• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Masyarakat dan Dalam Konservasi

Dalam dokumen KLINIK HUKUM LINGKUNGAN (Halaman 102-106)

KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP

6.3. Peran Pemerintah, Masyarakat, Swasta dan LSM Dalam Konservasi

6.3.2. Peran Masyarakat dan Dalam Konservasi

Pasal 28H ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 telah menjamin hak warga negara atas lngkungan hdup yang bak dan sehat. Untuk mewujudkan amanat konsttus tersebut, maka mengena pengelolaan dan perlndungan lngkungan hdup d Indonesa perlu datur dalam hukum postf. Pengaturan d bdang lngkungan hdup d Indonesa sekarang mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlndungan dan Pengelolaan Lngkungan Hdup (UUPPLH). Undang-undang n menjamn hak masyarakat terkat dengan perlndungan dan pengelolaan lngkungan hdup.

Dalam UUPPLH dsebutkan bahwa hak setap orang terkat lngkungan hdup adalah8: (1) hak atas lingkungan hidup yang bak dan sehat sebaga hak asas manusa, (2) hak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, (3) hak akses informasi, (4) hak akses partspas, (5) hak mengajukan usul atau keberatan terhadap rencana usaha dan atau kegatan yang dperkrakan dapat menmbulkan dampak terhadap lngkungan hdup, (6) hak untuk berperan dalam perlndungan dan pengelolaan

lingkungan hidup, (7) hak untuk melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran dan atau perusakan lngkungan hdup, dan (8) hak untuk tdak dapat dtuntut secara pdana dan perdata dalam memperjuangkan hak atas lngkungan hdup yang bak dan sehat. Hak-hak tersebut sebagamana datur dalam pasal 65 dan 66 UUPPLH, jad hak masyarakat untuk mendapatkan lngkungan hdup yang bak dan sehat melalu partspasnya dalam perlndungan dan pengelolaan lngkungan hdup sudah djamn oleh undang-undang.

Peran serta masyarakat dalam setap kebjakan yang

dambl pemerntah sangat pentng peranannya. Lothar Gundling

mengemukakan beberapa dasar bag peran serta masyarakat sebagai berikut:9

1. member nformas kepada pemerntah,

2. menngkatkan kesedaan masyarakat untuk menerma keputusan,

3. membantu perlndungan hukum,

4. mendemokratisasikan pengambilan keputusan.

Sehngga dengan adanya peran serta masyarakat, sebelum kebjakan dambl pemerntah sudah dapat mengetahu apa harapan dan tanggapan masyarakat atas kebjakan yang akan dambl, hal n dapat dgunakan sebaga bahan pertmbangan pemerntah untuk mengambl kebjakan yang lebh bak. Haslnya adalah ketka kebjakan telah dambl, pemerntah mempunya legtmas atas kebjakannya tersebut yang telah melbatkan pendapat masyarakat, sehngga tngkat kepatuhan masyarakat lebih tinggi yang kemudian berimbas pada berkurangnya konlik antara pemerntah, masyarakat maupun pengusaha.

Aturan dalam UUPPLH yang membuka adanya keterlbatan peran serta masyarakat salah satunya terdapat dalam proses penyusunan analss mengena dampak lngkungan hdup (Amdal). Amdal menurut Pasal 1 angka 11 UUPPLH adalah 9 Koesnad Hardjasoemantr, 2009,Hukum Tata Lingkungan, Gadjah Mada

kajan mengena dampak pentng suatu usaha dan/atau kegatan yang drencanakan pada lngkungan hdup yang dperlukan bag proses pengamblan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegatan. Dan setap usaha dan/atau kegatan yang mempunya dampak pentng terhadap lngkungan hdup berdasarkan Pasal 22 ayat (1) UUPPLH wajb memlk Amdal. Sehngga setap rencana kegatan dan/atau usaha yang mempunya dampak pentng terhadap lngkungan hdup wajb memlk Amdal dan d dalam penyusunannya harus melbatkan peran serta masyarakat yang dapat dlhat dar beberapa ketentuan berikut:

a. Pasal 25 Butr c UUPPLH yang menyangkut dokumen yang

wajb dmuat dalam dokumen Amdal, antara lan mengena saran masukan serta tanggapan masyarakat tehadap rencana usaha dan/atau kegatan. In menjad contoh bak adanya snkronsas kadah hukum dalam UUPPLH n;

b. Pasal 26 Ayat 1 UUPPLH menyatakan dokumen Amdal

dsusun oleh pemrakarsa dengan melbatkan masyarakat;

c. Pasal 26, Ayat 3 UUPPLH menyatakan pelbatan masyarakat

harus dlakukan berdasarkan prnsp pemberan nformas yang transparan dan lengkap serta dbertahukan sebelum kegatan dlaksanakan;

d. Pasal 26, Ayat 4 UUPPLH masyarakat berhak mengajukan keberatan terhadap dokumen Amdal.

Lebih lanjut peran masyarakat diatur dalam Pasal 70 ayat (1) UUPPLH yang menyatakan bahwa masyarakat memlk hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan aktf dalam perlndungan dan pengelolaan lngkungan hdup. Bentuk peran masyarakat tersebut menurut Pasal 70 ayat (2) UUPPLH dapat berupa:

a. Pengawasan sosal;

b. Pemberan saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan; dan/atau

Masyarakat yang kemudan membentuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) d bdang lngkungan hdup pun dapat berperan terkat konservas berupa pelestaran kemampuan dan pemanfaatan sumber daya alam hayat dan ekosstemnya secara seras dan sembang. Dalam UUPPLH LSM d bdang lngkungan hdup berdasarkan Pasal 92 UUPPLH dsebut sebaga Organsas Lngkungan Hdup yang memlk hak gugat organsas lngkungan hdup. Berdsarkan hak gugat organsas lngkungan hdup, organsas yang bergerak d bdang lngkungan hdup yang memenuh persyaratan yang datur dalam Pasal 92 ayat (3) UUPPLH berhak mengajukan gugatan untuk kepentngan pelestaran fungs lngkungan hdup. Meskpun demkan, berbeda halnya pada gugatan masyarakat, maka pada gugatan organsas lngkungan n hanya terbatas pada tuntutan untuk melakukan tndakan tertentu tanpa adanya tuntutan gant rug, kecual baya atau pengeluaran rl.

Karena peran serta masyarakat dalam perlndungan dan pengelolaan lngkungan hdup termasuk d dalamnya peran dalam pelestaran kemampuan dan pemanfaatan sumber daya alam dan ekosstemnya secara seras dan sembang atau konservas telah datur dalam UUPPLH, dmana UUPPLH sebaga undang-undang payung (umbrella act/umbrella provision)

d bdang lngkungan hdup, yang berart norma pengaturan yang terdapat dalam UUPPLH merupakan norma hukum lngkungan yang berfungs sebaga pedoman dalam pembentukan peraturan perundang-undangan sektor lngkungan hdup yang lan, sepert

sektor kehutanan, dan pertambangan10. Kemudan karena

pentngnya peran masyarakat dalam pengamblan kebjakan d bdang lngkungan hdup maka seharusnya peran masyarakat dalam konservas lngkungan hdup dharmonsas ke dalam berbaga peraturan terkat dengan konservas lngkungan hdup.

Dalam dokumen KLINIK HUKUM LINGKUNGAN (Halaman 102-106)