Siti Nurbaya, Erly Sitompul, Suryanto
Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara
Jl. Tri Dharma No.5, Pintu 4, Kampus USU Medan 20155 Telp. (061) 8223558. Fax. (061) 8219775
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
Telah dilakukan uji aktivitas antibakteri dari air perasan daun sereh wangi, daun jeruk purut dan daun ruku-ruku serta campuran dari air perasan tersebut terhadap bakteri Salmonella thypi (gram negatif) dan Staphylococcus aureus (gram positif). Daun segar masing-masing tumbuhan dihaluskan, ditambahkan akuades steril dan disaring hingga diperoleh konsentrasi air perasan 25% dan 50%. Air perasan masing-masing daun dan campuran dari air perasan daun tersebut kemudian diujikan pada bakteri uji dengan metode difusi agar menggunakan pencadang kertas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran air perasan masing-masing daun mempunyai hasil yang sinergis sehingga meningkatkan daya hambat air perasan terhadap bakteri uji. Pencampuran masing-masing air perasan memberikan aroma yang lebih wangi.
Kata kunci : antibakteri, ruku-ruku, jeruk purut, sereh wangi
PENDAHULUAN
Tanaman di Indonesia sangat beraneka ragam jenisnya. Beberapa dari tanaman ini mengandung minyak atsiri yang mempunyai aroma khas. Minyak atsiri terletak pada kelenjar Labiate di daerah parenkim daun ataupun parenkim buah. Kandungan minyak atsiri merupakan senyawa-senyawa fenol ataupun alkohol, aldehid, dan monoterpen (Ditjen POM, 1989). Penelitian terdahulu telah dilakukan untuk memeriksa angka fenol dari tanaman yang mengandung minyak atsiri (Nurbaya dkk, 2013) Senyawa- senyawa ini dapat membunuh bakteri dan jamur sehingga bersifat antiseptik ataupun antibakteri (Behura dan Srivastava, 2004). Untuk pemanfaatan daun tanaman sebagai antibakteri, perlu diketahui berapa kekuatan daya bunuh air perasan daun tersebut serta campuran dari masing- masing daun terhadap mikroba uji.
Daun ruku-ruku dari tanaman ruku-ruku (Ocimum sanctum L), suku Labiate, nama daerah ruku- ruku: ruku-ruku (Sumatera), Kemangeni, Ko-roko (Jawa), Kemangi Utan (Maluku). Tanaman ini mempunyai percabangan yang banyak, tinggi dapat mencapai 1,5 meter. Daun berwarna hijau, berbau khas aromatis, rasa agak pedas, bentuk jorong, tepi daun bergerigi, daun tipis, ujung daun meruncing, dan berambut halus. Daunnya mengandung minyak atsiri 2%, tannin 4,6%, flavonoida, steroid/triterpen. Daunnya mengandung saponin, alkaloida, glikosida (Darmiati, 2007). Secara tradisional rebusan dari daun tanaman ruku-ruku ini digunakan sebagai obat sakit gigi dan obat batuk dan antipiretik (Ditjen POM, 1989).
Daun jeruk purut dari tanaman jeruk purut (Citrus hystrix D.C.), suku Rutaceae merupakan pohon dengan tinggi 2-10 meter. Daun majemuk beranak daun satu, berbentuk bulat telur, ujungnya tumpul, bertangkai daun satu, warna daun hijau, bau harum, banyak digunakan dalam bumbu masakan. Mahkota bunga 4-5 lembar, benang sari 24-30 lembar, buah berkulit tebal dan berkerut-kerut. Minyak atsirinya mengandung senyawa limonen, linalool, linalil propionat, α-pinena, α-kubeben, sitronellal (Iryanti, 2002) yang dapat membunuh jamur Pityrosporum sp (Nurfadilla, 2004).
Tanaman sereh wangi (Cymbopogon nardus L.), suku Poaceae merupakan tanaman rumput- rumputan, berbatang semu yang terdiri pelepah daun-daun pipih panjang 20-60 cm, bertulang sejajar, bentuk pita, tipis, dan berbulu-bulu halus, berbau aromatis karena mempunyai kandungan minyak atsiri yang terdiri dari geraniol, sineol yang bersifat antiseptik, banyak digunakan untuk bumbu masak dan obat masuk angin (Depkes RI, 1983). Di Indonesia ada beberapa sebutan untuk tanaman ini yaitu
BAHAN DAN METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental parametrik. Mikroba uji yang digunakan adalah Salmonella typhi ATCC 19943 dan Staphylococcus aureus ATCC 29737. Sampel uji yang digunakan adalah daun sereh wangi, daun jeruk purut dan daun ruku-ruku dengan masing-masing konsentrasi 25% dan 50% serta campuran dari masing-masing air perasan dengan konsentrasi 25% dari daun sereh wangi dengan daun jeruk purut, daun jeruk purut dengan daun ruku-ruku dan daun ruku-ruku dengan daun sereh wangi. Penentuan aktivitas antibakteri dari air pesaran daun sereh wangi, daun jeruk purut dan daun ruku-ruku dilakukan dengan metode difusi agar dengan menggunakan pencadang kertas. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah diameter hambat disekitar pencadang dengan menggunakan jangka sorong.
Alat-Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat yang tersedia di laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi USU.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu media Nutrien Broth (NB), media Nutrien Agar (NA), akuades steril, perasan air daun sereh wangi 25% dan 50%, daun jeruk purut 25% dan 50%, dan daun ruku-ruku 25% dan 50%. Bakteri uji yang digunakan yaitu Salmonella typhi ATCC 19943 dan Staphylococcus aureus ATCC 29737.
Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan (daun sereh wangi, daun jeruk purut dan daun ruku-ruku) diambil dari
Kecamatan Padang Bulan Selayang II Medan.
Pembuatan perasan dari daun sereh wangi, daun jeruk purut dan daun ruku-ruku pada konsentrasi 25% dan 50%
Daun sereh wangi, daun jeruk purut dan daun ruku-ruku diiris atau dipotong tipis, lalu digerus di dalam lumpang sampai daun menjadi halus. Ditimbang masing masing daun 50 gram menggunakan timbangan listrik. Kemudian, masing masing daun yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml. Ditambahkan akuades steril sampai sampai garis tanda. Kemudian ditutup dan disimpan dalam lemari pendingin dan dibiarkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, perasan disaring menggunakan kertas saring sehingga diperoleh air perasan dengan konsentrasi 50%. Untuk pembuatan air perasan konsentrasi 25% diambil 12,5 ml air perasan 50% dimasukkan ke dalamlabu tentukur 25 ml kemudian ditambahkan akuades steril sampai garis tanda. Hal ini berlaku untuk ketiga jenis daun.
Penyiapan Inokulum a. Pembuatan stok kultur
Satu koloni bakteri diambil dengan menggunakan jarum ose steril, lalu ditanam pada media NA miring dengan cara menggores. Kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37oC selama 24 jam (Ditjen POM, 1995).
b. Pembuatan inokulum
Koloni bakteri diambil dari stok kultur dengan jarum ose steril lalu disuspensikan dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml larutan NB. Kemudian diukur kekeruhan larutan pada panjang gelombang 560 nm sampai diperoleh transmitan 25% (Ditjen POM, 1995).
Pengujian Aktivitas Antibakteri dari Air Perasa dan Campuran Masing-Masing Daun
Pengujian aktivitas antibakteri dari air perasan dan campuran masing-masing daun dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan pencadang kertas. Sebanyak 0,1 ml inokulum bakteri dicampur homogen dengan 15 ml NA dicawan petri, kemudian dibiarkan sampai media memadat. Pada media yang telah padat diletakkan pencadang kertas yang telah dicelupkan ke dalam sampel selama 15 menit. Kemudian diikubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Selanjutnya masing-masing petri diukur diameter daerah bening disekitar cincin pencadang menggunakan jangka sorong. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali (Ditjen POM, 1995).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Aktivitas Antibakteri dari Masing-masing Air perasan Daun dengan Konsentrasi 25% dan 50%
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental parametrik dengan menggunakan pencadang kertas, menentukan diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi dan
Staphylococcus aureus dengan menggunakan jangka sorong, dimana diameter zona hambat meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi air perasan daun.
Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa air perasan daun sereh wangi, daun jeruk purut dan daun ruku-ruku dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus. Hasil pengukuran diameter daerah hambat air perasan masing-masing daun dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Hasil uji aktivitas antibakteri dari air perasan masing-masing daun terhadap bakteri uji Konsentrasi
air perasan daun
(%)
Diameter hambat pertumbuhan bakteri (mm)*
Daun sereh wangi Daun jeruk purut Daun ruku-ruku
S.typhi S.aureus S.typhi S.aureus S.typhi S.aureus
50 22,3 20,1 23,3 23,2 20,3 22,5 25 15,3 14,5 16,5 16,2 14,3 14,4 Blanko (Aquadest) - - - - Keterangan:
* = hasil rata-rata tiga kali pengukuran - = tidak ada hambatan
S.typhi = bakteri Salmonella typhi S.aureus = bakteri Staphylococcus aureus
Hasil Uji Aktivitas Antibakteri dari Campuran Air perasan Daun dengan Konsentrasi 25%
Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa campuran air perasan daun dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus. Hasil pengukuran diameter daerah hambat campuran air perasan masing-masing daun dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Hasil uji aktivitas antibakteri dari campuran air perasan masing-masing daun terhadap
bakteri uji
Konsentrasi air perasan
daun (%)
Diameter hambat pertumbuhan bakteri (mm)* Daun sereh wangi +
daun jeruk purut
Daun jeruk purut + daun ruku-ruku
Daun sereh wangi +
daun ruku-ruku
S.typhi S.aureus S.typhi S.aureus S.typhi S.aureus
25 24,3 19,3 25,5 24,3 27,5 23,8
Blanko (Aquadest)
- - - -
Keterangan:
* = hasil rata-rata tiga kali pengukuran - = tidak ada hambatan
S.typhi = bakteri Salmonella typhi S.aureus = bakteri Staphylococcus aureus
Kemampuan daya hambat air perasan meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi air perasan. Daya hambat air perasan juga meningkat setelah dilakukan pencampuran masing-masing daun dengan konsentrasi 25%. Campuran air perasan daun dengan konsentrasi 25% mempunyai efek sinergis dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Campuran air perasan 25% memiliki daya hambat yang lebih besar dibanding dengan air perasan tunggal dengan konsentrasi 50%.
Daya hambat campuran air perasan dengan konsentrasi 25% ini jika dibandingkan dengan daya hambat masing-masing air perasan pada konsentrasi 50% mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan efek potensiasi masing-masing air perasan sehingga dapat memberikan efek yang sinergis dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella thypi dan Staphyloccocus aureus.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Daya hambat antibakteri air perasan daun sereh wangi, daun jeruk purut dan daun ruku-ruku pada konsentrasi 25% dan 50% efektif sebagai antibakteri karena memiliki daerah hambat lebih dari 14 mm. Daya hambat terbesar adalah pada air perasan daun jeruk purut sebab pada konsentrasi 25% dan 50% berturut-turut dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi sebesar 16,5 mm dan 23,3 mm, serta menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus sebesar 16,2 mm dan 23,2 mm.
Campuran air perasan daun sereh wangi dan daun ruku-ruku dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi sebesar 27,5 mm sedangkan campuran air perasan daun jeruk purut dan daun ruku-ruku dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus sebesar 24,3 mm.
Saran
Kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penggunaan daun sereh wangi, daun jeruk purut dan daun ruku-ruku untuk di formulasi sebagai desinfektan nabati.
DAFTAR PUSTAKA
Behura, S., dan Srivastava, V. K. (2004). Essential Oils of Leaves of Curcuma Species. Journal of Essential Oil Research: JEOR.
Darmiati, I., (2007). Pemeriksaan Kandungan Kimia dan Uji efek Antiinflamasi dari Ekstrak Etanol Daun Ruku-ruku (Ocimum sanctum L.). Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara.
Depkes R.I., (1983). Pemanfaatan Tanaman Obat. Cetakan Pertama. Edisi ketiga. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Halaman 95.
Ditjen POM. (1989). Materi Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Depkes RI. Halaman 182-185 Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan pertama.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 10-17.
Nurbaya, S., Sitompul, E., dan Suryanto. (2013). Uji Koefisien Fenol dari Daun Tanaman yangMengandung Minyak Atsiri. Seminar Nasional Biologi. Medan: FMIPA USU.
Nurfadilla. (2004). Uji Sensitivitas Sampo Antiketombe Yang Mengandung Minyak Atsiri Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C) Terhadap Jamur Dari Ketombe. Skripsi. Medan: Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Sumaterta Utara.
Pelczar, J. R., dan Chan, E.C.S.(1998). Dasar-Dasar Mikrobiology. Penerjemah: Hadioetomo,R.S., Imas, T., Tjitrosomoso, S., dan Lestari, S. Jakarta: Penerbit UI Press. Halaman 132, 138-140, 144. Russel, dkk. (1987). Understanding Antibacterial Action And Resistance. Welsh School of Pharmacy
University of Wales College of Cardiff: United Kingdom
Suprianto. (2008). Potensi Ekstrak Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L.) sebagai Anti Streptococcus mutans. Skripsi. Bogor: Fakultas MIPA Institut Pertanian.