• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

IV. METODE PENELITIAN

4.2. Perumusan Model Ekonometrika

4.2.2. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Pada bagian ini dirumuskan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga untuk usahatani, permintaan tenaga kerja luar keluarga, dan penawaran tenaga kerja di luar usahatani.

Masing-masing dibedakan menurut tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. Pada model ekonomi rumahtangga petani, tenaga kerja dalam keluarga bisa dilihat sebagai curahan kerja keluarga pada usahatani atau penggunaan tenaga kerja keluarga pada usahatani. Secara teoritik curahan kerja keluarga merupakan penawaran tenaga kerja keluarga pada kegiatan usahatani sendiri, sedangkan penggunaan tenaga kerja dipandang sebagai permintaan usahatani sendiri terhadap tenaga kerja keluarga. Pada penelitian ini, fungsi penggunaan tenaga kerja dalam keluarga yang diduga lebih banyak berciri sebagai permintaan tenaga kerja keluarga, karena data yang ada diukur berdasarkan kebutuhan usahatani terhadap tenaga kerja keluarga. Penggunaan tenaga kerja luar keluarga pada usahatani sendiri secara tegas dapat dinyatakan sebagai permintaan rumahtangga terhadap tenaga kerja luar keluarga. Demikian halnya dengan tenaga kerja keluarga yang bekerja di luar usahatani dapat dinyatakan dengan tegas sebagai penawaran tenaga kerja rumahtangga di luar usahatani. Seperti telah disebutkan di muka bahwa variabel yang diduga berpengaruh pada permintaan dan penawaran tenaga kerja merupakan hasil respesifikasi berulang kali. Masing masing dirumuskan sebagai berikut:

a. Penggunaan Tenaga Kerja Pria Dalam Keluarga

Penggunaan tenaga kerja keluarga pria di dalam usahatani diduga dipengaruhi oleh harga bayangan tenaga kerja pria dalam keluarga, luas garapan, tenaga kerja pria luar keluarga, pupuk Urea, pupuk TSP dan indeks diversifikasi. Kehadiran harga bayangan dalam penggunaan tenaga kerja dalam keluarga ini merupakan spesifikasi khusus model persamaan simultan pada penelitian ini, yaitu untuk menangkap adanya ketidaksempurnaan pasar tenaga kerja yang dihadapi rumahtangga. Variabel luas

garapan dibuat rasio dengan variabel tenaga kerja luar keluarga. Secara matematik persamaan penggunaan tenaga kerja pria dinyatakan sebagai berikut :

TKPD = A10+A11*SWP+A12*(LGARP/TKPL)+A13*PURE+A14*PTSP+ A15*DIVE+ ç8

dimana: DIVE adalah indeks diversifikasi tanaman pangan. Indeks diversifikasi dihitung menggunakan rumus 1- •(V i/VT), dimana VT=•Vi. Vi adalah nilai produk

tanaman pangan ke-i. Rumus tersebut dikenal dengan Indeks diversifikasi Simpson. Sebagai fungsi permintaan tenaga kerja, koefisien harga bayangan tenaga kerja A11 diduga akan bertanda negatif. A12 diharapkan akan bertanda positif, karena semakin luas lahan garapan, kebutuhan tenaga kerja pria dalam keluarga akan semakin banyak. Sebaliknya, semakin banyak penggunaan tenaga kerja pria dari luar keluarga, angka rasio akan semakin kecil, karenanya penggunaan tenaga kerja pria dalam keluarga akan semakin sedikit. Koefisien A13 diharapkan akan bertanda positif, karena penggunaan pupuk Urea diduga akan meningkatkan kebutuhan tenaga kerja keluarga. Hal yang sama juga diharapkan terjadi pada A14 untuk penggunaan pupuk TSP.

Indeks diversifikasi menggambarkan variasi sumber penerimaan usahatani menurut jenis komoditi yang diusahakan. Pada rumahtangga petani tanaman pangan, jenis komoditi yang diusahakan sangat beragam. Keragaman komoditi diduga merupakan bagian dari upaya menekan resiko produksi. Jika satu komoditi gagal, maka rumahtangga petani masih bisa memperoleh pendapatan dari komoditi lain. Pengaruh indeks diversifikasi secara teoritik tidak dapat diduga. Apabila secara empirik diversifikasi menyebabkan penggunaan tenaga kerja pria dalam keluarga lebih efisien, maka tanda A14 akan negatif, sebaliknya akan positif.

b. Penggunaan Tenaga Kerja Wanita Dalam Keluarga

Penggunaan tenaga kerja wanita dalam keluarga diduga dipengaruhi oleh variabel harga bayangan tenaga kerja wanita dalam keluarga, luas garapan, penggunaan pupuk Urea, penggunaan pupuk TSP, penggunaan tenaga kerja wanita luar keluarga, dan indeks diversifikasi. Secara matematik persamaan penggunaan tenaga kerja wanita dalam keluarga dinyatakan sebagai berikut:

TKWD = A20+A21*SWW+A22*(LGARP/TKWL)+A23*PURE+A24*PTSP +A25*DIVE+ ç9

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa variabel-variabel yang diduga mempengaruhi penggunaan tenaga kerja wanita dalam keluarga identik dengan variabel yang diduga mempengaruhi penggunaan tenaga kerja pria dalam keluarga. Dengan demikian, tanda koefisien setiap variabel juga diharapkan sama, yaitu A21 diharapkan bertanda negatif, sedangkan A22, A23, A22, dan A24 diharapkan bertanda positif. A26 secara teoritik tidak dapat diduga.

c. Permintaan Tenaga Kerja Pria Luar Keluarga

Penggunaan tenaga kerja luar keluarga untuk kegiatan usahatani pada ekonomi rumahtangga petani secara tegas dapat dipandang sebagai permintaan rumahtangga terhadap tenaga kerja luar keluarga. Pada penelitian ini permintaan tenaga kerja pria luar keluarga dipengaruhi oleh upah buruh pria di usahatani, luas garapan, penggunaan tenaga kerja pria dalam keluarga, total penerimaan usahatani, dan kredit. Secara matematik persamaan permintaan tenaga kerja pria luar keluarga dinyatakan sebagai berikut:

+A34*CREDIT+ ç10 dimana:

TFRET = VPROD+PTERN

TFRET = Penerimaan total usahatani

VPROD = Nilai produk total tanaman pangan CREDIT = Kredit.

Variabel lain sudah dijelaskan di atas.

Permintaan tenaga kerja pria luar keluarga diharapkan akan dipengaruhi oleh upah buruh usahatani pria yang dibayarkan oleh keluarga. Secara teoritis, semakin mahal upah yang harus dibayarkan, semakin sedikit jumlah permintaan tenaga kerja tersebut. Oleh karena itu A31 diharapkan bertanda negatif. Penggunaan tenaga kerja pria dalam keluarga merupakan substitut tenaga kerja luar keluarga. Semakin banyak jumlah tenaga kerja pria dalam keluarga yang digunakan, permintaan tenaga kerja pria luar keluarga akan semakin sedikit. Sebaliknya, penggunaan tenaga kerja pria luar keluarga akan semakin banyak jika luas garapan semakin luas. Hubungan ini menyebabkan tanda A32 pada persamaan di atas diharapkan positif.

Nilai penerimaan total usahatani merupakan sumber dana yang dapat digunakan rumahtangga untuk keperluan membayar tenaga kerja luar keluarga. Semakin besar penerimaan total usahatani, dana yang tersedia bagi rumahtangga untuk menyewa tenaga kerja luar keluarga semakin besar. Dengan demikian A33 pada persamaan di atas diharapkan bertanda positif.

Seperti halnya penerimaan usahatani, kredit merupakan sumber dana bagi rumahtangga. Semakin besar kredit, jumlah dana yang tersedia semakin besar, sehingga keluarga mempunyai kesempatan lebih banyak untuk menggunakan tenaga kerja luar

keluarga. Dengan demikian A34 pada persamaan di atas juga diharapkan bertanda positif.

d. Permintaan Tenaga Kerja Wanita Luar Keluarga

Permintaan rumahtangga petani terhadap tenaga kerja wanita luar keluarga diduga dipengaruhi oleh upah buruh usahatani wanita, penggunaan tenaga kerja wanita dalam keluarga, luas lahan garapan, dan kredit. Secara matematik persamaan permintaan tenaga kerja wanita luar keluarga dinyatakan sebagai berikut:

TKWL = A40+A41*UHW+A42*(LGARP/TKWD)+A43*TFRET +A44*CREDIT + ç11

Dengan pemikiran yang sama seperti pada perumusan persamaan permintaan tenaga kerja pria luar keluarga di atas, tanda A41, A42, A43 dan A44 diharapkan akan bertanda negatif.

e. Penawaran Tenaga Kerja Pria di Luar Usahatani

Aktivitas keluarga di luar usahatani sendiri dapat dipandang sebagai penawaran tenaga kerja rumahtangga petani. Pada penelitian ini, aktivitas keluarga di luar usahatani sendiri meliputi seluruh kegiatan di sektor pertanian (bekerja di usahatani orang lain) dan kegiatan di luar sektor pertanian. Di luar sektor pertanian meliputi kegiatan kerja di usaha milik sendiri dan milik orang lain. Penggabungan seperti ini mengalami kesulitan terutama untuk menentukan upah untuk kegiatan keluarga pada usaha milik sendiri yang tidak dibayar. Pendekatan tingkat upah pada kasus seperti ini dilakukan dengan ukuran return to family labor sebagai nilai setara upah.

Penawaran tenaga kerja pria di luar sektor pertanian diduga dipengaruhi oleh upah tenaga kerja pria di luar sektor pertanian, penggunaan tenaga kerja pria diluar usahatani

sendiri, angkatan kerja pria dalam rumahtangga, penerimaan usahatani, dan indeks pendidikan anggota keluarga pria. Indeks pendidikan diukur dengan rata-rata tahun belajar anggota keluarga, dimana tahun belajar Sekolah Dasar (SD) diberi bobot satu, tahun belajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan yang sederajat diberi bobot pangkat dua, Sekolah Menengah Umum (SMU) dan yang sederajat diberi bobot pangkat tiga, dan tahun belajar di perguruan tinggi diberi bobot pangkat empat. Persamaan penawaran tenaga kerja pria di luar usahatani disajikan sebagai berikut:

KPNFF = A50+A51*UPNFF+A52*TKPD+A53*TKRTP+A54*TFRET+ A55*IPAKP+ ç12

dimana:

KPNFF = Kerja pria di luar usahatani (hari kerja)

UPNFF = Upah buruh di luar usahatani sendiri (ribu rupiah/hari kerja) TKRTP = Angkatan kerja pria dalam rumahtangga (orang)

TFRET = Penerimaan total usahatani (ribu rupiah) IPAKP = Indeks pendidikan angkatan kerja pria Variabel lain sudah dijelaskan di atas.

Jika persamaan di atas benar merupakan penawaran tenaga kerja pria di luar usahatani sendiri, maka semakin tinggi tingkat upah tenaga pria, penawaran tenaga kerja akan semakin tinggi. Karena itu tanda A51 pada persamaan di atas diharapkan bertanda positif. Penggunaan tenaga kerja pria dalam keluarga pada usahatani akan mengurangi penawaran tenaga kerja pria di luar usahatani sendiri. Oleh karena itu A52 pada persamaan di atas diharapkan akan bertanda negatif. Sebaliknya jumlah angkatan kerja pria di dalam rumahtangga akan menjadi sumber tenaga kerja potensial. Tanda A53 pada persamaan di atas diharapkan positif. Penerimaan dari usahatani sendiri merupakan sumber alternatif pendapatan bagi keluarga. Makin tinggi penerimaan keluarga dari

usahatani sendiri, ketergantungan pendapatan dari luar usahatani sendiri akan semakin berkurang. Oleh karena itu tanda A54 diharapkan negatif. Indeks pendidikan anggota rumahtangga menggambarkan tingkat pendidikan keluarga secara agregat. Pengaruh pendidikan tersebut terhadap penawaran tenaga kerja keluarga di luar sektor pertanian sebenarnya tidak bisa diduga. Namun jika diasumsikan bahwa lapangan kerja di luar usahatani sendiri memerlukan keahlian dan pendidikan lebih tinggi, maka tanda A55 diharapkan positif.

f. Penawaran Tenaga Kerja Wanita di Luar Usahatani

Formulasi persamaan penawaran tenaga kerja wanita di luar usahatani sendiri identik dengan persamaan penawaran tenaga kerja pria di luar usahatani sendiri seperti telah dijelaskan di atas. Perbedaan terletak pada jenis kelamin tenaga kerja tersebut. Secara matematik persamaan penawaran tenaga kerja wanita di luar usahatani sendiri disajikan sebagai berikut:

KWNFF = A60+A61*UWNFF+A62*TKWD+A63*TKRTW+A64*TFRET+ A65*IPAKW + ç13

dimana:

KWNFF = Kerja wanita di luar usahatani (hari kerja)

UWNFF = Upah buruh wanita di luar usahatani sendiri (ribu rupiah/hari kerja) TKRTW = Angkatan kerja wanita dalam rumahtangga (orang)

IPAKW = Indeks pendidikan angkatan kerja wanita Variabel lain sudah dijelaskan di atas.

Dari persamaan di atas dapat dihipotesiskan bahwa A61, A63, dan A65 diharapkan bertanda positif, sedangkan A62 dan A64 diharapkan bertanda negatif. Argumentasi terhadap hipotesis ini telah dijelaskan di atas.