• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Reformasi Peraturan Perundang-Undangan Yang Telah Dilakukan

OMNIBUS LAW DAN UPAYA REFORMASI PERATURAN PERUNDANG-

3. REORMASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

3.3. Upaya Reformasi Peraturan Perundang-Undangan Yang Telah Dilakukan

Peraturan perundang-undangan adalah elemen atau unsur penting dalam sebuah negara hukum untuk menjalankan segala upaya demi tercapainya tujuan nasional, termasuk dalam hal pembangunan yang menjadikan peraturan perundang-undangan sebagai sarana untuk mendukung perwujudan tujuan yang hendak dicapai.96

Kedudukannya dan keberadaan Peraturan Perundang-Undangan memberikan legitimasi dan legalitas terhadap pemerintah untuk bertindak dalam kerangka pelaksanaan perencanaan pembangunan yang hanya dapat dicapai bila peraturan perundang-undangan tersebut berada dalam suatu sistem yang baik dan dapat menghasilkan produk hukum yang berkualitas.97

Sayangnya, system peraturan perundang-undangan Indonesia tidak dalam keadaan baik-baik saja yang berpotensi menyebabkan produk yang dihasilkan jauh dari

94 Ibid., hlm. 127.

95 Ibid.

96 Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, Kajian Reformasi Regulasi..Op.cit., hlm 68

54 harapan. Tidak jarang, peraturan perundang-undangan justru menjadi hambatan atau kendala utama dalam pelaksanaan rencana pembangunan.98 PSHK menemukan berbagai persoalan Peraturan Perundang-Undangan yang dianggap sebagai kelemahan dalam sistem perundang-undangan Indonesia, antara lain:

1. Tidak ada singkronisasi yang baik dalam perencanaan pembentukan peraturan baik di tingkat pusat maupun daerah dengan perencanaan pembangunan; 2. Terdapat kecenderungan pembentukan peraturan perundang-undangan yang

menyimpang dari ketentuan materi muatan yang seharusnya;

3. Peratudan Perundang-Undangan yang terlalu banyak (hiper regulasi); dan 4. Efektifitas peraturan perundang-undangan saat implementasi.99

Berbagai upaya sebenarnya telah dilakukan pemerintah untuk memperbaiki sistem dan tatakelola peraturan perundang-undangan atau yang lebih dikenal dengan istilah reformasi Peraturan Perundang-Undangan, misalnya; melakukan upaya perampingan terhadap peraturan perundang-undangan, sampai yang terakhir adalah pembentukan omnibus law untuk mengatasi persoalan Peraturan Perundang-Undangan di bidang investasi. Berikut adalah penjabaran persoalan Peraturan Perundang-Undangan yang saat ini tengah dialami Indonesia.

Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah untuk membenahi tatakelola Peraturan Perundang-Undangan. Pada 2004, UU No. 10/2004 tentang Tata Urutan Perundangan disahkan oleh DPR yang memberikan dasar pengaturan secara detil tentang bagaimana seharusnya UU, Perda dan PP dibuat.100 Kemudian UU ini digantikan dengan UU No. 12/2011 yang menjadi dasar dan pedoman dalam pembantukan UU hingga saat ini. Walaupun pada 2019 UU ini direvisi menjadi UU No. 15/2019, namun itu tidak merubah hierarki dan tata cara pembentukan peraturan perundang-undangan.

Setelah UU No.12/2011 berlaku, muncul beberapa upaya di level teknis untuk melakukan simplifikasi peraturan perundang-undangan. Dimulai dari Badan

98 Ibid.

99 Ibid.

55 Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melakukan dua langakah Analisa yang dimulai dengan melakukan riview dan analisa terhadap Peraturan Perundang-Undangan yang telah dibentuk, dan yang kedua dilakukan dengan melakukan Analisa terhadap kerangka Peraturan Perundang-Undangan yang akan dibentuk.101

Tabel 3. 4 Inisiatif Pembenahan Peraturan Perundang-Undangan Sebelum UU PPP

No. Peraturan Materi Koordinasi

Kementerian dan Lembaga 1. Inpres No.3/2006 Tentang Perbaikan Iklim Investasi 1. Melakukan penyederhanaan terhadap peraturan perundang-undangan menyangkut izin berusaha yang dikoordinasikan oleh Kemendag.

2. Melakukan peninjauan terhadap peraturan daerah yang dianggap menghambat investasi.

3. Membentuk tim gabungan yang

bertugas memantau dan

mengevaluasi perancangan Ranperda yang dikepalai oleh Kemendagri Kemendag dan Kemendagri 2. Inpres No. 6/2007 Tentang Percepatan Pembangunan untuk Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM

1. Melakukan peninjauan terhadap Perda yang dianggap menghambat investasi.

2. Pembentukan tim gabungan yang berfungsi melakukan penyusunan, pengevaluasian, dan pembatalan perda yang dianggap menghambat investasi.

3. Melakukan penyempurnaan

terhadap peraturan yang berhubungan Bea Cukai.

4. Melakukan evaluasi terhadap peraturan perundang-undangan di sektor keuangan. Kemendagri, Kemenkeu, dan Kemenper. 3. UU No.28/2009 Tentang Pajak

Kemendagri dan Kemenkeu

mengevaluasi penyusunan ranperda tentang Perpajakan dan mengevaluasi

Kemenkeu dan Kemendagri

56 dan Retribusi

Daerah

kewenangan Kemenkeu dalam

mengajukan rekomendasi pembatalan Ranperda.

4. UU No

12/2011 Tentang PPP.

1. Dalam UU ini terdapat perluasan

cakupan perencanaan

pembentukan peraturan

perundang-undangan dan

penambahan jenis peraturan dalam hierarki dari yang sebelumnya terdapat dalam UU 10/2004. 2. Naskah Akademik menjadi salah

satu syarat dalam penyusunan UU dan Perda.

5. Revisi UU No.12/2011 tentang PPP

Dalam perubahan UU PPP ini, terdapat 9 (Sembilan) ketentuan yang secara tdak langsung memerintahkan dibentuknya lembaga khusus untuk mengelola regulai.

DPR dan

Pemerintah

Sumber: Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia102

Terdapat beberapa kebijakan pada level teknis juga yang bertujuan untuk reformasi Peraturan Perundang-Undangan dengan cara melakukan simplifikasi peraturan perundang-undangan antara lain seperti yang diuraikan dalam di bawah ini:

Tabel 3.5 Pembenahan Peraturan Perundang-Undangan Pasca UU No. 12 Tahun 2011

No. Tahun Kementerian/Lembaga Materi

1. 2011 Bappenas • Melakukan terhadap Peraturan

Perundang-Undangan yang sudah ada dengan pendekatan Model Analisa Peraturan Perundang-Undangan (MAPP)

• Melakukan pendekatan terhadap Peraturan Perundang-Undangan

yang masih dalam tahap

perencanaan dengan pendekatan Model Analisa Kerangka Peraturan Perundang-Undangan (MAKARA)

57 2. 2015 Kementerian Hukum

dan HAM

• Mengeluarkan Permenhukham No. 29/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemenkumham yang bertugas untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap peraturan perundang-undangan

• Melakukan koordinasi dan pendampingan dengan intansi terkait dalam pembentukan peraturan. 3.

2016-2017

Kantor Staf

Kepresidenan

• Mengeluarkan kebijakan Reformasi Hukum Jilid I berupa penataan Peraturan Perundang-Undangan agar tidak terjadi tumpang tindih. • Mengeluarkan kebijakan Reformasi

Hukum Jilid II berupa penataan Peraturan Perundang-Undangan

dengan tidak menempatkan

pembuatan peraturan sebagai proyek tahunan.

4. 2016 Kemendagri Membatalkan 3143 Perda yang

dianggap bermasalah, di mana Sebagian besarnya merupakan Perda yang mengatur tentang retribusi dan perizinan di daerah yang dinilai menghambat pertumbuhan ekonomi.

5. 2017 Kemenkumham Mengeluarkan Permenhukham No.

31/2017, terdapat kewajiban dalam permohonan pengundang-undangan yaitu permohonan pengundangan wajib melampirkan analisis tentang kesesuaian antara peraturan perundang-undangan yang setingkat, peraturan lebih tinggi dan dengan putusan pengadilan yang terkait.

6. 2017 Kemenkumham Mengeluarkan Permenhukham

No.32/2017 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Peraturan Melalui Jalur Non Litigasi,

Dalam konteks ini, Pemerintah menciptakan forum untuk penyelesaian sengketa konflik peraturan perundang-undangan dan konflik kewenangan antar kementerian/lembaga atau/atau pemerintah daerah.

58

7. 2018 BPHN Menyusun “Pedoman 5 Dimensi” (5D).

yang terdiri dari:

1. kesesuaian jenis, hierarki, dan materi muatan;

2. kejelasan rumusan; 3. materi muatan;

4. potensi tumpeng tindih atau disharmoni pengaturan; dan 5. memperhitungkan efektivitas

implementasi peraturan

perundang-undangan.103

8. 2018 Kemenhukham Mengeluarkan Permenhukham

No.22/2018 tentang Pengharmonisasian Ranperda serta Permenhukham No.23/2018 tentang Pengharmonisasian Ranpermen dan RanPLPK yang bertujuan untuk melakukan harmonisasi terhadap teknis penyusunan peraturan di K/L dan Daerah

Sumber: Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia104

Pada 2015, Kemenkumham mengeluarkan Permenkumham No. 29/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemenhukham yang bertugas untuk melaksanakan analisis dan evaluasi terhadap peraturan perundang-undangan hukum serta pemantapan konsepsi pembangunan hukum yang telah didirikan, termasuk dalam melakukan penugasannya untuk koordinasi dan pendampingan analisis dengan instansi tertentu dan/atau pemangku kepentingan.105

Pada 2016, Pemerintah melalui Kemendagri membatalkan 3143 Perda yang dianggap bermasalah,106 di mana Sebagian besarnya merupakan Perda yang mengatur

103 Hukumonline.com, “Perlu Dipahami! Pemerintah Tetapkan 5 Dimensi Penataan Regulasi Nasional”, hukumonline.com, https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5a7bcc05b5ac1/perlu-dipahami-pe. merintah-tetapkan-5-dimensi-penataan-regulasi-nasional

104 Ibid. hlm 70-71

105 Ibid.

106 Kemendagri, “Sudah 162 Permendagri "Bermasalah" yang Dibatalkan”, https://www.kemendagri.go.id/index.php/blog/26349-Sudah-162-Permendagri-Bermasalah-yang-Dibatalkan

59 tentang retribusi dan perizinan di daerah yang dinilai menghambat pertumbuhan ekonomi.107 Sayangnya, pada 5 April 2017, Mahkamah Konstitusi melalui putusan No.137/PUU-XIII/2015 menyatakan kewenangan Kemendagri dalam membatalkan Perda adalah inskonstitusional. Pemangkasan Peraturan Perundang-Undangan juga dilakukan oleh Kementerian Perhubungan dengan memangkat 197 Peraturan Undangan di bidang perizinan menjadi 12 Peraturan Perundang-Undangan.108 Hal yang sama juga dilakukan oleh Kementerian ESDM yang mencabut 90 peraturan sektoral secara bertahap.109

Pada 2016 dan 2017, Presiden melalui Kantor Staf Presiden mengeluarkan paket Reformasi Hukum Jilid I berupa penataan Peraturan Perundang-Undangan agar tidak terjadi tumpang tindih, dan paket Reformasi Hukum Jilid II yang tetap berisikan penataan Peraturan Perundang-Undangan dengan tidak melihat pembuatan hukum sebagai proyek tahunan.

Pada kebijakan Reformasi Hukum Jilid I pemerintah berfokus untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap hukum yang dibuat oleh Pemerintah dan DPR, memenuhi rasa keadilan dalam mayarakat dan menciptakan kepastian hukum bagi masyarakat agar mereka merasa hukum itu melindungi.110 Kemudian pada kebijakan reformasi hukum Jilid II yang salah satu isinya adalah penataan Peraturan Perundang-Undangan. Melalui penataan Peraturan Perundang-Undangan, Presiden ingin menekankan komitmen untuk melakukan evaluasi terhadap sejumlah Peraturan

107 Kemendagri, “Daftar Perda/Perkada dan Peraturan Meneteri Dalam Negeri yang

dibatalkan/revisi” Kemendagri,

https://www.kemendagri.go.id/media/filemanager/2016/06/21/b/a/batal_perda_21_juni_2016.pdf,

108 Kontan.co.id, “Kemhub Akan Memangkas 197 Regulasi Perizinan Tahun Ini” , kontan.co.id https://nasional.kontan.co.id/news/kemhub-akan-memangkas-197-regulasi-perizinan-tahun-ini,

109 Kementerian ESDM, “Pencabutan/penyederhanaan Regulasi dan perizinan Sektor ESDM“, Kementerian ESDM https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-pencabutan-penyederhanaan-regulasi-dan-perizinan-sektor-esdm-.pdf,

110 Ikhwanul Khabibi, “Ini Dia Paket Reformasi Hukum Tahap I Presiden Joko Widodo”, detik.com, https://news.detik.com/berita/d-3318263/ini-dia-paket-reformasi-hukum-tahap-i-presiden-joko-widodo

60 Perundang-Undangan agar tidak multitafsir yang menyebabkan turunnya daya saing Indonesia di kancah dunia.111

Paket reformasi Hukum jilid I dan II ini kemudian diikuti oleh Kemenkumham dengan mengeluarkan Permenhukham No. 31/2017 yang di dalamnya terdapat kewajiban dalam permohonan pengundangan peraturan harus melampirkan hasil analisis kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan yang setingkat maupun yang lebih tinggi, dan dengan putusan pengadilan.112 Permenkumham No.31/2017 ini kemudian juga diikuti dengan Permenkumham No.32/2017 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Peraturan Perundang-undangan Melalui Jalur Non Litigasi. Melalui permenkumham tersebut Pemerintah menciptakan ruang atau forum untuk penyelesaian sengketa norma dan penyelesaian konflik kewenangan antar K/L atau/atau pemerintah daerah.113

Pada 2018, Badan Pembinaan hukum Nasional (BPHN) menyusun “Pedoman 5 Dimensi” (5D) yang terdiri dari: 1) kesesuaian jenis, hierarki, dan materi muatan; 2) kejelasan rumusan dari peraturan perundang-undangan; 3) kesesuaian materi muatan; 4) potensi tumpang tindih pengaturan; dan 5) efektivitas penerapan atau implementasi peraturan perundang-undangan.114 Pedoman 5D ini masih diterapkan hingga kini oleh BPHN dalam melakukan harmonisasi peraturan perundang-undangan. Pada 2018, Kemenkumham Kembali mengeluarkan Permenhukham No.22/2018 tentang Pengharmonisasian Ranperda serta Permenhukham No.23/2018 tentang Pengharmonisasian Ranpermen dan Rancangan Peraturan Lembaga

111 Hukumonline.Com, ”Ini 3 Agenda Paket Reformasi Hukum Jilid II”, hukumonline.com, https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt587e0fdb06ea8/ini-3-agenda-paket-reformasi-hukum-jilid-ii/

112 Ibid.

113 Ibid.

114 Hukumonline.com, “Perlu Dipahami! Pemerintah Tetapkan 5 Dimensi Penataan Regulasi Nasional”, hukumonline.com https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5a7bcc05b5ac1/perlu-dipahami-pemerintah-tetapkan-5-dimensi-penataan-regulasi-nasional.

61 Pemerintahan Non Struktural, yang dimaksudkan untuk melakukan pengharmonisan dari segi teknis penyusunan peraturan perundang-undangan di K/L dan Daerah.115

Sayangnya, permenkumham yang mengatur tentang harmonisasi Ranperda, Rancangan Permen dan Peraturan Lembaga Pemerintah Non Kementerian ini tidak dapat berlaku sebagaimana mestinya. Pada 19 September 2018, Mendagri mengirim surat No. 180/7182/SJ ke Menkumham yang berisi permohonan agar Menkumham mencabut dua Permenkumhan tersebut. Mendagri menganggap bahwa dua Permenkumham tersebut sebagai sebuah langkah yang keliru karena subtansi dari kedua Permenkumham tersebut membuat Kemenkumham memiliki kewenangan melebihi apa yang seharusnya karena kewajiban koordinasi Pemda dalam penyusunan Perda hanya dengan Kemendagri, baik itu dalam proses penyusunan, memfasilitasi fasilitasi pembentukan Perda, evaluasi Ranperda hingga pemberian nomor register terhadap Ranperda.

Pada 2019, UU No. 15/2019 tentang perubahan UU No. 12/2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (UU PPP) disahkan. Dalam perubahan UU PPP ini, terdapat 9 (Sembilan) ketentuan yang secara tdak langsung memerintahkan dibentuknya lembaga khusus untuk mengelola regulai. Sayangnya, hingga hampir 2 tahun setelah revisi tersebut dilakukan, badan/lembaga yang dimaksud tidak kunjung dibentuk.

Pada 2020, pemerintah secara resmi membentuk UU omnibus law dalam menyederhanakan persoalan Peraturan Perundang-Undangan untuk memudahkan investasi. Terdapat 4 RUU omnibus law dalam Program legislasi nasional (Prolegnas) 2020, yaitu RUU Cipta Lapangan Kerja, RUU Perpajakan, RUU Ibukota Negara, dan RUU Keafirmasian. Hingga tahun berakhir, hanya satu RUU omnibus law yang disahkan, yakni UU Cipta Kerja. Ada pun Perpu No.1 Tahun 2020 yang juga disusun menggunakan pendekatan omnibus, namun itu masuk melalui jalur komulatif terbuka atas dasar terjadinya pandemi virus corona (covid-19).

62

BAB 3

UU CIPTA KERJA DALAM UPAYA REFORMASI PERATURAN