• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan dan Kebutuhan Stakeholder dalam Pengelolaan Kawasan Pasca Tambang Batubara Pasca Tambang Batubara

Jalur Pengamatan Jarak antar petak sampel ± 100

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3. Permasalahan dan Kebutuhan Stakeholder dalam Pengelolaan Kawasan Pasca Tambang Batubara Pasca Tambang Batubara

Permasalahan kebijakan pengelolaan kawasan tambang batubara adalah: (1) kebijakan yang ditetapkan bersifat nasional sehingga kurang sesuai dengan karakteristik spesifik wilayah pasca tambang batubara, karena kebijakan yang diterapkan topdown kurang memperhatikan aspirasi di wilayah yang menjadi sasaran pembangunan (tercermin dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1967 tentang ketentuan pokok pertambangan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1969 tentang pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 tahun 1967), dimana kewenangan menteri lebih dominan mengatur perizinan juga dalam pelaksanaan pertambangan); (2) tidak terjadi keterpaduan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara sejak tahap perencanaan (pengajuan ijin pertambangan batubara), pelaksanaan aturan yang ada (terutama pelaksanaan reklamasi) dan evaluasi dari setiap berakhirnya penambangan, terutama lemah di fungsi pengawasan pelaksanaan kebijakan (dapat dilihat dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) yang diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kepmentamben Nomor 1211.K/008/M.PE/1995 tentang pencegahan dan penanggulangan kerusakan dan pencemaran lingkungan pada kegiatan usaha pertambangan umum juga dalam Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 146/Kpts. II/1994 tentang pedoman reklamasi bekas tambang dalam kawasan hutan); (3) tidak melibatkan masyarakat dan pengusaha dalam penyusunan aturan secara substansi akan beberapa faktor penting yang semestinya diketahui bersama (Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Bab XI Pasal 70 tentang Peran Masyarakat) sehingga rentan terhadap kesimpangsiuran intepretasi dari kebijakan yang dikeluarkan. Mereka hanya dilibatkan secara prosedur sehingga

menimbulkan masalah pada saat implementasi (dalam setiap undang-undang yang terlibat memutuskan tertulis hanya dari unsur birokrasi yaitu propinsi, dan kabupaten).

Hasil wawancara dengan stakeholder diketahui bahwa dalam pengelolaan kawasan pasca tambang batubara di masa mendatang faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan pada perumusan kebijakan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara, Kabupaten Kutai Kartanegara adalah: (1) isi dari kebijakan pasca tambang batubara yang dikeluarkan pemerintah tetap ditetapkan secara nasional namun melalui pemahaman kebutuhan spesifik wilayah yang diwakili suara wilayah masing-masing sehingga benar merupakan aspirasi stakeholder (Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Bab IV Pasal 6, 7 dan b mengenai kewenangan pengelolaan pertambangan mineral dan batubara) mengarah pastisipatif tetapi petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis masih ditunggu); (2) ada keterpaduan program pengelolaan kawasan pasca tambang batubara; (3) melibatkan stakeholder secara substansi tidak hanya sebatas prosedur yang mau tidak mau mesti dilaksanakan. Interpretasi yang sama akan menghasilkan persepsi yang sama tentang kebijakan, sehingga lebih memudahkan dalam implementasi.

Penentuan faktor kunci pengelolaan kawasan pasca tambang batubara, Kabupaten Kutai Kartanegara juga memperhatikan dan mengidentifikasi kebutuhan stakeholder terhadap kondisi masa depan yang diinginkan dengan mengetahui permasalahannya saat ini. Dari hasil wawancara, diketahui permasalahan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara, Kabupaten Kutai Kartanegara adalah:

1. Ketersediaan air yang tidak stabil.

2. Kondisi lingkungan yang rawan banjir pada musim hujan dan kekeringan saat kemarau.

3. Status penguasaan lahan sering menimbulkan konflik.

4. PAD relatif sedikit sampai ke masyarakat di lokasi pasca tambang batubara.

5. Regulasi kontrak kerja dengan masyarakat sepihak ditentukan pengusaha

6. Penyerapan tenaga kerja rendah sehingga pasca tambang batubara pengangguran bertambah.

7. Upah buruh belum memadai dan mereka menjadi miskin pasca tambang

batubara.

8. Hampir semua instalasi jaringan jalan menjadi rusak.

9. Laju pertambahan penduduk tidak stabil (migrasi penduduk), sering berujung konflik.

10.Akses masyarakat terhadap lembaga keuangan rendah.

11.Tata ruang kawasan reklamasi/ penataan ruang wilayah pengaturannya belum optimal.

Selanjutnya dilakukan identifikasi kebutuhan masing-masing stakeholder di masa mendatang. Stakeholder dikelompokkan kedalam empat golongan yaitu: pemerintah pusat dan daerah, pengusaha/investor, masyarakat disekitar kawasan, dan LSM. Hasil identifikasi kebutuhan stakeholder dapat dilihat pada Tabel 42.

Berdasarkan permasalahan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara, Kabupaten Kutai Kartanegara dan kebutuhan stakeholder di masa mendatang maka melalui FGD dapat diformulasikan faktor-faktor pemenuhan kebutuhan stakeholder yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kawasan pasca tambang batubara secara berkelanjutan. Terdapat 25 faktor yang diidentifikasi yaitu: (1) pertumbuhan ekonomi wilayah/kawasan, (2) peningkatan pendapatan masyarakat, (3) peningkatan pendapatan asli daerah, (4) pembangunan wilayah, (5) kemitraan, (6) keamanan yang kondusif, (7) peningkatan devisa negara, (8) pengelolaan sumberdaya alam secara optimal, (9) perluasan lapangan kerja, (10) pengembalian modal yang cepat, (11) kemudahan administratif, (12) jaminan kelancaran usaha, (13) keamanan investasi, (14) regulasi yang jelas, (15) keuntungan yang layak, (16) ketersediaan bahan baku, (17) iklim usaha, (18) pelayanan ekonomi dan sosial, (19) sarana dan prasarana kawasan, (20) lingkungan pemukiman yang nyaman, (21) tidak terjadi konflik, (22) akses terhadap lembaga keuangan, (23) transparansi informasi, (24) pemberdayaan masyarakat, dan (25) kesinambungan pengembangan usaha. Faktor-faktor tersebut kemudian dianalisis untuk menentukan faktor kunci pengelolaan kawasan pasca

tambang batubara, Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan formulasi permasalahan dan kebutuhan stakeholder.

Tabel 42. Kebutuhan Stakeholder dalam Pengelolaan Kawasan Pasca Tambang Batubara Berkelanjutan

No. Pelaku Kebutuhan

1. Pemerintah Pusat dan Daerah

1. Pertumbuhan ekonomi wilayah/kawasan 2. Peningkatan pendapatan masyarakat 3. Peningkatan pendapatan asli daerah 4. Pembangunan wilayah

5. Kemitraan

6. Keamanan yang kondusif 7. Peningkatan devisa negara

8. Pengelolaan sumberdaya alam secara optimal 9. Perluasan lapangan kerja

2. Pengusaha/ Investor 1. Pengembalian modal yang cepat 2. Kemudahan administratif (birokrasi) 3. Kesinambungan pengembangan usaha 4. Keamanan investasi

5. Regulasi yang jelas 6. Keuntungan yang layak 7. Kemitraan

8. Ketersediaan bahan baku 9. Iklim usaha yang sehat 3. Masyarakatsekitar

kawasan

1. Perluasan lapangan kerja 2. Peningkatan pendapatan 3. Pelayanan ekonomi dan sosial

4. Sarana dan prasarana kawasan pasca tambang batubara serta kemudahan aksesibilitas

5. Lingkungan pemukiman yang aman dan nyaman 6. Tidak terjadi konflik

7. Akses terhadap lembaga keuangan

4. LSM 1. Kelestarian lingkungan

2. Transparansi informasi 3. Pemberdayaan masyarakat

Sumber : Hasil Analisis (2009)

Hasil analisis prospektif menunjukkan bahwa terdapat 13 faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kawasan pasca tambang batubara berkelanjutan, Kabupaten Kutai Kartanegara di masa mendatang yaitu: (1) perluasan lapangan kerja, (2) peningkatan pendapatan masyarakat, (3) pemberdayaan masyarakat, (4) pelayanan ekonomi dan sosial, (5) keamanan yang kondusif, (6) pertumbuhan ekonomi wilayah/kawasan, (7) pembangunan wilayah (8) iklim usaha yang sehat, (9) pengelolaan sumberdaya alam (SDA) secara optimal, (10) sarana dan prasarana kawasan pasca tambang batubara, (11)

Pengaruh dan Ketergantungan antar faktor kebutuhan stakeholder dalam pengelolaan kaw asan pasca tam bang batubara

1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 Ketergantungan P e nga ruh

Perluasan lap. kerja Peningkat an pend. masy Pemberdayaan masyarakat

Keamanan yang kondusif Pelayanan Ekonomi Soaial Pert umbh. Ek.Wil/Kawasan Pengelolaan SDA yg optimal Pemb. Wilayah

Peningkatan PAD Iklim usaha yg kondusif

Sarana Prasarana, aksesibilitas Kesinambungan pengembangan usaha

Kemudahan administrasi

Peningkatan Kesejahteraan M asy Liingkungan Pemukiman yg aman nyaman

Kelestarian Liingkungan Regulasi yg jelas Keamanan kegiat an usaha Peningkat an devisa negara

Transparansi Informasi

Ket ersediaan bahan baku Pengembalian modal yg cepat

Pengembalian kredit lancar Jaminan kelancaran usaha

Tidak terjadi konflik

Kemit raan Keamanan investasi Akses t erhadap lembaga keuangan

Keunt ungan yg layak

kesinambungan pengembangan usaha, (12) peningkatan PAD, dan (13) kemudahan administrasi. Hasil analisis Pengaruh dan ketergantungan antar faktor pengungkit pengelolaan kawasan pasca tambang batubara berdasarkan kebutuhan stakeholder dapat dilihat pada Gambar 26.

Gambar 26. Pengaruh dan Ketergantungan Antar Faktor Kebutuhan Stakeholder dalam Pengelolan Kawasan Pasca Tambang Batubara Berkelanjutan Penentuan skenario pengelolaan kawasan pasca tambang batubara didasarkan pada faktor kunci keberlanjutan pengelolaannya. Faktor kunci ini diperoleh dari hasil analisis MDS yang menggambarkan kondisi saat ini dan hasil analisis kebutuhan stakeholder yang merupakan gambaran kondisi yang

diinginkan stakeholder pada kawasan pasca tambang batubara di masa

mendatang. Faktor kunci pengembangan kawasan pasca tambang batubara, Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan hasil analisis keberlanjutan kawasan

dan faktor kunci berdasarkan kebutuhan stakeholder digabungkan sebagai faktor kunci keberhasilan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara di masa depan, menghasilkan 18 faktor kunci. Faktor kunci keberlanjutan kawasan pasca tambang batubara ada lima dan faktor kunci berdasarkan kebutuhan stakeholder ada 13. Gabungan faktor kunci pengelolaan kawasan pasca tambang batubara, Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat pada Tabel 43.

Tabel 43. Gabungan Faktor Kunci Pengelolaan Kawasan Pasca Tambang Batubara, Kabupaten Kutai Kartanegara

Faktor kunci

Keberlanjutan Kawasan Kebutuhan Stakeholder Gabungan 1.Aktivitas perekonomian pasca tambang batubara 2.Erosi 3.Banjir 4.Sarana perekonomian 5.Sarana dan prasarana

transportasi

1. Perluasan lapangan kerja 2. Peningkatan pendapatan

masyarakat 3. Pemberdayaan

masyarakat

4. Pelayanan ekonomi dan sosial

5. Keamanan yang kondusif 6. Pertumbuhan ekonomi

wilayah/kawasan 7. Pembangunan wilayah 8. Iklim usaha yang sehat 9. Pengelolaan SDA secara

optimal

10. Sarana dan prasarana kawasan pasca tambang 11. Kesinambungan pengembangan usaha 12. Peningkatan PAD 13. Kemudahan administrasi 1. Erosi 2. Banjir 3. Aktivitas perekonomian pasca tambang batubara 4. Sarana perekonomian 5. Sarana dan prasarana

transportasi 6. Perluasan lapangan kerja 7. Peningkatan pendapatan 8. Pemberdayaan masyarakat

9. Pelayanan ekonomi dan sosial 10.Keamanan yang kondusif 11.Pertumbuhan ekonomi wilayah/kawasan 12.Pembangunan wilayah 13.Iklim usaha yang sehat 14.Pengelolaan SDA

secara optimal 15.Sarana dan prasarana

kawasan 16.Kesinambungan pengembangan usaha 17.Peningkatan PAD 18.Kemudahan administrasi

Gabungan faktor kunci tersebut dianalisis untuk menentukan faktor yang paling penting/utama dalam pengelolaan kawasan pasca tambang batubara dimasa depan dengan menggunakan analisis prospektif melibatkan stakeholder dan pakar.

Pengaruh dan Ketergantungan antar faktor gabungan dalam pengelolaan kaw asan pasca tam bang batubara

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 Ketergantungan P e ng a ruh

Akt ivitas perekonomian pasca t ambang bat ubara

Erosi Banjir

Pengelolaan SDA secara optimal Peningkatan pendapatan masyarakat Pemberdayaan masyarakat

Sarana dan Prasarana pasca tambang Peningkatan PAD

Kemudahan Administrasi

Pelayanan Ekonomi Sosial Sarana Perekonomian

Pelrluasan lap.kerja

Kesinambungan pengemb.usahaIklim Usaha yg sehat Keamanan yang kondusif Pertumbuh. Ekonomi Wilayah

Pembangunan wilayah Sarana dan prasarana Transport asi

Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

Faktor penting utama ini digunakan sebagai faktor kunci utama dalam menyusun skenario pengelolaan kawasan pasca tambang batubara. Hasil analisis diperoleh enam faktor kunci utama yaitu: (1) erosi, (2) banjir, (3) pengelolaan sumberdaya alam secara optimal, (4) peningkatan pendapatan masyarakat, (5) pemberdayaan masyarakat, dan (6) Aktivitas perekonomian pasca tambang batubara. Hasil analisis pengaruh dan ketergantungan antar faktor gabungan dalam pengelolaan kawasan pasca tambang batubara dapat dilihat pada Gambar 27.

Gambar 27. Pengaruh dan Ketergantungan Antar Faktor Gabungan dalam Pengelolaan Kawasan Pasca Tambang Batubara Berkelanjutan