• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Penelitian Terdahulu

1. Pemilihan Moda Transportasi

a. Chieh-Hua Wen, Yu-Chiun Chiou dan Wan-Ling Huang (2011), A Dynamic Analysis of Motorcycle Ownership and Usage: A Panel Data Modeling Approach

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan serta mengetahui model kepemilikan dan juga penggunaan sepeda motor. Metode pengumpulan yang digunakan adalah survey panel, yaitu dengan menyebar kuesioner dalam skala yang besar kepada para pengguna sepeda motor. Untuk menentukan model kepemilikan sepeda motor, penelitian ini menggunakan model multinomial logit, model nested logit dan mixed logit. Berbeda dengan menentukan model penggunaan

39

sepeda motor, penelitian ini menggunakan tiga jenis regresi model data panel yaitu common effect model , fixed effect model dan random effect model.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian terdiri dari tiga komponen. Pertama, karakteristik rumah tangga seperti lokasi tempat tinggal, usia, jenis kelamin kepala rumah tangga, ukuran dan struktur keluarga, pendapatan rumah tangga, jumlah pekerja dan jumlah kendaraan dalam rumah tangga, jarak rumah menuju tempat perhentian angkutan umum, serta pembelian dan penjualan sepeda motor. Kedua adalah karakteristik pengemudi yang terdiri dari, jenis kelamin, usia, pekerjaan, tingkat pendidikan, pendapatan, pengalaman pengemudi, mode perjalanan dan waktu perjalanan menuju tempat kerja.

Ketiga adalah karakteristik kendaraan yang terdiri dari tahun produksi, tahun akuisisi, kendaraan baru atau bekas, merek, harga beli, ukuran mesin, jarak tempuh bahan bakar, kilometer perjalanan tahunan dan perjalanan kumulatif, lokasi penggunaan, perjalanan mingguan, hari rekreasi dan total biaya penggunaan tahunan. Kuesioner disebarkan kepada 23 Kabupaten/Kota di Taiwan secara proporsional, sesuai dengan jumlah sepeda motor yang telah terdaftar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran keluarga berpengaruh positif dan signifikan, karena semakin banyak jumlah anggota keluarga lebih banyak sepeda motor yang dibutuhkan untuk menunjang perjalanan sehari-hari. Kemudian, jumlah sepeda motor akan berkurang seiring dengan peningkatan pendapatan. Ini karena pengemudi dengan pendapatan lebih tinggi, lebih memilih untuk menggunakan mobil. Hasil yang ketiga menunjukkan bahwa tingkat subtitusi kepemilikan mobil dengan motor tidak signifikan, karena penduduk Taiwan tetap menggunakan sepeda motor untuk perjalanan dengan jarak dekat walaupun memiliki mobil.

Keempat, pajak SIM, biaya bahan bakar, biaya service, biaya asuransi, biaya parkir dan usia kendaraan memiliki hubungan negatif

40

dengan kepemilikan dan penggunaan sepeda motor. Ini menunjukkan bahwa semakin rendah biaya tersebut, dapat meningkatkan penggunaan dan kepemilikan sepeda motor. Terakhir, kepadatan pelayanan transportasi memiliki hubungan negatif, artinya semakin nyaman sistem pelayanan transportasi maka akan mengurangi kepemilikan dan penggunaan sepeda motor.

b. Salsabila Imtiyas , Rufia Andisetyana P , Erma Fitria Rini (2019), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda Bermotor Anak dalam Mengakses Sekolah Dasar di Kota Surakarta

Menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner dengan menggunakan skala likert. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis faktor dengan alat bantu SPSS. Hasil penelitian terbagi menjadi enam faktor, dimana setiap faktor memiliki besaran pengaruhnya masing-masing terhadap pemilihan moda transportasi yang digunakan dalam mengakses Sekolah Dasar di Surakarta.

Faktor pertama memiliki pengaruh paling besar yaitu sekitar 37,927

% yang terdiri dari struktur keluarga, ukuran keluarga, jenis pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, usia orang tua, dan jenis kelamin orang tua yang berperan. Pada kelompok faktor ini, variabel jenis pekerjaan orang tua menjadi faktor yang paling berpengaruh. Faktor kedua sebesar 10,151 % yaitu berupa waktu terjadinya perjalanan ke sekolah, waktu tempuh perjalanan ke sekolah, biaya perjalanan ke sekolah, jarak perjalanan ke sekolah, tujuan perjalanan orang tua dan waktu terjadinya perjalanan orang tua. Dalam kelompok kedua, waktu perjalanan orang tua menjadi faktor yang paling berpengaruh.

Faktor ketiga sebesar 6,469 % bahwa pemilihan moda kendaraan bermotor dipengaruhi oleh jenis kelamin teman sebaya, jumlah pekerja dalam keluarga, tujuan perjalanan teman sebaya dan waktu terjadinya perjalanan teman sebaya. Dalam kelompok faktor ini, tujuan perjalanan teman sebaya menjadi faktor yang paling berpengaruh. Faktor yang keempat adalah tujuan perjalanan ke sekolah, kenyamanan moda,

41

efisiensi waktu ke sekolah, jalan bebas lalu lintas menerus, pemisahan jalur pejalan kaki dan kendaraan bermotor, keamanan anak menyeberang jalan yang memiliki pengaruh sebesar 5,058 %. Pada faktor keempat, jalan bebas lalu lintas menjadi faktor yang paling berpengaruh.

Faktor kelima yaitu kepemilikan moda orang tua dan kepemilikan lisensi mengemudi orang tua memiliki pengaruh sebesar 4,177 %.

Kepemilikan lisensi mengemudi orang tua menjadi faktor yang paling berpengaruh. Faktor keenam terdiri dari kepentingan orang tua dan juga status (prestise) dari orang tua yang memiliki pengaruh sebesar 3,430

%. Status (prestise) dari orang tua menjadi faktor yang paling berpengaruh.

c. Iim Choirun Nisak dan B. S Eko Prakoso (2012), Kajian Pertambahan Jumlah Kendaraan Bermotor dan Tingkat Pelayanan Jalan di Kabupaten Karanganyar

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pertambahan jumlah kendaraan bermotor dari berbagai jenisnya, kondisi volume lalu lintas dan tingkat pelayanan jalan di Kabupaten Karanganyar. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis data sekunder yang diperoleh melalui instansi seperti BPS, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum dan UP3AD serta dilengkapi data primer yang diperoleh melalui observasi langsung di lapangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambahan jumlah kendaraan bermotor cenderung meningkat dengan laju 7,2 % per tahun, yang menunjukkan bahwa implementasi kebijakan kredit belum begitu berdampak. Namun berpengaruh terhadap tingkat pertambahan jumlah kendaraan bermotor roda dua, yang mana terjadi penurunan sebanyak 1,6 %. Hal ini karena pembeli kendaraan bermotor roda dua di dominasi oleh masyarakat kelas menengah bawah. Volume lalu lintas pada beberapa ruas jalan juga cenderung meningkat dengan laju pertumbuhan

42

5 % tiap tahun. Tingkat pelayanan jalan juga selalu mendapat predikat A, baik sebelum dan sesudah implementasi kebijakan kredit.

d. Qing Shen, Peng Chen dan Haixiao Pan (2016), Factors Affecting Car Ownership and Mode Choice in Rail Transit-Supported Suburbs of Large Chinese City

Penelitian ini menjadikan Shanghai sebagai lokasi penelitian, karena Shanghai merupakan kota terbesar dan menjadi pusat perekonomian di China. Terdapat empat lokasi suburban yang digunakan lokasi penelitian yaitu Jiuting, Gongfuxincun, Jinqiao dan Xinzhuang.

Terdapat dua model regresi yang digunakan, yaitu model binary logit yang digunakan untuk menentukan model kepemilikan mobil dan model nested logit untuk menentukan model pemilihan moda transportasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan memiliki hubungan positif terhadap kepemilikan dan penggunaan mobil.

Pekerjaan dengan jadwal yang fleksibel juga akan mempengaruhi kepemilikan dan penggunaan mobil. Kemudian, dengan adanya subsidi, jarak perjalanan yang jauh dan jumlah anak dalam keluarga juga mempengaruhi kepemilikan mobil. Selain itu penggunaan waktu, tingkat kenyamanan dan keamanan juga berpengaruh terhadap keputusan untuk menggunakan mobil. Sama halnya dengan variabel lingkungan yang juga memiliki hubungan yang signifikan bagi individu untuk menggunakan dan membeli mobil.

Penelitian ini menunjukkan bahwa laki-laki cenderung memilih berjalan kaki, naik bus dan kereta api sebagai moda transportasinya.

Kondisi populasi yang padat dan jarak rumah dengan stasiun dapat mempengaruhi penggunaan kereta sebagai pilihan transportasinya.

Hasil lainnya menunjukkan bahwa pentingnya kebijakan dan perencanaan transportasi di Kota Shanghai dan kota besar lainnya, khususnya di Negara berkembang. Serta penyediaan transportasi kereta api juga dapat mendorong tercapainya pertumbuhan kota.

43

e. Ka Io Wong (2013), An Analysis of Car and Motorcycle Ownership in Macao

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model kepemilikan motor dan juga mobil di Makau. Data diperoleh melalui survey dalam skala besar, yang dilakukan kepada rumah tangga di Makau pada tahun 2009. Sampel dipilih dengan metode stratified sampling dan metode yang digunakan adalah model multinomial logit, untuk menentukan model penggunaan kendaraan baik mobil dan juga motor.

Hasil penelitian terbagi menjadi dua bagian, yaitu berfokus pada mobil dan sepeda motor. Untuk faktor yang mempengaruhi kepemilikan mobil terdiri dari pendapatan bulanan rumah tangga memiliki pengaruh positif terhadap kepemilikan mobil, yang artinya rumah tangga dengan penghasilan lebih tinggi memiliki kesempatan memiliki mobil lebih besar bahkan lebih dari satu mobil. Faktor yang kedua adalah rumah tangga yang memiliki anggota keluarga lebih banyak memiliki peluang yang lebih kecil untuk mempunya mobil, karena dapat mengurangi daya beli rumah tangga. Jumlah anak juga berpengaruh positif terhadap kepemilikan mobil, karena di Makau tidak tersedia banyak jenis transportasi massal. Hanya bus yang menjadi transportasi umum yang diandalkan, sehingga banyak keluarga yang memiliki bayi atau anak kecil lebih memilih menggunakan mobil pribadi. Serta lokasi pemukiman padat penduduk memiliki hubungan negatif, karena ruang untuk lahan parkir yang lebih sedikit.

Untuk faktor yang mempengaruhi kepemilikan sepeda motor terdiri dari rumah tangga yang memiliki banyak anggota keluarga cenderung memiliki sepeda motor, tapi kemungkinannya kecil jika berpergian dengan anak kecil menggunakan sepeda motor. Oleh karenanya jumlah anak dalam rumah tangga memiliki hubungan negatif dengan kepemilikan sepeda motor. Lokasi pemukiman padat penduduk memiliki hubungan positif, karena sepeda motor dianggap lebih efisien dan mudah untuk parkir. Pendapatan bulanan rumah tangga, jumlah

44

orang dewasa yang bekerja dan tidak bekerja, dan jumlah pemuda memiliki hubungan positif dengan jumlah kepemilikan sepeda motor.

f. Amalia Rakhmawati dan Sasongko (2017), Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Kepemilikan Mobil Pribadi Pada Kalangan Dosen di FEB-UI

Menganalisis variabel-variabel yang dianggap dapat mempengaruhi kepemilikan mobil pribadi, di kalangan dosen FEB UI. Variabel yang digunakan berupa pendapatan, jumlah anggota keluarga, kepemilikan kendaraan subtitusi, intensitas penggunaan transportasi publik dan persepsi terhadap pembayaran pajak kendaraan pribadi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan dan banyaknya jumlah anggota keluarga memiliki pengaruh positif dan signifikan, terhadap keputusan menggunakan mobil pribadi. Artinya, semakin tinggi pendapatan yang diterima dan semakin banyak jumlah anggota keluarga, maka akan semakin tinggi keinginan untuk menggunakan mobil pribadi. Namun variabel kepemilikan kendaraan subtitusi memiliki pengaruh negatif, karena ketika terjadi perubahan pada harga mobil maka akan mempengaruhi pembelian terhadap barang subtitusinya, seperti sepeda motor.

Variabel penggunaan transportasi publik juga memiliki pengaruh negatif dan signifikan, karena jika layanan transportasi publik semakin baik akan meningkatkan keinginan untuk menggunakan transportasi publik, dan mengurangi penggunaan mobil pribadi. Variabel pembayaran pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepemilikan mobil pribadi.

g. Wiji Lestarini (2007), Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Pemilihan Moda Transportasi untuk Perjalanan Kerja

Mengidentifikasi karakteristik penggunaan moda serta mengindetifikasi dan menganakisis bagaimana status sosial ekonomi mempengaruhi pemilihan moda transportasi yang akan digunakan.

45

Penelitian dilakukan dengan menyebar kuesioner, wawancara dan pemeriksaan dokumen kepada karyawan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan moda transportasi untuk kerja dipengaruhi oleh status sosial ekonominya. Semakin tinggi status ekonomi seorang karyawan, maka semakin tinggi penggunaan moda transportasi pribadi. Namun semakin rendah status ekonomi seorang karyawan, maka akan semakin rendah penggunaan transportasi pribadi, karena akan cenderung menggunakan transportasi umum atau bahkan memilih jalan kaki. Ukuran struktur rumah tangga tidak mempengaruhi pemilihan moda transportasi yang digunakan, namun digunakan untuk mengejar status sosial.

h. Nindyo Cahyo Kresnanto (2019), Model Pertumbuhan Sepeda Motor Berdasarkan Produk Domestrik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita: Studi Kasus Pulau Jawa

Penelitian ini menggunakan Model Gompertz yang bertujuan untuk memprediksi dan melihat bagaimana arah pertumbuhan sepeda motor di Pulau Jawa. Dengan menggunakan data PDRB per Kapita pada 5 Provinsi di Pulau Jawa yang terdiri dari Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Berdasarkan hasil uji sensitivitas yang ditinjau berdasarkan PDRB Per Kapita masing-masing Provinsi, terlihat bahwa pada wilayah yang memiliki PDRB Per Kapita kurang dari 45 Juta/Tahun, masyarakatnya cenderung memiliki keinginan yang tinggi untuk memiliki sepeda motor. Namun pada wilayah yang memiliki PDRB Per Kapita lebih dari 45 Juta/Tahun, masyarakatnya cenderung telah memiliki lebih dari 1 sepeda motor dan tidak lagi memiliki keinginan untuk menambah sepeda motornya.

Jika seluruh Provinsi mengikuti model pertumbuhan Gompertz, maka pada saat jumlah penduduk mencapai 1.000 jiwa, jumlah sepeda motor akan mencapai 1.299 unit. Hal ini menunjukkan bahwa,

46

keberadaan sepeda motor berkemungkinan akan jauh lebih banyak dari jumlah penduduknya.

i. Kevin Riley (2002), Motor Vehicles in China: The Impact of Demographic and Economic Changes

Berfokus pada pembahasan mengenai bagaimana pertumbuhan penduduk, tingkat urbanisasi dan pembangunan ekonomi mempengaruhi cepatnya pertumbuhan sepeda motor di China. Serta bagaimana implikasinya terhadap kondisi pertumbuhan kendaraan bermotor di masa yang akan datang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya pertumbuhan ekonomi, yang disertai dengan pelonggaran pembatasan kepemilikan kendaraan pribadi, menjadi salah satu faktor utama penyebab terjadinya pertumbuhan sepeda motor yang sangat signifikan di China. Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk juga mempengaruhi banyaknya penggunaan sepeda motor di China, karena semakin banyak penduduk akan semakin banyak pula kendaraan yang dibutuhkan.

j. Teik Hua Law, Hussain Hamid and Chia Ning Goh (2015), The Motorcycle to Passenger Car Ownership Ratio and Economic Growth: A Cross-Country Analysis

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi kepemilikan sepeda motor terhadap mobil penumpang, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.

Data yang digunakan berupa berbagai tingkat perubahan ekonomi dari 80 negara, dengan periode 48 tahun yaitu 1963-2010.

Hasil menunjukkan bahwa hubungan antara kepemilikan sepeda motor terhadap mobil dan PDRB berbentuk “U” terbalik. Pada tingkat pendapatan rendah, kepemilikan sepeda motor jauh lebih populer digunakan, dibanding penggunaan mobil, karena disesuaikan dengan skala ekonomi yang relatif rendah. Harga mobil kurang terjangkau, dibandingkan harga sepeda motor.

47

Namun ketika pendapatan meningkat, maka daya beli juga ikut meningkat. Sehingga pada pendapatan yang lebih tinggi, masyarakat cenderung menggunakan mobil, karena prestise, kenyamanan dan keamanannya saat digunakan. Disisi lain, urbanisasi, total panjang jalan per seribu populasi, dan kemampuan daya beli, menjadi faktor yang mendasari penggunaan sepeda motor dan mobil.