard J.S. Tsuji, “Reading between the lines of the ‘Responsible Resource Development’ rhetoric: the use of omnibus bills to ‘streamline’ Canadian environmental legislation”, Impact Assessment and Project Appraisal, 2014 Vol. 32, No. 2, 2014, hlm. 115-116

37 pendukung yang diajukan diajukan oleh Chancellor of the Exchequer kepada House of

Commons.55 Omnibus ini bila ditarik ke ranah Indonesia, maka hal itu dapat disamakan dengan UU APBN yang setiap tahun ditetapkan oleh Pemerintah bersama DPR.

Pada tahun 2019, Inggris menerbitkan RUU omnibus tentang Brexit dengan judul “Withdrawal of the United Kingdom from the European Union (Consequential

Provisions) Bill 2019.” Peraturan ini mengubah banyak peraturan terkait dengan

keluarnya Inggris Raya dari Uni Eropa, seperti perosalan pelayanan kesehatan, Industri, kelistrikan, Pajak, jasa keuangan, ekstradisi dan imigrasi.56

Penggunaan omnibus law di Inggris bukan tanpa persoalan. Pada 2013, laporan

The Political and Constitutional Reform Committee House of Commons

mengungkapkan beberapa masalah dalam dalam penggunaan pendekatan omnibus law di legislasi Inggris, salah satunya adalah jumlah peraturan yang kian lama kian banyak. Selain itu, penggunaan pendekatan omnibus di Inggris juga seringkali mendapat tentangan dari berbagai pihak karena cakupan yang terlalu luas yang menyebabkan parlemen tidak efektif dalam melakukan pembahasan terhadap subtansi dari suatu UU

omnibus law.57

Political and Constitutional Reform Committee pada 2013 mengeluarkan

rekomendasi agar dalam pembentukan UU menggunakan pendekatan omnibus bill diberlakukan kode etik tentang standar legislatif guna untuk menjaga kualitas UU yang dibentuk.58 Rekomendasi terkait penggunaa omnibus bill itu muncul karena peraturan tersebut selalu mengandung banyak topik atau memiliki cakupan pembahasan yang

55 L.G. Chiozza Money, Money’s Fiscal Dictionary (London: Methuen & Co, 1910).

56 House of Lords Debate 23 Februari 1993 Vol. 543, https://api.parliament.uk/historic-hansard/lords/1993/feb/23/housing-and- urban-development-bill,

57 House of Lords Select Committee on the Constitution, Coroners and Justice Bill, 10th Report of Session 2008–09 (London: House of Lords Stationery Office Limited, 2009), hlm. 3

58 House of Commons Political and Constitutional Reform Committee, Ensuring standards in the

quality of legislation, First Report of Session 2013-14 (London: House of Commons Stationery Office

38 sangat luas.59 Political and Constitutional Reform Committee merumuskan duaelemen penting dalam penyusunan omnibus bill di Inggris yaitu:

1. Setiap pasal yang tercantum dalam UU omnibus bill wajib memiliki hubungan langsung dengan tujuan RUU yang diajukan; dan

2. Harus disertai argumentasi yang kuat tentang Pasal-Pasal dalam RUU mengapa tidak dapat dipecah menjadi beberapa UU tersendiri.60

2.2. Omnibus law di Negara Civil Law