Fitra Suzanti1, Retno Widhyastuti2, Suci Rahayu2, Agus Susanto3
1
Mahasiswa Pascasarjana Biologi Universitas Sumatera Utara
2
Dosen Pascasarjana FMIPA Biologi Universitas Sumatera Utara
3
Ketua Kelompok Peneliti Proteksi Tanaman PPKS Marihat Sumut Jl. Bioteknologi no. 1 kampus USU medan.
ABSTRAK
Selama ini kehadiran epifit di perkebunan kelapa sawit belum menjadi perhatian sehingga perkebunan memperlakukan epifit tidak seragam. Penelitian untuk mengetahui struktur dan komposisi epifit vaskular di kebun kelapa sawit Aek Pancur penting sebagai data awal untuk mengelola perkebunan di Indonesia khususnya kelapa sawit. Penelitian dilaksanakan dari Oktober sampai Desember 2012. Pengambilan sampel dilakukan di perkebunan kelapa sawit milik Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Aek Pancur, dengan mengelompokan sawit menjadi 3 kelompok umur yang berbeda yaitu 1-5 tahun, 6-15 tahun dan diatas 15 tahun. Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan membuat plot berukuran 20x20m sebanyak 5 plot per kelompok umur. Metode peletakan plot dilakukan dengan purposive sampling. Hasil yang diperoleh adalah terdapat 34 jenis dari 24 suku epifit vaskular di kebun kelapa sawit Aek Pancur. Jenis yang mempunyai Indek Nilai Penting (INP) tertinggi adalah Nephrolepis biserrata, epifit pada tanaman sawit kelompok umur 1-5 tahun (66,93). Pada kelompok umur 6-15 tahun juga jenis Nephrolepis biserrata dengan nilai 66,22. Pada kelompok umur diatas 15 tahun jenis Vittaria elongata mempunyai INP tertinggi yaitu 78,45.
Kata Kunci: Epifit vascular, kelapa sawit, struktur komposisi
PENDAHULUAN
Kelapa sawit merupakan primadona perdagangan ekspor Indonesia. Ekspor minyak sawit Indonesia dan produk turunannya terus meningkat setiap tahunnya. Kelapa sawit juga menjadi sumber penerimaan pajak yang besar. Pajak bumi dan bangunan yang dapat diperoleh adalah sekitar Rp 26.263 miliar dengan asumsi luas areal perkebunan kelapa sawit sekitar 5.247.171 hektar dan dengan tarif pajak Rp 5.000 per hektar per tahun (Darmosarkoro, 2006).
Disisi lain konversi hutan alami menjadi habitat antropogenik mempunyai konsekwensi bagi keanekaragaman hayati. Secara umum, nilai keanekaragaman hayati perkebunan kelapa sawit sangat sedikit dibandingkan dengan hutan alam dan juga sering lebih rendah dari hutan terganggu dan tanaman perkebunan lainnya. Hanya sekitar 23% kekayaan hutan alami terdapat di perkebunan kelapa sawit ( Fitzherbert et al. 2008).
Epifit adalah satu bentuk hidup yang pertama kali terpengaruh oleh perubahan hutan primer karena mereka menempati kanopi hutan. Perbedaan kekayaan spesies dan komposisi epifit vascular antara ekosistem alami dan ekosistem binaan manusia sering terkait dengan intervensi manusia (Hietz, 1999; Wolf, 2005). Jenis spesies dan berapa banyak spesies yang hilang tergantung pada besarnya gangguan dan jenis vegetasi yang menggantikan hutan alami, tapi sangat sedikit sekali diketahui keanekaragaman epifit selain di hutan primer (Hietz, 1999). Padahal pemahaman ekologi yang lebih baik dari ekosistem yang dimodifikasi manusia adalah perlu untuk mendukung pelaksanaan konservasi tingkat lanskap (Brown dan lugo, 1990, Hitz et al. 2001).
Menurut Ginting et al. (2004), epifit yang tumbuh di perkebunan kelapa sawit, umumnya berupa pakis-pakisan, beringin dan kayu lainnya. Selama ini perkebunan memperlakukan epifit tidak seragam, karena memang belum ada rekomendasi dari pihak manapun tentang tindakan yang seharusnya dilakukan. Penelitian untuk mengetahui struktur dan komposisi epifit vascular di kebun Aek Pancur perlu dilakukan sebagai data awal untuk pengelolaan epifit di perkebunan kelapa sawit. Pengelolaan perkebunan yang lebih baik dengan mengembangkan performa ekonomi tanpa mengabaikan tanggung jawab social dan lingkungan merupakan model yang ingin dicapai oleh perkebunan yang berkelanjutan.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2012. Pengambilan data lapangan dilakukan di kebun milik Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) di Desa aek Pancur Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Identifikasi epifit dilakukan di Laboratorium biologi USU dan Herbarium Medanense USU.
Untuk memudahkan analisa data maka kelapa sawit dikelompokan menjadi tiga kelompok umur yang berbeda yaitu umur 1-5 tahun, 6-15 tahun dan >15 tahun. Masing-masing kelompok umur dibuat plot berukuran 20 x 20m, sebanyak 5 plot sehingga jumlah seluruh plot pengamatan adalah 15 plot. Metode peletakan plot dilakukan dengan purposive sampling. Jumlah pohon yang diamati dalam satu plot adalah 3 pohon. Pengamatan epifit yang tumbuh di batang dan di kanopi dilakukan dengan cara memanjat atau menggunakan galah penjangkau. Bila cara tersebut tidak memungkinkan, pengamatan dilakukan dengan bantuan binokuler. Pada masing-masing pohon diamati jenis epifit dan jumlahnya. Untuk jenis yang sudah diketahui langsung dicatat, dan yang belum diketahui diambil sampelnya untuk dibuatkan spesimen herbariumnya.
Untuk mengetahui komposisi floristik epifit pada tiap kelompok umur dilakukan analisis kuantitatif dengan menghitung nilai kerapatan (K) dan kerapatan relative (KR) tiap jenis. Untuk mengetahui dominasi jenis dilakukan dihitung Frekuensi (F) dan Frekuensi Relatif (FR) dan Indek Nilai Penting (INP).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 34 jenis epifit vascular di Kebun Aek Pancur, yang terdiri 23 suku (Tabel 1). Dari jumlah tersebut tidak semua jenis ditemukan pada setiap kelompok umur. Pada kelompok umur 1-5 tahun ditemukan 22 jenis, pada kelompok umur 6-15 tahun ditemukan 26 jenis dan pada kelompok umur >15 tahun hanya ditemukan 12 jenis. Tingginya jumlah jenis epifit vascular pada kelompok umur 6-15 tahun karena pada umur ini pelepah kelapa sawit sudah banyak sehingga epifit mempunyai media tumbuh yang juga banyak. Sisa potongan pelepah ini akan menampung banyak debu, serasah dan nutrisi lainnya serta air sehingga menciptakan habitat yang baik untuk pertumbuhan beberapa jenis epifit vascular. Piggott, (1988) menyatakan bahwa epifit dapat dengan mudah tumbuh di kelapa sawit karena kondisi cahaya yang tinggi dan adanya tunggul sisa pelepah sebagai perangkap bahan organik.
Jumlah jenis epifit pada kebun kelapa sawit di Aek Pancur lebih sedikit dibandingkan dengan epifit di hutan alami. Aththorick et al, 2005 menemukan 47 jenis makroepifit di Hutan Wisata Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat. Kondisi hutan alami yang terdiri dari bermacam jenis pohon, menyediakan tempat hidup bervariasi bagi epifit. Kelembaban yang tinggi dan iklim mikro yang mendukung mengakibatkan banyak epifit yang cocok hidup. Sementara itu di kebun kelapa sawit epifit hanya mempunyai inang sejenis sehingga kondisi seluruh kebun hampir sama dan miskin akan mikro habitat yang dibutuhkan oleh epifit tertentu. Perbedaan iklim mikro juga mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi dan keragaman epifit vascular di kebun sawit. Perubahan iklim mikro dan peningkatan cekaman kekeringan mengakibatkan penurunan kehadiran dan kelangsungan hidup epifit vascular (Werner, 2005).
Tabel 1. Keanekaragaman Jenis Epifit vascular di Kebun Aek Pancur
Keterangan: + : ditemukan; - : tidak ditemukan
Berdasarkan jumlah individunya dapat dilihat bahwa tiga jenis yang paling dominan di kebun kelapa sawit adalah Nephrolepis biserrata, Vittaria elongata dan Goniophlebium verrucosum dengan jumlah 7176, 6678 dan 4518 individu. Hal ini menunjukan bahwa jenis-jeins ini adalah epifit yang dapat bertahan dan mengambil manfaat dengan kondisi di kebun kelapa sawit yang cenderung kering dan cerah.
Perbedaan kekayaan spesies dan komposisi epifit vascular antara ekosistem alami dan ekosistem binaan manusia seringkali berhubungan dengan intervensi manusia. Gangguan antropogenik secara langsung berhubungan dengan penurunan keanekaragaman epifit (Hietz, 1999; Wolf, 2005). Spesies yang membutuhkan naungan dan kelembaban tinggi akan mengalami penurunan kelimpahan atau secara local punah. Sebaliknya spesies yang tahan kekeringan dapat mengambil
No Famili Jenis Umur Jumlah
1-5 6-15 > 15
1 Davalliaceae Davallia divaricata Blume + + + 621
2 Nephrolepidaceae Nephrolepis biserrata (Sw.) Schott + + + 7176
3 Nephrolepis sp. - + - 84
4 Polypodiceae Goniophlebium verrucosum J. Sm. In Hk + + + 4518
5 Vittariaceae Vittaria elongata Sw. - + + 6678
6 Vittaria ensoformis Sw. - + + 210
7 Pteridaceae Pteris ensiformis Burm. F. + - - 6
8 Dryopteridaceae Tectaria barberi (Hook.) Copel - + - 9
9 Blechnaceae Stenochlaena palustris (Burm.) Bedd. - + + 93
10 Athyriaceae Diplazium sp2. - + - 6
11 Aspleniaceae Asplenium nidus L. + - - 3
12 Thelypteridaceae
Amphineuron opulentum (Kaulf.) Holttum
- + - 6
13 Christella dentata (Forssk) Holttum. + + - 27
14 Arecaceae Elaeis guineensis Jacq. + + - 531
15 Eriochloa polystachya Kunth. + - - 12
16 Commelinaceae Commelina nudiflora L. + + + 36
17 Araceae Alocasia macrorrhiza (L.) Schott - + - 15
18 Homalomena rubra Hassk. - + - 3
19 Melastomataceae Clidemia hirta (L.) D. Don. + + + 297
20 Euphorbiaceae Phyllanthus niruri L. - + - 6
21 Solanaceae Solanum blumei Blume + + - 99
22 Solanum trilobatum L. + + - 39
23 Apocynaceae Hoya sp. + - + 30
24 Cucurbitaceae
Gymnopetalum integrifolium (Roxb.) Kurz
+ - - 21
25 Moraceae Ficus sp. + + - 9
26 Asteraceae Emilia sp. + - - 3
27
Acmella paniculata (Wall. Ex DC.) R.K. Jansen
- - + 9
28 Urticaceae Laportea interrupta (L) Chew + + - 33
29 Rubiaceae Borreria setidens (Miq.) Bold. + + - 159
30 Hedyotis congesta R.Br.ex G.Don + - - 6
31 Acanthaceae Asystasia intrusa (Forssk.) Blume + + + 633
32 Thunbergia sp. - + - 18
33 Peperomia pellucida (L.) Kunth + + + 318
34 Capparaceae Cleome rutidosperma DC. + + - 30
manfaat dari gangguan antropogenik dan mungkin lebih baik jika hidup di lingkungan yang dikelola manusia dari pada ekosistem alami (Barthlott at al. 2001; Werner et al. 2005; Hietz et al. 2006).
Pada tanaman kelapa sawit epifit biasanya memanfaatkan sisa potongan pelepah daun sebagai tempat tumbuhnya, karena disinilah banyak terakumulasi debu-debu, serasah dan nutrisi lainnya yang dibutuhkan oleh epifit untuk tumbuh dan berkembang. Hal ini mengakibatkan perbedaan umur kelapa sawit yang otomatis berbeda pula kondisi batang dan pelepah sawitnya akan mempengaruhi keberadaan epifit.
Perbedaan umur akan mempengaruhi kondisi batang sawit dan pelepahnya sebagai tempat tumbuh epifit di kebun kelapa sawit. Kelapa sawit yang masih berumur 1-5 tahun mempunyai pohon yang pendek dan batangnya masih utuh atau belum dipotong pelepahnya. Kalaupun ada yang sudah dipotong pelepahnya hanya sedikit sekali biasanya tidak lebih dari 10 pelepah. Kelapa sawit yang berumur 6-15 tahun pelepahnya yang dipotong sudah banyak dengan tinggi batang sekitar 1-10m sedangkan kelapa sawit yang berumur >15 tahun biasanya pelepahnya mulai lepas sehingga batangnya kelihatan gundul sebagian.
Setelah dilakukan analisis data didapatkan nilai Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR) dan Indeks Nilai Penting (INP) epifit vascular pada tiga kelompok umur kelapa sawit (Tabel 2, Tabel 3 dan Tabel 4).
Kerapatan Relatif pada kelompok umur 1-5 tahun berkisar antara 0,07 sampai 57,67. Tiga jenis yang mempunyai KR tertinggi adalah Nephrolepis biserrata, Asystasia intrusa dan Elaeis guneensis dengan nilai berturut-turut 57,67, 10,55 dan 9,42. Adapun jenis yang mempunyai nilai KR terendah adalah Asplenium nidus, Commelina nudiflora dan Emilia sp. Dengan nilai 0,07. Nilai Frekuensi Relatif (FR) tertinggi pada kelompok umur 1-5 tahun berkisar antara 1,85 sampai 9,26. Jenis yang mempunyai nilai FR terbesar adalah Asystasia intrusa, Elaeis guineensis, Nephrolepis biserrata dan Peperomia pellucida. Berdasarkan nilai KR dan FR didapatkan Indek Nilai Penting (INP) dari masing-masing jenis epifit. Jenis yang mempunyai Indek Nilai Penting (INP) tertinggi adalah Nephrolepis biserrata, Asystasia intrusa dan Elaeis guineensis dengan nilai berturut-turut 66,93%, 19,81% dan 18,68% (Tabel 2).
Tabel 2. Indek Nilai Penting Jenis Epifit Vaskular pada kelompok umur 1-5 tahun di Kebun Aek Pancur
No Jenis Epifit Individu KR(%) FR(%) INP
1 Asplenium nidus 3 0.07 1.85 1.92 2 Asystasia intrusa 450 10.55 9.26 19.81 3 Borreria setidens 9 0.21 1.85 2.06 4 Christella dentate 6 0.14 1.85 1.99 5 Cleome rutidospermae 12 0.28 3.7 3.98 6 Clidemia hirta 24 0.56 3.7 4.26 7 Laportea interrupta 21 0.49 3.7 4.19 8 Commelina nudiflora 3 0.07 1.85 1.92 9 Davallia divaricata 117 2.74 7.41 10.15 10 Elaeis guineensis 402 9.42 9.26 18.68 11 Emilia sp. 3 0.07 1.85 1.92 12 Eriochloa polystchia 12 0.28 3.7 3.98 13 Ficus sp. 6 0.14 3.7 3.84 14 Goniophlebium verrucosum 315 7.38 7.41 14.79 15 Gymnopetalum integrifolium 21 0.49 3.7 4.19 16 Hedyotis congesta 6 0.14 1.85 1.99 17 Hoya sp. 24 0.56 1.85 2.41 18 Nephrolepis biserrata 2460 57.67 9.26 66.93 19 Peperomia peluucida 279 6.54 9.26 15.8 20 Pteris ensiformis 6 0.14 3.7 3.84 21 Solanum blumei 81 1.9 7.41 9.31 22 Solanum trilobatum 6 0.14 1.85 1.99
Tabel 3. Indek Nilai Penting Jenis Epifit Vaskular Pada Kelompok Umur 6-15 tahun di Kebun Aek Pancur
No Jenis Epifit Ind KR(%) FR(%) INP
1 Alocasia macrorrhiza 15 0.19 1.41 1.6 2 Amphineuron opulentum 6 0.08 1.41 1.49 3 Asystasia intrusa 165 2.08 7.04 9.12 4 Borreria setidens 150 1.89 2.82 4.71 5 Christella dentata 21 0.26 4.23 4.49 6 Cleome rutidospermae 18 0.23 2.82 3.05 7 Clidemia hirta 237 2.99 7.04 10.03 8 Laportea interrupta 12 0.15 2.82 2.97 9 Commelina nudiflora 3 0.04 1.41 1.45 10 Davallia.divaricata 153 1.93 5.63 7.56 11 Stenochlaena palustris 9 0.11 1.41 1.52 12 Diplazium sp. 6 0.08 1.41 1.49 13 Elaeis guineensis 129 1.63 7.04 8.67 14 Ficus sp. 3 0.04 1.41 1.45 15 Goniophlebium verrucosum 1533 19.31 7.04 26.35 16 Homalomena rubra 3 0.04 1.41 1.45 17 Nephrolepis biserrata 4698 59.18 7.04 66.22 18 Nephrolepis sp. 84 1.06 4.23 5.29 19 Peperomia pellucida 24 0.3 2.82 3.12 20 Phillantus niruri 6 0.08 2.82 2.9 21 Solanum blumei 18 0.23 2.82 3.05 22 Solanum trilobatum 33 0.42 7.04 7.46 23 Tectaria barberii 9 0.11 2.82 2.93 24 Thunbergia sp. 18 0.23 4.23 4.46 25 Vittaria elongate 519 6.54 7.04 13.58 26 Vittaria ensiformis 66 0.83 2.82 3.65 Jumlah 7938 100 100 200
Pada kelompok umur >15 tahun nilai KR berkisar antara 0,06 sampai 64,56. Tiga jenis dengan nilai KR tertinggi adalah Vittaria elongata, Goniophlebium verrucosum dan Davallia divaricata yaitu 64,56, 27,99 dan 3,68. Nilai FR berkisar antara 2,78 sampai 13,89 dimana jenis yang mempunyai nilai FR tertinggi adalah Goniophlebium verrucosum dan Vittaria elongata. Jenis yang mempunyai INP terbesar adalah Vittaria elongata, Goniophlebium verrucosum dan Davalia divaricata dengan nilai masing-masing 78,45%, 41,88% dan 14,79%. Sedangkan nilai INP terendah adalah pada jenis Acmella paniculata yaitu 2,87.(Tabel 4).
Tabel 4. Indek Nilai Penting Epifit Vaskular Pada Kelompok Umur Diatas 15 Tahun Di Kebun Aek Pancur
No Jenis Epifit Individu KR(%) FR(%) INP
1 Asystasia intrusa 18 0.19 8.33 8.52 2 Acmella paniculata 9 0.09 2.78 2.87 3 Clidemia hirta 36 0.38 11.11 11.49 4 Commelina nudiflora 30 0.31 8.33 8.64 5 Davallia divaricata 351 3.68 11.11 14.79 6 Stenochlaena palustris. 84 0.88 11.11 11.99 7 Goniophlebium verrucosum 2670 27.99 13.89 41.88 8 Hoya sp. 6 0.06 5.56 5.62 9 Nephrolepis biserrata 18 0.19 5.56 5.75 10 Peperomia pellucida 15 0.16 2.78 2.94 11 Vittaria elongata 6159 64.56 13.89 78.45 12 Vittaria ensiformis 144 1.51 5.56 7.07 Jumlah 9540 100 100 200
Pada kelompok umur 1-5 tahun dan 6-15 tahun Nephrolepis biserrata, Asystasia intrusa, Goniophlebium verrucosum, Davallia divaricata merupakan jenis yang mempunyai INP tertinggi. Hal ini menunjukan bahwa jenis ini adalah jenis epifit yang dapat hidup dengan baik pada perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan pengamatan factor biotic di lapangan didapatkan suhu udara rata-rata berkisar antara 28 - 300C dan kelembaban udara antara 73 – 79%. Sedangkan pada umur >15 tahun Vittarian Elongata dan Goniophlebium verrucosum mempunyai INP tertinggi. Nephrolepis biserrata masih ada tapi dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Berdasarkan factor biotic suhu udara rata- ratanya adalah 29 – 300C dan kelembaban udara 70 – 72%, relative tida berbeda dengan kelompok umur lainnya. Terjadinya pergeseran jenis yang dominan kemungkinan disebabkan terjadinya perubahan struktur batang dan substrat tempat hidup epifit. Pada umur >15 tahun batang sawit sudah banyak yang lepas pelepahnya sehingga jenis-jenis yang tumbuh di pelepah seperti Nephrolepis biserrata, Goniophlebium verrucosum, Davallia divaricata dan lain-lain akan ikut lepas bersamaan dengan lepasnya pelepah. Hanya di bagian atas batang dimana masih ada pelepahnya jenis-jenis masih bertahan. Sementara Vittaria elongata dapat hidup di batang sawit walaupun tanpa pelepah. Piggot (1988) menyatakan bahwa Vittaria elongata adalah jenis epifit yang umum terdapat pada perkebunan kelapa sawit tua.
KESIMPULAN
1. Struktur epifit vascular berdasarkan jenis yang mempunyai Indek Nilai Penting (INP) tertinggi pada kelompok umur 1-5 tahun adalah Nephrolepis biserrata yaitu 66,93, pada kelompok umur 6- 15 tahun juga jenis Nephrolepis biserrata dengan nilai 66,22. Pada kelompok umur diatas 15 tahun jenis Vittaria elongata mempunyai INP tertinggi yaitu 78,45.
2. Komposisi epifit vascular di kebun kelapa sawit Aek Pancur terdiri dari 34 jenis dan 24 suku. tiga jenis yang paling dominan di kebun kelapa sawit adalah Nephrolepis biserrata, Vittaria elongata dan Goniophlebium verrucosum
DAFTAR PUSTAKA
Aththorick T A, N Pasaribu,Yulinda. 2005. Komposisi dan stratifikasi makroepifit di Hutan Wisata Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser. Kabupaten Langkat. Jurnal Komunikasi Penelitian. Vol. 17 (2).
BarthlottW., V Schmit-Neuerburg, J Nieder, S Engwald. 2001. Diversity and abundance of vascular epiphytes; A comparison of secondary vegetation and primary montane rain forest in the Venezuelan Andes. Plant Ecology. 152: 145-156.
Darmosarkoro W. 2006. Dukungan Teknologi Mutakhir Pusat Penelitia Kelapa Sawit (PPKS) Bagi Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit.Makalah pada Seminar Inovasi Teknologi Perkebunan 2006 untuk Menunjang Revitalisasi Perkebunan. Legian, Bali 22-23 Nopember 2006.
Fitzherbert E B, M J Struebig, A Morel, F Danielsen, C A Bruhl, P F Donald, B Phalan. 2008. "How will oil palm expansion affect biodiversity?". Trends in Ecology and Evolution 23: 538-45. Ginting K, E S Sutarta, R Y Purba. 2004. Pengendalian Gulma Epifit Pada Kelapa Sawit. Warta
PPKS. Vol 12 (2-3): 23-27.
Hietz P. 1999. Diversity and conservation of epiphytes in a changing environment. Pure Appl. Chem. 70: 2114. http://uipac.org/symposia/proceedings/phuket97/hietz.html (diakses tanggal 26 Oktober 2013).
Hietz P, G Buchberger, M Winkler. 2006. Effect of Forest Disturbance on Abundance And Distribution of Epiphitic Bromeliads and Orchids. Ecotropica 12; 103-112.
Piggott A G. 1988. Fern of Malaysia in colour. Tropical Press, ISBN 9677300296. Kualalumpur. Malaysia.
Werner FA, J Homeier, S R Gradstein. 2005. Diversity Of Vascular Epiphytes On Isolated Remnant Trees In The Montane Forest Belt Of Southern Ecuador. Ecotropica 11; 21-40.
Wolf J H D. 2005. The response of epiphytes to anthropogenic disturbance of pine-oak forests in the highlands of Chiapas, Mexico. Forest Ecology and Management, 212; 376-393.