• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Pergerakan 1 Jenis Pergerakan

Dalam dokumen M01459 (Halaman 177-180)

Pola Pergerakan Aktivitas Komunitas Online Perempuan dan Faktor Faktor yang Mempengaruhinya

2.4. Pola Pergerakan 1 Jenis Pergerakan

Pertemuan fisik (kopi darat) kedua komunitas ini adalah dalam rangka tindak lanjut dari pemenuhan kebutuhan anggoranya. Pertemuan fisik KEB berlokasi di kota asal anggotanya seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Makasar, Ciamis, Kuningan, Lampung, Tarakan, Jambi, dan Padang. Adapun pertemuan fisik KIH juga berlokasi di kota asal anggotanya seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Makasar, Tulungagung, Balikpapan, Tarakan dan Nabire. Hal ini menunjukkan bahwa pergerakan yang terjadi masih bersifat lokal.

2.4.2. Frekwensi

Sebagai lanjutan dari pemenuhan kebutuhan pada komunitas online maka kaum wanita merasa perlu untuk melakukan pertemuan fisik. Pertemuan fisik yang dilakukan dan dihadiri sangat beragam jumlahnya. Pada KEB sebagian besar menghadiri pertemuan fisik sekali (28%) dan beberapa kali dalam setahun (32,7%) dan sebagian kecil menghadiri pertemuan yang lebih sering yaitu sekali (12,2%) dan beberapa kali (10,2%) dalam sebulan meskipun ada juga yang tiap minggu melakukan pertemuan fisik (10,2%). Hanya sedikit yang melakukan dan menghadiri pertemuan fisik yang sifatnya mingguan (6,1%).

Pada KIH tidak jauh berbeda, yaitu sebagian besar anggotanya menghadiri pertemuan fisik sekali (23,1% dan beberapa kali dalam setahun (33,3%) dan sebagian kecil menghadiri pertemuan yang lebih sering yaitu sekali (15,4%) dan beberapa kali (5,1%) dalam sebulan meskipun ada juga yang tiap minggu melakukan pertemuan fisik (15,4%). Hanya sedikit yang melakukan dan menghadiri pertemuan fisik yang sifatnya mingguan (7,7%)

Dengan data di atas maka frekwensi pergerakan akibat pertemuan fisik dapat dikatakan bersifat tahunan meskipun ada yang dilakukan beberapa kali dalam setahun.

2.4.3. Moda

Dalam menghadiri pertemuan fisik kaum wanita pada KEB lebih sering mengunakan kendaraan sepeda motor (44,9%). Sebagian lagi menggunakan mobil (26,5%) dan angkutan umum (24,5%). Adapun pada KIH tidak jauh berbeda, yaitu sebagian besar menggunakan sepeda motor (42,1%) dan mobil (34,2%) dan sebagian kecil menggunakan angkutan umum (18,4%)

Data di atas menjelaskan bahwa kaum perempuan lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi dalam melakukan pergerakan untuk pertemuan fisik komunitas online nya.

178

3. Hasil

Hasil pembahasan akan merujuk pada bagan metodologi pada bagian sebelumnya yang terbagi dalam tiga bagian besar yaitu fenomena komunitas online sebagai bentukan komunitas baru, pemenuhan kebutuhan pada komunitas online perempuan, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan melakukan pergerakan dan pola pergerakan yang diakibatkannya. Dari pembahasan di atas maka hasil dari penelitian ini dapat dijelaskan dengan gambar 1.

Gambar 1

Pola Pergerakan Akibat Komunitas online Perempuan dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya.

Dari gambar 1 diatas maka dapat dijelaskan bahwa komunitas online perempuan di Indonesia merupakan upaya pemenuhan kebutuhan perempuan akan informasi seputar kepentingannya yang terfasilitasi oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Komunitas online perempuan ini telah meretas batas-batas fisik dan hirarki hubungan sosial masyarakat menjadi lebih fleksibel dan tersebar secara geografis. Meskipun sebagian besar kebutuhan anggota dapat dipenuhi dalam forum ternyata masih terdapat kebutuhan untuk bertemu secara fisik. Dalam memutuskan melakukan pergerakan untuk menghadiri pertemuan fisik maka faktor yang menjadi pertimbangan adalah faktor manfaat, biaya, waktu, jarak, dan ketersediaan moda. Dari kelima faktor tersebut, faktor utama menjadi faktor yang paling dipertimbangkan oleh angggota komunitas online perempuan. Dari pertemuan fisik yang terjadi maka pola pergerakan yang ditimbulkan bersifat lokal, tahunan dan moda yang digunakan adalah sepeda motor dan mobil.

4. KESIMPULAN

Dari pembahasan data data di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

Kemajuan dan kemudahan TIK telah menjadikan komunitas online perempuan di Indonesia suatu bentukan komunitas baru yang meretas batas-batas fisik dan hirarki hubungan sosial masyarakat menjadi lebih fleksibel dan tersebar secara geografis. Namun meskipun sebagian kebutuhan telah sebagian besar dipenuhi dalam komunitas online, masih terdapat kebutuhan untuk bertemu secara fisik. Faktor utama yang mempengaruhi keputusan untuk melakukan pertemuan secara fisik adalah faktor manfaat

Keputusan Melakukan Pergerakan

Aktifitas Pada Ruang Nyata

SISTEM PERGERAKAN Keterangan : Menyebabkan Jenis Pergerakan

Lokal Waktu Pergerakan Bulanan Tahunan Moda Sepeda motor Mobil Masyarakat Jejaring Information Communication Technology ICT SISTEM AKTIVITAS

Aktivitas pada Komunitas Online Perempuan

SISTEM JARINGAN Prasarana Transportasi RUANG MAYA (VIRTUAL)

RUANG NYATA (REAL) Faktor2

Manfaat (+)

Jarak (-)

Moda (-)

179

yang didapat dari pertemuan itu. Pola pergerakan yang terjadi bersifat lokal, tahunan dan moda yang digunakan adalah sepeda motor dan mobil.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bowman, J.L. ., M.E. Ben-Akiva., (2000) Activity-based disaggregate travel demand model system with activity schedules., Transportation Research Part A 35 Cambridge, MA.

2. Cairncross, F., (1997) The Death of Distance : How the Communications Revolution Will Change Our Lives, Havard Business School Press, Boston.

3. Castells, M., (2010) The Information Age: Economy, Society and Culture Volume I: The Rise of The Network Society, Second Edition, A John Wiley & Son, Ltd, Publication.

4. Castells, M., (1989) The Informational City : Information Technology, Economic Restructuring, and Urban-Regional Process, Blackwell Oxford UK & Cambridge USA. 5. François D., Shang, D., (2009) Becoming mobile in contemporary urban China: How

increasing ICT usage is reformulating the spatial dimension of sociability ., International Development Research Centre.

6. Gamal, H,E., (2010) Network society: A social evolution powered by youth. Global Media Journal Arabian Edition Fall/Winter., Vol. 1, No. 1, pp. 16-26.

7. Hampton, K, N., (2007) Neighborhoods in the Network Society: The e-Neighbors ., Study Information Communication & Society., © Taylor & Francis.

8. Hummel, J. & Lechner, U. (2002). Social Profiles of Virtual Communities. Proceedings of the 35th Hawaii International Conference on Systems Sciences 9. Lim, M., (2005) The Internet, social network and reform in Indonesia. Research fund

by NOW/WOTRO-DC Programme.

10. Manheim, M. (1979). Fundamentals of transportation systems analysis. MIT Press, 11. Morlok, E., (1997) Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta

12. Social Media World Forum Asia, (2010)

13. Williams, RN and Slife BD., (1995) What‟s behind the research: Discovering hidden assumptions in the behavioral sciences, Sage Publications, Inc, Printed in the United Stated of America

180

Analisis Penggunaan Proteksi Katodik Dengan Sistem Arus Tanding

Dalam dokumen M01459 (Halaman 177-180)

Dokumen terkait