• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Lampu Ultraviolet Sebagai Pemercepat Pertumbuhan Tanaman

Dalam dokumen M01459 (Halaman 53-55)

Syafriyudin

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri

Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta dien@akprind.ac.id

Abstrak

Pertumbuhan dan produksi tanaman merupakan hasil akhir dari proses fotosintesis dan berbagai fisiologi lainnya. Proses fotosintesis sebagai proses awal kehidupan tanaman pada dasarnya adalah proses fisiologi dan fisika yang mengkonversi energi surya (matahari) dalam bentuk gelombang elektromagnetik menjadi energi kimia dalam bentuk karbohidrat. Sebagian energi kimia tersebut direduksi atau dirombak menjadi energi kinetik dan energi termal melalui proses respirasi, untuk memenuhi kebutuhan internal tanaman, dalam penelitian ini tanaman yang di buat sebagai specimen penelitian adalah cabe, tomat, kecambah(tauge), sawi, tanaman ini di sinari selama12 jam secara terus menerus dengan jarak tanaman terhadap lampu ± 70 – 120 cm dari ujung tanaman.

Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh jumlah cahaya yang diterima oleh tumbuhan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang di dapatkan bahwa tanaman yang terkena sinar ultraviolet yang berasal dari alat dapat tumbuh 1,5 kali lebih cepat jika di bandingkan dengan tanaman yang dikenakan dengan sinar matahari biasa. Kata kunci : ultraviolet, tanaman, pertumbuhan.

Latar belakang.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang banyak dan tingkat pertumbuhannya yang tinggi, maka upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan merupakan tantangan yang harus mendapatkan prioritas untuk kesejahteraan bangsa. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim dengan sumberdaya alam dan sosial budaya yang beragam, harus dipandang sebagai karunia Ilahi untuk mewujudkan ketahanan pangan. Sektor pertanian merupakan suatu solusi utama dalam permasalahan ketahanan dan keamanan pangan, yang didalamnya adalah petani sebagai masyarakat pelaksana. Namun sering kali masyarakat petani gagal melakukan panen yang disebabkan oleh hama penyakit dan yang sangat mengacaukan usaha atau tindakan petani adalah cuaca yang tidak menentu sehingga tanaman mereka layu bahkan mati karena tidak dapat melakukan fotosintesis yang pada akhirnya kualitas dan kuantitas hasil panen menurun dan sinar matahari yang ekstrim karena efek pemanasan global yang menyebabkan hancurnya klorofil tanaman. Secara umum semua orang pasti mengharapkan adanya suatu alat yang aman, mandiri dan dapat mengatasi permasalahan fotosintesis agar lebih maksimal kualitas dan kuantitasnya, apalagi dapat mempercepat pertumbuhan tanaman mulai dari pembibitan, pembesaran, pembungaan atau pembuahan sampai panen, bernilai ekonomis bagi pengguna maupun negara dan ramah lingkungan, dalam semua sektor ketahanan pangan khususnya pertanian pasti sangat mengharapkannya, selain hasil kualitas dan kuantitas panen lebih maksimal alat sudah mandiri.

Tinjauan Pustaka.

Dibandingkan dengan lama penyinaran dan jenis cahaya, intensitas cahaya merupakan factor yang paling berperan terhadap kecepatan berjalannya fotosintesis. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa sampai intensitas 10.000 lux, grafik kecepatan fotosintesis bergerak linear positif. Data penelitian tersebut adalah untuk tanaman dewasa, sedangkan untuk tanaman muda (tingkat semai-sapihan) belum diperoleh data, selain itu penelitian mengenai kekhususan

54

sifat akan kebutuhan cahaya pada jenis-jenis tanaman tertentu juga belum di kerjakan. Pengurangan intensitas sinar sampai 60 % (pada screenhouse) berpengaruh positif nyata terhadap pertumbuhan awal tinggi dan diameter semai kapur (Suhardi,1995), Spora dapat berkecambah dalam kondisi cahaya terang biasa ataupun gelap dan perkecambahan spora akan terhambat jika diberi penyinaran UV lebih dari 2 jam dan pemberian sinar matahari langsung (Pawirosoemardjo dan Purwantara, 1987). Radiasi matahari yang ditangkap klorofil pada tanaman yang mempunyai hijau daun merupakan energi dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini menjadi bahan utama dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Selain meningkatkan laju fotosintesis, peningkatan cahaya matahari biasanya mempercepat pembungaan dan pembuahan. Sebaliknya, penurunan intensitas radiasi matahari akan memperpanjang masa pertumbuhan tanaman. Jika air cukup maka pertumbuhan dan produksi padi hampir seluruhnya ditentukan oleh suhu dan oleh radiasi matahari (Tjasjono, 1995). Budidaya krisan di rumah kaca jauh lebih baik dibandingkan di lahan terbuka, karena di negeri asalnya krisan dibudidayakan di rumah kaca. Hal ini karena untuk mendapatkan bunga tumbuh seragam, kompak dan bermutu tinggi dibutuhkan perlakuan khusus yang mutlak harus diterapkan, seperti manipulasi panjang hari dengan lampu pijar/ neon, aplikasi hormon, aplikasi penyinaran dan lain - lain. Perlakuan ini lebih mudah diatur dan diterapkan dalam rumah kaca atau plastik daripada di lahan terbuka.(Frendita Sandriawati,2012). Tanaman krisan memerlukan tanah dengan kesuburan sedang, Karena tanah yang subur akan mengakibatkan tanaman menjadi rimbun. Apabila di tanam di pot pH media yang sesuai adalah 6,2 - 6,7 secara genetik krisan merupakan tanaman hari pendek, untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam dan produksi bunga yang tinggi, pertumbuhan vegetatifnya perlu diberi perlakuan hari panjang dengan penambahan cahaya lampu pijar atau neon (Dewi Ermawati.,2012). Pada proses pencahayaan pengaturan panjang hari pada bunga krisan. Lama penyinaran yang tepat untuk iklim Indonesia 14-16 jam sehari, sehingga pada daerah tropis paling tidak tanaman krisan perlu tambahan cahaya selama dua jam dengan intensitas cahaya minimal 40 lux bila menggunakan lampu TL dan 70 lux apabila menggunakan lampu pijar. Pemberian cahaya lampu dilakukan sejak awal tanam sampai tunas lateral yang keluar dari ketiak daun, tumbuh sepanjang 2-3 cm. Bila tunas yang keluar sudah cukup, maka tanaman akan masuk fase short day. Supaya bunga mekar secara serempak, ada penanam krisan pot yang melakukan blackout pada malam hari yaitu menutup tanaman dengan plastik hitam atau kain hitam sedemikian rupa sehingga cahaya dari luar sama sekali tidak mengenai tanaman.( Masyuhadi MF.,dkk., 2005) Tujuan dari penelitian dan pengujian alat adalah sebagai berikut :

Mengetahui pengaruh lamanya sinar ultraviolet terhadap tumbuh batang, besar dan jumlah daun serta besar batang pada tanaman uji

Metodologi Penelitian Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Alat

1. Alat pemacu pertunbuhan tanaman, Penggaris, Jangka sorong b. Bahan

1. Kacang hijau, benih (cabe , tomat, terong yang sudah disemai) 2. Polybag 6 X 10 cm berisi campuran tanah dan pupuk kandang. 1. Langkah pengujian

Pengujian dilakukan dengan objek beberapa tanaman pada polybag. Dimana sinar tersebut menyinari tanaman pada polybag dengan jarak ±100 cm pada pukul 06.00-18.00 selama 12 jam. Pertumbuhan tanaman diukur setiap hari mengunakan pengaris dan jangka sorong. Adapun yang diukur pada tanaman tersebut sebagai berikut :

Tinggi tanaman Ukuran batang

55

Gambar. 1 Contoh tanaman yang akan di uji

Gambar 2 Lampu Menyinari Tanaman

Hasil Penelitian.

a. Pengujian pada kecambah ( tauge)

Tabel 1 pengujian pada kacang kecambah ( tauge).

Hari Sinar UV Tanpa Penerangan Matahari

1 2 1,9 1,5

2 3,3 2,8 2,2

3 4,3 3,9 3,3

Dalam dokumen M01459 (Halaman 53-55)

Dokumen terkait