• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

2.2. Penelitian Terdahulu

Sebagai bentuk pembelajaran dan juga bahan masukan selama mengerjakan penelitian, peneliti memiliki skripsi sebagai pedoman bagi peneliti, salah satunya adalah skripsi yang berjudul Tinjauan Tentang Pekerja Anak di Terminal Amplas (Studi Kasus Anak yang Bekerja Sebagai Penyapu Angkutan Umum di Terminal Terpadu Amplas). Adapun penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2008. Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah mengetahui bagaimana pekerja anak yang ada di Terminal Terpadu Amplas, khususnya anak yang bekerja sebagai penyapu angkutan umum di Terminal Amplas.

Dalam melakukan penelitian tersebut, peneliti menggunakan teori yang terkait dengan adanya faktor-faktor anak bekerja, yakni di dalamnya terkait dengan kemiskinan keluarga, yang merupakan akibat dari pendapatan rendah, pendidikan rendah, dan juga produktivitas yang rendah, kemudian di dalamnya juga pengaruh lingkungan, serta sosial budaya yang terkait dengan tradisi bangsa

dan pengaruh modernisasi. Faktor inilah yang dianggap memicu para anak bekerja, dan pada akhirnya memberi dampak, yakni hilangnya waktu untuk bersekolah dan bermain, terjadinya penyimpangan perilaku, kesehatan yang buruk, hingga terjadinya tindak kekerasan terhadap anak. Adapun tipe penelitian ini adalah studi kasus deskriptif yang penelaahannya kepada suatu kasus yang dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail, dan kompherensif. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif dengan mendiskripsikan perkasus dari data-data yang telah dikumpulkan.

Kesimpulan dari penelitian ini ialah pada dasarnya anak bekerja tidak terlepas dari kondisi sosial ekonomi keluarga yang rendah (miskin/ serba kekurangan). Tampaknya anak bekerja merupakan suatu pilihan dalam keadaaan sosial ekonomi keluarga yang demikian, keadaan tersebut melahirkan motivasi atau alasan anak-anak ini bekerja antara lain yaitu untuk memenuhi kebutuhan sekolah yang tidak bisa dipenuhi seluruhnya oleh orangtua, untuk membantu kebutuhan keluarga, arena tidak sekolah lagi, dan ingin mempunyai penghasilan sendiri. Selain itu, motivasi anak untuk bekerja dengan kondisi keluarga juga sangat berkaitan erat.

Adapun alasan anak memilih bekerja sebagai penyapu angkutan umum adalah karena pekerjaan ini tidak memerlukan syarat keahlian tertentu, dan tidak memakai modal. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa walaupun anak-anak dari satu sisi terlihat lebih mandiri dan tidak tergantung kepada orang tua ketika anak bekerja, namun disisi lain akan melahirkan persoalan yang bisa jadi lebih kompleks lagi yaitu dapat menimbulkan perilaku menyimpang karena secara

psikologis anak-anak terlalu cepat dan terpaksa untuk menerima keadaan ini yang belum sesuai dengan perkembangan dan akibat ini akan tercermin dari tingkah laku anak.

Dengan demikian, dapat kita ketahui bahwa persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-sama melakukan penelitian terkait dengan pekerja anak, begitupun dengan metode penelitian yang digunakan adalah metode dengan teknik kualitatif. Perbedaannya terletak pada studi kasus yang dilakukan, dimana penelitian yang dilakukan peneliti tidak dibatasi hanya kepada pekerjaan sang pekerja anak dan faktor yang mempengaruhinya, tetapi juga kepada apa yang dapat dikerjakan oleh pemerintah dalam menangani permasalahan pekerja anak yang ada.

Hal ini menjadi ketertarikan peneliti karena memang pemerintah memiliki tugas dan tanggung jawab dalam memperhatikan permasalahan ketenagakerjaan yang ada di Indonesia, apalagi terkait dengan pelarangan pekerja anak yang sudah jelas memiliki aturan dan sanksi bagi para pelanggar yang mempekerjakan anak di bawah umur. Selain itu, penelitian yang diambil sebagai rujukan merupakan penelitian yang secara khusus meneliti anak yang bekerja sebagai penyapu jalan. Lain halnya dengan penelitian yang peneliti lakukan, yakni mengenai pekerja anak secara umum, baik informal maupun non formal di wilayah Kota Serang. Adapun skripsi pertama yang menjadi acuan dalam penulisan ini merupakan penelitian yang bersumber dari Febrina Adriyani, Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan, tahun 2008.

Selain menggunakan skripsi diatas sebagai pedoman dalam mengerjakan penelitian ini, peneliti juga menggunakan sebuah kajian literatur yang berjudul Kajian Terhadap Peraturan, Kebijakan, dan Program-Program Penghapusan Pekerja Anak di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2011, dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dalam peraturan-peraturan, kebijakan-kebijakan, serta program-program untuk mengatasi persoalan pekerja anak di Indonesia dari tahun 1999/2000, untuk mengidentifikasi dan menganalisa kelemahan-kelemahan dalam respon nasional untuk menghapuskan pekerja anak yang masih harus ditangani, untuk mengidentifikasi pilhan-pilihan kebijakan dan praktik-praktik kebijakan yang baik, serta untuk memberikan rekomendasi guna memberikan arah bagi peraturan-peraturan, kebijakan dan program-program yang efektif untuk penghapusan pekerja anak di Indonesia.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kajian literatur dari dokumen dokumen kunci yang disediakan oleh ILO-OPEC Jakarta, dimana dokumen-dokumen ini sebelumnya telah dikaji secara intenal dan sebuah draf laporan telah ditulis untuk kemudian diperkaya oleh kajian literatur ini. Adapun kesimpulan yang bisa dipelajari dari penelitian ini adalah bahwa berdasarkan bukti-bukti yang ada, baik masyarakat, aparat penegak hukum, dan para pengambil keputusan masih belum secara menyeluruh memahami permasalahan pekerja anak serta upaya-upaya yang sedang dilaksanakan.

Mengingat Indonesia merupakan negara yang luas dengan kebudayaan yang majemuk, praktik-praktik kebudayaan yang masih mendukung anak-anak

untuk bekerja merupakan suatu tantangan tersendiri yang perlu segera diatasi. Permasalahan lainnya seperti masalah kemiskinan, tingkat pendidikan dan literasi yang rendah, dan kesulitan-kesulitan yang terkait dengan tanggung jawab negara serta penggugahan kesadaran akan peraturan-peraturan yang berlaku masih menjadi permasalahan klasik yang perlu diatasi. Mengingat situasi ini dan masih sulitnya infrastruktur untuk teknologi komunikasi, harus diakui bahwa hingga kini kampanye penghapusan Bentuk Pekerjaan Terburuk Anak (BPTA) masih belum dapat membawa perubahan baik disisi permintaan maupun disisi persediaan. Indonesia masih belum mampu mengatasi hambatan-hambatan struktural dalam penegakan hukum dan kebijakan.

Sulitnya untuk mempertahankan para siswa agar tetap bersekolah juga mempengaruhi makin bertambahnya jumlah pekerja anak. Pendidikan sendiri merupakan link yang paling lemah dalam koordinasi meski sebenarnya pelaksanaan Program Keluarga Harapan, dan Program Kesejahteraan Sosial Anak cukup menjanjikan untuk dapat menarik dan mencegah anak-anak yang rentan untuk terlibat dalam BPTA. Ada ketidak seriusan dalam program-program yang seharusnya dapat jauh menjangkau kedalam kondisi BPTA seperti anak-anak yang bekerja di prostitusi dan bentuk-bentuk pekerjaan berbahaya lainnya. Ada ketidakseriusan dalam pendokumentasian praktik-praktik terbaik dalam hal perawatan, rehabilitasi, dan pengintegrasian para anak-anak yang diselamatkan dari BPTA. Hukum yang berlaku tidak menyebutkan tanggung jawab negara terhadap anak-anak yang diselamatkan dari BPTA.

Bahkan, secara nasional, Indonesia tidak memiliki kebijakan yang menyeluruh mengenai rehabilitasi dan pengintegrasian kembali. Adapun persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah melakukan penelitian seputar pekerja anak. Selain itu, fokus penelitian ini juga sama-sama mengarah kepada kebijakan maupun tindakan-tindakan pemerintah dalam mengurangi pekerja anak meski penelitian yang dilakukan peneliti lebih sempit karena lingkupnya hanya di Kota Serang belum mencakup keseluruhan Indonesia dan bagian pemerintah yang diteliti lebih spesifik, yakni Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Serang.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian ini mengkaji kebijakan pekerja anak secara umum dalam setiap dinas dan juga lingkup pemerintahan yang aktif menangani permasalahan pekerja anak, sedangkan peneliti bukan mengkaji soal kebijakan, tapi lebih kepada pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai bagian dari Komite Aksi Daerah yang memiliki kewenangan langsung dalam menangani permasalahan pekerja anak di Kota Serang. Bagaimanapun juga dari sudut pandang administrasi negara, suatu kebijakan tidak akan berjalan dengan baik kala pengawasan dalam kegiatan tersebut berjalan tidak semestinya.

Setiap pihak harus tetap diawasi untuk bisa mencapai tujuan awal. Ketika Kota Serang berharap bahwa permasalahan pekerja anak dapat dihapuskan, maka sangat perlu diadakannya pengawasan yang baik kepada setiap pihak yang ditunjuk untuk bisa mencapai pengurangan pekerja anak yang ada. Adapun penelitian ini bersumber dari Irwanto (Pusat Kajian Perlindungan Anak Fakultas

Ilmu – ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia) yang dibantu oleh Siska Natalia pada Mei 2011.