• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tren pertambahan volume kendaraan bermotor, khususnya roda dua yang terjadi di Pulau Jawa perlu dianalisa penyebabnya dengan baik, agar tidak menimbulkan masalah dan menjadi ancaman di sektor transportasi. Diperlukannya tindakan yang tepat, karena kendaraan bermotor roda dua itu sendiri masih menjadi kendaraan yang diandalkan oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini. Sehingga tindakan dan kebijakan yang diambil, akan begitu kompleks terhadap kehidupan masyarakat.

Berdasarkan latar belakang yang sebelumnya sudah dipaparkan, maka dapat diidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penelitian sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan kendaraan bermotor roda dua di Pulau Jawa?

2. Bagaimanakah karakteristik pemetaan wilayah berdasarkan dimensi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kendaraan bermotor roda dua di Pulau Jawa?

9 D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini diantaranya ialah:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kendaraan bermotor roda dua di Pulau Jawa.

2. Untuk menjelaskan karakteristik pemetaan wilayah, berdasarkan dimensi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kendaraan bermotor roda dua di Pulau Jawa.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis dan Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan tambahan, bagi perkembangan studi Ekonomi Pembangunan terkait dengan Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Roda Dua di Pulau Jawa. Sehingga penelitian ini dapat dijadikan literatur tambahan bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis dan Pembuat Kebijakan

Memberikan gambaran tentang Faktor – Faktor yang dapat mempengaruhi Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Roda Dua di Pulau Jawa dan karakteristik masing-masing wilayah berdasarkan sudut pandang dimensi yang dianggap dapat mempengaruhi Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Roda Dua di Pulau Jawa. Sehingga dapat diketahui bagaimana kondisi dan masalah yang terjadi pada masing-masing Provinsi yang ada di Pulau Jawa, akibat laju pertumbuhan kendaraan bermotor roda dua.

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori-Teori Terkait dengan Penelitian 1. Transportasi Darat

1.1 Definisi Transportasi

Kamaluddin menyatakan bahwa transportasi adalah suatu usaha untuk mengangkut atau membawa baik itu barang ataupun penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan lebih efisien. Efisien diartikan bahwa transportasi dapat membawa barang dan penumpang dengan waktu secepat mungkin dengan mengeluarkan biaya yang sekecil mungkin (Kamaluddin, 2003). Sehingga dengan adanya transportasi dapat membantu aktivitas sehari – hari menjadi lebih efisien.

Setijowarno juga menjelaskan arti transportasi dari segi pelaku perjalanan, bahwa transportasi merupakan sebuah perjalanan dari tempat asal ke tempat tujuan untuk melakukan aktivitas yang di perlukan (Setijowarno & Frazila, 2001).

Miro juga menambahkan bahwa transportasi merupakan sebuah usaha dan proses pengangkutan suatu objek dari suatu lokasi ke lokasi yang dituju.

Dengan terjadinya proses pengangkutan, objek yang diangkut menjadi lebih berguna dan bermanfaat di lokasi yang dituju. Hadirnya transportasi untuk mendukung terjadinya proses pengangkutan, tidak dapat terlepas dari adanya seluruh subsistem dalam aktivitas moda transportasi (Miro, 2005).

Sesuai dengan pembahasan dalam penelitian yang meneliti tentang jenis transportasi darat, maka dipaparkan definisi mengenai transportasi darat.

Transportasi darat merupakan seluruh jenis alat transportasi yang beroperasi di

11

darat, dan sering dianggap sebagai moda transportasi jalan raya (Warpani, 1990).

1.2 Peranan Transportasi

Bintarto menjelaskan bahwa transportasi pada dasarnya berperan untuk mempermudah penduduk di suatu wilayah untuk mencapai tempat yang ingin dituju seperti menuju tempat pendidikan atau sekolah, menuju tempat bekerja, menuju tempat belanja, menuju tempat rekreasi, dan menuju ke tempat-tempat pusat pelayanan masyarakat lainnya (Bintarto, 1983).

Berdasarkan sudut pandang ekonomi, transportasi berperan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, memudahkan dan melancarkan pendistribusian bahan-bahan kebutuhan yang berbeda, dapat juga untuk menstabilkan harga, mengurangi dan menjangkau daerah yang terisolasi, serta perluasan pasar dan spesialisasi (Ruru, 1993).

(M. N. Nasution, 2008) juga menjelaskan bahwa proses pengangkutan (transportasi) memiliki peranan yang begitu luas dan hampir mencakup seluruh bidang dalam kehidupan manusia. Karena faktanya saat ini, transportasi menjadi alat penghubung di berbagai aspek yang terdiri dari berbagai aspek, yaitu:

1) Aspek sosial dan budaya, berperan untuk meningkatkan standar hidup dan kemampuan masyarakat.

2) Aspek politis dan pertahanan, berperan sebagai alat pertahanan dan menjaga keamanan. Selain itu juga berperan untuk memperkuat persatuan antar wilayah.

3) Aspek hukum, perannya berkaitan dengan bagaimana suatu hak, kewajiban dan tanggung jawab para pengguna transportasi dalam menggunakan alat transportasinya.

4) Aspek teknik, berkaitan dalam tahap pembangunan transportasi yang perlu memperhatikan terjaminnya keselamatan dan keamanan penggunanya.

12

5) Aspek ekonomi, berperan dalam memperlancar proses pendistribusian penjualan kepada konsumen di berbagai wilayah dan juga dapat menghadirkan pemerataan kemampuan ekonomi.

a. Peran Transportasi Dalam Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi adalah suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan per kapita dalam jangka panjang. Disertai dengan terjadinya perubahan pada masyarakat seperti keadaan sistem politik, struktur kegiatan ekonomi, struktur sosial dan nilai-nilai pada masyarakat (Sukirno, 1985 dalam Mulyani, 2007). Untuk mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi suatu Negara, dapat ditunjukkan berdasarkan tiga nilai, yaitu (Todaro &

Smith, 2011):

1) Berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok (sustenance)

2) Rasa harga diri masyarakat sebagai manusia mengalami peningkatan 3) Meningkatnya kebebasan masyarakat untuk menentukan pilihannya

sendiri (freedom from servitude)

Transportasi memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan nasional. Dengan kondisi geografis Indonesia sebagai Negara kepulauan, akan sulit untuk menjaga konektivitas dan integrasi antar wilayah tanpa adanya transportasi yang memadai. Sehingga, sektor transportasi diindonesia dirancang atau diarahkan untuk tiga tujuan, yaitu mendukung perekonomian, menjaga stabilitas nasional dan meminimalisir ketimpangan pembangunan antar wilayah, melalui perluasan jalur distribusi barang dan jasa agar mampu menjangkau seluruh wilayah (Badan Pusat Statistik, n.d, 2018).

Oleh karenanya transportasi dapat dikatakan sebagai sarana yang dapat digunakan untuk menunjang keberhasilan pembangunan, baik dalam lingkup pedesaan, perkotaan atau bahkan Negara dengan wilayah yang luas seperti Indonesia (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, 2017).

13

Pembangunan transportasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi, karena setiap terjadinya peningkatan aktivitas ekonomi memiliki hubungan yang searah dengan kebutuhan akan hadirnya transportasi.

Sehingga dengan ketersediaan transportasi dapat berperan penting dalam mendukung suatu Negara, agar dapat mencapai tujuan pembangunan ekonomi (Salim, 2006).

Hal ini juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Banerjee et al., 2012), bahwa penyediaan infrastruktur transportasi yang baik dapat menjadi kunci untuk meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Pada dasarnya infrastruktur transportasi yang disediakan baik oleh pemerintah ataupun swasta, memang ditujukan untuk memperlancar dan meningkatkan perekonomian wilayah tersebut. Terdapat beberapa alasan bahwa penyediaan infrastruktur transportasi dapat menguntungkan pembangunan ekonomi, yaitu:

1) Meminimalkan biaya produksi dan memperluas jangkauan promosi pasar.

2) Meningkatkan mobilitas, yaitu dimana masyarakat dapat lebih mudah dalam melakukan migrasi, mengakses sumber modal ataupun lembaga lainnya yang dapat membantu meningkatkan pemerataan dan kesejahteraan wilayah.

3) Investasi modal manusia yang lebih baik, yaitu dimana masyarakat memiliki kemudahan dalam mengakses sekolah yang lebih baik, agar dapat memperoleh pendidikan yang lebih berkualitas. Selain itu juga seperti adanya akses untuk membawa ke Dokter yang lebih baik dalam memberikan pengobatan.

Dengan semakin mudahnya melakukan pergerakan baik manusia, modal dan juga barang, dapat membawa ide, informasi dan juga teknologi baru.

Sehingga dapat mewujudkan pengembangan wilayah dan pemerataan pembangunan (Banerjee et al., 2012). Berikut ini terdapat beberapa peran transportasi dalam pembangunan ekonomi, yang terdiri (Kadir, 2006):

14

1) Ketersediaan barang, dengan ketersediaan transportasi yang memadai dan terjangkau, maka masyarakat lebih mudah untuk mengakses barang-barang yang sebelumnya sulit untuk dijangkau.

2) Stabilisasi dan pemerataan harga, dengan transportasi yang memadai dapat mempermudah pergerakan barang dan jasa. Sehingga harga akan cenderung stabil dan merata di berbagai wilayah, atau setidaknya tidak terdapat perbedaan harga yang begitu jauh.

3) Penurunan harga, dapat terjadi karena beberapa alasan seperti tersedianya transportasi yang terjangkau, dalam hal ini konteksnya adalah biaya perjalanan yang murah. Alasan lainnya adalah dipengaruhi dengan sumber produksi (bahan mentah) yang digunakan, serta terdapatnya banyak penjual yang ikut serta di dalam pasar dan menyebabkan terjadinya penurunan harga.

4) Meningkatnya nilai tanah, dengan adanya transportasi dapat membantu dan mempermudah akses untuk memasarkan hasil penjualan ke pertanian. Sehingga tanah atau wilayah yang sebelumnya berada di wilayah terpencil dan jauh dari pasar, akan naik nilai tanahnya (sewanya)

5) Spesialisasi antar wilayah, kempuan suatu wilayah untuk memproduksi barang-barang tertentu (memiliki keunggulan) karena adanya ketersediaan modal, sumber daya manusia ataupun bahan baku.

6) Berkembangnya usaha skala kecil, dengan tersedianya transportasi, kecepatan pengangkutan dan ongkos yang relatif murah, dapat mendorong kemampuan suplai bahan baku dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Sehingga dapat menghasilkan skala produksi yang lebih besar dan menjangkau pasar yang lebih luas. Oleh karena itu, dengan adanya peran transportasi yang baik dapat membantu proses produksi menjadi lebih efisien.

7) Urbanisasi dan konsentrasi penduduk, dengan adanya ketersediaan transportasi dapat mendorong pertumbuhan, perkembangan dan terkonsentrasinya industri serta usaha lainnya di suatu wilayah. Hal ini

15

menyebabkan terjadinya urbanisasi penduduk ke wilayah yang menjadi pusat industri, bertujuan untuk mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih layak.

b. Peran Transportasi Dalam Pengembangan Wilayah

Salah satu faktor penting dalam pengembangan dan pembangunan wilayah adalah transportasi, yang mana dapat memungkinkan suatu wilayah untuk mencapai tujuan ekonomi, sosial dan lingkungan. Dengan tersedianya transportasi, kecepatan dan ongkos perjalanan yang relatif murah dapat mendorong kemampuan untuk memperoleh suplai bahan baku dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas, oleh karena itu dengan adanya peran transportasi dapat membantu produksi menjadi lebih efisien (Milewski & Zaloga, 2013).

Meningkatnya penyediaan transportasi bukan hanya dapat meningkatkan aksesibilitas wilayah, namun juga dapat menyebabkan persaingan sumber daya manusia yang semakin ketat (Banister & Berechman, 2000).

Peran transportasi dalam pengembangan wilayah juga dapat menyebabkan semakin meningkatkan persaingan bisnis, taraf hidup dan berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi suau wilayah. Laporan OECD menunjukkan, bahwa terdapat beberapa manfaat baik langsung ataupun tidak langsung dari adanya pembangunan transportasi terhadap perkembangan suatu wilayah, yaitu (Milewski & Zaloga, 2013):

a. Waktu perjalanan b. Biaya perjalanan c. Kemacetan

d. Keselamatan perjalanan e. Aksesibilitas wilayah f. Pekerjaan

g. Efektivitas proses bisnis h. Keterlibatan sosial

16 i. Lingkungan

Manfaat lainnya dari adanya transportasi terhadap pengembangan suatu wilayah adalah dapat membantu proses distribusi antar wilayah, sehingga dapat membantu perekonomian wilayah. Selain itu, pembangunan infrastruktur juga menjadi salah satu instrumen kebijakan yang tidak terlalu berisiko dibandingkan kebijakan lainnya, sebagai upaya untuk mendorong pembangunan daerah. Hal ini disebabkan, karena transportasi telah menjadi suatu hal yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini.

Salah satu buktinya adalah keberhasilan Irlandia, yang mampu menciptakan pasar tenaga kerja dan aglomerasi di berbagai wilayah. Dampaknya, banyak wilayah tertinggal menjadi lebih diminati sebagai lokasi pengembangan industri. Sehingga peran transportasi menjadi lebih dibutuhkan untuk membantu proses pendistribusian dan mendobrak perekonomian wilayah (UCD

& Transportation, n.d.)

Dari berbagai upaya untuk pengembangan suatu wilayah, menimbulkan dampak atau permasalahan yang berkaitan dengan transportasi seperti meningkatnya kemacetan lalu lintas, proporsi penggunaan kendaraan pribadi, tingkat kecelakaan lalu lintas serta konsumsi BBM yang tidak efisien. Oleh karena itu dalam upaya pengembangan wilayah, perlu memfokuskan pada beberapa hal terkait transportasi seperti meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyediaan infrastruktur dan juga mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang terbatas (Andriansyah, 2015).

1.3 Unsur Transportasi

(Kamaluddin, 2003) menyatakan bahwa secara umum, terdapat unsur – unsur transportasi yang terdiri dari:

1) Jalan

Jalan menjadi unsur yang paling penting dalam keberlangsungan transportasi. Tanpa tersedianya jalan, maka penyediaan jasa transportasi juga sulit untuk diwujudkan bagi para penggunanya, karena

17

dengan adanya jalan yang baik dapat memungkinkan transportasi untuk melakukan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Unsur jalan dapat berupa jalan raya, jalan kereta api, jalan air dan jalan udara.

2) Alat Angkutan

Dengan perkembangan dan kemajuan jalan, alat angkutan juga erat kaitannya dengan transportasi. Berperan untuk mempermudah pergerakan dan perpindahan yang diinginkan. Alat angkutan itu sendiri digolongkan menjadi dapat angkutan darat, angkutan air dan angkutan udara.

3) Tenaga Penggerak

Tenaga penggerak adalah energi yang digunakan untuk menggerakan alat angkutan, seperti tenaga manusia, tenaga uap,batu bara, BBM, tenaga diesel, tenaga listrik, tenaga atom atau bahkan tenaga nuklir.

4) Tempat Pemberhentian

Tempat pemberhentian berguna sebagai tempat untuk memudahkan penggunanya dalam menaiki berbagai jenis transportasi. Tempat pemberhentian juga perlu disediakan agar berbagai jenis angkutan yang ingin bertransportasi, tidak sembarangan dalam menaikkan atau menurunkan penumpangnya, sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan lainnya. Tempat pemberhentian dapat berupa terminal, stasiun, pelabuhan ataupun bandara.

(M. N. Nasution, 2008) juga menambahkan bahwa dalam proses mewujudkan kegiatan transportasi, terdapat unsur-unsur sebagai berikut:

1) Terdapatnya muatan yang diangkut,

2) Tersedianya kendaraan sebagai sarana angkutannya 3) Terdapatnya jalan yang dapat dilalui

4) Tersedianya terminal asal dan terminal tujuan, serta

5) Dibutuhkan sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen untuk mengatur kegiatan transportasi.

18 1.4 Klasifikasi Transportasi

Transportasi darat dapat diklasifikasikan menjadi menjadi dua jenis, yang terdiri sebagai berikut (Amrizal, 2008):

1) Transportasi jalan raya, merupakan transportasi yang biasanya menggunakan jenis jalan aspal, tanah, setapak ataupun krikil.

Transportasi ini juga menggunakan tenaga penggerak seperti manusia, tenaga, uap, BBM, binatang dan lain-lain. Contoh jenis transportasi ini yaitu bus, truk, sepeda motor, sepeda, becak dan jenis angkutan lainnya.

2) Transportasi jalan rel, merupakan transportasi yang beroperasi diatas jalan rel baja dan menggunakan tenaga uap, tenaga mesin, diesel, listrik ataupun nuklir sebagai tenaga penggeraknya.

1.5 Pemilihan Moda Transportasi

(Tamin, 1997) menyatakan bahwa, dalam memodelkan pemilihan moda bukan hal yang mudah, ini dikarenakan terdapat banyaknya faktor yang sulit dikuantifikasi seperti, keamanan, kenyamanan, keandalan, atau ketersediaan kendaraan pada saat dibutuhkan. Oleh karenanya, faktor yang dapat mempengaruhi dalam pemilihan moda dikelompokkan seperti berikut:

1) Ciri Pengguna Jalan, yang terdiri sebagai berikut yaitu:

a) Ketersediaan kendaraan atau kepemilikan kendaraan pribadi, hal ini akan mempengaruhi keputusan individu dalam penggunaan moda transportasi. Individu yang tidak memiliki kendaraan pribadi akan memilih untuk menggunakan transportasi umum sebagai moda pilihannya.

b) Kepemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM), individu yang memiliki SIM memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menggunakan kendaraan pribadi.

19

c) Struktur rumah tangga, ukuran suatu keluarga akan mempengaruhi banyaknya transportasi yang dibutuhkan. Misal seperti keluarga dengan pensiunan, anak kecil dan lain-lain.

d) Pendapatan, tingkat pendapatan rumah tangga akan mempengaruhi kemampuan daya beli dan pola konsumsi rumah tangga. Semakin tinggi tingkat pendapatan, maka akan semakin besar kesempatan untuk memiliki kendaraan pribadi.

e) Faktor lain, seperti larangan menggunakan kendaraan pribadi ke tempat kerja.

2) Ciri pergerakan, yang terdiri sebagai berikut:

a) Tujuan perjalanan, daerah atau lokasi yang akan dituju dapat mempengaruhi pertimbangan pemilihan moda transportasi.

Apabila lokasi yang dituju memiliki akses yang sulit untuk transportasi umum, maka individu cenderung menggunakan kendaraan pribadi. Begitu sebaliknya, apabila lokasi yang dituju memiliki transportasi umum yang memadai, dengan ketepatan waktu dan pelayanan yang baik, maka individu cenderung memilih transportasi umum dibandingkan kendaraan pribadi.

b) Waktu terjadinya perjalanan, dengan mempertimbangkan ketersediaan transportasi sesuai dengan waktu yang diinginkan.

Seperti malam hari, pagi hari ataupun siang hari.

c) Jarak perjalanan, jauh atau dekatnya jarak perjalanan yang harus ditempuh akan mempengaruhi keputusan jenis kendaraan yang akan digunakan.

3) Ciri fasilitas moda transportasi, yang terbagi lagi menjadi dua kelompok faktor yaitu:

a) Faktor kuantitatif seperti:

(a) Biaya transportasi, mempertimbangkan penggunaan tarif perjalanan, biaya bahan bakar dan lain-lain yang digunakan pada setiap pilihan moda transportasi.

20

(b) Waktu perjalanan, mempertimbangkan jangka waktu perjalanan yang dibutuhkan pada setiap pilihan moda transportasi.

(c) Ketersediaan ruang dan biaya parkir.

b) Faktor kualitatif, merupakan faktor yang relatif lebih sulit untuk menghitungnya terdiri dari:

(a) Keamanan, dapat dikatakan aman apabila moda transportasi tersebut dapat terhindar dari kejahatan dan aman dari kecelakaan.

(b) Kenyamanan, apabila suatu moda transportasi memiliki pelayanan yang baik, dapat terlindung dari cuaca yang kurang baik, kemudahan saat turun ataupun naik moda transportasi, ketersediaan tempat duduk dan juga tidak berdesak-desakan.

(c) Keteraturan dan Keandalan, apabila suatu moda transportasi dapat tersedia setiap waktu dan dalam waktu yang singkat.

(d) Ciri kota atau zona, yaitu dengan mempertimbangkan jarak perjalanan yang ditempuh dari pusat kota dan kepadatan penduduk.

Tamin juga mengasumsikan bahwa proses pemilihan moda di Indonesia dapat digambarkan menggunakan decision tree (pohon keputusan) yang ditunjukkan dalam Gambar 2.1 seperti berikut:

21

Gambar 2. 1 Proses Pemilihan Moda Transportasi Darat di Indonesia

Sumber: Proses Pemilihan Moda Di Indonesia, Tamin (2000)

Berdasarkan gambar 2.1 menjelaskan bahwa dalam pemilihan moda transportasi di Indonesia, selalu mempertimbangkan perjalanan yang memerlukan lebih dari satu moda untuk mencapai tempat tujuan. Hal ini dikarenakan kondisi geografis Indonesia, yang berbentuk kepulauan dan memiliki karakteristik topografi wilayahnya masing-masing, sehingga memerlukan lebih dari satu moda untuk mencapai lokasi yang dituju.

Berdasarkan penelitian (Amin et al., 2017), alasan pemilihan kendaraan bermotor roda dua di Indonesia juga dipengaruhi karena adanya persepsi masyarakat bahwa kendaraan bermotor roda dua menjadi kendaraan yang praktis dan sesuai dengan kondisi lalu lintas Indonesia yang padat dengan kendaraan. Selain itu, kendaraan bermotor roda dua juga memiliki harga beli, biaya service dan bahan bakar yang relatif terjangkau dan merakyat (Lady et al., 2020).

Alasan lainnya adalah karena tersedianya banyak kredit cicilan motor yang dapat dilakukan dengan pembayaran di muka (down payment), sehingga memungkinkan masyarakat untuk memiliki kendaraan bermotor roda dua dengan modal awal yang tidak begitu besar dan dapat di bayar secara berangsur setiap bulannya (Nisak & Prakoso, 2012).

22 1.6 Permintaan Transportasi

Permintaan atas jasa transportasi merupakan gambaran atas kebutuhan transportasi saat ini. Transportasi juga merupakan permintaan turunan (derived demand), karena transportasi hadir karena adanya permintaan atas komoditi atau jasa lainnya. Sehingga permintaan atas transportasi akan hadir apabila terdapat faktor-faktor pendorongnya (Andriansyah, 2015).

Permintaan atas kebutuhan transportasi diturunkan dari dua hal sebagai berikut (Setijowarno & Frazila, 2001):

1) Kebutuhan seseorang untuk melakukan perjalanan dari suatu lokasi menuju lokasi tujuan.

2) Permintaan atas ketersediaan angkutan barang di tempat yang diinginkan dan permintaan angkutan penumpang untuk membantu memenuhi kebutuhan berbagai aktivitas masyarakat.

White menambahkan bahwa permintaan masyarakat akan pemenuhan transportasi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu (White, 1976 dalam Andriansyah, 2015):

1) Pendapatan masyarakat 2) Kesehatan

3) Tujuan perjalanan 4) Jenis perjalanan 5) Jumlah penumpang 6) Perjalanan mendesak

Menurut (Salim, 2002), bahwa terdapat beberapa hal yang mempengaruhi permintaan akan jasa angkutan transportasi, yaitu:

1) Pertumbuhan penduduk dan jumlah penduduk di suatu daerah akan mempengaruhi banyaknya jumlah angkutan transportasi yang dibutuhkan.

2) Pembangunan Daerah, untuk mencapai tujuan pembangunan daerah, diperlukan kehadiran transportasi yang dapat menjangkau

23

masyarakat di berbagai daerah. Sehingga mampu menciptakan pemerataan pembangunan di berbagai wilayah.

3) Pemasaran Hasil Pertanian, dengan hadirnya transportasi tentu akan membantu proses distribusi hasil-hasil pertanian yang akan dipasarkan.

4) Industrialisasi, pembangunan industri akan mempengaruhi banyaknya jenis dan penggunaan transportasi untuk menunjang kegiatan industri.

5) Transmigrasi dan Penyebaran Penduduk, penyebaran penduduk di Indonesia merupakan salah satu faktor yang menentukan banyaknya jumlah jasa angkutan yang dibutuhkan disetiap daerah di Indonesia.

6) Analisa dan proyeksi akan permintaan jasa transportasi berguna untuk mencukupi permintaan jasa transportasi, agar jasa yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat atas alat transportasi.

Tingginya arus perpindahan masyarakat saat ini mempengaruhi tingkat mobilitas setiap individu,yang kemudian berdampak pada kebutuhan atas transportasi yang semakin tinggi pula. Transportasi juga dibutuhkan sebagai media untuk melakukan transfer of knowledge, karena kondisi geografis, pengetahuan dan juga keterampilan setiap individu tidak selalu sama pada setiap daerah. Oleh karena itu, dalam rangka mencapai tujuan transfer of knowledge dan memenuhi kebutuhan mobilitas penduduk yang semakin tinggi, transportasi berperan untuk membantu perpindahan individu dari satu tempat ke tempat lain untuk memperoleh ataupun memberikan pengetahuan, serta memenuhi tujuannya (Amin et al., 2017).

Selain itu, Nasution juga menyatakan terdapat faktor-faktor lain yang menyebabkan munculnya permintaan atas angkutan transportasi yang terdiri oleh (M. N. Nasution, 2004):

1) Kebutuhan manusia untuk berpergian dan menuju sebuah lokasi seperti untuk bekerja, sekolah, berbelanja dan lain-lain.

24

2) Kebutuhan angkutan barang untuk dapat digunakan atau dikonsumsi di lokasi lain.

2. Definisi dan Konsep Wilayah

Wilayah merupakan sebuah ruang yang dapat diukur dan memiliki karakteristik umum, yang terbentuk secara alami ataupun ditetapkan oleh manusia. Sehingga dapat digambarkan atau diuraikan, untuk dianalisis ataupun dikelola dengan tujuan tertentu (Branch, 1988). Wilayah adalah suatu unit geografi yang memiliki kriteria tertentu dan menjadi wadah bagi kegiatan-kegiatan sosial ekonomi (Budiharsono, 2001).

Batasan suatu wilayah tidak selalu bersifat fisik, namun juga bersifat dinamis karena menyesuaikan dengan karakteristik masing-masing wilayah.

Komponen yang terdiri dalam suatu wilayah terdiri dari komponen sumber daya alam, sumber daya buatan, manusia serta kelembagaan. Sehingga suatu wilayah dapat menggambarkan bagaimana interaksi sesama manusia dengan sumber daya yang tersedia dalam wilayah tersebut (Rustiadi & Junaidi, 2011).

Komponen yang terdiri dalam suatu wilayah terdiri dari komponen sumber daya alam, sumber daya buatan, manusia serta kelembagaan. Sehingga suatu wilayah dapat menggambarkan bagaimana interaksi sesama manusia dengan sumber daya yang tersedia dalam wilayah tersebut (Rustiadi & Junaidi, 2011).