• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI. KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL

PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL

Berdasarkan analisis klassen menunjukkan Provinsi Nusa Tenggara Timur juga memiliki keunggulan pada Sektor Jasa Pendidikan dan Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial. Dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (BPS) menjelaskan bahwa komponen kegiatan ekonomi yang membentuk nilai dari kedua sektor tersebut adalah mayoritas berasal dari aktivitas ekonomi yang dilakukan pemerintah melalui belanja pemerintah.

Grafik 6.3 Tren Pertumbuhan dan Distribusi (Share) Sektor Adm. Pemerintah dan Jasa Pendidikan Terhadap PDRB (%) dan korelasinya terhadap tren Realisasi APBN (miliar Rp)

Tren Sektor Adm. Pemerintahan, Pertahanan, dan Jamsos

Tren Sektor Jasa Pendidikan

Tren Realisasi APBN + DFDD (minus Belanja Modal)

Sumber : Monev PA, diakses 8 Februari 2020 Berdasarkan grafik 6.3, terlihat

bahwa terdapat korelasi yang positif antara realisasi belanja pemerintah terhadap peningkatan distribusi terhadap PDRB NTT. Pada kedua sektor ini terlihat bahwa dalam kurun waktu 6 tahun kebelakang, aktivitas pemerintahan di NTT pada sektor Adm. Pemerintahan, Pertahanan dan Jamsos Wajib cukup dominan dan mampu menyumbangkan share kepada PDRB sebesar 12-13 %. Bahkan pertubuhannyapun mengalami kenaikan hingga mencapai 8,17% pada tahun 2019. Sedangkan Sektor Jasa Pendidikan secara konstan berkontribusi sekitar 9,5% terhadap PDRB NTT dan mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,34% pada tahun 2019 setelah sempat turun mencapai 2,41% pada tahun lalu.

82

KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2019

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Dengan kata lain kinerja penyelenggaraan pemerintahan telah berjalan baik, realisasi belanja negara digunakan secara tepat sasaran, sehingga mampu memberikan kontribusi dan porsi yang lebih kepada Produk Domestik Regional Bruto sekaligus meningkatkan pemerataan ekonomi melalui program-program peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penurunan kemiskinan.

6.2 SEKTOR POTENSIAL DAERAH

Berdasarkan hasil pengujian klassen (grafik 6.1) terdapat beberapa sektor ekonomi yang potensial, diantaranya (1) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, (2) Pengadaan Listrik dan Gas, (3) Jasa Keuangan dan Asuransi, (4) Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi, (5) Industri Pengolahan, (6) Real Estate, dan (7) Pertambangan dan Penggalian. Sejalan dengan itu, salah satu misi pembangunan NTT dalam RPJMD 2018-2023 adalah menetapkan sektor pariwisata sebagai penggerak utama (prime mover) perekonomian Nusa Tenggara Timur. Sektor Pariwisata memang tidak secara eksplisit terdapat dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (BPS) pembentuk PDRB, namun demikian output dari sektor pariwisata dapat diproksikan melalui output di sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Pengadaan Listrik dan Gas, Perdagangan, Transportasi, Jasa Keuangan dan beberapa sektor lainnya.

Gambar 6.3 Sebaran Jumlah Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten/Kota

83

KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2019

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Pariwisata telah ditetapkan sebagai penggerak utama (prime mover) peningkatan perekonomian NTT dalam 5 tahun ke depan. Artinya potensi pariwisata NTT akan dikelola dan dikembangkan sehingga menjadi lokomotif penggerak ekonomi NTT. Potensi wisata alam yang eksotis dan adat budaya yang beragam menjadi daya tarik yang khas dari Nusa Tenggara Timur. Saat ini NTT memiliki 443 Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang berdasarkan tema wisatanya terdiri dari Wisata Alam, Religius/Rohani, Busaya, Pantai, Kampung Tradisional, Diving and Snorkelling, Kuliner, Festival Budaya, Belanja, Sejarah dan Buatan. Beberapa pengakuan dunia terhadap pariwisata NTT seperti penobatan Pulau Sumba Sebagai Pulau terindah di dunia versi majalah Focus (Jerman), Taman Nasional Matalawa sebagai ‘Important Bird Area oleh Internasional Bird Life telah menjadi bukti akan potensi Pariwisata ke depan. Lebih lanjut, secara kumulatif, tingkat kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara sepanjang tahun 2019 mencapai 1.711.528 orang atau tumbuh sebesar 12,05%

Menyadari potensi wisata sebagai sumber ekonomi baru, melalui PP Nomor 50 Tahun 2011, beberapa destinasi pariwisata di NTT ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Nasional dengan 5 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) sebagaimana diuraikan dalam sebagai tabel 6.4.

Tabel 6.4 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) NTT

Sumber: Dinas Pariwisata NTT

Kawasan Strategis Pariwisata Nasional

(KSPN)

Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) KSPN KOMODO dan sekitanya

 KPPN Komodo dan sekitarnya  KPPN Labuan Bajo dan sekitarnya  KPPN Ruteng dan sekitarnya

DPN Komodo Ruteng dan sekitarnya KSPN ENDE-KELIMUTU dan sekitarnya

 KPPN Bajawa dan sekitarnya  KPPN Ende-Kelimutu dan sekitarnya  KPPN Ende-Sikka dan sekitarnya

DPN Kelimutu-Maumere dan sekitarnya KSPN Waikabubak-Manupeh Tanah Daru dan sekitarnya  KPPN Waingapu-Wailangi Wanggameti dan sekitarnya

 KPPN Waikabubak-Manupeh Tanah Daru dan sekitarnya

DPN Suba-Waikabubak dan sekitarnya KSPN Alor-Kalabahi dan sekitarnya

 KPPN Larantuka dan sekitarnya  KPPN Lamalera-Lembata dan

sekitarnya

 KPPN Alor-Kalabahi dan sekitarnya

DPN Alor-Lembata dan sekitarnya KSPN

Nemberela-Rote Ndao dan sekitarnya

 KPPN Nemberela-Rote Ndao dan sekitarnya

 KPPN Kupang-Soe dan sekitarnya

DPN Kupang-Rote Ndao dan

84

KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2019

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Sebagai tindak lanjut, pada tahun 2019 pemerintah pusat telah menetapkan Labuan Bajo yang berada dalam KSPN Komodo dan sekitarnya sebagai salah satu daerah wisata prioritas. Beberapa dukungan kebijakan fiskal telah diberikan dalam rangka mendukung kebijakan ini. Penambahan anggaran pada Kementerian dan Lembaga (K/L) terkait pembangunan pariwisata, tax allowance atau pemotongan pajak terhadap investasi pembangunan infrastruktur, sampai dengan pembentukan Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLBF) juga merupakan bentuk dukungan

pemerintah bagi pariwisata NTT. Lebih lanjut, gambar 6.4 menunjukkan dukungan

anggaran dalam APBN tahun 2019 untuk pengembangan KSPN Komodo dan sekitarnya.

Gambar 6.4 Belanja APBN untuk pengembangan KSPN Komodo dan sekitarnya (Rp)

Sumber : Om Span, diakses Desember 2019

Penetapan Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi wisata prioritas ini tentunya memberikan suatu momentum baru kebangkitan pariwisata NTT ke depan. Sejalan dengan itu, Pemerintah Provinsi juga mengusung program Pariwisata Estate sebagai salah satu misi pembangunan jangka menegah. Pariwisata Estate merupakan konsep pembangunan kawasan pariwisata yang serba lengkap dimana semua barang dan jasa serta kelengkapan pariwisata yang dibutuhkan wisatawan terdapat dalam satu kawasan wisata.Kelengkapan pariwisata ini antara lain meliputi Atraksi, Akses, Akomodasi, Amenities, dan Awareness. Dengan konsep pengelolaan yang mengedepankan

85

KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2019

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

community based tourism, maka diharapkan masyarakat yang berada dalam kawasan wisata dapat berperan serta dan terlibat dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata di daerahnya. Lebih lanjut, gambar 6.5 menjelaskan arah kebijakan Pembangunan Pariwisata Estate di NTT

Gambar 6.5 Arah Kebijakan Pembangunan Pariwisata Estate di NTT

Sumber : Bappelitbangda NTT

Dalam perkembangannya, pada tahun 2019 Pemerintah NTT telah menetapkan 7 destinasi pariwisata estate diantaranya Pantai Liman di Pulau Semau (Kab. Kupang), Fatumnasi (Kab. Timor Tengah Selatan), Mulut Seribu (Kab. Rote Ndao), Lamalera (Kab. Lembata), Desa Koanara (Kab. Ende), Praimadita (Kab. Sumba Timur) dan Wolwal (Kab. Alor). Pada tahap awal, pemerintah NTT telah mengalokasikan APBD untuk menginisiasi pembangunan infrastruktur di 7 kawasan pariwisata estate pada tahun 2019.Dalam tabel 6.5 berikut ini, diuraikan beberapa pembangunan infratruktur pendukung pada beberapa kawasan pariwisata estate.

• Integrasi kawasan pariwisata ke dalam dokumen tata ruang

• Peningkatan unsur penunjang pariwisata (5A) pada obyek wisata

• Pembuatan Tourism Informasi Centere , (yang terintegrasi dengan, kalender festival, layanan jasa,kuliner dan pokdarwis)

• Revitalisasi tempat Kebudayaan dan adat istiadat

• Penguatan Pokdarwis pada kawasan