• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Rintisan Indeks Ketahanan Keluarga

Dalam dokumen PEMBANGUNAN KETAHANAN KELUARGA 2016 (Halaman 49-53)

III. Indeks Ketahanan Keluarga 27

3.2. Pengukuran Rintisan Indeks Ketahanan Keluarga

Salah satu bagian penting dalam penggunaan metode AHP untuk menentukan besarnya bobot setiap dimensi, variabel, dan indikator penyusun ketahanan keluarga adalah pelaksanaan forum World Cafe Method (WCM). WCM merupakan sebuah metode yang sederhana dan efektif untuk menyelenggarakan dialog dengan dan indikator terhadap indeks komposit sangat mungkin berbeda-beda sesuai dengan

tingkat kepentingan/peran masing-masing dalam kerangka teori ketahanan keluarga.

Penetapan besarnya kontribusi setiap dimensi, variabel, dan indikator pengukur tingkat ketahanan keluarga yang tepat merupakan persoalan yang kompleks. Metode AHP digunakan untuk memutuskan secara sistematis atas berbagai kompleksitas persoalan dan peran setiap komponen penyusun R-IKK. Berbagai persoalan yang kompleks tersebut diuraikan ke dalam berbagai kelompok yang kemudian disusun menjadi suatu bentuk hierarki sehingga persoalan tersebut menjadi lebih terstruktur dan sistematis. Tahapan pemecahan persoalan terkait ukuran tingkat ketahanan keluarga menggunakan metode AHP yang telah dilaksanakan yaitu: (1) penyusunan hierarki persoalan (decomposition); (2) penentuan ukuran perbandingan (comparative judgment); (3) penentuan prioritas (synthesis of priority); dan (4) evaluasi konsistensi logis (logical consistency).

Penyusunan hierarki persoalan (decomposition) dilaksanakan untuk memecah persoalan ukuran tingkat ketahanan keluarga yang kompleks ke dalam berbagai bagian secara hierarki, dimulai dari persoalan yang bersifat umum hingga yang bersifat khusus. Dalam penyusunan hierarki, persoalan yang bersifat umum biasanya berupa konsep yang tidak terukur nilainya (unobserved) yang dikenal sebagai dimensi.

Selanjutnya, persoalan yang lebih spesifik sebagai penyusun dimensi disebut sebagai variabel yang biasanya juga bersifat tidak terukur nilainya (unobserved). Sementara itu, persoalan yang lebih detil dan terukur sebagai penyusun variabel dan dimensi disebut sebagai indikator. Susunan hierarki persoalan ukuran tingkat ketahanan keluarga telah dibahas pada bab sebelumnya yang ditampilkan pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.1.

Tahapan penentuan ukuran perbandingan (comparative judgment) dilakukan oleh para ahli yang memiliki kompetensi terkait konsep ketahanan keluarga. Proses penentuan ukuran perbandingan relatif antar persoalan dilakukan dalam suatu forum World Cafe Method (WCM) yang dihadiri para ahli dan pelaksana kegiatan forum.

Hanya para ahli ketahanan keluarga yang diperkenankan untuk memberikan penilaian ukuran perbandingan antar persoalan/objektif ini (pairwise comparisons). Pada setiap pasangan objektif, setiap ahli secara mandiri menentukan objektif mana yang dianggap lebih penting dan memberikan skor yang menggambarkan tingkat kepentingan objektif tersebut relatif terhadap objektif pasangannya. Skor dan tingkat kepentingan relatif antar objektif ditampilkan pada Tabel 3.1.

Tahapan penentuan prioritas (synthesis of priority) dilaksanakan untuk menyajikan hasil ukuran perbandingan relatif dari para ahli pada forum WCM dalam bentuk sebuah matriks perbandingan. Matriks perbandingan ini kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menghitung eigenvector menggunakan teknik matematika.

Eigenvector ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk menentukan urutan prioritas

Pembangunan Ketahanan Keluarga 2016 29 dari berbagai objektif tersebut. Oleh karena matriks perbandingan relatif tersedia pada setiap tingkatan hierarki (dimensi, variabel, dan indikator), maka sangat dimungkinkan untuk disusun urutan prioritas pada untuk setiap tingkatan hierarki.

Tahapan terakhir yaitu evaluasi konsistensi logis (logical consistency) dengan maksud untuk mendapatkan gambaran derajat konsistensi maupun inkonsistensi penilaian pada ahli serta konsistensi logis terkait susunan prioritas keseluruhan objektif. Pada tahapan ini dapat ditentukan apakah penilaian yang diberikan oleh seorang ahli dapat diikutsertakan secara bersama-sama dengan penilaian para ahli lainnya dalam forum WCM tersebut. Bagi ahli yang memiliki konsistensi penilaian perbandingan yang rendah (inkonsisten) maka hasil penilaian ahli tersebut tidak layak untuk digunakan bagi penentuan prioritas objektif/persoalan yang dipecahkan dengan metode AHP ini.

Tabel 3.1 Skala Ukuran Perbandingan Dua Objektif Secara Berpasangan

Skor Definisi Deskripsi

(1) (2) (3)

1 Sama Penting (Equal

Important) Dua objektif memiliki derajat kepentingan yang sama atau setara.

3 Sedikit Lebih Penting (Somewhat More

Important)

Pengalaman dan pertimbangan cenderung

mementingkan salah satu objektif dibandingkan objektif pasangannya.

5 Lebih Penting (Much

More Important) Pengalaman dan pertimbangan yang kuat untuk menyokong salah satu objektif dibanding pasangannya.

7 Lebih Penting Secara Kuat (Very Much More

Important)

Pengalaman dan pertimbangan dengan sangat kuat untuk menyokong salah satu objektif dibanding pasangannya. Derajat kepentingan salah satu objektif telah terbukti dalam praktek.

9 Lebih Penting Secara Mutlak (Absolutely

More Important)

Pengalaman dan pertimbangan secara mutlak dan tidak terbantahkan untuk menyokong salah satu objektif dibanding pasangannya.

2,4,6,8 Nilai Tengah

(Intermediate Values) Apabila diperlukan kompromi antara dua nilai yang berdekatan.

3.2 Pengukuran Rintisan Indeks Ketahanan Keluarga

Salah satu bagian penting dalam penggunaan metode AHP untuk menentukan besarnya bobot setiap dimensi, variabel, dan indikator penyusun ketahanan keluarga adalah pelaksanaan forum World Cafe Method (WCM). WCM merupakan sebuah metode yang sederhana dan efektif untuk menyelenggarakan dialog dengan 28 | Pembangunan Ketahanan Keluarga 2016

dan indikator terhadap indeks komposit sangat mungkin berbeda-beda sesuai dengan tingkat kepentingan/peran masing-masing dalam kerangka teori ketahanan keluarga.

Penetapan besarnya kontribusi setiap dimensi, variabel, dan indikator pengukur tingkat ketahanan keluarga yang tepat merupakan persoalan yang kompleks. Metode AHP digunakan untuk memutuskan secara sistematis atas berbagai kompleksitas persoalan dan peran setiap komponen penyusun R-IKK. Berbagai persoalan yang kompleks tersebut diuraikan ke dalam berbagai kelompok yang kemudian disusun menjadi suatu bentuk hierarki sehingga persoalan tersebut menjadi lebih terstruktur dan sistematis. Tahapan pemecahan persoalan terkait ukuran tingkat ketahanan keluarga menggunakan metode AHP yang telah dilaksanakan yaitu: (1) penyusunan hierarki persoalan (decomposition); (2) penentuan ukuran perbandingan (comparative judgment); (3) penentuan prioritas (synthesis of priority); dan (4) evaluasi konsistensi logis (logical consistency).

Penyusunan hierarki persoalan (decomposition) dilaksanakan untuk memecah persoalan ukuran tingkat ketahanan keluarga yang kompleks ke dalam berbagai bagian secara hierarki, dimulai dari persoalan yang bersifat umum hingga yang bersifat khusus. Dalam penyusunan hierarki, persoalan yang bersifat umum biasanya berupa konsep yang tidak terukur nilainya (unobserved) yang dikenal sebagai dimensi.

Selanjutnya, persoalan yang lebih spesifik sebagai penyusun dimensi disebut sebagai variabel yang biasanya juga bersifat tidak terukur nilainya (unobserved). Sementara itu, persoalan yang lebih detil dan terukur sebagai penyusun variabel dan dimensi disebut sebagai indikator. Susunan hierarki persoalan ukuran tingkat ketahanan keluarga telah dibahas pada bab sebelumnya yang ditampilkan pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.1.

Tahapan penentuan ukuran perbandingan (comparative judgment) dilakukan oleh para ahli yang memiliki kompetensi terkait konsep ketahanan keluarga. Proses penentuan ukuran perbandingan relatif antar persoalan dilakukan dalam suatu forum World Cafe Method (WCM) yang dihadiri para ahli dan pelaksana kegiatan forum.

Hanya para ahli ketahanan keluarga yang diperkenankan untuk memberikan penilaian ukuran perbandingan antar persoalan/objektif ini (pairwise comparisons). Pada setiap pasangan objektif, setiap ahli secara mandiri menentukan objektif mana yang dianggap lebih penting dan memberikan skor yang menggambarkan tingkat kepentingan objektif tersebut relatif terhadap objektif pasangannya. Skor dan tingkat kepentingan relatif antar objektif ditampilkan pada Tabel 3.1.

Tahapan penentuan prioritas (synthesis of priority) dilaksanakan untuk menyajikan hasil ukuran perbandingan relatif dari para ahli pada forum WCM dalam bentuk sebuah matriks perbandingan. Matriks perbandingan ini kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menghitung eigenvector menggunakan teknik matematika.

Eigenvector ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk menentukan urutan prioritas

Keterangan:

R-IKK : Rintisan Indeks Ketahanan Keluarga : Bobot (penimbang) indikator ke-i : Nilai indikator ke-i

Tabel 3.2 Peserta Forum WCM Penyusunan Bobot Rintisan Indeks Ketahanan Keluarga

No Nama Instansi Jabatan

(1) (2) (3) (4)

1. Dr. Heru P.Kasidi, M.Sc KPPPA Deputi Kesetaraan Gender 2. Dr. Ir. Pribudiarta Nur, MM KPPPA Deputi Perlindungan Anak 3. Budi Mardaya, SE, M.Si KPPPA Asdep Kesetaraan Gender 4. Dra. Lula Altuiswaty, M.Sc KPPPA Staf Ahli Menteri Bidang

Pembangunan Keluarga 5. Dra Sri Danti, M.A KPPPA Staf Ahli Menteri Bidang

Pembangunan Keluarga

6. Dra. Niken Kiswandari, M.Si KPPPA Sekretaris Deputi Kesetaraan Gender 7. Rohika Kurniadi S, SH, MSi KPPPA Asdep Pemenuhan Hak Anak APKL 8. Ir. Nurti Mukti Wibawati KPPPA Sekretaris Deputi Perlindungan Anak 9. Skriptandono,SE, MM KPPPA Kabid Kesetaraan Gender Bidang

Kesehatan

10. Dra. Lieska Prasetya, M.Sc KPPPA Kabid Kesetaraan Gender Bidang Pembangunan Keluarga

11. Drs. Sayuti Fitri KPPPA Kabid Kesetaraan Gender Bidang Pendidikan

12. Dr. Herien Puspitawati, M.Sc. IPB Depertemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

13. Dr. Ir. Istiqlaliyah M. M.Si IPB Depertemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

14. dr. Eni Gustina, MPH Kemenkes Direktur Kesehatan Keluarga 15. Ir. Thoman Pardosi SE, M.Si BPS Direktur Statistik Ketahanan Sosial 16. Sentot B. Widoyono M.A BPS Direktur Analisis dan Pengembangan

Statistik

17. Gantjang Amannullah M.A. BPS Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat

melibatkan banyak orang dalam suatu forum untuk membahas topik penting secara terfokus. Ada 5 (lima) unsur penting untuk suksesnya forum WCM antara lain: (1) adanya pengaturan (setting) tempat duduk dan meja untuk forum dimana setiap meja diperuntukkan bagi 4 atau 5 peserta; (2) pengelompokkan peserta forum untuk duduk menjadi grup-grup kecil; (3) instruksi yang sangat jelas oleh fasilitator (pimpinan forum) terkait pelaksanaan diskusi mencakup tata cara dan etika dalam berdiskusi sehingga dipahami oleh semua peserta; (4) setiap anggota grup dalam satu meja diberi pertanyaan yang sama dan diperbolehkan untuk saling bertanya terkait teknik pengisian tetapi dilarang mendiskusikan jawaban setiap pertanyaannya; dan (5) peserta secara individual diminta untuk memberikan penilaian tingkat kepentingan pada perbandingan antar dua dimensi atau antar dua indikator.

Forum WCM untuk menentukan bobot setiap dimensi, variabel, dan indikator penyusun ketahanan keluarga diikuti oleh 17 orang ahli ketahanan keluarga. Para ahli yang terlibat pada acara WCM ini dibatasi hanya bagi seseorang yang telah memiliki pemahaman yang komprehensif terkait konsep dan pengukuran tingkat ketahanan keluarga. Ketujuhbelas orang ahli tersebut tertera pada Tabel 3.2.

Hasil forum WCM tersebut kemudian diolah datanya menggunakan teknik matematika untuk dihasilkan eigenvector yang pada akhirnya akan diperoleh urutan prioritas dari berbagai dimensi, variabel, dan indikator penyusun ketahanan keluarga.

Paralel dengan penghitungan eigenvector maka dilakukan penghitungan angka rasio konsistensi (consistency ratio) untuk menentukan ahli mana saja yang memiliki konsistensi dalam memberikan penilaian perbandingan relatif terhadap setiap pasangan objektif/persoalan. Ahli yang memiliki skor consistency ratio kurang dari 0,1 maka hasil penilaiannya dapat digunakan untuk menghitung bobot setiap dimensi variabel, dan indikator penyusun ketahanan keluarga. Hasil evaluasi konsistensi diperoleh fakta bahwa 17 ahli yang terlibat forum WCM semuanya memiliki konsistensi yang sangat baik dalam memberikan penilaian perbandingan antar objektif yang didiskusikan dalam forum tersebut. Dengan demikian, maka bobot setiap dimensi, variabel, dan indikator penyusun ketahanan keluarga dapat dihasilkan seperti pada Tabel 3.3 berikut ini. Hasil ini dikonfirmasi sebagai susunan dimensi, variabel, dan indikator yang logis oleh semua ahli yang terlibat dalam forum WCM, sehingga penggunaan metode AHP dinyatakan berhasil memberikan solusi bagi penentuan bobot dimensi, variabel, dan indikator penyusun ketahanan keluarga.

Tahapan terakhir adalah penghitungan nilai R-IKK. Nilai R-IKK diperoleh dari penjumlahan secara tertimbang terhadap setiap indikator penyusun R-IKK. Nilai yang dijumlahkan adalah nilai setiap indikator yang sudah ditimbang/dikalikan dengan bobot masing-masing indikator dibagi dengan jumlah bobot. Penghitungan IKK diformulasikan sebagai berikut.

Pembangunan Ketahanan Keluarga 2016 31

Keterangan:

R-IKK : Rintisan Indeks Ketahanan Keluarga : Bobot (penimbang) indikator ke-i : Nilai indikator ke-i

Tabel 3.2 Peserta Forum WCM Penyusunan Bobot Indeks Ketahanan Keluarga

No Nama Instansi Jabatan

(1) (2) (3) (4)

1. Dr. Heru P.Kasidi, M.Sc KPPPA Deputi Kesetaraan Gender 2. Dr. Ir. Pribudiarta Nur, MM KPPPA Deputi Perlindungan Anak 3. Budi Mardaya, SE, M.Si KPPPA Asdep Kesetaraan Gender 4. Dra. Luli Altuiswaty, M.Sc KPPPA Staf Ahli Menteri Bidang

Pembangunan Keluarga 5. Dra Sri Danti, M.A KPPPA Staf Ahli Menteri Bidang

Pembangunan Keluarga

6. Dra. Niken Kiswandari, M.Si KPPPA Sekretaris Deputi Kesetaraan Gender 7. Rohika Kurniadi S, SH, MSi KPPPA Asdep Pemenuhan Hak Anak APKL 8. Ir. Nurti Mukti Wibawati KPPPA Sekretaris Deputi Perlindungan Anak 9. Skriptandono,SE, MM KPPPA Kabid Kesetaraan Gender Bidang

Kesehatan

10. Dra. Lieska Prasetya, M.Sc KPPPA Kabid Kesetaraan Gender Bidang Pembangunan Keluarga

11. Drs. Sayuti Fitri KPPPA Kabid Kesetaraan Gender Bidang Pendidikan

12. Dr. Herien Puspitawati, M.Sc. IPB Depertemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

13. Dr. Ir. Istiqlaliyah M. M.Si IPB Depertemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

14. dr. Eni Gustina, MPH Kemenkes Direktur Kesehatan Keluarga 15. Ir. Thoman Pardosi SE, M.Si BPS Direktur Statistik Ketahanan Sosial 16. Sentot B. Widoyono M.A BPS Direktur Analisis dan Pengembangan

Statistik

17. Gantjang Amannullah M.A. BPS Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat

30 | Pembangunan Ketahanan Keluarga 2016

melibatkan banyak orang dalam suatu forum untuk membahas topik penting secara terfokus. Ada 5 (lima) unsur penting untuk suksesnya forum WCM antara lain: (1) adanya pengaturan (setting) tempat duduk dan meja untuk forum dimana setiap meja diperuntukkan bagi 4 atau 5 peserta; (2) pengelompokkan peserta forum untuk duduk menjadi grup-grup kecil; (3) instruksi yang sangat jelas oleh fasilitator (pimpinan forum) terkait pelaksanaan diskusi mencakup tata cara dan etika dalam berdiskusi sehingga dipahami oleh semua peserta; (4) setiap anggota grup dalam satu meja diberi pertanyaan yang sama dan diperbolehkan untuk saling bertanya terkait teknik pengisian tetapi dilarang mendiskusikan jawaban setiap pertanyaannya; dan (5) peserta secara individual diminta untuk memberikan penilaian tingkat kepentingan pada perbandingan antar dua dimensi atau antar dua indikator.

Forum WCM untuk menentukan bobot setiap dimensi, variabel, dan indikator penyusun ketahanan keluarga diikuti oleh 17 orang ahli ketahanan keluarga. Para ahli yang terlibat pada acara WCM ini dibatasi hanya bagi seseorang yang telah memiliki pemahaman yang komprehensif terkait konsep dan pengukuran tingkat ketahanan keluarga. Ketujuhbelas orang ahli tersebut tertera pada Tabel 3.2.

Hasil forum WCM tersebut kemudian diolah datanya menggunakan teknik matematika untuk dihasilkan eigenvector yang pada akhirnya akan diperoleh urutan prioritas dari berbagai dimensi, variabel, dan indikator penyusun ketahanan keluarga.

Paralel dengan penghitungan eigenvector maka dilakukan penghitungan angka rasio konsistensi (consistency ratio) untuk menentukan ahli mana saja yang memiliki konsistensi dalam memberikan penilaian perbandingan relatif terhadap setiap pasangan objektif/persoalan. Ahli yang memiliki skor consistency ratio kurang dari 0,1 maka hasil penilaiannya dapat digunakan untuk menghitung bobot setiap dimensi variabel, dan indikator penyusun ketahanan keluarga. Hasil evaluasi konsistensi diperoleh fakta bahwa 17 ahli yang terlibat forum WCM semuanya memiliki konsistensi yang sangat baik dalam memberikan penilaian perbandingan antar objektif yang didiskusikan dalam forum tersebut. Dengan demikian, maka bobot setiap dimensi, variabel, dan indikator penyusun ketahanan keluarga dapat dihasilkan seperti pada Tabel 3.3 berikut ini. Hasil ini dikonfirmasi sebagai susunan dimensi, variabel, dan indikator yang logis oleh semua ahli yang terlibat dalam forum WCM, sehingga penggunaan metode AHP dinyatakan berhasil memberikan solusi bagi penentuan bobot dimensi, variabel, dan indikator penyusun ketahanan keluarga.

Tahapan terakhir adalah penghitungan nilai R-IKK. Nilai R-IKK diperoleh dari penjumlahan secara tertimbang terhadap setiap indikator penyusun R-IKK. Nilai yang dijumlahkan adalah nilai setiap indikator yang sudah ditimbang/dikalikan dengan bobot masing-masing indikator dibagi dengan jumlah bobot. Penghitungan IKK diformulasikan sebagai berikut.

Dalam dokumen PEMBANGUNAN KETAHANAN KELUARGA 2016 (Halaman 49-53)