• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penagihan Aktif

Dalam dokumen Modul Administrasi Perpajakan (Halaman 129-132)

Keberatan, Banding, dan Gugatan

9.2. Penagihan Aktif

9.2.1. Tata cara Menjawab Konf irmasi Data Tunggakan Wajib Pajak

9.2.1.1. Prosedur Kerja

9.2.1.1.1. Kepala Seksi Penagihan menerima Surat Permintaan Konfirmasi Data Tunggakan

Pajak baik dari Unit Lain yang telah didisposisi Kepala Kantor (SOP Tata Cara Penerimaan Dokumen di KPP) maupun dari Seksi Terkait kemudian menugaskan Pelaksana Seksi Penagihan untuk meneliti dan membuat surat jawaban, data tunggakan, dan surat pengantar.

9.2.1.1.2. Pelaksana Seksi Penagihan meneliti data tunggakan pajak Wajib Pajak, apakah

telah sesuai atau belum, kemudian membuat Konsep Surat Jawaban dan Surat Pengantar untuk Unit Lain, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan.

9.2.1.1.3. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan menandatangani surat jawaban permintaan

data tunggakan Wajib Pajak beserta lampiran daftar tunggakannya serta memaraf surat pengantar dan meneruskan surat pengantar ke Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

9.2.1.1.4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani surat pengantar.

9.2.1.1.5. Pelaksana Seksi Penagihan menatausahakan dan mengirim Surat Jawaban

Permintaan Data Tunggakan Wajib Pajak ke seksi terkait atau bersama Surat Pengantar apabila dikirim untuk Unit Lain melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP).

9.2.1.1.6. Proses selesai.

9.2.1.2. Bagan Arus (Flow Chart) Lihat Lampiran 80.

9.2.2. Tata Cara Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) Bung a Penagihan 9.2.2.1. Prosedur Kerja

9.2.2.1.1. Berdasarkan data surat ketetapan pajak yang menurut ketentuan harus ditebitkan

STP karena pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang dibayar, Pelaksana Seksi Penagihan memilih ketetapan pajak yang akan dikenai Bunga Penagihan, dan mengirim kasus tersebut ke Manajemen Kasus.

9.2.2.1.2. STP Bunga Penagihan kemudian diproses oleh sistem.

9.2.2.1.3. Pelaksana Seksi Penagihan mencetak dokumen konsep STP Bunga Penagihan

9.2.2.1.4. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep STP Bunga Penagihan dan menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

9.2.2.1.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep STP

Bunga Penagihan.

9.2.2.1.6. Pelaksana Seksi Penagihan menatausahakan dan mengirimkan STP Bunga

Penagihan melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP).

9.2.2.1.7. Proses selesai.

9.2.2.2. Bagan Arus (Flow Chart) Lihat Lampiran 81.

9.2.3. Tata Cara Penyelesaian Permohon an Penundaan Pembayaran Pajak 9.2.3.1. Prosedur Kerja

9.2.3.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Penundaan Pembayaran Pajak.

9.2.3.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian

meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapi. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak, sedangkan LPAD akan digabungkan dengan surat permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu kemudian merekam surat permohonan dan dilanjutkan dengan menyampaikan surat permohonan beserta kelengkapannya kepada Kepala Seksi Penagihan. Pelaksana Seksi Pelayanan merekam Permohonan Wajib Pajak dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan.

9.2.3.1.3. Kepala Seksi Penagihan menugaskan dan memberi disposisi kepada Pelaksana

Seksi Penagihan untuk membuat Laporan Penelitian Permohonan Penundaan Pembayaran Pajak.

9.2.3.1.4. Pelaksana Seksi Penagihan membuat Laporan Penelitian Permohonan

Penundaan Pembayaran Pajak dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan.

9.2.3.1.5. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan menandatangani Laporan Penelitian

Permohonan Penundaan Pembayaran Pajak dan menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

9.2.3.1.6. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Laporan Penelitian Permohonan Penundaan Pembayaran Pajak dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pelayanan.

9.2.3.1.7. Surat Keputusan Penundaan Pembayaran Pajak atau Keputusan Penolakan atas

Permohonan Penundaan Pembayaran pajak diproses oleh sistem.

9.2.3.1.8. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan dan memberi disposisi kepada Pelaksana

Seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen hasil persetujuan. Surat Keputusan Penundaan Pembayaran Pajak atau Keputusan Penolakan atas Permohonan Penundaan Pembayaran pajak diterbitkan dalam rangkap 2 (dua), yaitu :

a. Lembar ke-1 : untuk Wajib Pajak

b. Lembar ke-2 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak

9.2.3.1.9. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Keputusan Penundaan

Pembayaran Pajak atau Keputusan Penolakan atas Permohonan Penundaan Pembayaran Pajak dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pelayanan. 9.2.3.1.10. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Keputusan

Penundaan Pembayaran Pajak atau Keputusan Penolakan atas Permohonan Penundaan Pembayaran pajak kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

9.2.3.1.11. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat Keputusan Penundaan Pembayaran Pajak atau Keputusan Penolakan atas Permohonan Penundaan Pembayaran Pajak.

9.2.3.1.12. Pelaksana Seksi Pelayanan menatausahakan dan mengirimkan Surat Keputusan Penundaan Pembayaran Pajak atau Keputusan Penolakan atas Permohonan Penundaan Pembayaran Pajak kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen)

9.2.3.1.13. Proses selesai. 9.2.3.2. Bagan Arus (Flow Chart)

Lihat Lampiran 82.

9.2.4. Tata Cara Penyelesaian permoh onan Mengangsu r Pembayaran Pajak 9.2.4.1. Prosedur Kerja

9.2.4.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan mengangsur pembayaran pajak ke Kantor

Pelayanan Pajak melalui Tempat Pelayanan Terpadu.

9.2.4.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian

permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu kemudian merekam surat permohonan dan dilanjutkan dengan meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya kepada Kepala Seksi Penagihan.

9.2.4.1.3. Kepala Seksi Penagihan menugaskan Pelaksana Seksi Penagihan untuk

membuat Laporan Penelitian Permohonan Mengangsur.

9.2.4.1.4. Pelaksana Seksi Penagihan membuat dan menandatangani Laporan Penelitian

Permohonan Mengangsur, kemudian meneruskannya kepada Kepala Seksi Penagihan.

9.2.4.1.5. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan menandatangani Laporan Penelitian

Permohonan Mengangsur dan meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi tidak menyetujui Laporan Penelitian Permohonan Mengangsur yang dibuat, Pelaksana Seksi Penagihan harus memperbaiki dokumen tersebut.

9.2.4.1.6. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Laporan

Penelitian Permohonan Mengangsur dan meneruskannya ke Seksi Pelayanan. Dalam hal Kepala Kantor tidak menyetujui Laporan Penelitian Permohonan Mengangsur yang dibuat, Pelaksana Seksi Penagihan harus memperbaiki dokumen tersebut.

9.2.4.1.7. Kepala Seksi Pelayanan menerima Laporan Penelitian Permohonan Mengangsur

dan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen hasil persetujuan.

Surat Keputusan Angsuran Pembayaran Pajak diterbitkan dalam rangkap 2 (dua), yaitu :

a. Lembar ke-1 : untuk Wajib Pajak

b. Lembar ke-2 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak

9.2.4.1.8. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Keputusan Angsuran

Pembayaran Pajak dan meneruskannya kepada Kepala Seksi Pelayanan

9.2.4.1.9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Keputusan Angsuran

Pembayaran Pajak kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

9.2.4.1.10. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menandatangani Surat Keputusan Angsuran Pembayaran Pajak.

Dalam dokumen Modul Administrasi Perpajakan (Halaman 129-132)