• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI PULAU JAWA TAHUN 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI PULAU JAWA TAHUN 2018"

Copied!
198
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN KENDARAAN BERMOTOR RODA

DUA DI PULAU JAWA TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

Raden Ayu Nadia Nur Soraya NIM: 11160840000028

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H / 2021

(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN KENDARAAN BERMOTOR RODA

DUA DI PULAU JAWA TAHUN 2018 SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Disusun Oleh :

Raden Ayu Nadia Nur Soraya 11160840000028

Dibawah Bimbingan : Pembimbing

Dr. Arief Fitrijanto, M.Si NIP. 197111182005011003

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/2021 M

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

(4)

iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH

(5)

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, 26 Mei 2021 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa : Nama : Raden Ayu Nadia Nur Soraya

NIM : 11160840000028 Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Roda Dua di Pulau Jawa Tahun 2018

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan “Lulus” dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Mei 2021

1. Dr. Fitri Amalia, M. Si

( _________________ ) Ketua Sidang NIP. 198207102009122002

2. Dr. Arief Fitrijanto, M.Si

( _________________ ) Dosen Pembimbing NIP. 197111182005011003

3. Najwa Khairina, M.A

( ________________ ) Penguji Ahli NIP. 198711132018012001

(6)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama : Raden Ayu Nadia Nur Soraya 2. Tempat/Tanggal Lahir : Depok/28 Juli 1998

3. Alamat : Jalan Salak Raya RT 01/01 No. 40 Mampang, Pancoran Mas, Kota Depok Jawa Barat

4. Telepon : 085664529401

5. Email : nadianursoraya28@gmail.com

II. Pendidikan Formal

1. SD Negeri Mampang 02 2004-2010

2. SMP Negeri 9 Depok 2010-2013

3. SMA Negeri 5 Depok 2013-2016

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016-Sekarang

III. Pengalaman Organisasi

1. Bendahara MPK SMP Negeri 9 Depok 2. Ketua English Club SMP Negeri 9 Depok 3. K3 Pentas Seni Hyperduty IV

4. Penanggung Jawab Pendanaan Malam Keakraban SMA Negeri 5 Depok

5. Humas LKTI Nasional FEB UIN Jakarta

6. Divisi Minat dan Bakat Himpunan Jurusan Ekonomi Pembangunan 7. Penanggung Jawab Komunitas Tari Tradisional Ekonomi

Pembangunan

8. Koordinator Humas Ecofusion (Pekan Seni Jurusan Ekonomi Pembangunan)

9. Volunteer Parade ASEAN

(7)

vi

10. Koordinator Acara The 5th Seismograf

11. Sekretaris LSO Tari Ratoh Jaroe (Seisdance) FEB UIN Jakarta 12. Liaison Officer MDRT Day “Growing Global Advisor”

13. Panitia Pelaksana Futsal Liga Mahasiswa Greater Jakarta Conference 14. Volunteer Sekolah Bersama

IV. Seminar

1. Seminar 3rd Thee Kian Wie Lecture Series 2018 “ Pembangunan Infrastruktur di Indonesia: Evaluasi, Tantangan dan Prospek.

2. International Conference on Multidisciplinary Academic (ICMA) PPI UKM 2018 “4th Industrial Revolution – Global Welfare Through Digitalization”.

3. Seminar Nasional Ekonomi Islam “ Integrating SDG’s Through Islamic Economics, Banking and Finance in Digital Revolution Era”.

4. Seminar “Recent Issues in Public Figure”.

5. Seminar MPR RI “ Empat Pilar MPR RI”.

6. Seminar Nasional Ekonomi Digital “ Menjawab Peluang dan Tantangan Perkembangan Financial Technology di Indonesia”.

(8)

vii ABSTRACT

This study aims to determine the factors that affect the growth of motorcycles in Java Island. In addition, it also aims to determine the characteristics of the area, which is reviewed based on the dimensions of the factors that affect the growth of motorcycles in regencies / cities in Java Island. This study used two types of data, consisting of primary data and secondary data. Primary data was obtained through distributing research instruments to experts, consisting of the Department of Transportation and the Regional Police. Secondary data were obtained from related agencies such as the Central Bureau of Statistics (BPS). The data obtained were analyzed into two stages, the primary data were analyzed using the Matrix of Cross Impact Multiplications Applied to a Classification (MICMAC) and the secondary data were processed using the Multidimensional Scaling (MDS) analysis technique.

The results of this study indicate that there are 7 main factors, the cause of the growth of motorcycles in Java, which consists of Per Capita Income (Pdkap), Main Income Sources (SPU), Total Population (JP), Population Growth (PP), Public Transportation (TP), Regional Accessibility (Access) and Regional Topography (TW). Based on the characteristics of the area, out of 100 districts / cities, 5 regional groups were obtained in terms of their similarity characteristics.

Keywords: Motorcycles, Matrix of Cross Impact Multiplications Applied to a Classification (MICMAC), Multidimensional Scaling (MDS), Perceptual Map.

(9)

viii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kendaraan bermotor roda dua di Pulau Jawa. Serta mengetahui bagaimana karakteristik wilayah, yang ditinjau berdasarkan dimensi dari faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kendaraan bermotor roda dua pada Kabupaten/Kota yang ada di Pulau Jawa. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran instrumen penelitian, kepada para ahli yang terdiri dari Dinas Perhubungan dan Kepolisian Daerah. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang diperoleh kemudian dianalisis kedalam dua tahap, yaitu data primer dianalisis menggunakan Matrix of Cross Impact Multiplications Applied to a Classification (MICMAC) dan data sekunder diolah menggunakan teknik analisis Multidimensional Scaling (MDS).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 7 faktor utama, yang menjadi penyebab terjadinya pertumbuhan kendaraan bermotor roda dua di Pulau Jawa, yang terdiri dari Pendapatan Per Kapita (Pdkap), Sumber Penghasilan Utama (SPU), Jumlah Penduduk (JP), Pertumbuhan Penduduk (PP), Transportasi Publik (TP), Aksesibilitas Wilayah (Akses) dan Topografi Wilayah (TW). Berdasarakan karakteristik wilayahnya, dari 100 Kabupaten/Kota diperoleh 5 Kelompok wilayah yang ditinjau dari karakteristik kemiripannya.

Kata Kunci: Kendaraan Bermotor Roda Dua, Matrix of Cross Impact Multiplications Applied to a Classification (MICMAC), Multidimensional Scaling (MDS), Perceptual Map.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan segala nikmat, rahmat dan keberkahan kepada penulis. Atas ridho dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Roda Dua di Pulau Jawa Tahun 2018”. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam beserta keluarga, para sahabat serta kita selaku umatnya.

Penelitian ini disusun senantiasa sebagai syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penyusunan skripsi, tentunya terdapat banyak sekali hambatan dan rintangan yang harus penulis hadapi. Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak terlepas dari banyak doa, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak dan orang-orang baik di sekeliling penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada setiap pihak yang ikut terlibat selama proses penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan imbalan yang jauh lebih baik, atas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Maka pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang selalu menjadi penolong pertama dan tempat berkeluh kesah, atas segala rintangan yang penulis hadapi selama proses penyusunan skripsi ini.

Terima kasih telah menghadirkan orang-orang baik, yang begitu hebat dan sabar.

Sungguh, segala ujian dan nikmat yang Engkau berikan, menjadi skenario terbaik dalam hidup penulis.

2. Mama dan Ayah, yang menjadi motivasi dan kekuatan utama Ia untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih karena tidak pernah lelah mendoakan tanpa henti, menyemangati dan selalu berusaha memberikan kebahagiaan

(11)

x

kepada anak-anaknya hingga saat ini. Semoga Allah SWT mengizinkan Ia untuk menghadirkan kebahagiaan kepada kalian baik di dunia dan juga akhirat. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

3. Nenek, Teteh dan Kakak, terima kasih telah menjadi sosok pendukung yang baik, selalu mencurahkan doa, motivasi dan dukungan tanpa henti kepada penulis. Semoga Allah SWT selalu menyertakan kebahagiaan di setiap langkah dan doa kalian.

4. Bapak Prof.Dr.Amilin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta jajarannya.

5. Bapak Dr. M. Hartana Iswandi Putra, M.Si. selaku Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan dan Ibu Dr. Fitri Amalia, M.Si selaku Sekretaris Prodi Ekonomi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Dr. Arief Fitrijanto, M.Si. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang berperan sangat besar selama proses penyusunan skripsi hingga akhir. Terima kasih atas segala waktu, tenaga, pikiran, ilmu dan semangat yang sangat bermanfaat hingga penulisan skripsi ini selesai. Terima kasih banyak atas saran dan kritik yang membangun, serta selalu menyelipkan cerita dan canda yang menyegarkan selama masa bimbingan. Semoga senantiasa selalu diberikan kebahagian oleh Allah SWT.

7. Ibu Najwa Khairina, MA selaku dosen penasihat akademik yang selalu memberikan arahan dan bantuan sejak awal masa perkuliahan hingga saat ini.

8. Fadli Yasin, salah satu support system terbaik, yang selalu siap mendengarkan kegelisahan dan ketakutan selama proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas segala dukungan, motivasi dan canda tawa yang diberikan kepada penulis.

Terima kasih selalu menjadi pendengar yang baik hingga saat ini.

9. Sahabat terbaik semasa perkuliahan, Ahmad Safruddin, Zulfy Fauzy, Rahma Aulia, Indah Lestari dan Nabila Rahma Sari yang menghiasi masa-masa perkuliahan menjadi lebih berwarna. Terima kasih telah menjadi tempat terbaik untuk bertukar pikiran, bercerita, tertawa dan banyak hal lainnya. Semoga persahabatan kita dapat terjaga hingga tua nanti.

(12)

xi

10. Teman-teman seperjuangan satu bimbingan, Syarifah Zahidah dan Nadia Imtiyaaz yang selalu menemani saat masa-masa sulit penyusunan skripsi, memberikan semangat dan motivasi satu sama lain, serta berjuang bersama mulai dari awal hingga menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman masa SMA, Aurel, Rafa, Cika, Icha, Dinda, Karin, Nisa, Trixie, Dini, Edo, Faried, Nanda, Bunga, Ausi, Diva, Wawuk, Nisa, Novia dan teman- teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih selalu menjadi tempat berbagi cerita, mendengarkan suka duka selama proses penyusunan skripsi dan berbagi tawa hingga saat ini.

12. Teman-teman semasa SMP hingga saat ini, Revo dan Suci yang selalu memberikan semangat dan mendengarkan cerita-cerita sulit yang penulis alami semasa proses penyusunan skripsi. Terima kasih selalu menjadi teman yang baik hingga saat ini.

13. Anabul kesayanganku, Gembul, Shiro, Item dan Ipiw yang selalu setia dan menjadi teman yang baik menemani penulis saat proses penyusunan skripsi.

14. Teman-teman ONINE, Yola, Utari, Ridho, Ikhsan, Danang, Ayu dan Nanang yang memberikan warna masa perkuliahan, sejak masa pengenalan mahasiswa baru hingga saat ini.

15. Seisdance 2016 yang menjadi teman tari, sahabat, sekaligus keluarga lintas jurusan yang selalu memberikan cerita, canda dan tawanya selama masa perkuliahan.

16. Seluruh teman-teman Mahasiswa Ekonomi Pembangunan 2016 yang tidak penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala kekompakan, kesan bahagia dan mengharukan yang tidak akan pernah penulis lupakan semasa perkuliahan. Semoga kita semua dipertemukan segera dipertemukan dengan kesuksesannya masing-masing.

17. Dan terakhir, penulis ingin berterima kasih kepada diri penulis sendiri. Terima kasih Nadia telah sabar, berjuang dan bertahan hingga saat ini. Terima kasih untuk tidak menyerah pada sulitnya keaadan, menerima segala kekurangan dan kelebihan yang kamu miliki, semoga segala ujian yang telah kau lalui dapat menjadi pengalaman yang sangat berharga dan pelajaran untuk kedepannya.

(13)

xii

Tapi masih banyak tugas didepan untuk memperbaiki diri, mari berjuang kembali dan usahakan yang terbaik. Karena Allah tahu batas kemampuan-mu dan Allah tahu kalau kamu mampu.

Demikianlah ungkapan rasa syukur dan terima kasih yang dapat penulis sampaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena adanya keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.

Sehingga penulis mengharapkan segala masukan, saran dan kritik yang membangun, agar dapat menghasilkan penelitian yang lebih baik lagi.

Jakarta, 2 April 2021

Raden Ayu Nadia Nur Soraya

(14)

xiii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II ... 10

A. Teori-Teori Terkait dengan Penelitian ... 10

1. Transportasi Darat ... 10

2. Definisi dan Konsep Wilayah ... 24

3. Aksesibilitas Wilayah ... 25

4. PDRB Per Kapita ... 26

5. Eksternalitas Transportasi ... 28

B. Penelitian Terdahulu ... 38

1. Pemilihan Moda Transportasi ... 38

2. Permintaan Transportasi ... 47

(15)

xiv

3. Peran Transportasi Dalam Perekonomian ... 50

4. Eksternalitas Transportasi ... 52

C. Kerangka Pemikiran ... 72

D. Matrix of Cross Impact Multiplications Applied to a Classification (MICMAC) 73 E. Multidimensional Scaling (MDS) ... 79

BAB III ... 88

A. Populasi dan Sampel ... 88

B. Tempat Penelitian ... 88

C. Jenis Penelitian ... 91

D. Data dan Sumber Data ... 92

E. Metode Analisis Data ... 92

1. Matrix of Cross Impact Multiplications Applied to a Classification (MICMAC) 93 2. Multidimensional Scaling (MDS) ... 95

BAB IV ... 98

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 98

1. Kondisi Geografi dan Administratif ... 98

2. Kondisi Topografi ... 99

3. Keadaan Penduduk ... 101

4. Kondisi Pertumbuhan Transportasi Pulau Jawa ... 102

B. Analisis MICMAC (Matrix of Cross Impact Multiplications Applied to a Classification) ... 103

1. Direct Influence/Dependence Map ... 105

a. Kuadran I ... 106

b. Kuadran II ... 120

c. Kuadran III ... 126

d. Kuadran IV ... 136

C. Analisis Multidimensional Scaling (MDS) ... 137

1. Provinsi Jawa Barat ... 139

2. Provinsi Jawa Timur ... 141

3. Provinsi Jawa Tengah ... 143

BAB V ... 145

(16)

xv

A. Simpulan ... 145

B. Saran ... 146

DAFTAR PUSTAKA ... 148

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 158

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Rasio Jumlah Kendaraan Bermotor dengan Panjang Jalan Menurut Pulau

Tahun 2018 ... 6

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ... 59

Tabel 2. 2 Jenis, Peran, Status dan Implikasi Variabel dalam Kuadran MICMAC ... 78

Tabel 2. 3 Ketentuan Nilai STRESS ... 85

Tabel 3. 1 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat ... 89

Tabel 3. 2 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur ... 89

Tabel 3. 3 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah ... 90

Tabel 3. 4 Sumber Data Penelitian ... 92

Tabel 3. 5 Skala Hubungan MDI ... 94

Tabel 4. 1 Jumlah Kabupaten, Jumlah Kota dan Luas Wilayah di Pulau Jawa Tahun 2018 ... 98

Tabel 4. 2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Pulau Jawa Tahun 2018 ... 102

Tabel 4. 3 Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya (Unit) Menurut Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2018 ... 103

Tabel 4. 4 Identifikasi Indikator Kunci ... 104

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya

Tahun 2015-2018 ... 2

Gambar 1. 2 Komposisi Jumlah Penerbitan SIM Menurut Jenis Tahun 2018 ... 3

Gambar 1. 3 Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Kepulauan Tahun 2015-2018 (Unit)... 4

Gambar 1. 4 Jumlah Kecelakaan (Kasus) Tahun 2014-2018 ... 7

Gambar 2. 1 Proses Pemilihan Moda Transportasi Darat di Indonesia ... 21

Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran ... 72

Gambar 2. 3 Pola Hubungan Antarvariabel ... 73

Gambar 2. 4 Prinsip Hubungan Antarsistem ... 74

Gambar 2. 5 Ilustrasi Matriks Penilaian MICMAC ... 75

Gambar 2. 6 Matriks Hubungan Antarvariabel ... 75

Gambar 2. 7 Flowchart Hubungan Antarvariabel ... 76

Gambar 2. 8 Cross-Matrix Perhitungan Antarvariabel ... 76

Gambar 2. 9 Pengaruh, Ketergantungan dan Tingkatan (Level) ... 77

Gambar 2. 10 Pembagian Kuadran MICMAC ... 77

Gambar 4. 1 Persentase Sebaran Penduduk Berdasarkan Pulau Terbesar di Indonesia Tahun 2018 ... 101

Gambar 4. 2 Direct Influence/Dependence Map Provinsi Jawa Barat ... 105

Gambar 4. 3 Direct Influence/Dependence Map Provinsi Jawa Timur ... 105

Gambar 4. 4 Direct Influence/Dependence Map Provinsi Jawa Tengah ... 106

Gambar 4. 5 Pendapatan Per Kapita ADHK (Ribu Rupiah) Pada 3 Provinsi Tahun 2017-2018... 107

Gambar 4. 6 Jumlah Kendaraan Bermotor Roda Dua (Unit) Pada 3 Provinsi Tahun 2017-2018... 107

Gambar 4. 7 Jumlah Penduduk dan Volume Kendaraan Bermotor Roda Dua Menurut Provinsi ... 111

Gambar 4. 8 Persentase Ketersediaan Transprotasi Publik ... 115

(19)

xviii

Gambar 4. 9 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan dan Jumlah Kasus Kecelakaan Tahun 2018 ... 118 Gambar 4. 10 Jumlah Surat Ijin Mengemudi (SIM) yang Dikeluarkan Berdasarkan Jenis dan Provinsi Tahun 2018... 123 Gambar 4. 11 Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Jenisnya Tahun 2017-2018128 Gambar 4. 12 Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Provinsi Tahun 2017-2018

... 130 Gambar 4. 13 Permintaan Energi Per Moda Transportasi Tahun 2018 ... 134 Gambar 4. 14 Hasil Nilai Stress dan RSQ Pada Perceptual Map ... 137 Gambar 4. 15 Perceptual Map Kabupaten/Kota Ditinjau Berdasarkan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Roda Dua Tahun 2018 ... 139

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Output MICMAC ... 1588

Lampiran 2: Hasil Output MDS ... 161

Lampiran 3: Hasil Kuesioner Penelitian ... 165

Lampiran 4: Data Penelitian... 165

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, transportasi telah menjadi hal yang tidak dapat dilepaskan dari masyarakat, untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Sehingga perlu mendapatkan perhatian yang cukup dan pengelolaan yang tepat (Nisak & Prakoso, 2012). Di Indonesia sendiri, salah satu jenis transportasi yang cukup diminati oleh masyarakat Indonesia adalah jenis kendaraan bermotor, yang mana keberadaan kendaraan bermotor roda dua menjadi jenis kendaraan dengan pertumbuhan yang paling signifikan (Badan Pusat Statistik, 2018) .

Dengan terjadinya pertumbuhan transportasi, tentunya perlu diimbangi dengan penyediaan infrastruktur yang memadai. Salah satunya seperti infrastruktur jalan, yang memiliki peran cukup krusial dalam perkembangan transportasi. Jika penyediaan infrastruktur kurang memadai dan kurangnya peran pemerintah dalam pengendalian laju pertumbuhan transportasi, khususnya kendaraan bermotor roda dua. Tentunya dapat menimbulkan dampak negatif yang berkelanjutan dan dapat mengganggu aktivitas perekonomian, seperti kepadatan lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas.

Transportasi yang baik adalah transportasi yang dapat membuka aksesibilitas suatu wilayah. Dengan adanya aksesibilitas, suatu wilayah dapat dengan mudah untuk diakses oleh pihak dari luar wilayah tersebut. Kemudahan tersebut dapat tercapai dengan tersedianya, prasarana jalan dan alat angkut yang bergerak melalui jalan tersebut. Bagi wilayah yang memiliki aksesibilitas yang baik, tentunya dapat mendorong perkembangan kegiatan ekonomi. Oleh karena itu ketersediaan sarana dan prasarana transportasi, menjadi penting bagi perkembangan suatu wilayah (Salim, 2000).

(22)

2

Dengan tersedianya transportasi yang memadai dapat mendorong pemerataan pembangunan, melancarkan pendistribusian barang dan jasa, menyediakan barang dengan harga yang terjangkau serta mendorong pertumbuhan sektor-sektor ekonomi nasional lainnya. Transportasi juga berperan untuk membuka akses komunikasi antar wilayah, terjadinya spesialisasi antar wilayah, serta masuknya ide-ide baru yang dapat mendorong wilayah tersebut untuk maju dan berkembang (Kadir, 2006).

Pentingnya transportasi juga semakin dirasakan pada saat terjadinya perubahan sistem pemerintahan, dari sentralisasi menjadi desentralisasi. Dengan begitu, peran transportasi menjadi lebih dibutuhkan untuk menjaga konektivitas antar wilayah (Talitha & Hudalah, 2014).

Berdasarkan Gambar 1.1 dapat terlihat bahwa, jenis kendaraan bermotor roda dua menjadi jenis kendaraan dengan pertumbuhan yang paling signifikan, yakni mencapai 6,40% per tahun. Pada tahun 2018, volume kendaraan bermotor roda dua menjadi jenis kendaraan yang paling mendominasi ketiga jenis kendaraan lainnya, yaitu sebanyak 106.657.952 unit.

Gambar 1. 1 Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya Tahun 2015-2018

Sumber: Statistik Transportasi Darat 2019, Badan Pusat Statistik (BPS), diolah

12304221 13142958 13968202 14830698

196309 204512 213359 2228724145857 4326731 4450902 4797254

88656931 94531510 100200245 106657952

2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8

Mobil Penumpang Bis Mobil Barang Sepeda Motor

(23)

3

Terdapat perbedaan jumlah kendaraan yang cukup signifikan dan sangat terlihat jelas, yaitu dimana urutan kedua terbanyak diperoleh jenis mobil penumpang yang hanya mencapai 14.830.698 unit. Lalu mobil barang yakni sebanyak 4.797.254 unit dan bis sebanyak 222.872 unit pada Tahun 2018. Hal ini menggambarkan bahwa saat ini kendaraan bermotor roda dua telah menjadi kendaraan yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Selain ditinjau berdasarkan jumlah dan pertumbuhannya, dapat juga dilihat dari komposisi kepemilikan jumlah penerbitan SIM seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.2.

Gambar 1. 2 Komposisi Jumlah Penerbitan SIM Menurut Jenis Tahun 2018

Sumber: Statistik Transportasi Darat 2018, Badan Pusat Statistik (BPS), diolah

Keberadaan Gambar 1.2 juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur, bahwa kendaraan bermotor roda dua menjadi jenis kendaraan yang diandalkan oleh masyarakat Indonesia. Gambar 1.2 menunjukkan persentase penerbitan SIM berdasarkan jenisnya, yang dikeluarkan oleh Kepolisian Republik Indonesia selama tahun 2018. Gambar tersebut menunjukkan bahwa persentase jumlah SIM yang dikeluarkan selama tahun 2018 paling banyak adalah jenis SIM C, yaitu SIM yang digunakan untuk kendaraan bermotor roda dua, yakni sebesar 66%.

Disisi lain, pada Tahun 2018 kepemilikan SIM A hanya mencapai 30%, serta kepemilikan SIM BI dan B II yang menjadi persentase terkecil yaitu hanya sebesar 3% dan 1%. Komposisi penerbitan SIM yang didominasi oleh jenis SIM C, juga dapat dijadikan tolak ukur bahwa tingginya minat masyarakat terhadap penggunaan kendaraan bermotor roda dua.

SIM A 30%

SIM B I 3%

SIM B II 1%

SIM C 66%

(24)

4

Gambar 1. 3 Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Kepulauan Tahun 2015-2018 (Unit)

Sumber: Statistik Transportasi Darat 2019, Badan Pusat Statistik (BPS), diolah

Berdasarkan letak kepulauan, Pulau Jawa menjadi Pulau yang memiliki populasi kendaraan bermotor paling banyak di Indonesia. Hal ini terlihat melalui Gambar 1.3, yang mana sejak Tahun 2015-2018 Pulau Jawa memiliki proporsi kendaraan bermotor yang paling signifikan dibandingkan ketujuh Pulau lainnya.

Pulau Jawa berhasil mencapai angka 76.041.434 unit kendaraan bermotor pada Tahun 2018. Kondisi ini sejalan dengan fakta bahwa selama Tahun 2018, terdapat sebanyak 56,46% penduduk Indonesia yang bertempat tinggal di Pulau Jawa (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2019).

Fenomena ini membuktikan, bahwa keberadaan penduduk dapat mempengaruhi banyaknya transportasi yang dibutuhkan. Semakin tinggi tingkat kepadatan penduduk, maka akan semakin banyak jumlah angkutan transportasi yang tersedia. Sebaliknya, jika semakin rendah tingkat kepadatan penduduk, akan semakin sedikit jumlah angkutan transportasi yang tersedia (Arsandi et al., 2017).

(Gielge, 2004) menyatakan bahwa, kondisi wilayah dengan kepadatan yang rendah, memiliki ketergantungan pada mobil yang cukup tinggi dan digunakan untuk perjalanan sehari-hari, sekolah, kerja ataupun belanja. Namun karakteristik

22243662 23402135 24709717 26176464

62712227 67220043 71434635 76041434

5601626 5965382 6251824 66336117685601 8033146 8479920 9057520

5982046 6448839 6856661 7347639

1078156 1136166 1189951 1252108

2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8

Sumatera Jawa Bali-Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Papua-Kep. Maluku

(25)

5

penduduk dengan kepadatan yang tinggi, memiliki ketergantungan pada mobil yang lebih banyak digunakan untuk perjalanan rekreasi dan keluar dari kepadatan kota.

Penyebab lainnya yang membuat volume kendaraan bermotor roda dua di Indonesia begitu tinggi, salah satunya alasannya dikarenakan kendaraan bermotor roda dua menjadi alat transportasi yang praktis dan cocok untuk kondisi lalu lintas yang padat seperti di Indonesia. Alasan lainnya disebabkan karena jenis kendaraan ini memiliki biaya service dan bahan bakar yang lebih ekonomis (Lady et al., 2020).

Faktor lainnya juga disebabkan karena, saat ini pembelian kendaraan bermotor roda dua dapat dilakukan dengan hanya membayar sejumlah uang muka (down payment), yang kemudian sisa pembayarannya dapat dicicil setiap bulannya.

Dengan adanya sistem tersebut, calon pembeli tidak perlu memiliki uang tunai dalam jumlah yang besar (Nisak & Prakoso, 2012). Ecky Awal Mucharam (Anggota Komisi XI DPR) menyatakan bahwa, kondisi ini sesuai dengan keadaan masyarakat Indonesia yang di dominasi oleh masyarakat kelas menengah, dimana mayoritas pemilik kendaraan bermotor roda dua berasal dari masyarakat menengah ke bawah.

Indonesia memiliki 52 juta penduduk yang termasuk ke dalam kelas menengah, yang mana kelas menengah ini menjadi penggerak utama perekonomian Indonesia.

Terjadinya peningkatan kelas menengah sebanyak 10% selama periode 2010-2016, menimbulkan pergeseran pola konsumsi masyarakat Indonesia. Konsumsi yang pada awalnya berdasarkan kebutuhan dasar berupa makanan, kemudian bergeser menjadi konsumsi non makanan. Sehingga membuat penjualan sepeda motor, mobil, handphone dan juga rumah ikut mengalami peningkatan (World Bank, 2019).

Kondisi tersebut merupakan hal yang lumrah terjadi, karena masyarakat modern merupakan masyarakat yang konsumtif. Yaitu sebuah kondisi, dimana masyarakat secara terus menerus melakukan konsumsi. Namun konsumsi yang saat ini dilakukan, bukan hanya digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dasar saja, tetapi sudah didasari pada kebutuhan pergaulan sosialnya.

Terjadinya pertambahan volume kendaraan bermotor di Indonesia, juga tidak bisa terlepas dari semakin baiknya kondisi infrastruktur jalan di Indonesia. Jalan

(26)

6

yang merupakan penghubung antar wilayah, menjadi prasarana paling penting untuk menunjang transportasi darat. Bintarto menyatakan bahwa dengan dilakukannya perluasan jalur jalan dapat menghubungkan interaksi antara desa dan kota (Bintarto, 1984 dalam Andriansyah, 2015).

Lemhmnas juga menambahkan bahwa tersedianya infrastruktur jalan yang semakin baik dan luas, juga dapat melancarkan arus pengangkutan manusia dan barang. Serta dapat memperbesar kesempatan masyarakat untuk memperoleh kesejahteraan (Lemhmnas, 1997 dalam dalam Andriansyah, 2015).

Tabel 1. 1 Rasio Jumlah Kendaraan Bermotor dengan Panjang Jalan Menurut Pulau Tahun 2018

Pulau Panjang Jalan (Km)

Jumlah Kendaraan

Bermotor

Rasio Jumlah Kendaraan dengan Panjang

Jalan

Sumatera 183.303 26.176.464 142

Jawa 117.034 76.041.434 649

Bali-Nusa Tenggara

40.861 6.633.611 162

Kalimantan 67.313 9.057.520 134

Sulawesi 81.907 7.347.639 89

Papua- Kepulauan

Maluku 51.892 1.252.108 24

Sumber: Statistik Transportasi Darat 2018, Badan Pusat Statistik (BPS), data diolah

Pertambahan volume kendaraan yang terjadi saat ini, dapat menjadi ancaman tersendiri bagi masalah transportasi. Penyediaan infrastruktur jalan yang tidak disesuaikan dengan kebutuhan transportasi saat ini, dapat menyebabkan kondisi lalu lintas yang tersendat seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 menunjukkan bagaimana kepadatan jalan di masing-masing Pulau yang ada di Indonesia. Mengacu pada tabel tersebut, terlihat jelas bahwa Pulau Jawa menjadi wilayah dengan kondisi lalu lintas terpadat, dimana setiap 1 km jalan dapat

(27)

7

melayani sebanyak 649 kendaraan. Berbanding terbalik dengan kondisi lalu lintas di Pulau Papua dan Kepulauan Maluku yang hanya melayani sebanyak 24 kendaraan setiap 1 km jalan.

Gambar 1. 4 Jumlah Kecelakaan (Kasus) Tahun 2014-2018

Sumber: Statistik Transportasi Darat 2018, Badan Pusat Statistik (BPS)

Selain itu, penyediaan infrastruktur jalan yang kurang baik dan tidak disesuaikan dengan tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor roda dua, seperti jalan rusak atau belum diaspal, dapat menimbulkan dampak lain yaitu kecelakaan lalu lintas. Semakin banyaknya volume kendaraan, juga berisiko memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Gambar 1.4 menunjukkan bahwa angka kasus kecelakaan lalu lintas terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya pengguna kendaraan bermotor saat ini (Badan Pusat Statistik, 2018).

Di Indonesia jumlah korban kecelakaan lalu lintas yang meninggal dunia mencapai 120 jiwa per hari, yang mana sebagian besar kasus kecelakaan tersebut berasal dari pengendara kendaraan bermotor roda dua (Prima & Kurniawan, 2016).

Ini sejalan dengan laporan yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO), bahwa Indonesia berada di posisi kelima sebagai Negara dengan jumlah kematian paling banyak akibat kecelakaan lalu lintas di dunia.

Permasalahan transportasi saat ini menjadi penting untuk diperhatikan, agar dapat ditemukan solusi yang baik untuk menekan volume kendaraan. Namun sebelum itu, agar kebijakan yang dikeluarkan dapat tepat sasaran, maka perlu

95.906 96.233

106.644

104.327

109.215

2014 2015 2016 2017 2018

Jumlah Kasus Kecelakaan

(28)

8

dipahami faktor-faktor apa saja yang terus membuat jumlah kendaraan bermotor khususnya roda dua cenderung terus meningkat. Oleh karena itu, berdasarkan kondisi yang telah dipaparkan sebelumnya, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Roda Dua di Pulau Jawa Tahun 2018”.

B. Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan dapat lebih mendalam, terukur dan terarah, maka peneliti perlu membatasi rentang waktu penelitian. Rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini berfokus pada tahun 2018. Tahun tersebut dipilih berdasarkan masalah yang telah dipaparkan dalam penelitian, bahwa selama periode tersebut terjadi pertumbuhan kendaraan bermotor roda dua, yang cukup pesat dan didukung dengan ketersediaannya data penelitian yang dibutuhkan.

C. Rumusan Masalah

Tren pertambahan volume kendaraan bermotor, khususnya roda dua yang terjadi di Pulau Jawa perlu dianalisa penyebabnya dengan baik, agar tidak menimbulkan masalah dan menjadi ancaman di sektor transportasi. Diperlukannya tindakan yang tepat, karena kendaraan bermotor roda dua itu sendiri masih menjadi kendaraan yang diandalkan oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini. Sehingga tindakan dan kebijakan yang diambil, akan begitu kompleks terhadap kehidupan masyarakat.

Berdasarkan latar belakang yang sebelumnya sudah dipaparkan, maka dapat diidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penelitian sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan kendaraan bermotor roda dua di Pulau Jawa?

2. Bagaimanakah karakteristik pemetaan wilayah berdasarkan dimensi faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kendaraan bermotor roda dua di Pulau Jawa?

(29)

9 D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini diantaranya ialah:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kendaraan bermotor roda dua di Pulau Jawa.

2. Untuk menjelaskan karakteristik pemetaan wilayah, berdasarkan dimensi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kendaraan bermotor roda dua di Pulau Jawa.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis dan Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan tambahan, bagi perkembangan studi Ekonomi Pembangunan terkait dengan Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Roda Dua di Pulau Jawa. Sehingga penelitian ini dapat dijadikan literatur tambahan bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis dan Pembuat Kebijakan

Memberikan gambaran tentang Faktor – Faktor yang dapat mempengaruhi Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Roda Dua di Pulau Jawa dan karakteristik masing-masing wilayah berdasarkan sudut pandang dimensi yang dianggap dapat mempengaruhi Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Roda Dua di Pulau Jawa. Sehingga dapat diketahui bagaimana kondisi dan masalah yang terjadi pada masing-masing Provinsi yang ada di Pulau Jawa, akibat laju pertumbuhan kendaraan bermotor roda dua.

(30)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori-Teori Terkait dengan Penelitian 1. Transportasi Darat

1.1 Definisi Transportasi

Kamaluddin menyatakan bahwa transportasi adalah suatu usaha untuk mengangkut atau membawa baik itu barang ataupun penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan lebih efisien. Efisien diartikan bahwa transportasi dapat membawa barang dan penumpang dengan waktu secepat mungkin dengan mengeluarkan biaya yang sekecil mungkin (Kamaluddin, 2003). Sehingga dengan adanya transportasi dapat membantu aktivitas sehari – hari menjadi lebih efisien.

Setijowarno juga menjelaskan arti transportasi dari segi pelaku perjalanan, bahwa transportasi merupakan sebuah perjalanan dari tempat asal ke tempat tujuan untuk melakukan aktivitas yang di perlukan (Setijowarno & Frazila, 2001).

Miro juga menambahkan bahwa transportasi merupakan sebuah usaha dan proses pengangkutan suatu objek dari suatu lokasi ke lokasi yang dituju.

Dengan terjadinya proses pengangkutan, objek yang diangkut menjadi lebih berguna dan bermanfaat di lokasi yang dituju. Hadirnya transportasi untuk mendukung terjadinya proses pengangkutan, tidak dapat terlepas dari adanya seluruh subsistem dalam aktivitas moda transportasi (Miro, 2005).

Sesuai dengan pembahasan dalam penelitian yang meneliti tentang jenis transportasi darat, maka dipaparkan definisi mengenai transportasi darat.

Transportasi darat merupakan seluruh jenis alat transportasi yang beroperasi di

(31)

11

darat, dan sering dianggap sebagai moda transportasi jalan raya (Warpani, 1990).

1.2 Peranan Transportasi

Bintarto menjelaskan bahwa transportasi pada dasarnya berperan untuk mempermudah penduduk di suatu wilayah untuk mencapai tempat yang ingin dituju seperti menuju tempat pendidikan atau sekolah, menuju tempat bekerja, menuju tempat belanja, menuju tempat rekreasi, dan menuju ke tempat-tempat pusat pelayanan masyarakat lainnya (Bintarto, 1983).

Berdasarkan sudut pandang ekonomi, transportasi berperan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, memudahkan dan melancarkan pendistribusian bahan-bahan kebutuhan yang berbeda, dapat juga untuk menstabilkan harga, mengurangi dan menjangkau daerah yang terisolasi, serta perluasan pasar dan spesialisasi (Ruru, 1993).

(M. N. Nasution, 2008) juga menjelaskan bahwa proses pengangkutan (transportasi) memiliki peranan yang begitu luas dan hampir mencakup seluruh bidang dalam kehidupan manusia. Karena faktanya saat ini, transportasi menjadi alat penghubung di berbagai aspek yang terdiri dari berbagai aspek, yaitu:

1) Aspek sosial dan budaya, berperan untuk meningkatkan standar hidup dan kemampuan masyarakat.

2) Aspek politis dan pertahanan, berperan sebagai alat pertahanan dan menjaga keamanan. Selain itu juga berperan untuk memperkuat persatuan antar wilayah.

3) Aspek hukum, perannya berkaitan dengan bagaimana suatu hak, kewajiban dan tanggung jawab para pengguna transportasi dalam menggunakan alat transportasinya.

4) Aspek teknik, berkaitan dalam tahap pembangunan transportasi yang perlu memperhatikan terjaminnya keselamatan dan keamanan penggunanya.

(32)

12

5) Aspek ekonomi, berperan dalam memperlancar proses pendistribusian penjualan kepada konsumen di berbagai wilayah dan juga dapat menghadirkan pemerataan kemampuan ekonomi.

a. Peran Transportasi Dalam Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi adalah suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan per kapita dalam jangka panjang. Disertai dengan terjadinya perubahan pada masyarakat seperti keadaan sistem politik, struktur kegiatan ekonomi, struktur sosial dan nilai-nilai pada masyarakat (Sukirno, 1985 dalam Mulyani, 2007). Untuk mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi suatu Negara, dapat ditunjukkan berdasarkan tiga nilai, yaitu (Todaro &

Smith, 2011):

1) Berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok (sustenance)

2) Rasa harga diri masyarakat sebagai manusia mengalami peningkatan 3) Meningkatnya kebebasan masyarakat untuk menentukan pilihannya

sendiri (freedom from servitude)

Transportasi memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan nasional. Dengan kondisi geografis Indonesia sebagai Negara kepulauan, akan sulit untuk menjaga konektivitas dan integrasi antar wilayah tanpa adanya transportasi yang memadai. Sehingga, sektor transportasi diindonesia dirancang atau diarahkan untuk tiga tujuan, yaitu mendukung perekonomian, menjaga stabilitas nasional dan meminimalisir ketimpangan pembangunan antar wilayah, melalui perluasan jalur distribusi barang dan jasa agar mampu menjangkau seluruh wilayah (Badan Pusat Statistik, n.d, 2018).

Oleh karenanya transportasi dapat dikatakan sebagai sarana yang dapat digunakan untuk menunjang keberhasilan pembangunan, baik dalam lingkup pedesaan, perkotaan atau bahkan Negara dengan wilayah yang luas seperti Indonesia (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, 2017).

(33)

13

Pembangunan transportasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi, karena setiap terjadinya peningkatan aktivitas ekonomi memiliki hubungan yang searah dengan kebutuhan akan hadirnya transportasi.

Sehingga dengan ketersediaan transportasi dapat berperan penting dalam mendukung suatu Negara, agar dapat mencapai tujuan pembangunan ekonomi (Salim, 2006).

Hal ini juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Banerjee et al., 2012), bahwa penyediaan infrastruktur transportasi yang baik dapat menjadi kunci untuk meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Pada dasarnya infrastruktur transportasi yang disediakan baik oleh pemerintah ataupun swasta, memang ditujukan untuk memperlancar dan meningkatkan perekonomian wilayah tersebut. Terdapat beberapa alasan bahwa penyediaan infrastruktur transportasi dapat menguntungkan pembangunan ekonomi, yaitu:

1) Meminimalkan biaya produksi dan memperluas jangkauan promosi pasar.

2) Meningkatkan mobilitas, yaitu dimana masyarakat dapat lebih mudah dalam melakukan migrasi, mengakses sumber modal ataupun lembaga lainnya yang dapat membantu meningkatkan pemerataan dan kesejahteraan wilayah.

3) Investasi modal manusia yang lebih baik, yaitu dimana masyarakat memiliki kemudahan dalam mengakses sekolah yang lebih baik, agar dapat memperoleh pendidikan yang lebih berkualitas. Selain itu juga seperti adanya akses untuk membawa ke Dokter yang lebih baik dalam memberikan pengobatan.

Dengan semakin mudahnya melakukan pergerakan baik manusia, modal dan juga barang, dapat membawa ide, informasi dan juga teknologi baru.

Sehingga dapat mewujudkan pengembangan wilayah dan pemerataan pembangunan (Banerjee et al., 2012). Berikut ini terdapat beberapa peran transportasi dalam pembangunan ekonomi, yang terdiri (Kadir, 2006):

(34)

14

1) Ketersediaan barang, dengan ketersediaan transportasi yang memadai dan terjangkau, maka masyarakat lebih mudah untuk mengakses barang- barang yang sebelumnya sulit untuk dijangkau.

2) Stabilisasi dan pemerataan harga, dengan transportasi yang memadai dapat mempermudah pergerakan barang dan jasa. Sehingga harga akan cenderung stabil dan merata di berbagai wilayah, atau setidaknya tidak terdapat perbedaan harga yang begitu jauh.

3) Penurunan harga, dapat terjadi karena beberapa alasan seperti tersedianya transportasi yang terjangkau, dalam hal ini konteksnya adalah biaya perjalanan yang murah. Alasan lainnya adalah dipengaruhi dengan sumber produksi (bahan mentah) yang digunakan, serta terdapatnya banyak penjual yang ikut serta di dalam pasar dan menyebabkan terjadinya penurunan harga.

4) Meningkatnya nilai tanah, dengan adanya transportasi dapat membantu dan mempermudah akses untuk memasarkan hasil penjualan ke pertanian. Sehingga tanah atau wilayah yang sebelumnya berada di wilayah terpencil dan jauh dari pasar, akan naik nilai tanahnya (sewanya)

5) Spesialisasi antar wilayah, kempuan suatu wilayah untuk memproduksi barang-barang tertentu (memiliki keunggulan) karena adanya ketersediaan modal, sumber daya manusia ataupun bahan baku.

6) Berkembangnya usaha skala kecil, dengan tersedianya transportasi, kecepatan pengangkutan dan ongkos yang relatif murah, dapat mendorong kemampuan suplai bahan baku dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Sehingga dapat menghasilkan skala produksi yang lebih besar dan menjangkau pasar yang lebih luas. Oleh karena itu, dengan adanya peran transportasi yang baik dapat membantu proses produksi menjadi lebih efisien.

7) Urbanisasi dan konsentrasi penduduk, dengan adanya ketersediaan transportasi dapat mendorong pertumbuhan, perkembangan dan terkonsentrasinya industri serta usaha lainnya di suatu wilayah. Hal ini

(35)

15

menyebabkan terjadinya urbanisasi penduduk ke wilayah yang menjadi pusat industri, bertujuan untuk mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih layak.

b. Peran Transportasi Dalam Pengembangan Wilayah

Salah satu faktor penting dalam pengembangan dan pembangunan wilayah adalah transportasi, yang mana dapat memungkinkan suatu wilayah untuk mencapai tujuan ekonomi, sosial dan lingkungan. Dengan tersedianya transportasi, kecepatan dan ongkos perjalanan yang relatif murah dapat mendorong kemampuan untuk memperoleh suplai bahan baku dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas, oleh karena itu dengan adanya peran transportasi dapat membantu produksi menjadi lebih efisien (Milewski & Zaloga, 2013).

Meningkatnya penyediaan transportasi bukan hanya dapat meningkatkan aksesibilitas wilayah, namun juga dapat menyebabkan persaingan sumber daya manusia yang semakin ketat (Banister & Berechman, 2000).

Peran transportasi dalam pengembangan wilayah juga dapat menyebabkan semakin meningkatkan persaingan bisnis, taraf hidup dan berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi suau wilayah. Laporan OECD menunjukkan, bahwa terdapat beberapa manfaat baik langsung ataupun tidak langsung dari adanya pembangunan transportasi terhadap perkembangan suatu wilayah, yaitu (Milewski & Zaloga, 2013):

a. Waktu perjalanan b. Biaya perjalanan c. Kemacetan

d. Keselamatan perjalanan e. Aksesibilitas wilayah f. Pekerjaan

g. Efektivitas proses bisnis h. Keterlibatan sosial

(36)

16 i. Lingkungan

Manfaat lainnya dari adanya transportasi terhadap pengembangan suatu wilayah adalah dapat membantu proses distribusi antar wilayah, sehingga dapat membantu perekonomian wilayah. Selain itu, pembangunan infrastruktur juga menjadi salah satu instrumen kebijakan yang tidak terlalu berisiko dibandingkan kebijakan lainnya, sebagai upaya untuk mendorong pembangunan daerah. Hal ini disebabkan, karena transportasi telah menjadi suatu hal yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini.

Salah satu buktinya adalah keberhasilan Irlandia, yang mampu menciptakan pasar tenaga kerja dan aglomerasi di berbagai wilayah. Dampaknya, banyak wilayah tertinggal menjadi lebih diminati sebagai lokasi pengembangan industri. Sehingga peran transportasi menjadi lebih dibutuhkan untuk membantu proses pendistribusian dan mendobrak perekonomian wilayah (UCD

& Transportation, n.d.)

Dari berbagai upaya untuk pengembangan suatu wilayah, menimbulkan dampak atau permasalahan yang berkaitan dengan transportasi seperti meningkatnya kemacetan lalu lintas, proporsi penggunaan kendaraan pribadi, tingkat kecelakaan lalu lintas serta konsumsi BBM yang tidak efisien. Oleh karena itu dalam upaya pengembangan wilayah, perlu memfokuskan pada beberapa hal terkait transportasi seperti meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyediaan infrastruktur dan juga mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang terbatas (Andriansyah, 2015).

1.3 Unsur Transportasi

(Kamaluddin, 2003) menyatakan bahwa secara umum, terdapat unsur – unsur transportasi yang terdiri dari:

1) Jalan

Jalan menjadi unsur yang paling penting dalam keberlangsungan transportasi. Tanpa tersedianya jalan, maka penyediaan jasa transportasi juga sulit untuk diwujudkan bagi para penggunanya, karena

(37)

17

dengan adanya jalan yang baik dapat memungkinkan transportasi untuk melakukan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Unsur jalan dapat berupa jalan raya, jalan kereta api, jalan air dan jalan udara.

2) Alat Angkutan

Dengan perkembangan dan kemajuan jalan, alat angkutan juga erat kaitannya dengan transportasi. Berperan untuk mempermudah pergerakan dan perpindahan yang diinginkan. Alat angkutan itu sendiri digolongkan menjadi dapat angkutan darat, angkutan air dan angkutan udara.

3) Tenaga Penggerak

Tenaga penggerak adalah energi yang digunakan untuk menggerakan alat angkutan, seperti tenaga manusia, tenaga uap,batu bara, BBM, tenaga diesel, tenaga listrik, tenaga atom atau bahkan tenaga nuklir.

4) Tempat Pemberhentian

Tempat pemberhentian berguna sebagai tempat untuk memudahkan penggunanya dalam menaiki berbagai jenis transportasi. Tempat pemberhentian juga perlu disediakan agar berbagai jenis angkutan yang ingin bertransportasi, tidak sembarangan dalam menaikkan atau menurunkan penumpangnya, sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan lainnya. Tempat pemberhentian dapat berupa terminal, stasiun, pelabuhan ataupun bandara.

(M. N. Nasution, 2008) juga menambahkan bahwa dalam proses mewujudkan kegiatan transportasi, terdapat unsur-unsur sebagai berikut:

1) Terdapatnya muatan yang diangkut,

2) Tersedianya kendaraan sebagai sarana angkutannya 3) Terdapatnya jalan yang dapat dilalui

4) Tersedianya terminal asal dan terminal tujuan, serta

5) Dibutuhkan sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen untuk mengatur kegiatan transportasi.

(38)

18 1.4 Klasifikasi Transportasi

Transportasi darat dapat diklasifikasikan menjadi menjadi dua jenis, yang terdiri sebagai berikut (Amrizal, 2008):

1) Transportasi jalan raya, merupakan transportasi yang biasanya menggunakan jenis jalan aspal, tanah, setapak ataupun krikil.

Transportasi ini juga menggunakan tenaga penggerak seperti manusia, tenaga, uap, BBM, binatang dan lain-lain. Contoh jenis transportasi ini yaitu bus, truk, sepeda motor, sepeda, becak dan jenis angkutan lainnya.

2) Transportasi jalan rel, merupakan transportasi yang beroperasi diatas jalan rel baja dan menggunakan tenaga uap, tenaga mesin, diesel, listrik ataupun nuklir sebagai tenaga penggeraknya.

1.5 Pemilihan Moda Transportasi

(Tamin, 1997) menyatakan bahwa, dalam memodelkan pemilihan moda bukan hal yang mudah, ini dikarenakan terdapat banyaknya faktor yang sulit dikuantifikasi seperti, keamanan, kenyamanan, keandalan, atau ketersediaan kendaraan pada saat dibutuhkan. Oleh karenanya, faktor yang dapat mempengaruhi dalam pemilihan moda dikelompokkan seperti berikut:

1) Ciri Pengguna Jalan, yang terdiri sebagai berikut yaitu:

a) Ketersediaan kendaraan atau kepemilikan kendaraan pribadi, hal ini akan mempengaruhi keputusan individu dalam penggunaan moda transportasi. Individu yang tidak memiliki kendaraan pribadi akan memilih untuk menggunakan transportasi umum sebagai moda pilihannya.

b) Kepemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM), individu yang memiliki SIM memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menggunakan kendaraan pribadi.

(39)

19

c) Struktur rumah tangga, ukuran suatu keluarga akan mempengaruhi banyaknya transportasi yang dibutuhkan. Misal seperti keluarga dengan pensiunan, anak kecil dan lain-lain.

d) Pendapatan, tingkat pendapatan rumah tangga akan mempengaruhi kemampuan daya beli dan pola konsumsi rumah tangga. Semakin tinggi tingkat pendapatan, maka akan semakin besar kesempatan untuk memiliki kendaraan pribadi.

e) Faktor lain, seperti larangan menggunakan kendaraan pribadi ke tempat kerja.

2) Ciri pergerakan, yang terdiri sebagai berikut:

a) Tujuan perjalanan, daerah atau lokasi yang akan dituju dapat mempengaruhi pertimbangan pemilihan moda transportasi.

Apabila lokasi yang dituju memiliki akses yang sulit untuk transportasi umum, maka individu cenderung menggunakan kendaraan pribadi. Begitu sebaliknya, apabila lokasi yang dituju memiliki transportasi umum yang memadai, dengan ketepatan waktu dan pelayanan yang baik, maka individu cenderung memilih transportasi umum dibandingkan kendaraan pribadi.

b) Waktu terjadinya perjalanan, dengan mempertimbangkan ketersediaan transportasi sesuai dengan waktu yang diinginkan.

Seperti malam hari, pagi hari ataupun siang hari.

c) Jarak perjalanan, jauh atau dekatnya jarak perjalanan yang harus ditempuh akan mempengaruhi keputusan jenis kendaraan yang akan digunakan.

3) Ciri fasilitas moda transportasi, yang terbagi lagi menjadi dua kelompok faktor yaitu:

a) Faktor kuantitatif seperti:

(a) Biaya transportasi, mempertimbangkan penggunaan tarif perjalanan, biaya bahan bakar dan lain-lain yang digunakan pada setiap pilihan moda transportasi.

(40)

20

(b) Waktu perjalanan, mempertimbangkan jangka waktu perjalanan yang dibutuhkan pada setiap pilihan moda transportasi.

(c) Ketersediaan ruang dan biaya parkir.

b) Faktor kualitatif, merupakan faktor yang relatif lebih sulit untuk menghitungnya terdiri dari:

(a) Keamanan, dapat dikatakan aman apabila moda transportasi tersebut dapat terhindar dari kejahatan dan aman dari kecelakaan.

(b) Kenyamanan, apabila suatu moda transportasi memiliki pelayanan yang baik, dapat terlindung dari cuaca yang kurang baik, kemudahan saat turun ataupun naik moda transportasi, ketersediaan tempat duduk dan juga tidak berdesak-desakan.

(c) Keteraturan dan Keandalan, apabila suatu moda transportasi dapat tersedia setiap waktu dan dalam waktu yang singkat.

(d) Ciri kota atau zona, yaitu dengan mempertimbangkan jarak perjalanan yang ditempuh dari pusat kota dan kepadatan penduduk.

Tamin juga mengasumsikan bahwa proses pemilihan moda di Indonesia dapat digambarkan menggunakan decision tree (pohon keputusan) yang ditunjukkan dalam Gambar 2.1 seperti berikut:

(41)

21

Gambar 2. 1 Proses Pemilihan Moda Transportasi Darat di Indonesia

Sumber: Proses Pemilihan Moda Di Indonesia, Tamin (2000)

Berdasarkan gambar 2.1 menjelaskan bahwa dalam pemilihan moda transportasi di Indonesia, selalu mempertimbangkan perjalanan yang memerlukan lebih dari satu moda untuk mencapai tempat tujuan. Hal ini dikarenakan kondisi geografis Indonesia, yang berbentuk kepulauan dan memiliki karakteristik topografi wilayahnya masing-masing, sehingga memerlukan lebih dari satu moda untuk mencapai lokasi yang dituju.

Berdasarkan penelitian (Amin et al., 2017), alasan pemilihan kendaraan bermotor roda dua di Indonesia juga dipengaruhi karena adanya persepsi masyarakat bahwa kendaraan bermotor roda dua menjadi kendaraan yang praktis dan sesuai dengan kondisi lalu lintas Indonesia yang padat dengan kendaraan. Selain itu, kendaraan bermotor roda dua juga memiliki harga beli, biaya service dan bahan bakar yang relatif terjangkau dan merakyat (Lady et al., 2020).

Alasan lainnya adalah karena tersedianya banyak kredit cicilan motor yang dapat dilakukan dengan pembayaran di muka (down payment), sehingga memungkinkan masyarakat untuk memiliki kendaraan bermotor roda dua dengan modal awal yang tidak begitu besar dan dapat di bayar secara berangsur setiap bulannya (Nisak & Prakoso, 2012).

(42)

22 1.6 Permintaan Transportasi

Permintaan atas jasa transportasi merupakan gambaran atas kebutuhan transportasi saat ini. Transportasi juga merupakan permintaan turunan (derived demand), karena transportasi hadir karena adanya permintaan atas komoditi atau jasa lainnya. Sehingga permintaan atas transportasi akan hadir apabila terdapat faktor-faktor pendorongnya (Andriansyah, 2015).

Permintaan atas kebutuhan transportasi diturunkan dari dua hal sebagai berikut (Setijowarno & Frazila, 2001):

1) Kebutuhan seseorang untuk melakukan perjalanan dari suatu lokasi menuju lokasi tujuan.

2) Permintaan atas ketersediaan angkutan barang di tempat yang diinginkan dan permintaan angkutan penumpang untuk membantu memenuhi kebutuhan berbagai aktivitas masyarakat.

White menambahkan bahwa permintaan masyarakat akan pemenuhan transportasi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu (White, 1976 dalam Andriansyah, 2015):

1) Pendapatan masyarakat 2) Kesehatan

3) Tujuan perjalanan 4) Jenis perjalanan 5) Jumlah penumpang 6) Perjalanan mendesak

Menurut (Salim, 2002), bahwa terdapat beberapa hal yang mempengaruhi permintaan akan jasa angkutan transportasi, yaitu:

1) Pertumbuhan penduduk dan jumlah penduduk di suatu daerah akan mempengaruhi banyaknya jumlah angkutan transportasi yang dibutuhkan.

2) Pembangunan Daerah, untuk mencapai tujuan pembangunan daerah, diperlukan kehadiran transportasi yang dapat menjangkau

(43)

23

masyarakat di berbagai daerah. Sehingga mampu menciptakan pemerataan pembangunan di berbagai wilayah.

3) Pemasaran Hasil Pertanian, dengan hadirnya transportasi tentu akan membantu proses distribusi hasil-hasil pertanian yang akan dipasarkan.

4) Industrialisasi, pembangunan industri akan mempengaruhi banyaknya jenis dan penggunaan transportasi untuk menunjang kegiatan industri.

5) Transmigrasi dan Penyebaran Penduduk, penyebaran penduduk di Indonesia merupakan salah satu faktor yang menentukan banyaknya jumlah jasa angkutan yang dibutuhkan disetiap daerah di Indonesia.

6) Analisa dan proyeksi akan permintaan jasa transportasi berguna untuk mencukupi permintaan jasa transportasi, agar jasa yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat atas alat transportasi.

Tingginya arus perpindahan masyarakat saat ini mempengaruhi tingkat mobilitas setiap individu,yang kemudian berdampak pada kebutuhan atas transportasi yang semakin tinggi pula. Transportasi juga dibutuhkan sebagai media untuk melakukan transfer of knowledge, karena kondisi geografis, pengetahuan dan juga keterampilan setiap individu tidak selalu sama pada setiap daerah. Oleh karena itu, dalam rangka mencapai tujuan transfer of knowledge dan memenuhi kebutuhan mobilitas penduduk yang semakin tinggi, transportasi berperan untuk membantu perpindahan individu dari satu tempat ke tempat lain untuk memperoleh ataupun memberikan pengetahuan, serta memenuhi tujuannya (Amin et al., 2017).

Selain itu, Nasution juga menyatakan terdapat faktor-faktor lain yang menyebabkan munculnya permintaan atas angkutan transportasi yang terdiri oleh (M. N. Nasution, 2004):

1) Kebutuhan manusia untuk berpergian dan menuju sebuah lokasi seperti untuk bekerja, sekolah, berbelanja dan lain-lain.

(44)

24

2) Kebutuhan angkutan barang untuk dapat digunakan atau dikonsumsi di lokasi lain.

2. Definisi dan Konsep Wilayah

Wilayah merupakan sebuah ruang yang dapat diukur dan memiliki karakteristik umum, yang terbentuk secara alami ataupun ditetapkan oleh manusia. Sehingga dapat digambarkan atau diuraikan, untuk dianalisis ataupun dikelola dengan tujuan tertentu (Branch, 1988). Wilayah adalah suatu unit geografi yang memiliki kriteria tertentu dan menjadi wadah bagi kegiatan- kegiatan sosial ekonomi (Budiharsono, 2001).

Batasan suatu wilayah tidak selalu bersifat fisik, namun juga bersifat dinamis karena menyesuaikan dengan karakteristik masing-masing wilayah.

Komponen yang terdiri dalam suatu wilayah terdiri dari komponen sumber daya alam, sumber daya buatan, manusia serta kelembagaan. Sehingga suatu wilayah dapat menggambarkan bagaimana interaksi sesama manusia dengan sumber daya yang tersedia dalam wilayah tersebut (Rustiadi & Junaidi, 2011).

(Djenen, 1979) membuat batasan mengenai wilayah, yaitu sebagai permukaan bumi yang memiliki karakteristik yang sama atas unsur-unsur yang dipilih. Sehingga muncul berbagai jenis wilayah, missal wilayah berdasarkan administrasi pemerintahan, geografis ataupun wilayah pemukiman.

Terdapat klasifikasi konsep wilayah yang dikategorikan kedalam tiga kategori, yang meliputi (Hagget et al., 1977 dalam Rustiadi & Junaidi, 2011):

a. Uniform Region (Wilayah Homogen)

Melihat suatu wilayah berdasarkan kesamaan atas kriteria tertentu.

Misalnya dalam menentukan wilayah pertanian, yang mana terdapat kesamaan sifat yang dimiliki oleh elemen atau komponen pembentuk wilayah tersebut, dengan melihat petani atau daerah pertaniannya.

Kesamaan ciri tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek yang meliputi aspek sumber daya alam, sosial ataupun ekonomi.

b. Nodal Region (Wilayah Nodal)

(45)

25

Sebuah konsep dimana setiap wilayah memiliki karakteristik yang berbeda, namun juga memiliki sifat saling ketergantungan secara fungsional. Dimana setiap komponen dari wilayah tersebut memiliki perannya masing-masing terhadap pembangunan daerah. Seperti pusat kota dengan wilayah belakangnya (hinterland) akan saling bergantung.

Ketergantungan ini dapat diamati melalui mobilitas penduduk, faktor produksi, barang-barang dan lain-lain yang dimiliki wilayah tersebut.

c. Planning Region (Wilayah Perencanaan)

Sebuah wilayah yang dibentuk karena tujuan organisasional. Konsep wilayah ini selalu dikaitkan dengan sistem pemerintahan, karena biasanya wilayah ini digunaka untuk menyatakan kesatuan secara administratif seperti desa, kecamatan, kabupaten/kota ataupun provinsi.

3. Aksesibilitas Wilayah

Aksesibilitas adalah suatu kondisi dimana terdapat kemudahan atau kenyamanan suatu wilayah dalam berinteraksi dengan wilayah lainnya.

Kemudahan ataupun sulitnya suatu lokasi untuk dicapai, bergantung pada ketersediaan transportasi di wilayah tersebut (Black, 1981 dalam Andriansyah, 2015).

Hurst menambahkan bahwa aksesibilitas menjadi suatu ukuran kemudahan atas waktu, biaya dan usaha untuk melakukan proses perpindahan dari suatu wilayah ke wilayah lain ataupun kawasan lain ke dalam sebuah sistem (Hurst, 1974 dalam Magribi & Suhardjo, 2004).

Soewandi menyatakan bahwa terjadinya mobilitas (pola perpindahan) manusia di dasari oleh beberapa faktor yang terkait dengan (Soewandi et al., 2007):

a. Jarak antara satu wilayah dengan wilayah lainnya b. Biaya yang digunakan dalam melakukan perpindahan c. Kondisi jalan yang tersedia

Aksesibilitas pada dasarnya merupakan sebuah ukuran, dimana suatu wilayah memiliki kemudahan dalam melakukan perjalanan untuk memenuhi

(46)

26

kebutuhannya. Kemudahan tersebut dapat tercapai melalui interaksi antara tata guna lahan, dengan sistem jaringan transportasi yang tersedia (Magribi &

Suhardjo, 2004).

Aksesibilitas wilayah menggambarkan kondisi dimana suatu wilayah memiliki kemampuan untuk diakses oleh pihak dari luar wilayah tersebut, baik diakses secara langsung ataupun tidak langsung. Aksesibilitas yang baik dapat tercapai melalui peran prasarana (sistem jaringan jalan) yang memadai, sehingga dapat mewujudkan terjadinya perpindahan atau pergerakan. Oleh karena itu, untuk melihat tingkat aksesibilitas suatu wilayah, dapat dilihat dengan banyaknya sistem jaringan jalan yang tersedia di wilayah tersebut (Sumadi et al., 2015).

Miro juga menambahkan bahwa tingkat aksesibilitas wilayah dapat diukur dengan melihat ketersediaan jaringan jalan, banyaknya alat transportasi yang tersedia, panjang, lebar dan juga kualitas jalan (Miro, 2005).

Selain itu, kondisi topografi suatu wilayah juga dapat mempengaruhi aksesibilitas wilayah tersebut. Hal ini dikarenakan kondisi topografi dapat menghambat atau bahkan memperlancar jalannya interaksi antar wilayah (Sumaatmadja, 1988). Dengan kondisi topografi wilayah yang curam, dapat menjadi penghambat bagi transportasi untuk mengakses wilayah tersebut (Farida, 2013)

Dengan adanya aksesibilitas dapat mengatasi beberapa permasalahan wilayah seperti hambatan dalam melakukan mobilitas, baik mobilitas fisik berupa sulitnya akses terhadap jalan raya dan lokasi lainnya. Adapula hambatan mobilitas non fisik seperti sulitnya memperoleh pendidikan, mengakses informasi dan lain-lain (Kartono, 2001).

4. PDRB Per Kapita

PDRB per kapita adalah hasil perolehan yang didapat dari Produk Domestik Regional Bruto dibagi dengan jumlah penduduk (Bappeda Kota Bogor, 2010).

Pendapatan per kapita merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah, yang ditunjukkan dengan

Gambar

Gambar 1. 1 Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut  Jenisnya Tahun 2015-2018
Gambar 1. 2 Komposisi Jumlah Penerbitan SIM Menurut Jenis Tahun  2018
Gambar 1. 3 Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut  Kepulauan Tahun 2015-2018 (Unit)
Tabel 1. 1 Rasio Jumlah Kendaraan Bermotor dengan Panjang Jalan  Menurut Pulau Tahun 2018
+7

Referensi

Dokumen terkait

Khusnuridlo, menyatakan bahwa bentuk pendidikan pesantren dapat diklasifikasan menjadi empat tipe, yaitu: (a) pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal dengan

The aim of this study are to analyze the text of female sexuality articles that realized in the women magazines (i.e. vocabulary, grammar, cohesion and text

Pada remaja yang melakukan aborsi, mereka berusaha mengatasi kenangan buruk akibat aborsi atau gejala post abortion syndrome (PAS) diantaranya: dengan mengembangkan

Perkembangan usaha alat-alat kebersihan EFG cukup baik, sehingga memerlukan sistem yang dapat memudahkan pengolahan pesanan penjualan. Jumlah transaksi yang meningkat membuat usaha

perbelanjaan dan di kawasan kampus. Agar kendaraan bermotor roda dua dapat dikatakan sah sebagai pemiliknya, maka setiap pemilik kendaraan roda dua wajib mempunyai

Karakteristik personal adalah kondisi potensi, kapasitas kemampuan dan kemauan seorang sesuai kebutuhan dunia kerja. Perusahaan mencari calon karyawan dengan potensi,

Demikian juga jika dikhawatirkan timbulnya suatu penyakit dan dilakukan IMMUNISASI untuk melawan penyakit yang muncul di suatu tempat atau di mana saja, maka hal itu tidak

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi