Djendakita Purba dan Dorce Boang Manalu
Fakultas Farmasi USU
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian terhadap serbuk biji buah pinang dalam dasar salep berminyak untuk penyembuhan luka bakar, sebagai pembanding digunakan Bioplacenton® jeli. Kadar serbuk biji buah pinang yang digunakan 5%; 7,5%; 10% dan 12,5%. Luka bakar dibuat pada punggung kelinci jantan dengan menggunakan lempeng logam panas. Penyembuhan luka bakar diukur berdasarkan diameter luka. Luka dinyatakan sembuh total bila diameter luka sama dengan nol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok kelinci yang diberi salep serbuk biji buah pinang 12,5% mempunyai waktu penyembuhan tercepat yaitu 16 hari. Waktu penyembuhan terlama ditunjukkan oleh kelompok kelinci yang diberi salep serbuk biji buah pinang 5% yaitu 30 hari. Dengan Bioplacenton® jeli waktu penyembuhan 26 hari.
Kata kunci : serbuk biji pinang, kelinci, Bioplacenton® jeli, luka bakar.
PENDAHULUAN
Suatu kekayaan alam yang terdapat di Indonesia adalah tumbuh–tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan secara tradisional dapat digunakan sebagai obat. Bagi penduduk Indonesia keberadaan obat tradisional bukan merupakan hal yang baru sebab sudah digunakan dan diajarkan secara turun temurun (Santosa, 2004).
Salah satu jenis tanaman obat yang dapat dikembangkan adalah pinang (Areca catechu L) Secara tradisional buah pinang dapat digunakan untuk menyembuhkan luka akibat kecelakaan, terbakar, terbentur (Kloppenburg, 1988), tetapi belum pernah diteliti efek farmakologinya. Kandungan zat berkhasiat pada biji buah pinang yaitu alkaloid, tanin, lemak, saponin flavonoid (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2001). Kandungan tanin pada biji yang masih muda sangat tinggi dan tanin ini dalam air dapat terurai jika disimpan (Dit Jen POM, 1979).
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba melakukan penelitian untuk mengetahui efek penyembuhan luka bakar dengan memanfaatkan serbuk biji buah pinang dalam dasar salep berminyak yang tidak mengandung air. Kemudian dibandingkan dengan sediaan obat luka bakar yang telah beredar di pasaran yaitu Bioplacenton® jeli.
BAHAN DAN METODE Bahan-bahan dan Peralatan
Bahan–bahan yang digunakan adalah biji buah pinang yang masih muda , parafin cair, adeps lanae, setil alkohol, vaselin album, Bioplacenton® jeli ( Kalbe Farma ) dan Pehacain injeksi® (Phapros). Peralatan yang digunakan: Neraca listrik, neraca kasar, neraca hewan, lempeng logam berdiameter 2 cm , pisau cukur, gunting, ayakan mesh 100, termometer, kain kasa steril, dan alat-alat gelas laboratorium.
Hewan yang digunakan adalah kelinci jantan dewasa yang sehat (Orytolagus cuniculus).
Metodologi
1. Persiapan hewan
Sebelum percobaan dimulai, kelinci dipelihara lebih dahulu selama satu minggu dalam kandang yang baik untuk menyesuaikan lingkungan. Selama pemeliharaan setiap hari diamati perilakunya dan berat badannya ditimbang. Hewan dinyatakan sehat dan dinilai dapat digunakan untuk pengujian, selama pemeliharaan berat badannya tetap atau bertambah dan perilakunya normal.
2. Penyediaan sampel
2.1 Pembuatan serbuk biji pinang
Buah pinang yang masih muda berwarna hijau diambil secara purposive tanpa membedakan tempat tumbuh lalu dikumpulkan. Kemudian dikupas dari serabutnya dan timbang bijinya,
selanjutnya diiris tipis-tipis dan dikeringkan diudara terbuka terlindung dari sinar matahari langsung. Setelah kering dihaluskan menjadi serbuk dan ayak dengan ayakan mesh 100. Serbuk halus ini disimpan dalam wadah yang tidak tembus cahaya.
2.2 Pembuatan salep ( formula ) sediaan uji
Dasar salep yang digunakan adalah dasar salep hidrokarbon, kemudian dibuat sediaan salep dengan serbuk biji buah pinang dengan variasi konsentrasi berturut turut 5%, 7,5%, 10%, 12,5%
Tabel 1. Formula Sediaan Salep Serbuk biji buah pinang
Bahan Formula
A B C D E
Serbuk biji pinang (%) - 5 7,5 10 12,5
Setil alkohol (g) 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Adeps lanae (g) 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3
Vaselin album (g) 32,5 32,5 32,5 32,5 32,5
Parafin cair hingga (g) 50 50 50 50 50
Keterangan:
Formula A = Dasar salep tanpa serbuk biji buah pinang Formula B = Kadar serbuk biji buah pinang 5% Formula C = Kadar serbuk biji buah pinang 7,5% Formula D = Kadar serbuk biji buah pinang 10% Formula E = Kadar serbuk biji buah pinang 12,5% Cara Pembuatan
Timbang bahan-bahan yang diperlukan. Setil alkohol, adeps lanae, vaselin album dan parafin cair dimasukkan kedalam cawan porselen kemudian dilebur di atas penangas air sampai seluruhnya mencair. Kemudian diangkat dari penangas air lalu diaduk sampai dingin sehingga diperoleh dasar salep ( Lachman, 1994 ). Serbuk biji buah pinang yang sudah ditimbang masukkan kedalam lumpang , gerus dan tambahkan dasar salep sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen. Salep yang sudah jadi dimasukkan kedalam wadah dan disimpan ditempat yang terlindung dari cahaya.
3. Pengujian Pengobatan Luka Bakar Caranya:
Kelinci dicukur bagian punggungnya, kemudian dianestesi dengan Pehacain® injeksi yang disuntikkan secara sub kutan dengan dosis 1 ml; setelah 3 menit, kulit diinduksi dengan alat penginduksi panas pada suhu 80-90°C selama 5 menit sehingga terjadi luka bakar. Luka yang terjadi diukur diameternya, kemudian luka tersebut diolesi dengan salep sediaan uji, tutup dengan kain kasa dan plester.
Setiap hari dilakukan pengamatan dengan mengukur diameter luka dan diolesi lagi dengan salep uji sampai akhirnya luka sembuh. Diameter luka sama dengan nol bila luka sudah tertutup dengan jaringan baru (Suratman, dkk 1996). Untuk setiap perlakuan digunakan 5 ekor kelinci.
Perhitungan persentase penyembuhan (Suratman, dkk 1996). a. Cara mengukur diameter luka bakar
4
4
3
2
1
dx
dx
dx
dx
dx=
+
+
+
dx = diameter luka hari ke- x
b. Perhitungan persentase penyembuhan luka bakar menggunakan rumus:
100%
1
1
2 2 2×
−
=
d
dx
d
px
px = persentase luka hari ke- x d1 = diameter luka hari ke- 1 dx = diameter luka hari ke- x
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 2. Persentase rata-rata penyembuhan luka bakar
Hari Ke- KELOMPOK PERLAKUAN
A B C D E F 1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2 -66,77 -21,12 -13,09 -23,02 -25,07 -21,04 3 -74,77 -37,40 -19,95 -49,36 -24,75 -40,29 4 -89,19 -39,27 -27,20 -56,29 -43,33 -58,52 5 -104,74 -43,27 -32,92 -66,17 -29,95 -66,94 6 -111,42 -49,59 -35,34 -37,77 -20,59 -86,87 7 -105,56 -53,69 -37,44 -21,79 -7,62 -69,16 8 -99,35 -55,71 -35,74 -9,21 1,54 -54,25 9 -92,37 -55,26 -32,02 9,98 18,99 -44,54 10 -82,36 -55,60 -26,96 25,10 41,47 -26,85 11 -71,63 -57,77 -24,72 50,60 59,90 -13,96 12 -67,21 -44,04 -20,48 58,08 63,63 1,27 13 -62,45 -35,82 -17,03 64,71 76,63 20,92 14 -59,91 -26,45 -14,50 71,56 86,89 32,81 15 -58,24 -17,65 -10,54 81,89 94,92 41,17 16 -56,58 -10,79 4,15 88,91 99,25 53,79 17 -53,28 -0,48 17,79 93,65 100,00 61,42 18 -40,45 5,6 27,25 96,98 * 70,85 19 -28,18 10,21 33,00 99,25 * 77,14 20 -22,50 12,94 40,42 99,61 * 81,96 21 -17,27 15,07 46,29 99,92 * 86,42 22 -8,53 26,50 59,44 100,00 * 90,96 23 20,04 32,49 81,69 * * 94,64 24 31,08 54,64 92,39 * * 97,73 25 37,66 68,99 97,65 * * 99,61 26 46,64 81,77 98,98 * * 100,00 27 55,93 89,36 100,00 * * * 28 64,59 95,01 * * * * 29 64,46 98,67 * * * * 30 74,99 99,91 * * * * 31 83,65 100,00 * * * * 32 89,53 * * * * * 33 94-,79 * * * * * 34 97,00 * * * * * 35 98,31 * * * * * 36 99,25 * * * * * 37 100,00 * * * * * Keterangan:
A = Pengobatan dengan dasar salep
B = Pengobatan dengan salep serbuk biji buah pinang 5% C = Pengobatan dengan salep serbuk biji buah pinang 7,5% D = Pengobatan dengan salep serbuk biji buah pinang 10% E = Pengobatan dengan salep serbuk biji buah pinang 12,5% F = Pengobatan dengan Bioplacenton®
* = Luka sembuh
Pada Tabel 2. dapat dilihat bahwa kelompok dengan pemberian dasar salep tanpa penambahan serbuk biji buah pinang, penyembuhan 100% (total) terjadi pada hari ke 37 Untuk kelompok yang diberi dengan salep yang mengandung serbuk biji buah pinang 5%, 7,5%, 10%, dan 12,5% memberikan persentase penyembuhan 100% (total) berturut-turut 31 hari, 27 hari, 22 hari, dan 17 hari. Sedangkan untuk kelompok pembanding mengunakan pengobatan dengan Bioplacenton®'
memberikan penyembuhan total pada hari ke- 26. Ternyata salep yang mengandung serbuk biji buah pinang sebanyak 7,5%, menunjukkan hasil yang sama dengan pengobatan menggunakan Bioplacenton®' yaitu sembuh pada hari ke- 27. (Bioplacenton® adalah obat luka bakar). Hal ini disebabkan serbuk biji buah pinang mengandung tanin yang cukup tinggi dan mengandung saponin yang dapat berfungsi sebagai obat luka. Tanin berguna sebagai adstringent yang dapat menyebabkan penutupan pori–pori kulit dan menghentikan eksudat dan pendarahan ringan. Saponin memiliki kemampuan sebagai antiseptik yang dapat mencegah pertumbuhan mikro organisme. Pengobatan dengan salep yang mengandung 12,5% serbuk biji buah pinang memberikan penyembuhan yang lebih cepat daripada pengobatan dengan Bioplacenton® karena penyembuhan total terjadi pada hari ke -16.
Gambar 1. Grafik Penyembuhan Luka Bakar dari Berbagai Kelompok Perlakuan
Grafik Penyembuhan Luka Bakar dari Berbagai Kelompok Perlakuan
-120 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 Hari ke- P er sen tase P en yem b u h an
KESIMPULAN
1. Sediaan salep yang mengandung serbuk biji buah pinang dapat menyembuhkan luka bakar secara nyata.
2. Sediaan salep yang mengandung serbuk biji buah pinang 5%, 7,5%, 10%, dan 12,5% dapat menyembuhkan luka bakar pada hari ke-31, 27, 22, dan ke -16 secara total. Penyembuhan tercepat yaitu pada hari ke- 16 dengan menggunakan sediaan salep yang mengandung 12,5% serbuk biji buah pinang.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. (1997). Formulasi Obat Topikal Dengan Dasar Penyakit Kulit.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hal. 1-5,38,63.
Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan. (2001). Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I). Jilid 2. Depkes & Kesejahteraan Sosial RI. Jakarta. hal 34.
DitJen POM. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. hal. 33. Kloppenburg, J. (1998). Petunjuk Lengkap Mengenai Tanam-Tanaman Di Indonesia Dan Khasiatnya
Sebagai Obat-Obatan Tradisionil. Cetakan kedua.Yogyakarta. Penerbit: CD. R.S. Bethesda Dan Andi Offset. hat 133.
Lachman, L., dkk. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri. Penerjemah: Siti Suyatmi. Edisi kedua. Jakarta. Universitas Indonesia. hal. 1136.
Moenadjat, Y. (2003). Luka Bakar: Pengetahuan Klinik Praktis. Jakarta: Fakultas- Kedokteran Universitas Indonesia. hal. 2-5.
Robinson, L. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerjemah: Kosasih Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB. hal. 71, 191.
Tjitrosoepomo, G. (1994). Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Ilustrator: Eko Sarjono. Cetakan pertama. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hal 443-444.
Santosa, D., dan Gunawan. (2004). Ramuan Tradisional Untuk Penyakit Kulit. Jakarta: Penebar Swadaya. hal. 1-5.
Suratman., Sumin 1, AS., dan Ghozali, D. (1996). Pengaruh Ekstrak Antanan dalam Bentuk Sediaan Salep, Krim dan Jelly terhadap Penyembuhan Luka Bakar. Cermin Dania Kedokteran; 108; 31- 38.