• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan Fasilitas .1 Student Center (SC)

Permasalahan Mau Sampai Kapan ?

2.1 Permasalahan Fasilitas .1 Student Center (SC)

SC adalah sebuah ruangan di sebuah kampus yang dapat digunakan mahasiswa untuk melakukan segala kegiatan

109 kemahasiswaan. Karenanya, SC merupakan tempat utama bagi para mahasiswa untuk berkumpul dengan komunitas, organisasi, atau perkumpulan aktivitas kemahasiswaan lainnya. Hakikat fungsional SC secara alami pun berkembang menjadi sarana dan wadah untuk melakukan latihan persiapan perlombaan, diskusi, rapat kepanitiaan, dan sebagainya. SC diharapkan menjadi tempat yang paling nyaman untuk digunakan mahasiswa dalam melakukan aktivitas kemahasiswaan yang digelutinya. Setelah menelaah lebih jauh fungsi SC yang begitu penting, kami ingin melihat dan menganalisis kondisi SC di Fakultas Psikologi UI saat ini. Namun, dari apa yang kami temukan, kami menarik kesimpulan bahwa SC Fakultas Psikologi UI belum menjadi tempat yang nyaman dan memiliki fasilitas yang memadai untuk para mahasiswa Psikologi UI beraktivitas.

2.1.2 Lapangan

Lapangan Fakultas Psikologi UI merupakan tempat berlatih yang digunakan oleh berbagai kelompok peminatan, terutama KP bidang olahraga. Berbagai kelompok peminatan menggunakan lapangan sebagai fasilitas untuk berlatih rutin maupun bertanding dalam perlombaan yang diselenggarakan, misalkan program kerja Psygames dari BEM, Tropi, Cholleague dari KP FC08, selain itu lapangan juga digunakan dalam kegiatan lain seperti KAMABA, Tenda Purnama, dan lainnya. Hampir seluruh kelompok peminatan yang menggunakan lapangan seperti FC08, KP Basket, KP Voli, KP Taekwondo, dan sebagainya, merasa bahwa lapangan seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai tempat mengasah potensi kontingen mahasiswa fakultas psikologi yang memiliki minat dan bakat dalam bidang olahraga.

Akan tetapi, semenjak diperbaiki pada awal tahun ajaran 2015/2016 (sekitar bulan Agustus 2015), kualitas lapangan yang

110 sudah baik hanya bertahan sebentar dan kembali dalam kondisi yang kurang layak digunakan untuk berlatih. Kondisi lapangan yang memiliki banyak lubang di berbagai bagian lapangan sangat dikeluhkan oleh pemain karena dianggap membahayakan, terutama apabila ada air yang menggenang. Hal ini sangat disayangkan karena salah satu alasannya adalah selain kualitas semen yang kurang baik, ketika cuaca ekstrim, lapangan yang tidak terlindungi oleh atap juga menjadi lebih mudah rusak. Kondisi lantai lapangan pun menurut banyak pengguna lapangan dirasakan tidak ‘rata’, sebab setelah hujan air selalu menumpuk di tengah lapangan. Selain itu, lampu yang dipasang pada lapangan dianggap pemain kurang seimbang sehingga cukup mengganggu jarak pandang pemain yang memengaruhi jalannya pertandingan. Khusus untuk KP Basket, ring yang ada juga sudah tidak layak pakai karena hanya terdiri atas ring tanpa jaring-jaring basket. Juga khusus untuk KP FC08 (Futsal), gawang yang ada pun sudah dalam kondisi yang kurang baik dan perlu beberapa kali diperbaiki dengan cara dilas, yang perlu merogoh kocek lumayan dalam dari anggota. Permasalahan fisik lain dari lapangan juga adalah tribun penonton yang masih kurang cukup untuk menampung penonton yang banyak (misal dalam program kerja Tropi yang mengundang supporter dari berbagai fakultas) dan tempatnya yang berada di dalam lapangan sehingga bola berisiko mengenai penonton, juga perihal garis batas out/kick in yang seharusnya ada minimal 50cm dari pinggir lapangan belum ada.

2.1.3 Kantin Lama

Kantin Lama merupakan salah satu dari dua kantin yang tersedia di Fakultas Psikologi UI pada periode 2016 selain dari Kancil. Kantin Lama ini sendiri menjadi salah satu pojok favorit mahasiswa untuk berbagai macam aktivitas seperti makan, diskusi,

111 mengerjakan tugas, ataupun sesederhana menggunakan koneksi internet karena sinyal yang cukup kencang di kantin ini. Selain menjadi tempat untuk makan dan berkumpul, Kantin Lama pun menjadi tempat yang istimewa karena berbagai macam acara Psikologi yang diadakan oleh sivitas akademika psikologi maupun dari luar sering diadakan di tempat ini.

Hal ini dapat dimaklumi karena tanah Fakultas Psikologi yang cukup sempit dan terbatas sehingga sivitas didorong untuk memanfaatkan setiap ruang yang disediakan. Mulai dari acara besar Mahasiswa Baru, acara Tenda Purnama, eksplorasi calon ketua BEM, jamming musik, latihan tari, kunjungan BEM, dan sederet kegiatan pernah diadakan di Kantin Lama. Meskipun memang harus mengerahkan tenaga untuk mendorong meja dan menyusun kursi. Kegiatan mahasiswa yang baru-baru ini membutuhkan ruang Kantin Lama adalah salah satu acara seni terbesar yang diselenggarakan oleh mahasiswa Psikologi UI yaitu Tin Republic, serta persiapan tari untuk lomba oleh klub tari Psikologi yaitu Kencana Pradipa.

Ditengah-tengah sederet kegiatan mahasiswa tersebut, tiba-tiba saja Kantin Lama ditutup dari akses untuk aktivitas apapun karena akan didirikan Kantin Tertutup. Pemberitahuan yang didapatkan oleh sivitas hanyalah jarkoman informal yang disebarkan oleh sesama mahasiswa tanpa ada pemberitahuan resmi. Padahal menurut kami, seharusnya kanal informasi seperti SIAK-NG (Sistem Informasi Akademik-Next Generation) dimanfaatkan untuk memberitahukan informasi seperti renovasi. Alangkah lebih baik lagi juga bila informasi seperti renovasi diberitahukan dari jauh-jauh hari.Renovasi Kantin Lama menunjukkan betapa sedikitnya informasi yang dimiliki mahasiswa terkait hal-hal yang berlangsung di fakultasnya sendiri. Kurangnya informasi, sosialisasi, serta transparansi mengakibatkan beberapa pihak merasa dirugikan terutama pihak-pihak yang sangat bergantung

112 pada ruang luas untuk melaksanakan kegiatannya. Fenomena ini menyadarkan kami bahwa mahasiswa yang merupakan bagian dari Fakultas Psikologi UI memiliki hak untuk mengetahui apa saja yang telah, sedang, dan akan berlangsung.

Dalam konsepnya, transparansi itu sendiri merupakan salah satu aspek penting dalam membangun good governance atau pemerintahan yang baik. Menurut Kim et al. (2005, dalam Gberevbie, 2014) transparansi memiliki makna bahwa informasi disusun dan dapat diakses secara bebas serta langsung oleh pihak yang dipengaruhi (oleh kebijakan yang dibuat goverment) sehingga informasi tersebut dapat dipahami dan masyarakat bisa menjadi bagian dari keputusan yang telah dibuat. Pembuat kebijakan yang transparan lebih cenderung dipercaya oleh orang-orang sehingga mereka lebih mudah dalam memberikan bantuan dalam mengimplementasikan kebijakan dibandingkan dengan pembuat kebijakan yang tidak transparan. Penelitian yang dibuat oleh Gberevbie (2014) menyatakan bahwa terdapat korelasi yang positif antara good governance yang transparan dengan penggunaan ICT. Penemuan dari penelitian tersebut menekankan bahwa penggunaan ICT akan menyediakan lebih banyak informasi, memajukan keterbukaan dan transparansi dana pengeluaran untuk kepentingan publik sehingga memiliki potensial untuk meningkatkan good governance.

2.1.4 Ruang Baca Psikologi

Fakultas Psikologi UI dapat dikatakan termasuk fakultas yang beruntung dapat mempertahankan perpustakaan atau yang sekarang disebut ruang baca nya di bawah peraturan rektorat untuk memindahkan buku-buku dan karyawan serta kegiatan studi literatur mahasiswa ke perpustakaan pusat. Beberapa fakultas lain di UI memiliki nasib yang sama dengan Fakultas Psikologi, perpustakaan berubah menjadi ruang baca. Namun ada pula yang

113 perpustakaannya kini benar-benar ditiadakan seperti FISIP dan FIB.

Kebutuhan mahasiswa Psikologi untuk menyelesaikan tugas, skripsi, atau mencari referensi mengharuskan mahasiswa untuk meminjam buku-buku penunjang dari perpustakaan. Sayangnya, hal tersebut tidak dapat lagi dilakukan. Peraturan yang baru menetapkan bahwa mahasiswa tidak dapat meminjam dan membawa buku keluar dari ruang baca, hanya diperbolehkan membaca di dalam ruang baca.

2.1.5 Kancil

Kancil merupakan salah satu kantin Fakultas Psikologi UI yang diminati banyak mahasiswa, tidak hanya dari Psikologi, tetapi juga mahasiswa Fakultas Hukum, FISIP, Fakultas Teknik, dan lain sebagainya. Banyaknya pengunjung Kancil, membuat peggunaan fasilitas seperti meja dan kursinya sangat tinggi, dan tentu saja, memiliki peluang untuk rusak ataupun rapuh yang tinggi pula. Faktanya, memang hal itulah yang terjadi. Jika berkunjung ke kancil, dapat dilihat banyaknya meja dan kursi yang telah rusak, terkelupas catnya, ataupun anjlok. Meski begitu, mahasiswa tetap menggunakannya karena kebutuhan.

Kenyamanan kantin sebaiknya tidak disepelekan. Selain karena penggunaan fasilitas yang nyaman dan memadai adalah hak bagi sivitas, kenyamanan kantin juga memberikan dampak bagi pedagang. Di samping pertimbangan harga makanan yang dijual, ternyata referensi dari orang lain terhadap suatu proeduk memiliki efek yang cukup signifikan pada konsumen terhadap produk tersebut (Schiffman & Wisenblit, 2015). Jika keresahan mahasiswa mengenai Kancil semakin kuat, maka keresahan mengenai fasilitas di sana dapat semakin dirasakan oleh segelintir mahasiswa lain

114 yang belum merasakan efek tersebut. Pengunjung dari fakultas lain pun akan semakin berkurang jika komentar dari mahasiswa dari fakultas yang memiliki Kancil saja tidak merekomendasi kelayakan dari Kancil. Dalam hal ini dapat diartikan sebagai kekurangan jumlah, atau rusaknya fasilitas sehingga mengurangi daya fungsinya. Dengan memugar dan mnyediakan tempat duduk yang nyaman bagi sivitas yang ingin makan di kancil, sama saja dengan membantu para pedagang dalam memudahkan penarikan pelanggan.

Selain dari fasilitas meja dan kursi yang tersedia, dalam kajian yang kami lakukan dengan menanyakan langsung kepada sivitas secara verbal dan melihat hasil survey fasilitas umum yang dilakukan oleh Kesma BEM Fakultas Psikologi menunjukkan bahwa sivitas psikologi merasa resah dengan atap Kancil. Jika dilihat memang atap Kancil sudah tidak memadai lagi untuk menjadi pelindung hujan. Saat hujan turun, terdapat titik-titik tertentu dimana air hujan dapat menembus karena atapnya yang bocor. Dalam keadaan seperti ini, berkurang lagi tingkat kenyamanan dari kancil itu sendiri. Satu hal lagi yang menarik perhatian adalah para perokok di Kancil yang biasanya duduk di bawah banner “Dilarang Merokok” yang dapat mengganggu sivitas lain saat sedang makan di sana. Udara bersih dan nyaman ternyata tidak dapat diberikan oleh kantin yang paling sering menjadi tempat sivitas psikologi untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.

2.1.6 Kawasan Bebas Rokok

Seperti namanya, kawasan bebas rokok adalah wilayah yang sengaja dibuat agar para perokok di Fakultas Psikologi mendapat tempat dimana mereka bebas merokok dan tidak

115 mengganggu penghuni-penghuni psikologi lainnya yang tidak suka atau merasa terganggu apabila menghisap asap rokok

Di Fakultas Psikologi sendiri, selain gedung-gedung perkuliahan, Kancil (Kantin Psikologi) dan Kanlam (Kantin Lama) seharusnya menjadi kawasan yang bebas dari rokok. Sayangnya, tidak sedikit, tamu-tamu maupun tuan rumah dari Fakultas Psikologi yang masih merokok. Banner yang telah di pasang besar-besar yang jelas-jelas mengeja dilarang merokok tampak dihiraukan oleh sivitas akademika. Hal yang menarik dapat kita lihat adalah saat para mahasiswa duduk tepat didepan banner “Dilarang Merokok” masih saja mereka merokok dengan santainya

Namun, hal ini bisa tergolong wajar. Wajar karena satu-satunya tempat khusus untuk merokok yang ada di psikologi hanya satu, yaitu kawasan merokok yang terletak dekat Kantin Lama Psikologi dan hanya mampu menampung kurang lebih 10-15 orang sehingga kurang efektif untuk menampung orang-orang yang ingin merokok. Terlebih lagi kawasan khusus merokok tersebut jauh dari tempat anak-anak Psiko mau pun dari fakultas-fakultas lain biasa berkumpul sehingga jarang untuk digunakan.

Kami juga berpendapat bahwa banner tidaklah cukup untuk mencegah mahasiswa untuk merokok di kawasan bebas rokok. Banyak mahasiswa yang mengaku bahwa mereka tidak menyadari adanya banner “Dilarang Merokok” tersebut sehingga banyak yang mengatakan mungkin itu alasan mengapa masih banyak orang yang masih merokok di kawasan bebas rokok. Menurut saya, perlu dilakukan oleh fakultas untuk menerapkan sebuah kebijakan yang di sosialisasikan dengan baik (Seperti melalui SIAK-NG) agar para mahasiswa dapat memahami pentingnya untuk menghargai orang lain yang tidak ingin terganggu oleh asap rokok.

Selain itu, patut diperhatikan wilayah khusus merokok oleh Fakultas bahwa wilayah smoking yang baik adalah kawasan yang

116 dekat dengan wilayah-wilayah perkumpulan dan merupakan ruangan yang tidak terbuka agar asap rokok tetap berada di wilayah tersebut, sehingga jalur udara masuk adalah melalui exhaust agar asap rokok dapat dibuang secara sistematis.

2.2 Masalah lain yang cukup berkaitan dengan masalah fasilitas