Registrasi dan Ekstensifikasi
Registrasi dan Ekstensifikasi
1.1
1.1 Pendaftaran NPWP dan Pengukuhan PKP
Pendaftaran NPWP dan Pengukuhan PKP
1.1.
1.1.1 1 Tata Tata Cara Cara Pendaftaran Pendaftaran Nomor Nomor Pokok Pokok Wajib Wajib PajakPajak 1.1.1.1
1.1.1.1 Prosedur Prosedur KerjaKerja 1.1.1.1.1
1.1.1.1.1 Wajib Pajak Wajib Pajak mengajukan mengajukan berkas berkas pendaftaran pendaftaran NPWP NPWP dengan dengan menggunakanmenggunakan Formulir Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak beserta persyaratannya Formulir Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak beserta persyaratannya kepada Petugas Tempat Pelayanan Terpadu.
kepada Petugas Tempat Pelayanan Terpadu. 1.1.1.1.2
1.1.1.1.2 Petugas Tempat Petugas Tempat Pelayanan Pelayanan Terpadu Terpadu menerima Formenerima Formulir mulir Pendaftaran Pendaftaran dandan Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas pendaftaran belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk Dalam hal berkas pendaftaran belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas pendaftaran sudah lengkap, Petugas Tempat melengkapinya. Dalam hal berkas pendaftaran sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan kepada Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas pendaftaran Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas pendaftaran kemudian diteruskan kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.
kemudian diteruskan kepada Pelaksana Seksi Pelayanan. 1.1.1.1.3
1.1.1.1.3 Pelaksana Seksi Pelaksana Seksi Pelayanan Pelayanan merekam merekam berkas berkas pendaftaran pendaftaran Wajib Wajib Pajak.Pajak. 1.1.1.1.4
1.1.1.1.4 Pelaksana Seksi Pelaksana Seksi Pelayanan Pelayanan mencetak mencetak konsep konsep Surat Surat Keterangan Keterangan Terdaftar Terdaftar dandan Kartu NPWP kemudian menyerahkannya ke Kepala Seksi Pelayanan
Kartu NPWP kemudian menyerahkannya ke Kepala Seksi Pelayanan 1.1.1.1.5
1.1.1.1.5 Surat Surat Keterangan Keterangan Terdaftar Terdaftar dan dan Kartu Kartu NPWP NPWP diterbitkan diterbitkan dalam dalam rangkap rangkap dua dua :: Lembar ke
Lembar ke--1 : untuk Wajib Pajak1 : untuk Wajib Pajak
Lembar ke
Lembar ke--2 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak2 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak
1.1.1.1.6
1.1.1.1.6 Kepala Kepala Seksi Seksi Pelayanan Pelayanan menandatangani menandatangani Surat Surat Keterangan Keterangan Terdaftar Terdaftar kemudiankemudian menyerahkannya kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.
menyerahkannya kepada Pelaksana Seksi Pelayanan. 1.1.1.1.7
1.1.1.1.7 Pelaksana Pelaksana Seksi Seksi Pelayanan Pelayanan menerima menerima dokumen dokumen yang yang telah telah ditandatangani,ditandatangani, memberi nomor, memberi stempel kantor, memisahkan dokumen untuk arsip dan memberi nomor, memberi stempel kantor, memisahkan dokumen untuk arsip dan dokumen yang akan diserahkan kepada Wajib Pajak.
dokumen yang akan diserahkan kepada Wajib Pajak. 1.1.1.1.8
1.1.1.1.8 Pelaksana Pelaksana Seksi Seksi Pelayanan Pelayanan mengarsipkan mengarsipkan dan dan menyerahkan menyerahkan dokumen dokumen kepadakepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di Kantor Pelayanan Pajak).
Kantor Pelayanan Pajak). 1.1.1.1.9
1.1.1.2
1.1.1.2 Bagan Bagan Arus Arus (Flow (Flow Chart):Chart): Lihat Lampiran 1
Lihat Lampiran 1
1.1.
1.1.2 2 Tata Tata Cara Cara PenyePenyelesaian lesaian Permohonan Permohonan Pengukuhan Pengukuhan PKPPKP 1.1.2.1
1.1.2.1 Prosedur Prosedur KerjaKerja 1.1.2.1.1
1.1.2.1.1 Wajib Pajak Wajib Pajak mengajukan mengajukan berkas berkas permohonan permohonan Pengukuhan Pengukuhan sebagai sebagai PKP PKP dengandengan menggunakan Formulir Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak beserta menggunakan Formulir Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak beserta persyaratannya kepada Petugas Tempat Pelayanan Terpadu.
persyaratannya kepada Petugas Tempat Pelayanan Terpadu. 1.1.2.1.2
1.1.2.1.2 Petugas Tempat Petugas Tempat Pelayanan Pelayanan Terpadu Terpadu menerima menerima berkas berkas permohonan permohonan pengukuhanpengukuhan Pengusaha Kena Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam Pengusaha Kena Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan pengukuhan PKP belum lengkap, dihimbau kepada Wajib hal berkas permohonan pengukuhan PKP belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan pengukuhan PKP Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan pengukuhan PKP sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD LPAD. BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akandigabungkan dengan berkas permohonan pengukuhan PKP kemudian akandigabungkan dengan berkas permohonan pengukuhan PKP kemudian diteruskan kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.
diteruskan kepada Pelaksana Seksi Pelayanan. 1.1.2.1.3
1.1.2.1.3 Pelaksana Pelaksana Seksi Seksi Pelayanan Pelayanan merekam merekam permohonan permohonan Wajib Wajib PajakPajak 1.1.2.1.4
1.1.2.1.4 Pelaksana Pelaksana Seksi Seksi Pelayanan Pelayanan mencetak mencetak konsep konsep Surat Surat Tugas Tugas Pembuktian Pembuktian AlamatAlamat kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi Pelayanan
kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi Pelayanan 1.1.2.1.5
1.1.2.1.5 Kepala SKepala Seksi eksi Pelayanan Pelayanan menandatangani menandatangani Surat Surat Tugas Tugas Pembuktian APembuktian Alamatlamat kemudian mengembalikannya kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.
kemudian mengembalikannya kepada Pelaksana Seksi Pelayanan. 1.1.2.1.6
1.1.2.1.6 Atas dasar Atas dasar Surat Surat Tugas PTugas Pembuktian Aembuktian Alamat, Plamat, Pelaksana Seelaksana Seksi Pelayananksi Pelayanan melakukan penelitian lapangan kebenaran alamat Wajib Pajak.
melakukan penelitian lapangan kebenaran alamat Wajib Pajak. 1.1.2.1.7
1.1.2.1.7 Berdasarkan Berdasarkan hasil hasil penelitian penelitian lapangan, lapangan, Pelaksana Pelaksana Seksi Seksi Pelayanan Pelayanan mencetakmencetak konsep Berita Acara Hasil Pembuktian Alamat kemudian menyerahkannya kepada konsep Berita Acara Hasil Pembuktian Alamat kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi Pelayanan. Dalam hal alamat Wajib Pajak terbukti benar, Pelaksana Kepala Seksi Pelayanan. Dalam hal alamat Wajib Pajak terbukti benar, Pelaksana Seksi Pelayanan kemudian mencetak
Seksi Pelayanan kemudian mencetak konsep Surat Pengukuhan Pengusaha Kenakonsep Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Jika alamat PKP tidak benar, Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Pajak. Jika alamat PKP tidak benar, Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Penolakan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Konsep Surat Pengukuhan Surat Penolakan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Konsep Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak atau konsep Surat Penolakan Pendaftaran Wajib Pajak Pengusaha Kena Pajak atau konsep Surat Penolakan Pendaftaran Wajib Pajak dan Pelaporan PKP dicetak rangkap dua, yaitu:
dan Pelaporan PKP dicetak rangkap dua, yaitu: Lembar ke
Lembar ke--1 : untuk Wajib Pajak1 : untuk Wajib Pajak
Lembar ke
Lembar ke--2 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak2 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak
1.1.2.1.8
1.1.2.1.8 Pelaksana Seksi Pelaksana Seksi Pelayanan menyampaPelayanan menyampaikan konsep ikan konsep Berita Acara Berita Acara HasilHasil Pembuktian Alamat dan konsep Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak atau Pembuktian Alamat dan konsep Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak atau
1.1.1.2
1.1.1.2 Bagan Bagan Arus Arus (Flow (Flow Chart):Chart): Lihat Lampiran 1
Lihat Lampiran 1
1.1.
1.1.2 2 Tata Tata Cara Cara PenyePenyelesaian lesaian Permohonan Permohonan Pengukuhan Pengukuhan PKPPKP 1.1.2.1
1.1.2.1 Prosedur Prosedur KerjaKerja 1.1.2.1.1
1.1.2.1.1 Wajib Pajak Wajib Pajak mengajukan mengajukan berkas berkas permohonan permohonan Pengukuhan Pengukuhan sebagai sebagai PKP PKP dengandengan menggunakan Formulir Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak beserta menggunakan Formulir Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak beserta persyaratannya kepada Petugas Tempat Pelayanan Terpadu.
persyaratannya kepada Petugas Tempat Pelayanan Terpadu. 1.1.2.1.2
1.1.2.1.2 Petugas Tempat Petugas Tempat Pelayanan Pelayanan Terpadu Terpadu menerima menerima berkas berkas permohonan permohonan pengukuhanpengukuhan Pengusaha Kena Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam Pengusaha Kena Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan pengukuhan PKP belum lengkap, dihimbau kepada Wajib hal berkas permohonan pengukuhan PKP belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan pengukuhan PKP Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan pengukuhan PKP sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD LPAD. BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akandigabungkan dengan berkas permohonan pengukuhan PKP kemudian akandigabungkan dengan berkas permohonan pengukuhan PKP kemudian diteruskan kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.
diteruskan kepada Pelaksana Seksi Pelayanan. 1.1.2.1.3
1.1.2.1.3 Pelaksana Pelaksana Seksi Seksi Pelayanan Pelayanan merekam merekam permohonan permohonan Wajib Wajib PajakPajak 1.1.2.1.4
1.1.2.1.4 Pelaksana Pelaksana Seksi Seksi Pelayanan Pelayanan mencetak mencetak konsep konsep Surat Surat Tugas Tugas Pembuktian Pembuktian AlamatAlamat kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi Pelayanan
kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi Pelayanan 1.1.2.1.5
1.1.2.1.5 Kepala SKepala Seksi eksi Pelayanan Pelayanan menandatangani menandatangani Surat Surat Tugas Tugas Pembuktian APembuktian Alamatlamat kemudian mengembalikannya kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.
kemudian mengembalikannya kepada Pelaksana Seksi Pelayanan. 1.1.2.1.6
1.1.2.1.6 Atas dasar Atas dasar Surat Surat Tugas PTugas Pembuktian Aembuktian Alamat, Plamat, Pelaksana Seelaksana Seksi Pelayananksi Pelayanan melakukan penelitian lapangan kebenaran alamat Wajib Pajak.
melakukan penelitian lapangan kebenaran alamat Wajib Pajak. 1.1.2.1.7
1.1.2.1.7 Berdasarkan Berdasarkan hasil hasil penelitian penelitian lapangan, lapangan, Pelaksana Pelaksana Seksi Seksi Pelayanan Pelayanan mencetakmencetak konsep Berita Acara Hasil Pembuktian Alamat kemudian menyerahkannya kepada konsep Berita Acara Hasil Pembuktian Alamat kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi Pelayanan. Dalam hal alamat Wajib Pajak terbukti benar, Pelaksana Kepala Seksi Pelayanan. Dalam hal alamat Wajib Pajak terbukti benar, Pelaksana Seksi Pelayanan kemudian mencetak
Seksi Pelayanan kemudian mencetak konsep Surat Pengukuhan Pengusaha Kenakonsep Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Jika alamat PKP tidak benar, Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Pajak. Jika alamat PKP tidak benar, Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Penolakan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Konsep Surat Pengukuhan Surat Penolakan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Konsep Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak atau konsep Surat Penolakan Pendaftaran Wajib Pajak Pengusaha Kena Pajak atau konsep Surat Penolakan Pendaftaran Wajib Pajak dan Pelaporan PKP dicetak rangkap dua, yaitu:
dan Pelaporan PKP dicetak rangkap dua, yaitu: Lembar ke
Lembar ke--1 : untuk Wajib Pajak1 : untuk Wajib Pajak
Lembar ke
Lembar ke--2 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak2 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak
1.1.2.1.8
1.1.2.1.8 Pelaksana Seksi Pelaksana Seksi Pelayanan menyampaPelayanan menyampaikan konsep ikan konsep Berita Acara Berita Acara HasilHasil Pembuktian Alamat dan konsep Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak atau Pembuktian Alamat dan konsep Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak atau
konsep Surat Penolakan Pendaftaran Wajib Pajak dan Pelaporan PKP kepada konsep Surat Penolakan Pendaftaran Wajib Pajak dan Pelaporan PKP kepada Kepala Seksi Pelayanan.
Kepala Seksi Pelayanan. 1.1.2.1.9
1.1.2.1.9 Kepala Seksi Kepala Seksi Pelayanan Pelayanan menandatangani menandatangani Berita Berita Acara Acara Hasil Hasil Pembuktian Pembuktian Alamat,Alamat, Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak atau Surat Penolakan Pendaftaran Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak atau Surat Penolakan Pendaftaran Wajib Pajak dan Pelaporan PKP kemudian menyerahkan kepada Pelaksana Seksi Wajib Pajak dan Pelaporan PKP kemudian menyerahkan kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.
Pelayanan. 1.1.2.1.10
1.1.2.1.10 Pelaksana Seksi Pelayanan Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang menerima dokumen yang telah ditandatangani,telah ditandatangani, memberi nomor, memberi stempel kantor, memisahkan dokumen untuk arsip dan memberi nomor, memberi stempel kantor, memisahkan dokumen untuk arsip dan dokumen yang akan diserahkan kepada Wajib Pajak.
dokumen yang akan diserahkan kepada Wajib Pajak. 1.1.2.1.11
1.1.2.1.11 Pelaksana Seksi Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsPelayanan mengarsipkan dan ipkan dan menyerahkan domenyerahkan dokumen kepadakumen kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Penyampaian Dokumen di Kantor Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Penyampaian Dokumen di Kantor Pelayanan Pajak).
Pelayanan Pajak). 1.1.2.1.12
1.1.2.1.12 Proses Proses selesaiselesai 1.1.2.2
1.1.2.2 Bagan Bagan Arus Arus (Flow (Flow Chart)Chart) Lihat Lampiran 2
Lihat Lampiran 2
1.1.
1.1.3. 3. Tata Tata Cara Cara Perubahan DPerubahan Data ata Wajib PaWajib Pajak Dajak Dan/Atau Pen/Atau Pengusngus aha Keaha Kena Pna Pajak Dajak Di Kantori Kantor Pelayanan Pajak
Pelayanan Pajak 1.1.3.1.
1.1.3.1. Prosedur Prosedur KerjaKerja 1.1.3.1.1.
1.1.3.1.1. Wajib PajaWajib Pajak dan/atau k dan/atau PKP PKP harus harus mengisi Formengisi Formulir Pmulir Permohonan ermohonan Perubahan Perubahan DataData dan Wajib Pajak Pindah atau Formulir Permohonan Perubahan Data dan PKP dan Wajib Pajak Pindah atau Formulir Permohonan Perubahan Data dan PKP Pindah secara lengkap dan jelas. Dalam hal Wajib Pajak membutuhkan bantuan Pindah secara lengkap dan jelas. Dalam hal Wajib Pajak membutuhkan bantuan dalam mengisi formulir tersebut dapat menanyakan Petugas Pendaftaran Wajib dalam mengisi formulir tersebut dapat menanyakan Petugas Pendaftaran Wajib Pajak di Tempat Pelayanan Terpadu.
Pajak di Tempat Pelayanan Terpadu. 1.1.3.1.2.
1.1.3.1.2. Wajib Pajak Wajib Pajak dan/atau PKdan/atau PKP P menyerahkan Formmenyerahkan Formulir Perulir Permohonan yanmohonan yang telah g telah diisidiisi secara lengkap dan jelas serta di tandatangani Wajib Pajak dan/atau PKP atau secara lengkap dan jelas serta di tandatangani Wajib Pajak dan/atau PKP atau kuasanya kepada Petugas TPT, dengan melampirkan Kartu NPWP, SKT dan/atau kuasanya kepada Petugas TPT, dengan melampirkan Kartu NPWP, SKT dan/atau SPPKP lama untuk diganti dengan yang baru.
SPPKP lama untuk diganti dengan yang baru. 1.1.3.1.3.
1.1.3.1.3. Petugas PendaftaraPetugas Pendaftaran Wajib n Wajib Pajak meneriPajak menerima Formulir ma Formulir Permohonan bePermohonan besertaserta lampirannya dan meneliti kelengkapan pengisian dan lampiran yang lampirannya dan meneliti kelengkapan pengisian dan lampiran yang dipersyaratkan. Dalam hal formulir permohonan belum diisi secara lengkap atau dipersyaratkan. Dalam hal formulir permohonan belum diisi secara lengkap atau Kartu NPWP, SKT dan/atau SPPKP lama tidak dilampirkan, permohonan Kartu NPWP, SKT dan/atau SPPKP lama tidak dilampirkan, permohonan dikembalikan dan kepada Wajib Pajak/pemohon diminta untk melengkapi dan/atau dikembalikan dan kepada Wajib Pajak/pemohon diminta untk melengkapi dan/atau memperbaiki.
memperbaiki. 1.1.3.1.4.
1.1.3.1.4. Petugas PPetugas Pendaftaran endaftaran Wajib Pajak Wajib Pajak mencetak Bukti mencetak Bukti Penerimaan Penerimaan Surat Surat (BPS) (BPS) dandan Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD). Setelah ditandatangani, BPS Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD). Setelah ditandatangani, BPS
diserahkan kepada Wajib Pajak/pemohon, sedangkan LPAD digabungkan dengan berkas permohonan untuk diteruskan kepada Petugas Pendaftaran Wajib Pajak/Pelaksana Seksi Pelayanan.
1.1.3.1.5. Petugas Pendaftaran Wajib Pajak merekam data perubahan identitas Wajib
Pajakdan/atau PKP dan mencetak Kartu NPWP, SKT, dan/atau SPPKP yang baru. SKT dan/atau SPPKP dicetak masing-masing rangkap dua :
Lembar ke-1 : untuk Wajib Pajak
Lembar ke-2 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak
1.1.3.1.6. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan menandatangani SKT dan/atau SPPKP
kemudian menyerahkan kembali kepada Petugas Pendaftaran Wajib Pajak.
1.1.3.1.7. Petugas Pendaftaran Wajib Pajak menatausahakan SKT dan/atau SPPKP baru
yang telah ditandatangani, selanjutnya bersama dengan Kartu NPWP diserahkan kepada Wajib Pajak/pemohon atau dikirimkan sesuai dengan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP).
1.1.3.1.8. Proses selesai
1.1.3.2. Bagan Arus (Flow Chart)
Lihat Lampiran 3
1.1.4. Tata Cara Penyelesai an Penghap usan NPWP
1.1.4.1. Prosedur Kerja
1.1.4.1.1. Wajib Pajak mengajukan berkas penghapusan NPWP dengan menggunakan
Formulir Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak beserta persyaratannya.
1.1.4.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan
Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas penghapusan belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas penghapusan sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas penghapusan kemudian diteruskan kepada Seksi Pemeriksaan untuk diproses dalam SOP Pemeriksaan.
1.1.4.1.3. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dan merekam Laporan Hasil Pemeriksaan
(LHP). Berdasarkan hasil pemeriksaan:
a. Wajib Pajak memenuhi syarat untuk dihapuskan.
Dalam hal memenuhi syarat untuk dihapuskan maka Seksi Pelayanan membuat Nota Dinas konfirmasi tunggakan pajak kepada Seksi Penagihan. Dalam hal terdapat ketetapan Pajak berdasarkan LHP atau tunggakan pajak
berdasarkan jawaban Nota Dinas konfirmasi tunggakan pajak dari Seksi Penagihan, maka Wajib Pajak harus melunasi dahulu utang pajak tersebut. Kemudian mencetak Surat Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak.
b. Wajib Pajak tidak memenuhi syarat untuk dihapuskan.
Dalam hal tidak memenuhi syarat untuk dihapuskan maka Seksi Pelayanan mencetak Surat Penolakan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak. selanjutnya Surat Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak/Surat Penolakan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak diteruskan kepada Kepala Seksi Pelayanan untuk ditandatangani.
1.1.4.1.4. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak/Surat Penolakan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak kemudian mengembalikannya kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.
1.1.4.1.5. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
mencatat nomor Surat Penghapusan NPWP yang telah diberikan secara sistem ke dalam buku register, memberi stempel kantor, memisahkan dokumen untuk arsip dan dokumen yang akan diserahkan kepada Wajib Pajak.
1.1.4.1.6. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Penyampaian Dokumen di KPP).
1.1.4.1.7. Proses selesai.
1.1.4.2. Bagan Arus (Flow Chart)
Lihat Lampiran 4.
1.1.5 Tata Cara Penyelesaian Pencabut an Pengukuhan PKP
1.1.5.1. Prosedur Kerja
1.1.5.1.1. Wajib Pajak mengajukan berkas pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
dengan menggunakan Formulir Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak beserta persyaratannya.
1.1.5.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan
Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas pencabutan belum lengkap, berkas pencabutan dikembalikan kepada Wajib Pajak untuk dilengkapi. Dalam hal berkas pencabutan sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas pencabutan kemudian diteruskan kepada Seksi Pemeriksaan untuk diproses dalam SOP Pemeriksaan.
1.1.5.1.3. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dan merekam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan membuat Nota Dinas konfirmasi tunggakan pajak kepada Seksi Penagihan. Dalam hal terdapat ketetapan Pajak berdasarkan LHP atau terdapat tunggakan pajak berdasarkan jawaban Nota Dinas konfirmasi tunggakan pajak dari Seksi Penagihan, maka Wajib Pajak harus melunasi dahulu utang pajak tersebut. Kemudian mencetak Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) berdasarkan LHP, dan selanjutnya diteruskan kepada Kepala Seksi Pelayanan untuk ditandatangani.
1.1.5.1.4. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Pencabutan SPPKP kemudian
mengembalikannya kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.
1.1.5.1.5. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
mencatat nomor SPPKP yang telah diberikan secara sistem ke dalam buku register, memberi stempel kantor, memisahkan dokumen untuk arsip dan dokumen yang akan diserahkan kepada Wajib Pajak.
1.1.5.1.6. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada
Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Penyampaian Dokumen di KPP).
1.1.5.1.7. Proses selesai.
1.1.5.2. Bagan Arus (Flow Chart)
Lihat Lampiran 5.
1.2 Pendaftaran Objek Pajak
7.1.1. Tata Cara Pendaftaran Objek Pajak Baru Dengan Penelitian Kantor
1.2.1.1 Prosedur Kerja
1.2.1.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pendaftaran Objek Pajak baru ke Kantor
Pelayanan Pajak melalui Petugas TPT.
1.2.1.1.2. Petugas TPT menerima permohonan Pendaftaran Objek Pajak Baru kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan pendaftaran belum lengkap, berkas permohonan pendaftaran dikembalikan kepada Wajib Pajak untuk dilengkapi. Dalam hal berkas permohonan pendaftaran sudah lengkap, Petugas TPT akan mencetak Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD). BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas permohonan pendaftaran, dan kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan.
1.2.1.1.3. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan meneliti berkas dan menetapkan
baru dengan penelitian lapangan berdasarkan SOP Tata Cara Pendaftaran Baru
dengan Penelitian Lapangan. Sedangkan untuk pendaftaran objek baru dengan
penelitian kantor, Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan meneruskan berkas permohonan pendaftaran kepada Pejabat Fungsional Penilai.
1.2.1.1.4. Pejabat Fungsional Penilai menerima berkas permohonan pendaftaran, melakukan
penelitian kantor, dan membuat konsep Berita Acara Penelitian Kantor dan menandatangani SPOP dan LSPOP kemudian menyampaikan kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan beserta berkas permohonan pendaftaran.
1.2.1.1.5. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan mempelajari dan memaraf konsep Berita
Acara Penelitian Kantor, kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan tidak menyetujui konsep Berita Acara Penelitian Kantor, Pejabat Fungsional Penilai harus memperbaiki konsep Berita Acara Penelitian Kantor tersebut.
1.2.1.1.6. Kepala Kantor mereview, menetapkan dan menandatangani Berita Acara
Penelitian Kantor, kemudian menyampaikan kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan untuk dilakukan pemutakhiran data grafis. Dalam hal Kepala Kantor tidak menyetujui konsep Berita Acara Penelitian Kantor, Pejabat Fungsional Penilai harus memperbaiki konsep Berita Acara Penelitian Kantor tersebut.
1.2.1.1.7. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menerima Berita Acara Penelitian Kantor
dan menugaskan OC SIG/Petugas Data Grafis untuk melakukan pemutakhiran data grafis dan proses penatausahaan berkas selanjutnya.
1.2.1.1.8. OC SIG/Petugas Data Grafis melakukan pemutakhiran data grafis, kemudian
meneruskan berkas permohonan pendaftaran kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk dilakukan perekaman data.
1.2.1.1.9. Kepala Seksi Pengolahan data dan Informasi meneruskan berkas permohonan
pendaftaran objek baru dengan menggunakan SOP Tata Cara Pencetakan SPPT, STTS, DHKP Hasil Perubahan Data Objek dan Subjek PBB.
1.2.1.1.10. SPPT hasil pencetakan disampaikan kepada Wajib Pajak. 1.2.1.1.11. Proses selesai
1.2.1.2 Bagan Arus (Flow Chart)
Lihat lampiran 6.
7.1.2. Tata Cara Pendaftaran Objek Pajak Baru Dengan Penelitian Lapangan
1.2.2.1. Prosedur Kerja
1.2.2.1.1. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan berdasarkan hasil penelitian berkas
dengan Penelitian Kantor menugaskan dan memberi disposisi kepada Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan untuk menyiapkan konsep surat tugas penelitian lapangan.
1.2.2.1.2. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menyusun konsep Surat Tugas
Penelitian Lapangan dan menyerahkan konsep tersebut kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan.
1.2.2.1.3. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan memaraf konsep Surat Tugas Penelitian
Lapangan dan menyerahkan konsep tersebut kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan tidak menyetujui konsep Surat Tugas Penelitian Lapangan, maka Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan harus memperbaiki konsep surat tugas tersebut.
1.2.2.1.4. Kepala Kantor meneliti, menyetujui dan menandatangani Surat Tugas Penelitian
Lapangan dan mengembalikan surat tugas tersebut kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan. Dalam hal Kepala Kantor tidak menyetujui konsep surat tugas penelitian lapangan, maka Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan harus memperbaiki konsep surat tugas tersebut.
1.2.2.1.5. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menyerahkan Surat Tugas Penelitian
Lapangan kepada Pejabat Fungsional Penilai untuk melakukan Penelitian lapangan.
1.2.2.1.6. Pejabat Fungsional Penilai menerima Surat Tugas dan melakukan penelitian
lapangan, serta membuat konsep Berita Acara Penelitian Lapangan dan menandatangani SPOP dan LSPOP, kemudian menyampaikan kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan beserta berkas permohonan pendaftaran.
1.2.2.1.7. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan mempelajari dan memaraf konsep Berita
Acara Penelitian Lapangan, kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan tidak menyetujui konsep Berita Acara Penelitian Lapangan, maka Pejabat Fungsional Penilai harus memperbaiki
konsep Berita Acara Penelitian Lapangan tersebut.
1.2.2.1.8. Kepala Kantor mereview, menetapkan dan menandatangani Berita Acara
Penelitian Lapangan, kemudian menyampaikan kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan untuk dilakukan pemutakhiran data grafis. Dalam hal Kepala Kantor tidak menyetujui konsep Berita Acara Penelitian Lapangan, maka Pejabat Fungsional Penilai harus memperbaiki konsep Berita Acara Penelitian Lapangan tersebut.
1.2.2.1.9. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menerima Berita Acara Penelitian Lapangan dan menugaskan OC SIG/Petugas Data Grafis untuk melakukan pemutakhiran data grafis dan proses penatausahaan berkas selanjutnya.
1.2.2.1.10. OC SIG/Petugas Data Grafis melakukan pemutakhiran data grafis, selanjutnya meneruskan berkas permohonan pendaftaran kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk dilakukan perekaman data.
1.2.2.1.11. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima berkas permohonan pendaftaran dan menindaklanjuti berdasarkan SOP Tata Cara Pencetakan SPPT,
STTS, DHKP Hasil Perubahan Data Objek dan Subjek PBB.
1.2.2.1.12. SPPT hasil pencetakan disampaikan kepada Wajib Pajak 1.2.2.1.13. Proses selesai.
1.2.2.2. Bagan Arus (Flow Chart)
Lihat Lampiran 7.
7.1.3. Tata Cara Penerbi tan Surat Himb auan Untu k Ber-NPWP
1.2.3.1. Prosedur Kerja
1.2.3.1.1. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan berdasarkan dokumen masuk yang telah
didisposisi Kepala Kantor Pelayanan Pajak, Nota Dinas dari Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi, data pihak ke tiga, laporan hasil penelitian pendahuluan, dan/atau alat keterangan, menyusun dan menugaskan Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan untuk mencetak konsep Surat Himbauan NPWP.
1.2.3.1.2. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan mencetak konsep Surat Himbauan
ber-NPWP dan menyampaikan konsep tersebut kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan.
1.2.3.1.3. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan meneliti, menyetujui, dan memaraf Surat
Himbauan ber-NPWP serta meneruskannya ke Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
1.2.3.1.4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menyetujui, dan menandatangani
Surat Himbauan ber-NPWP.
1.2.3.1.5. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menyiapkan pengiriman Surat
Himbauan yang telah ditandatangani dan menatausahakan arsipnya.
1.2.3.1.6. Proses dilanjutkan ke SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP.
1.2.3.1.7. Proses selesai.
1.2.3.2. Bagan Arus (Flow Chart)
Penyuluhan dan Pelayanan
2.1.
Penyuluhan
2.4.1. Tatap Muka
2.1.1.1. Tata Cara Pelayanan Kons ult asi Perpajakan Melalui Tatap Muka
2.1.1.1.1. Prosedur kerja
2.1.1.1. 1.1 Wajib Pajak/Calon Wajib Pajak datang ke Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan untuk berkonsultasi di bidang Perpajakan.
2.1.1.1. 1.2 Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan menerima kedatangan Wajib Pajak/Calon Wajib Pajak yang ingin berkonsultasi di bidang Perpajakan, mengisi Buku Tamu, mengantarkannya ke Kelompok Pejabat Fungsional.
2.1.1.1. 1.3 Kelompok Jabatan Fungsional menerima kedatangan Wajib Pajak/Calon Wajib Pajak, mengadakan konsultasi langsung dengan Wajib Pajak/Calon Wajib Pajak, mencatat identitas, konsultasi yang diberikan serta mencatat ke dalam Buku Pelayanan Konsultasi Perpajakan.
2.1.1.1. 1.4 Proses selesai.
2.1.1.1.2. Bagan Arus (Flow Chart)
Lihat lampiran 9.
2.1.1.2. Tata Cara Pelayanan Kons ult asi Perpajakan Melalui Penyelengaraan Information
Desk
2.1.1.2.1. Prosedur Kerja
2.1.1.2.1.1 Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
memberikan tugas dan pengarahan kepada Kelompok Jabatan Fungsional untuk mengadakan penyuluhan perpajakan melalui information desk.
2.1.1.2.1.2 Kelompok Jabatan Fungsional menerima tugas dan pengarahan tersebut
kemudian membuat membuat konsep Surat Penunjukan Petugas Information Desk berikut jadwal waktunya dan menyerahkan kepada Kepada Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan untuk disetujui.
2.1.1.2.1.3 Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan menyetujui dan menandatangani Surat Penunjukan Petugas Information Desk berikut jadwal waktunya.
2.1.1.2.1.4 Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
memberikan nomor, tanggal dan stempel, mencatat di buku register kegiatan Penyuluhan Perpajakan kemudian menyampaikan kepada Kelompok Jabatan Fungsional.
2.1.1.2.1.5 Kelompok Tenaga Fungsional melaksanakan penyuluhan, mencatat identitas
tamu ke dalam Buku Register Penyuluhan Perpajakan.
2.1.1.2.1.6 Proses selesai.
2.1.1.2.2. Bagan Arus (Flow Chart)
Lihat Lampiran 10.
2.1.1.3. Tata Cara Penyulu han Perpajakan Dengan Pemberian Penataran Melalui
Pendidikan dan Latihan
2.1.1.3.1. Prosedur kerja
2.1.1.3.1.1 Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
menerima Surat Permohonan Tenaga Pengajar untuk suatu unit kerja/instansi yang akan menyelenggarakan pendidikan dan latihan dalam mata pelajaran perpajakan, mencatat surat tersebut ke dalam buku agenda surat masuk dan meneruskannya ke Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan.
2.1.1.3.1.2 Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan menerima
dan memberikan disposisi kepada Kelompok Jabatan Fungsional melaksanakan tugas tersebut.
2.1.1.3.1.3 Kelompok Jabatan Fungsional menerima tugas tersebut, mempersiapkan
bahan/materi yang akan diberikan dan melaksanakan tugas tersebut, mencatat di buku register kegiatan penyuluhan perpajakan serta menyerahkan ke Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan.
2.1.1.3.1.4 Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan menyetujui
bahan/materi penyuluhan kemudian menugaskan Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan membuat konsep Surat Tugas.
2.1.1.3.1.5 Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan membuat konsep Surat Tugas kemudian menyerahkannya kepada kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan.
2.1.1.3.1.6 Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan menyetujui
dan menandatangani Surat Tugas.
2.1.1.3.1.7 Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
mencatatat dalam Buku Register, memberi nomor dan tanggal, memberi stempel kantor, serta memasukkan ke dalam amplop surat, mengarsipkan, serta menyampaikn Surrat Tugas asli kepada Kelompok Jabatan Fungsional.
2.1.1.3.1.8 Proses selesai
2.1.1.3.2. Bagan Arus (Flow Chart)
Lihat lampiran 11.
2.1.1.4. Tata Cara Penyulu han Perpajak an Kepada Wajib Pajak Secara Massal
2.1.1.4.1. Prosedur kerja
2.1.1.4.1.1 Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan memberi
tugas dan pengarahan kepada Ketua Kelompok Jabatan Fungsional untuk melakukan penyuluhan perpajakan kepada Wajib Pajak. Penugasan ini bisa berasal dari inisiatif Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan atau karena adanya Surat Permintaan Penyelenggaraan Penyuluhan Perpajakan yang berasal dari pihak luar baik instansi pemerintah maupun swasta.
2.1.1.4.1.2 Kelompok Jabatan Fungsional menerima penugasan dan pengarahan dari
Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi kemudian membuat konsep Rencana Pelaksanan Kegiatan Penyuluhan Perpajakan berdasarkan Buku Pola Dasar Penyuluhan Perpajakan dan konsep Anggaran Biaya dengan memperhatikan anggaran yang ada. Konsep Rencana Pelaksanan Kegiatan Penyuluhan Perpajakan dan konsep Anggaran Biaya kemudian diserahkan kepada Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan.
2.1.1.4.1.3 Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan menyetujui
dan menandatangani Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Perpajakan dan Anggaran Biaya kemudian meneruskannya kepada Kelompok Jabatan Fungsional.
2.1.1.4.1.4 Kelompok Jabatan Fungsional menyerahkan Anggaran Biaya kepada
2.1.1.4.1.5 Bendahara kemudian memberikan dana kepada Kelompok Jabatan Fungsional.
2.1.1.4.1.6 Kelompok Jabatan Fungsional menugaskan Pelaksana Kantor Pelayanan
Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan untuk membuat Surat Undangan.
2.1.1.4.1.7 Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
membuat konsep Surat Undangan kemudian menyerahkannya kepada Kelompok Jabatan Fungsional.
2.1.1.4.1.8 Kelompok Jabatan Fungsional meneliti dan memaraf konsep Surat
Undangan kemudian menyerahkannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan.
2.1.1.4.1.9 Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan menyetujui
dan menandatangani Surat Undangan.
2.1.1.4.1.10 Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan menatausahakan dan mengirimkan Surat Undangan. Proses pengiriman ini diproses dalam SOP Penyampaian Dokumen di KP2KP.
2.1.1.4.1.11 Kelompok Jabatan Fungsional melakukan kegiatan penyuluhan perpajakan sesuai dengan rencana dan Anggaran Biaya yang telah disetujui.
2.1.1.4.1.12 Kelompok Jabatan Fungsional membuat konsep Laporan Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Perpajakan dan konsep Laporan Pertanggungjawaban Biaya kemudian menyerahkannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan.
2.1.1.4.1.13 Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan menyetujui dan menandatangani Laporan Kegiatan Penyuluhan Perpajakan dan Laporan Pertanggungjawaban Biaya.
2.1.1.4.1.14 Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan menatausahakan, mengarsipkan, dan mencatat dokumen terkait kegiatan penyuluhan Perpajakan dalam Buku Register Penyuluhan Perpajakan.
2.1.1.4.1.15 Laporan Pertanggungjawaban Biaya beserta dengan bukti-bukti pengeluaran disimpan oleh Bendahara.
2.1.1.4.1.16 Proses selesai.
2.1.1.4.2. Bagan Arus (Flow Chart)
2.4.2. Media Cetak
2.1.1.1. Tata Cara Penyulu han Perpajak an Melalui Media Massa Cetak
2.1.2.1.1. Prosedur kerja
2.1.2.1. 1.1 Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan memberikan tugas dan pengarahan kepada para Kelompok Jabatan Fungsional untuk menyiapkan konsep Artikel/Iklan Penyuluhan dalam rangka penyuluhan perpajakan melalui media cetak dengan judul dan tema yang ditentukan oleh Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan.
2.1.2.1. 1.2 Kelompok Jabatan Fungsional membuat konsep Artikel/Iklan Penyuluhan dan Anggaran Biaya kemudian menyerahkannya kepada Kepala Kantor
Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan.
2.1.2.1. 1.3 Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan menyetujui Artikel/Iklan Penyuluhan dan Anggaran Biaya kemudian menyerahkannya
kepada Kelompok Jabatan Fungsional.
2.1.2.1. 1.4 Kelompok Jabatan Fungsional menyerahkan Anggaran Biaya kepada Bendahara.
2.1.2.1. 1.5 Bendahara menyerahkan dana kepada Kelompok Jabatan Fungsional.
2.1.2.1. 1.6 Kelompok Jabatan Fungsional menyerahkan Artikel/Iklan Penyuluhan kepada Penerbit Media Masa.
2.1.2.1. 1.7 Kelompok Jabatan Fungsional menerima k oran/majalah yang memuat
artikel/iklan penyuluhan perpajakan, kemudian membuat Laporan
Pertanggungjawaban Biaya kemudian menyerahkannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan.
2.1.2.1. 1.8 Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan menyetujui dan menandatangani Laporan Pertanggungjawaban Biaya.
2.1.2.1. 1.9 Laporan Pertanggungjawaban Biaya beserta dengan bukti-bukti pengeluaran disimpan oleh Bendahara.
2.1.2.1. 1.10 Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan menerima koran/majalah, membuat kliping koran/majalah kemudian menatausahakan dan mengarsipkannya.
2.1.2.1. 1.11 Proses selesai
2.1.2.1.2. Bagan Arus (Flow Chart)
2.1.1.2. Tata Cara Penyuluhan Perpajakan Melalui Penerbit an Prospektus, Brosur Leaflet atau Karikatur
2.1.2.2.1. Prosedur kerja
2.1.2.2. 1.1 Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan memberikan tugas dan pengarahan kepada Kelompok Jabatan Fungsional untuk membuat prospektus, brosur, leaflet, atau karikatur sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.
2.1.2.2. 1.2 Kelompok Jabatan Fungsional yang bersangkutan menerima tugas kemudian menyiapkan bahan-bahan, mempelajari, membuat konsep prospektus, brosur, leaflet, atau karikatur kemudian menyerahkannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan.
2.1.2.2. 1.3 Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan menyetujui prospektus, brosur, leaflet, atau karikatur.
2.1.2.2. 1.4 Proses pencetakan dokumen selanjutnya diproses dalam SOP Tata Cara Pengadaan ATK/Formulir/Barang Inventaris.
2.1.2.2. 1.5 Proses selesai.
2.1.2.2.2. Bagan Arus (Flow Chart)
Lihat Lampiran 14.
2.4.3. Media Elektronik
2.1.1.1. Tata Cara Pelayanan Kons ul tasi Perpajakan Melalui Telepon
2.1.3.1.1. Prosedur kerja
2.1.3.1. 1.1 Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan menerima telepon dari Wajib Pajak yang ingin berkonsultasi tentang Pajak Penghasilan, kemudian menyambungkan kepada pesawat telepon Kelompok Jabatan Fungsional.
2.1.3.1. 1.2 Kelompok Jabatan Fungsional menerima sambungan telepon dari Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan dari Wajib Pajak yang ingin berkonsultasi, mencatat identitas penelpon ke dalam Buku Pelayanan Konsultasi Perpajakan, memberikan penjelasan yang dikehendaki oleh Wajib Pajak.
2.1.3.1. 1.3 Proses selesai
2.1.3.1.2. Bagan Arus (Flow Chart)
2.1.1.2. Tata Cara Penyul uhan Perpajakan Melalu i Media Massa Elektro nik Radio
2.1.3.2.1. Prosedur kerja
2.1.3.2. 1.1 Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan memberikan tugas dan pengarahan kepada para Kelompok Jabatan Fungsional untuk menyiapkan konsep Skenario/Iklan Penyuluhan dalam rangka penyuluhan perpajakan melalui media massa elektronik-radio dengan judul dan tema yang ditentukan oleh Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan
dan Konsultasi Perpajakan.
2.1.3.2. 1.2 Kelompok Jabatan Fungsional menerima tugas tersebut, menyiapkan bahan-bahan, mempelajari, membuat konsep Skenario/Iklan Penyuluhan sesuai dengan judul dan tema yang telah ditentukan, membuat Anggaran Biaya yang diperlukan dan menyerahkannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan.
2.1.3.2. 1.3 Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan menyetujui Skenario/Iklan Penyuluhan kemudian menugaskan Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan. Sedangkan Anggaran Biaya yang disetujui diserahkan kepada Kelompok Jabatan Fungsional untuk kemudian diserahkan ke bendahara.
2.1.3.2. 1.4 Bendahara menyiapkan dana dan menyerahkan dananya kepada Kelompok Pejabat Fungsional.
2.1.3.2. 1.5 Kelompok Jabatan Fungsional menyerahkan Skenario/Iklan Penyuluhan beserta biayanya kepada media elektronik–radio.
2.1.3.2. 1.6 Kelompok Jabatan Fungsional melaksanakan penyuluhan di media elektronik–radio kemudian meminta bukti pembayaran.
2.1.3.2. 1.7 Kelompok Jabatan Fungsional membuat konsep Laporan Hasil Penyuluhan di media elektronik–radio dan Laporan Pertanggungjawaban Biaya.
2.1.3.2. 1.8 Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan menyetujui Laporan Hasil Penyuluhan dan Laporan Pertangungjawaban Biaya.
2.1.3.2. 1.9 Pelaksana Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan menatausahakan dan mengarsipkan Laporan Hasil Penyuluhan.
2.1.3.2. 1.10 Laporan Pertanggungjawaban Biaya beserta dengan bukti-bukti pengeluaran disimpan oleh Bendahara.
2.1.3.2. 1.11 Proses selesai.
2.1.3.2.2. Bagan Arus (Flow Chart)
2.2. Surat Keterangan Bebas
2.4.1. Tata Cara Penyelesaian Permoho nan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Ps. 21
2.2.1.1 Prosedur kerja
2.2.1.1.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat Pelayanan Terpadu.
2.2.1.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu kemudian merekam surat permohonan dan dilanjutkan dengan meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account Representative.
2.2.1.1.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian uraian penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.
2.2.1.1.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani Uraian Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
2.2.1.1.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani Uraian Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan ( approve) atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPh.
2.2.1.1.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen hasil persetujuan.
Surat Keterangan Bebas (SKB) diterbitkan dalam rangkap 3 (tiga), yaitu:
a. Lembar ke-1 : untuk Wajib Pajak;
b. Lembar ke-2 : untuk Pemotong/Pemungut pajak;
c. Lembar ke-3 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak.
2.2.1.1.7. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh Pasal 21 atau Surat Penolakan Permohonan Surat
Keterangan Bebas Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pelayanan.
2.2.1.1.8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil persetujuan, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
2.2.1.1.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani dokumen hasil persetujuan.
2.2.1.1.10. Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh Pasal 21 atau Surat Penolakan Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21 ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihak-pihak terkait melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP).
2.2.1.1.11. Proses selesai.
2.2.1.2 Bagan Arus (Flow Chart)
Lihat Lampiran 17.
2.4.2. Tata Cara Penyelesaian Permoho nan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Ps. 22
Bendaharawan
2.2.2.1 Prosedur kerja
2.2.2.1.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat Pelayanan Terpadu.
2.2.2.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu kemudian merekam surat permohonan dan dilanjutkan dengan meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account Representative.
2.2.2.1.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian Penelitian
Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.
2.2.2.1.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani Uraian Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) penerbitan Surat
Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian
menyampaikan uraian penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
2.2.2.1.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani Uraian Penelitian
Permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPh.
2.2.2.1.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen hasil persetujuan.
Surat Keterangan Bebas (SKB) diterbitkan dalam rangkap 3 (tiga), yaitu:
a. Lembar ke-1 : untuk Wajib Pajak;
b. Lembar ke-2 : untuk Pemotong/Pemungut pajak;
c. Lembar ke-3 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak.
2.2.2.1.7. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat Keterangan
Bebas PPh Pasal 22 Bendaharawan atau Surat Penolakan Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Bendaharawan, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pelayanan.
2.2.2.1.8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil persetujuan, dan
menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
2.2.2.1.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani dokumen hasil
persetujuan.
2.2.2.1.10. Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 22 Bendaharawan atau Surat Penolakan Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Bendaharawan ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihak-pihak terkait melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP).
2.2.2.1.11. Proses selesai
2.2.2.2 Bagan Arus (Flow Chart)
2.4.3. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Iji n Prinsi p Pembebasan PPh Pasal 22 Impor
2.2.3.1 Prosedur kerja
2.2.3.1.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Ijin Prinsip Pembebasan Pemungutan
PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat Pelayanan Terpadu.
2.2.3.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan surat permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu kemudian merekam surat permohonan dan dilanjutkan dengan meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account Representative.
2.2.3.1.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian Penelitian
Permohonan Surat Ijin Prinsip Pembebasan Pemungutan PPh, kemudian meneruskan uraian penelitian permohonan terebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.
2.2.3.1.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas penerbitan Surat Ijin Prinsip Pembebasan PPh Pasal 22 Impor, kemudian meneruskan uraian penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
2.2.3.1.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani Uraian Penelitian
Permohonan, dan memberikan persetujuan ( approve) atas penerbitan Surat Ijin Prinsip Pembebasan PPh Pasal 22 Impor.
2.2.3.1.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen hasil persetujuan.
Surat ijin prinsip diterbitkan dalam rangkap 3 (tiga), yaitu:
a. Lembar ke-1 : untuk Wajib Pajak;
b. Lembar ke-2 : untuk Pemotong/Pemungut pajak;
c. Lembar ke-3 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak.
2.2.3.1.7. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat Ijin Prinsip
Pembebasan PPh Pasal 22 Impor atau Surat Penolakan Permohonan Surat Ijin Prinsip Pembebasan PPh Pasal 22 Impor kemudian menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pelayanan.
2.2.3.1.8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil persetujuan, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak
2.2.3.1.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menandatangani dokumen hasil persetujuan.
2.2.3.1.10. Surat Ijin Prinsip Pembebasan PPh Pasal 22 Impor atau Surat Penolakan Permohonan Surat Ijin Prinsip Pembebasan PPh Pasal 22 Impor ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihakpihak terkait melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP).
2.2.3.1.11. Proses selesai.
2.2.3.2 Bagan Arus (Flow Chart)
Lihat Lampiran 19.
2.4.4. Tata Cara Penyelesaian Permoh onan Surat K eterangan Bebas (SKB) Pemun gut an PPh Ps. 22 Impor
2.2.4.1 Prosedur kerja
2.2.4.1.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat Pelayanan Terpadu.
2.2.4.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu kemudian merekam surat permohonan dan dilanjutkan dengan meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account Representative.
2.2.4.1.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian Penelitian
Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian meneruskan uraian penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.
2.2.4.1.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian meneruskan uraian penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
2.2.4.1.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani Uraian Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan ( approve) atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPh.
2.2.4.1.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen hasil persetujuan.
SKB PPh Ps 22 Impor terdiri dari rangkap 6 :
a. Lembar 1 : DJBC / Bank Devisa
b. Lembar 2 : Importir / Wajib Pajak
c. Lembar 3 : DJBC / Bank Devisa (kembali ke KPP)
d. Lembar 4 : Direktorat PKP (dahulu Dit. PPh)
e. Lembar 5 : KPP Domisili Importir
f. Lembar 6 : Arsip KPP
2.2.4.1.7. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat Keterangan
Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor atau Surat Penolakan Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pelayanan.
2.2.4.1.8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil persetujuan,
kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
2.2.4.1.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani dokumen hasil
persetujuan.
2.2.4.1.10. Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor atau Surat Penolakan Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihak-pihak terkait melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP).
2.2.4.1.11. Proses selesai.
2.2.4.2 Bagan Arus (Flow Chart)
Lihat Lampiran 20.
2.4.5. Tata Cara Penyelesaian Permoh onan Surat Ket erangan Bebas (SKB) Pemun gut an PPh Ps. 23
2.2.5.1.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat Pelayanan Terpadu.
2.2.5.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu kemudian merekam surat permohonan dan dilanjutkan dengan meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account Representative.
2.2.5.1.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian Penelitian
Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.
2.2.5.1.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani Uraian
Penelitian Permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPh, kemudian menyampaikan uraian penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
2.2.5.1.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani Uraian Penelitian
Permohonan, dan memberikan persetujuan ( approve) atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPh.
2.2.5.1.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen hasil persetujuan.
Surat Keterangan Bebas (SKB) diterbitkan dalam rangkap 3 (tiga), yaitu:
a. Lembar ke-1 : untuk Wajib Pajak;
b. Lembar ke-2 : untuk Pemotong/Pemungut pajak;
c. Lembar ke-3 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak.
2.2.5.1.7. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat Keterangan
Bebas (SKB) Pemotongan PPh Pasal 23 atau Surat Penolakan Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pelayanan.
2.2.5.1.8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil persetujuan, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
2.2.5.1.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani dokumen hasil
persetujuan.
2.2.5.1.10. Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh Pasal 23 atau Surat Penolakan Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23 ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihak-pihak terkait melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP).
2.2.5.1.11. Proses selesai.
2.2.5.2 Bagan Arus (Flow Chart)
Lihat lampiran 21.
2.4.6. Tata Cara Penyelesaian Permohon an Surat Keterang an Bebas (SKB) PPN
2.2.6.1 Prosedur kerja
2.2.6.1.1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemotongan/Pemungutan PPN ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat Pelayanan Terpadu.
2.2.6.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu kemudian merekam surat permohonan dan dilanjutkan dengan meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account Representative.
2.2.6.1.3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian Penelitian
Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPN kemudian menyampaikan uraian permohonan tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.
2.2.6.1.4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani uraian
penelitian permohonan, dan memberikan persetujuan ( approve) atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPN, kemudian
menyampaikan uraian penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
2.2.6.1.5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani uraian penelitian
permohonan, dan memberikan persetujuan ( approve) atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPN.
2.2.6.1.6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan
menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen hasil persetujuan.
Surat Keterangan Bebas (SKB) PPN diterbitkan dalam rangkap 3 (tiga), yaitu:
a. Lembar ke-1 : untuk Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
b. Lembar ke-2 : untuk Pemohon SKB PPN;
c. Lembar ke-3 : untuk Kantor Pelayanan Pajak Penerbit SKB PPN.
2.2.6.1.7. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat Keterangan
Bebas Pajak Pertambahan Nilai atas Impor Barang Kena Pajak Tertentu atau Surat Penolakan Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atas Impor Barang Kena Pajak Tertentu, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pelayanan.
2.2.6.1.8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil persetujuan
kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
2.2.6.1.9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menandatangani dokumen hasil persetujuan.
2.2.6.1.10. Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atas Impor Barang Kena Pajak Tertentu atau Surat Penolakan Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atas Impor Barang Kena Pajak Tertentu ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihak-pihak terkait melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP).
2.2.6.1.11. Proses selesai.
2.2.6.2 Bagan Arus (Flow Chart)
Lihat Lampiran 22.
2.3. Pelayanan PBB
2.4.1. Tata Cara Penentu an Kembal i Tangg al Jatuh Tempo Pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan
2.3.1.1 Prosedur kerja
2.3.1.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo
2.3.1.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas permohonan permohonan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan berkas permohonan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB, dan kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.
2.3.1.1.3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan dan memberi disposisi
kepada Account Representative untuk membuat Uraian Penelitian Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB.
2.3.1.1.4. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian Penelitian
Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB kemudian menyerahkan kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.
2.3.1.1.5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani Uraian
Penelitian Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB kemudian menyerahkan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi tidak menyetujui Uraian Penelitian Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB, maka Account Representative harus memperbaiki Uraian Penelitian Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB tersebut.
2.3.1.1.6. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Uraian
Penelitian Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB, kemudian meneruskan Uraian Penelitian Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB tersebut kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui Uraian Penelitian Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB tersebut maka Account Representative harus memperbaiki Uraian Penelitian Penentuan Kembali
Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB tersebut.
2.3.1.1.7. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima Uraian Penelitian
Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB, mendisposisi dan menugaskan Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk merekam perubahan data sebagaimana tersebut dalam Uraian Penelitian.
2.3.1.1.8. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi merekam perubahan data sebagaimana tersebut dalam Uraian Penelitian kemudian meneruskan berkas permohonan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB kepada Kepala Seksi Pelayanan.
2.3.1.1.9. Kepala Seksi Pelayanan menerima berkas permohonan Penelitian Penentuan
Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB dan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak konsep Surat Keputusan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB be rikut SPPT PBB atau Surat Jawaban. 2.3.1.1.10. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Keputusan Penentuan
Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB berikut SPPT PBB atau Surat Jawaban dan meneruskan kepada Kepala Seksi Pelayanan.
2.3.1.1.11. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Keputusan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB berikut SPPT PBB atau Surat Jawaban, kemudian meneruskan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi Pelayanan tidak menyetujui konsep Surat Keputusan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB berikut SPPT atau Surat Jawaban tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki konsep Surat tersebut.
2.3.1.1.12. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat Keputusan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB berikut SPPT atau Surat Jawaban. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui konsep Surat Keputusan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB berikut SPPT PBB atau Surat Jawaban tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus memperbaiki konsep Surat tersebut.
2.3.1.1.13. Surat Keputusan Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran PBB berikut SPPT PBB atau Surat Jawaban ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP). 2.3.1.1.14. Proses selesai.
2.3.1.2 Bagan Arus (Flow Chart)
Lihat Lampiran 23.
2.4.2. Tata Cara Penyel esai an Perm oh on an Sur at Ket erang an Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
2.3.2.1 Prosedur kerja
2.3.2.1.1. Wajib Pajak mengajukan permohonan tertulis permintaan Surat Keterangan Nilai
2.3.2.1.2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima permohonan penerbitan surat keterangan NJOP kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan penerbitan surat keterangan NJOP belum lengkap, berkas permohonan penerbitan surat keterangan NJOP dikembalikan kepada Wajib Pajak untuk dilengkapi. Dalam hal berkas permohonan penerbitan surat keterangan NJOP sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD). BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas permohonan penerbitan surat keterangan NJOP, dan kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan.
2.3.2.1.3. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan meneliti apakah objek pajak sudah
terdaftar pada basis data. Apabila objek pajak belum terdaftar pada basisdata, maka proses dilanjutkan dengan SOP Tata Cara Pendaftaran Objek Pajak Baru baik dengan penelitian lapangan atau dengan penelitian kantor, kemudian dilanjutkan ke prosedur kerja nomor 11. Sedangkan untuk objek pajak yang telah terdaftar maka proses dilanjutkan ke prosedur kerja nomor 4.
2.3.2.1.4. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan meneliti dan menetapkan perlu tidaknya
dilakukan penelitian lapangan. Apabila dirasa perlu dilakukan penelitian lapangan maka mengikuti prosedur kerja nomor 5, dan bila tidak perlu dilakukan penelitian lapangan maka mengikuti prosedur kerja nomor 11.
2.3.2.1.5. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menugaskan dan memberi disposisi
kepada Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan untuk menyiapkan konsep surat tugas penelitian lapangan penyelesaian permohonan surat keterangan NJOP.
2.3.2.1.6. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menyusun konsep surat tugas
penelitian lapangan penyelesaian permohonan surat keterangan NJOP dan menyerahkan konsep tersebut kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan.
2.3.2.1.7. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan meneliti, menyetujui dan memaraf konsep
surat tugas penelitian lapangan, kemudian menyerahkan konsep tersebut kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan tidak menyetujui konsep surat tugas penelitian lapangan, maka Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan harus memperbaiki konsep surat tugas tersebut.
2.3.2.1.8. Kepala Kantor mereview, menetapkan dan menandatangani surat tugas penelitian
lapangan, kemudian mengembalikan surat tugas tersebut kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan. Dalam hal Kepala Kantor tidak menyetujui konsep surat