• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan dan Penyidikan

Dalam dokumen Modul Administrasi Perpajakan (Halaman 80-95)

7.1. Pemeriksaan

7.2.1. Tata Cara Pengajuan Usulan Pemeriksaan di KPP

7.1.1.1. Prosedur Kerja

7.1.1.1.1. Kepala Seksi Pemeriksaan menerima usulan Wajib Pajak yang akan diperiksa

dengan kriteria:

a. Pemeriksaan Rutin, seperti: SPT Tahunan PPh Lebih Bayar, SPT Masa PPN Lebih Bayar, SPT Tahunan PPh Rugi Tidak Lebih Bayar, SPT Tahunan PPh untuk bagian tahun pajak atau tahun pajak sebagai akibat perubahan tahun buku atau metode pembukuan atau revaluasi aktiva tetap, permohonan sehubungan penggabungan usaha, peleburan usaha, pemekaran usaha, pemecahan usaha, likuidasi/penutupan usaha, pengambilalihan usaha atau permohonan Wajib Pajak Orang Pribadi akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya) dari Kepala Seksi Pelayanan;

b. Pemeriksaan Tujuan Lain, seperti: Permohonan pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan/atau pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP), penghapusan NPWP dan/atau pencabutan PKP, Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak atau kriteria lain yang memenuhi kriteria pemeriksaan tujuan lain dari Kepala Seksi Pelayanan;

c. Pemeriksaan Khusus disertai Analisa Risiko Wajib Pajak (berisi data, info profil Wajib Pajak, data SPT, data pembayaran, dan data pemeriksaan) dari Kepala Seksi Pengawasan dan Konslutasi;

d. Pemeriksaan Khusus dalam rangka pemeriksaan ulang dari Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

7.1.1.1.2. Kepala Seksi Pemeriksaan menugaskan Pelaksana Seksi Pemeriksaan untuk

membuat konsep Surat Pengantar dan Daftar Nominatif Wajib Pajak yang akan diperiksa kriteria Pemeriksaan Rutin/Pemeriksaan Tujuan Lain atau Surat Usulan

Pemeriksaan Khusus/Surat Usulan Pemeriksaan Khusus dalam rangka pemeriksaan ulang.

7.1.1.1.3. Pelaksana Seksi Pemeriksaan membuat konsep Surat Pengantar dan Daftar

Nominatif Wajib Pajak yang akan diperiksa kriteria Pemeriksaan

Rutin/Pemeriksaan Tujuan Lain atau Surat Usulan Pemeriksaan Khusus/Surat Usulan Pemeriksaan Khusus dalam rangka pemeriksaan ulang kemudian menyerahkan kepada Kepala Seksi Pemeriksaan.

7.1.1.1.4. Kepala Seksi Pemeriksaan meneliti dan memaraf konsep Surat Pengantar dan

Daftar Nominatif Wajib Pajak yang akan diperiksa kriteria Pemeriksaan Rutin/Pemeriksaan Tujuan Lain atau Surat Usulan Pemeriksaan Khusus/Surat Usulan Pemeriksaan Khusus dalam rangka pemeriksaan ulang kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

7.1.1.1.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep Surat

Pengantar dan Daftar Nominatif Wajib Pajak yang akan diperiksa kriteria Pemeriksaan Rutin/Pemeriksaan Tujuan Lain atau Surat Usulan Pemeriksaan Khusus/Surat Usulan Pemeriksaan Khusus dalam rangka pemeriksaan ulang selanjutnya menyerahkan kepada Kepala Seksi Pemeriksaan.

7.1.1.1.6. Kepala Seksi Pemeriksaan menerima Surat Pengantar dan Daftar Nominatif Wajib

Pajak yang akan diperiksa Kriteria Pemeriksaan Rutin/Pemeriksaan Tujuan Lain atau Surat Usulan Pemeriksaan Khusus/Surat Usulan Pemeriksaan Khusus dalam rangka pemeriksaan ulang kemudian menugaskan Pelaksana Seksi Pemeriksaan untuk menatausahakan dan mengirimkan surat yang dimaksud.

7.1.1.1.7. Pelaksana Seksi Pemeriksaan menatausahakan dan mengirimkan Surat

Pengantar dan Daftar Nominatif Wajib Pajak yang akan diperiksa kriteria Pemeriksaan Rutin/Pemeriksaan Tujuan Lain/Surat Usulan Pemeriksaan Khusus atau Surat Usulan Pemeriksaan Khusus dalam rangka pemeriksaan ulang kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dan tembusan Surat Usulan Pemeriksaan Khusus ke Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP).

7.1.1.1.8. Proses selesai.

7.1.1.2. Bagan Arus (Flow Chart) Lihat Lampiran 55.

7.2.2. Tata Cara Pemeriksaan Sederhana Kantor

7.1.2.1. Prosedur kerja

7.1.2.1.1. Berdasarkan SP3 (SOP Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak),

Tim Pemeriksa Pajak membuat konsep surat panggilan dalam rangka pemeriksaan pajak yang ditandatangani oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, dan dikirimkan kepada Wajib Pajak.

7.1.2.1.2. Wajib Pajak memenuhi panggilan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah

ditentukan dalam surat panggilan dengan membawa buku, catatan, dan dokumen

yang diperlukan oleh Tim Pemeriksa Pajak dan dibuatkan bukti

peminjaman/pengembalian dengan rinci dan jelas oleh Tim Pemeriksa Pajak.

7.1.2.1.3. Pada saat memulai pemeriksaan, Tim Pemeriksa Pajak harus memperlihatkan

Kartu Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan SP3 kepada Wajib Pajak yang

diperiksa. Apabila buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen yang

dipinjam berupa fotokopi, maka harus dinyatakan sesuai dengan aslinya dengan surat pernyataan Wajib Pajak.

7.1.2.1.4. Terhadap Wajib Pajak yang tidak memenuhi panggilan, Tim Pemeriksa Pajak

membuat surat panggilan ke dua. Apabila panggilan ke dua tidak dipenuhi, Tim Pemeriksa Pajak membuat Berita Acara Tidak Dipenuhinya Panggilan Pemeriksaan dan LPP untuk ditandatangani oleh Tim Pemeriksa Pajak dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Kepala Kantor Pelayanan Pajak dapat menerbitkan surat ketetapan pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak secara jabatan sebagaimana dimaksud dalam LPP yang penghasilan netonya dihitung berdasarkan Norma Penghitungan Penghasilan Neto atau cara lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan (SOP Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak). LPP kemudian ditatausahakan di Seksi Pemeriksaan (SOP Tata Cara Penatausahaan Laporan Pemeriksaan Pajak dan Nota Penghitungan (Nothit))

7.1.2.1.5. Berdasarkan buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen yang ada, Tim

Pemeriksa Pajak melakukan pemeriksaan dan menyusun KKP.

7.1.2.1.6. Setelah pemeriksaan diselesaikan (LPP telah tersusun), Tim Pemeriksa Pajak

membuat SPHP yang dilampiri dengan Daftar Temuan Pemeriksaan Pajak yang ditandatangani oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, dan dikirimkan kepada Wajib Pajak.

7.1.2.1.7. Wajib Pajak memberikan tanggapan tertulis baik setuju maupun tidak setuju atas

temuan hasil pemeriksaan dengan menggunakan formulir Surat Tanggapan Hasil Pemeriksaan; Wajib Pajak yang menyetujui seluruh hasil pemeriksaan kemudian menandatangani Surat Tanggapan Hasil Pemeriksaan beserta Lembar Pernyataan

Persetujuan Hasil Pemeriksaan dan Berita Acara Persetujuan Hasil Pemeriksaan; Wajib Pajak yang tidak setuju atas sebagian atau seluruh hasil pemeriksaan kemudian mengisi, menandatangani dan menyampaikan Surat Tanggapan Hasil

Pemeriksaan dilampiri dengan bukti-bukti pendukung sanggahan serta penjelasan;

7.1.2.1.8. Berdasarkan surat tanggapan dari Wajib Pajak, Tim Pemeriksa Pajak melakukan

pembahasan dengan Wajib Pajak.

7.1.2.1.9. Tim Pemeriksa Pajak membuat Risalah Pembahasan yang ditandatangani oleh

Tim Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak.

7.1.2.1.10. Dalam hal masih terdapat perbedaan antara hasil pembahasan dengan pendapat Wajib Pajak, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak agar perbedaan tersebut dibahas terlebih dahulu oleh Tim Pembahas Tingkat UP3 yang bersangkutan; Hasil pembahasan oleh Tim Pembahas Tingkat UP3 dituangkan dalam Risalah Tim Pembahas dan disampaikan oleh Tim Pemeriksa Pajak kepada Wajib Pajak; Dalam hal masih terdapat perbedaan antara hasil pembahasan oleh Tim Pembahas Tingkat UP3 dengan pendapat Wajib Pajak, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pembahasan kedua di tingkat kanwil atasannya dengan menggunakan surat permohonan. (Permohonan pembahasan kedua tidak dapat dilakukan untuk Pemeriksaan Sederhana Kantor atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Lebih Bayar Restitusi yang disampaikan oleh PKP Kegiatan Tertentu).

7.1.2.1.11. Berdasarkan Risalah Pembahasan atau Risalah Tim Pembahas, Tim Pemeriksa Pajak mengirimkan Surat Panggilan kepada Wajib Pajak untuk menandatangani Berita Acara Hasil Pemeriksaan dalam rangka pelaksanaan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan.

7.1.2.1.12. Hasil pembahasan akhir dituangkan dalam suatu Berita Acara Hasil Pemeriksaan beserta lampirannya berupa Ikhtisar Hasil Pembahasan Akhir yang ditandatangani oleh Tim Pemeriksa Pajak dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal Wajib Pajak menolak untuk menandatangani Berita Acara Hasil Pemeriksaan, Tim Pemeriksa Pajak membuat catatan tentang penolakan tersebut dalam Berita Acara Hasil Pemeriksaan.

7.1.2.1.13. Apabila Wajib Pajak tidak memberikan tanggapan dan/atau tidak menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, harus dibuatkan Berita Acara Tidak Memberikan Tanggapan/Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak dan surat ketetapan pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak diterbitkan berdasarkan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan yang disampaikan kepada Wajib Pajak atau

berdasarkan tanggapan tertulis Wajib Pajak yang disetujui oleh Tim Pemeriksa Pajak.

7.1.2.1.14. Setelah menandatangani Berita Acara Persetujuan Hasil Pemeriksaan atau Berita  Acara Hasil Pemeriksaan, Wajib Pajak dapat menyampaikan formulir kuesioner yang telah diisi oleh Wajib Pajak kepada Direktur Pemeriksaan Penyidikan dan Penagihan Pajak.

7.1.2.1.15. Tim Pemeriksa Pajak melengkapi LPP dengan dokumen-dokumen terkait, dan

memproses nothit. KKP yang telah dibuat, kemudian diparaf oleh Tim Pemeriksa Pajak sedangkan LPP ditandatangani oleh Tim Pemeriksa dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Pemrosesan nothit untuk diterbitkan surat ketetapan pajak diuraikan di SOP Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak.

7.1.2.1.16. Buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen yang dipinjam dari Wajib

Pajak dikembalikan secara lengkap dan utuh kepada Wajib Pajak paling lama 7

(tujuh) hari sejak selesainya pemeriksaan dan dibuatkan Bukti

Peminjaman/Pengembalian Buku, Catatan dan Dokumen oleh Tim Pemeriksa Pajak.

7.1.2.1.17. LPP yang sudah ditandatangani Kepala Kantor Pelayanan Pajak kemudian disampaikan ke Seksi Pemeriksaan untuk diproses dengan SOP Tata Cara Penatausahaan Laporan Pemeriksaan Pajak dan Nota Penghitungan (Nothit). 7.1.2.1.18. Proses selesai.

7.1.2.2. Bagan Arus (Flow Chart)

Lihat Lampiran 56 (tiga halaman).

7.2.3.

Tata Cara Pemeriksaan Sederhana Lapangan 7.1.3.1. Prosedur Kerja

7.1.3.1.1. Tim Pemeriksa Pajak menerima SP3 dan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan

Lapangan kepada Wajib Pajak dari Seksi Pemeriksaan (SOP Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak).

7.1.3.1.2. Penyampaian Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan:

a. Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan yang ditujukan kepada Wajib Pajak disampaikan oleh Tim Pemeriksa Pajak pada saat dimulainya Pemeriksaan Lapangan.

b. Apabila menolak diperiksa, Wajib Pajak harus menandatangani Surat Pernyataan Penolakan Pemeriksaan Pajak. Dalam hal Wajib Pajak menolak untuk menandatangani Surat Pernyataan Penolakan Pemeriksaan Pajak, Tim Pemeriksa Pajak harus membuat dan menandatangani Berita Acara

Penolakan Pemeriksaan Pajak, kemudian menyampaikan konsep berita acara tersebut kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak untuk ditandatangani.

c. Dalam hal Wajib Pajak tidak berada di tempat, pemeriksaan tetap dilaksanakan dengan terlebih dahulu meminta Pegawai yang ada untuk mewakili Wajib Pajak dan mendampingi Tim Pemeriksa Pajak guna membantu kelancaran pemeriksaan. Apabila menolak untuk membantu kelancaran pemeriksaan, Pegawai Wajib Pajak harus menandatangani Surat Pernyataan Penolaka Membantu Kelancaran Pemeriksaan Pajak. Dalam hal terjadi penolakan untuk menandatangani Surat Pernyataan Penolakan Membantu Kelancaran

Pemeriksaan Pajak, Tim Pemeriksa Pajak harus membuat dan

menandatangani Berita Acara Penolakan Membantu Kelancaran Pemeriksaan Pajak, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak,

dan selanjutnya dapat melakukan penyegelan terhadap ruangan-ruangan

tertentu. Berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal Pajak, terhadap Wajib Pajak yang menolak diperika dapat diusulkan Pemeriksaan Bukti Permulaan (SOP Tata Cara Penyelesaian Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan).

7.1.3.1.3. Peminjaman buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen:

a. Wajib Pajak yang diperiksa harus meminjamkan buku-buku, catatan-catatan,

dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan

bebas Wajib Pajak atau objek yang terutang pajak beserta Surat Pernyataan bahwa fotokopi dan atau hasil pengolahan data elektronik yang dipinjamkan

kepada Tim Pemeriksa Pajak adalah sesuai dengan aslinya apabila buku-buku,

catatan-catatan, dan dokumen-dokumen tersebut berupa fotokopi dan atau

hasil pengolahan data elektronik.

b. Buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen yang diperlukan dan

ditemukan pada saat pelaksanaan pemeriksaan lapangan di tempat Wajib Pajak dipinjam pada saat itu juga dan Tim Pemeriksa Pajak membuat Bukti Peminjaman/Pengembalian Buku, Catatan, dan Dokumen.

c. Atas buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang belum dipinjam

pada saat pelaksanaan pemeriksaan lapangan, Tim Pemeriksa Pajak membuat Surat Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen yang

belum ditemukan/diperoleh. Buku-buku, catatan-catatan, dan

dokumen-dokumen yang dipinjam harus diserahkan kepada Tim Pemeriksa

Pajak paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak Surat Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen diterima oleh Wajib Pajak.

d.

d. Setiap penyerahan Setiap penyerahan bukubuku--buku, catatanbuku, catatan--catatan, dan dokumencatatan, dan dokumen--dokumen daridokumen dari

Wajib Pajak berkaitan dengan pemenuhan Surat Permintaan Peminjaman Wajib Pajak berkaitan dengan pemenuhan Surat Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen, baik yang diserahkan sebagian atau secara Buku, Catatan, dan Dokumen, baik yang diserahkan sebagian atau secara

bertahap atau seluruhnya, Pemeriksa membuat Bukti

bertahap atau seluruhnya, Pemeriksa membuat Bukti

Peminjaman/Pengembalian Buku, Catatan, dan Dokumen. Peminjaman/Pengembalian Buku, Catatan, dan Dokumen. e.

e. Dalam hal Dalam hal Wajib Pajak Wajib Pajak menyatakan bahwa menyatakan bahwa seluruh bukuseluruh buku--buku, catatancatatan,buku, catatancatatan,

dan dokumen

dan dokumen--dokumen sudah diserahkan, Tim Pemeriksa Pajak membuat dandokumen sudah diserahkan, Tim Pemeriksa Pajak membuat dan

menandatangani Berita Acara Pemenuhan Seluruh Peminjaman Buku, Catatan menandatangani Berita Acara Pemenuhan Seluruh Peminjaman Buku, Catatan dan Dokumen, kemudian menyerahkannya kepada Kepala Kantor Pelayanan dan Dokumen, kemudian menyerahkannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak untuk menandatangani.

Pajak untuk menandatangani. f.

f. Dalam Dalam hal hal bukubuku--buku, catatanbuku, catatan--catatan, dan dokumencatatan, dan dokumen--dokumen perlu dilindungidokumen perlu dilindungi

kerahasiaannya, atau jumlah buku

kerahasiaannya, atau jumlah buku--buku, buku, catatancatatan--catatan, catatan, dandan

dokumen

dokumen--dokumen sangat banyak sehingga sulit untuk dibawa ke Kantordokumen sangat banyak sehingga sulit untuk dibawa ke Kantor

Kepala Kantor Pelayanan Pajak, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan Kepala Kantor Pelayanan Pajak, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak agar pelaksanaan pemeriksaan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak agar pelaksanaan pemeriksaan lapangan dapat dilakukan di tempat Wajib Pajak dengan menyediakan ruangan lapangan dapat dilakukan di tempat Wajib Pajak dengan menyediakan ruangan khusus tempat dilakukannya pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan.

khusus tempat dilakukannya pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan. g.

g. Dalam hal data hasil pengolahan elektronik disimpan dalam media disket,Dalam hal data hasil pengolahan elektronik disimpan dalam media disket, compact disk, tape backup, hard disk atau media penyimpanan lainnya yang compact disk, tape backup, hard disk atau media penyimpanan lainnya yang tidak dapat diperiksa karena kendala teknis, dapat dimintakan bantuan Tenaga tidak dapat diperiksa karena kendala teknis, dapat dimintakan bantuan Tenaga  Ahli

 Ahli untuk untuk melakukan melakukan pengubahan pengubahan media media atau atau pengubahan pengubahan teknis teknis lainnyalainnya sehingga data dimaksud dapat diperiksa dengan membuat Surat Permintaan sehingga data dimaksud dapat diperiksa dengan membuat Surat Permintaan Tenaga Ahli.

Tenaga Ahli. 7.1.3.1.4.

7.1.3.1.4. Dalam hal Dalam hal Wajib Pajak Wajib Pajak tidak tidak memenuhi jangka memenuhi jangka waktu waktu penyerahan bupenyerahan bukuku--buku,buku,

catatan

catatan--catatan, dan dokumencatatan, dan dokumen--dokumen:dokumen:

a. Wajib Pajak yang tidak memenuhi jangka waktu penyerahan buku

a. Wajib Pajak yang tidak memenuhi jangka waktu penyerahan buku--buku,buku,

catatan

catatan--catatan, dan dokumencatatan, dan dokumen--dokumen, dikirim Surat Peringatan I pada haridokumen, dikirim Surat Peringatan I pada hari

berikutnya setelah batas waktu penyerahan buku

berikutnya setelah batas waktu penyerahan buku--buku, catatanbuku, catatan--catatan, dancatatan, dan

dokumen

dokumen--dokumen terlampaui.dokumen terlampaui.

b. Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Surat Peringatan I b. Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Surat Peringatan I

terlewati dan Wajib Pajak masih belum juga menyerahkan buku

terlewati dan Wajib Pajak masih belum juga menyerahkan buku--buku,buku,

catatan

catatan--catatan, dan dokumencatatan, dan dokumen--dokumen yang diminta, kepada Wajib Pajakdokumen yang diminta, kepada Wajib Pajak

dikirim Surat Peringatan II pada hari berikutnya. dikirim Surat Peringatan II pada hari berikutnya. c.

c. Jangka Jangka waktu waktu penyerahan penyerahan bukubuku--buku, catatanbuku, catatan--catatan, dan dokumendokumencatatan, dan dokumendokumen

dalam setiap Surat Peringatan adalah selama 3 (tiga) hari sejak tanggal dalam setiap Surat Peringatan adalah selama 3 (tiga) hari sejak tanggal dikirimnya masing

d.

d. Apabila jangka waktu Apabila jangka waktu penyerahan Buku, penyerahan Buku, Catatan, dan Dokumen Catatan, dan Dokumen sebagaimanasebagaimana ditentukan dalam Surat Peringatan I dan Peringatan II telah terlewati dan Wajib ditentukan dalam Surat Peringatan I dan Peringatan II telah terlewati dan Wajib Pajak tidak memenuhi, Tim Pemeriksa Pajak harus membuat Berita Acara Pajak tidak memenuhi, Tim Pemeriksa Pajak harus membuat Berita Acara Tidak Dapat Dipenuhinya Peminjaman Buku, Catatan, dan

Tidak Dapat Dipenuhinya Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen.Dokumen.

e. Apabila Wajib Pajak tidak memenuhi permintaan peminjaman buku

e. Apabila Wajib Pajak tidak memenuhi permintaan peminjaman buku--buku,buku,

catatan

catatan--catatan, dan dokumencatatan, dan dokumen--dokumen dalam jangka waktu yang ditentukandokumen dalam jangka waktu yang ditentukan

dalam Surat Peringatan II, pajak yang terutang dihitung secara jabatan. dalam Surat Peringatan II, pajak yang terutang dihitung secara jabatan. 7.1.3.1.5.

7.1.3.1.5. Untuk memperolUntuk memperoleh penjelasan eh penjelasan yang lebih yang lebih rinci, Trinci, Tim Pemim Pemeriksa Pajak eriksa Pajak melaluimelalui Kepala Kantor Pelayanan Pajak dapat memanggil Wajib Pajak dengan Kepala Kantor Pelayanan Pajak dapat memanggil Wajib Pajak dengan menggunakan Surat Panggilan I/Panggilan II. Keterangan Wajib Pajak yang menggunakan Surat Panggilan I/Panggilan II. Keterangan Wajib Pajak yang diberikan kepada Tim Pemeriksa Pajak, apabila dipandang perlu dapat dituangkan diberikan kepada Tim Pemeriksa Pajak, apabila dipandang perlu dapat dituangkan dalam Berita Acara Pemberian Keterangan Wajib Pajak yang ditandatangani oleh dalam Berita Acara Pemberian Keterangan Wajib Pajak yang ditandatangani oleh Tim Pemeriksa Pajak dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

Tim Pemeriksa Pajak dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 7.1.3.1.6.

7.1.3.1.6. Permintaan Permintaan keterangan aketerangan atau bukti tau bukti yang berkyang berkaitan dengan aitan dengan pemeriksaan ypemeriksaan yangang sedang dilakukan terhadap Wajib Pajak kepada pihak ketiga:

sedang dilakukan terhadap Wajib Pajak kepada pihak ketiga: a.

a. Melalui Kepala Kantor PMelalui Kepala Kantor Pelayanan Pajak, Tim Pelayanan Pajak, Tim Pemeriksa Pajak dapat emeriksa Pajak dapat memintameminta keterangan atau bukti yang berkaitan dengan pemeriksaan yang sedang keterangan atau bukti yang berkaitan dengan pemeriksaan yang sedang dilakukan terhadap Wajib Pajak kepada pihak ketiga sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap Wajib Pajak kepada pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) Undang

dalam Pasal 35 ayat (1) Undang--undang Nomor 6 Tahun 1983 tentangundang Nomor 6 Tahun 1983 tentang

Ketentuan umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah Ketentuan umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

terakhir dengan Undang--undang Nomor 16 Tahun 2000, secara tertulis denganundang Nomor 16 Tahun 2000, secara tertulis dengan

membuat Surat Permintaan Keterangan atau Bukti. membuat Surat Permintaan Keterangan atau Bukti. b.

b. Pihak Ketiga harus memberikan keterangan pPihak Ketiga harus memberikan keterangan paling lama 7 (tujuh) hari sejakaling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya surat permintaan keterangan atau bukti.

diterimanya surat permintaan keterangan atau bukti. c.

c. Apabila dalam jangka waktu tidak dipenuhi, TApabila dalam jangka waktu tidak dipenuhi, Tim Pemeriksa Pajak segeraim Pemeriksa Pajak segera menyampaikan Surat Peringatan I dan apabila dalam jangka waktu yang menyampaikan Surat Peringatan I dan apabila dalam jangka waktu yang ditentukan tidak dipenuhi, disampaikan Surat Peringatan II.

ditentukan tidak dipenuhi, disampaikan Surat Peringatan II. d.

d. Apabila permintaan dalam SuApabila permintaan dalam Surat Peringatan II tidak rat Peringatan II tidak juga dipenuhi, Pemeriksajuga dipenuhi, Pemeriksa segera membuat Berita Acara Tidak Dipenuhinya Permintaan Keterangan atau segera membuat Berita Acara Tidak Dipenuhinya Permintaan Keterangan atau Bukti dari Pihak Ketiga.

Bukti dari Pihak Ketiga. 7.1.3.1.7.

7.1.3.1.7. Berdasarkan Berdasarkan bukubuku--buku, catatanbuku, catatan--catatan, dan dokumencatatan, dan dokumen--dokumen, penjelasan daridokumen, penjelasan dari

Wajib Pajak, serta keterangan atau bukti yang berkaitan dengan pemeriksaan Wajib Pajak, serta keterangan atau bukti yang berkaitan dengan pemeriksaan yang dapat diperoleh, Tim Pemeriksa Pajak melakukan pemeriksaan dengan yang dapat diperoleh, Tim Pemeriksa Pajak melakukan pemeriksaan dengan menerapkan teknik

menerapkan teknik--teknik pemeriksaan yang lazim atau teknikteknik pemeriksaan yang lazim atau teknik--teknik pemeriksaanteknik pemeriksaan

yang dipandang perlu dalam rangka mencapai tujuan pemeriksaan. Hasil yang dipandang perlu dalam rangka mencapai tujuan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan dan konsep LPP

7.1.3.1.8.

7.1.3.1.8. Pemberitahuan Pemberitahuan hasil hasil pemeriksaan:pemeriksaan: a.

a. Hasil pemeriksaan lapangan Hasil pemeriksaan lapangan diberitahukan secara tertulis diberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajakkepada Wajib Pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan yang dilampiri dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan yang dilampiri dengan Daftar Temuan Pemeriksaan Pajak. Kepala Kantor Pelayanan Pajak dengan Daftar Temuan Pemeriksaan Pajak. Kepala Kantor Pelayanan Pajak

menandatangani Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan. Surat

menandatangani Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan. Surat

Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan ditatausahakan oleh Tim Pemeriksa Pajak Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan ditatausahakan oleh Tim Pemeriksa Pajak dan disampaikan kepada Wajib Pajak melalui

dan disampaikan kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum.Subbagian Umum.

b.

b. Wajib Pajak dalam jangka waktu 7 (Wajib Pajak dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari harus memberikan ttujuh) hari harus memberikan tanggapananggapan tertulis baik setuju maupun tidak setuju atas hasil Pemeriksaan Lapangan; tertulis baik setuju maupun tidak setuju atas hasil Pemeriksaan Lapangan; Dalam hal Pemeriksaan Sederhana Lapangan dilakukan atas Surat Dalam hal Pemeriksaan Sederhana Lapangan dilakukan atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Lebih Bayar Restitusi, Wajib Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Lebih Bayar Restitusi, Wajib Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) hari harus memberikan tanggapan tertulis

Dalam dokumen Modul Administrasi Perpajakan (Halaman 80-95)