pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.
Tabel 4.3 Proporsi PAD NTT, 2017-2019 (dalam miliar rupiah)
Sumber: DPPKAD Prov. NTT dan Pemda Lingkup Provinsi NTT, diolah
Target Realisasi %
Realisasi Target Realisasi %
Realisasi Target Realisasi % Realisasi 363.75 324.19 89% 731.74 602.66 82% 291.10 2,073.68 712% 12,780.28 12,721.35 100% 13,482.24 13,160.55 98% 14,043.32 14,298.49 102% 5,983.28 5,182.68 87% 6,247.19 5,794.27 93% 7,017.64 4,407.05 63% 19,127.31 18,228.22 95% 20,461.17 19,557.48 96% 21,352.07 20,779.22 97%
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Dana Transfer / Perimbangan
Jumlah Dana Transfer/Perimbangan
Tahun 2018 Tahun 2019
Tahun 2017
Target Realisasi % Relisasi Target Realisasi % Relisasi Target Realisasi % Realisasi
1,140.08 1,156.76 101% 1,264.13 1,252.52 99% 1,466.64 1,385.46 94%
233.89 178.31 76% 280.06 209.29 75% 340.65 259.49 76%
219.46 206.71 94% 221.07 215.79 98% 236.63 225.54 95%
1,497.78 842.82 56% 972.76 690.71 71% 1,053.86 911.17 86%
3,091.21 2,384.60 77% 2,738.02 2,368.31 86% 3,097.78 2,781.65 90%
Jumlah PAD
Tahun 2017 Tahun 2018
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain PAD yang Sah
Tahun 2019
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
48
KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2018
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Tren persentase pertumbuhan PAD terhadap target di Nusa Tenggara Timur selama tahun 2017 sampai dengan 2019 mengalami kenaikan 13 basis poin. Kontribusi PAD pada tahun 2019 tertinggi di pajak daerah dengan capaian Rp1,38 triliun atau berkontribusi 50 persen terhadap PAD. Untuk persentase realisasi terhadap target pada tahun 2019 terbesar adalah hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dengan capaian 95 persen dan yang terendah pada retibusi daerah yang hanya memiliki capaian 76 persen.
Gambar 4.1 Klasifikasi Realisasi Capaian Target PAD,2019
Sumber : BPS Provinsi NTT,diolah
Dari total 22 pemerintah kabupaten/kota, terklasifikasi ke dalam 3 kelompok yaitu daerah dengan warna krem, kuning, dan orange. Masing-masing warna memiliki interval persentase capaian PAD pada tahun 2019, yaitu 13,8 – 58,9 persen (krem), 58,9 -85 persen (kuning) dan 85% - 107,2 persen (orange).
Nilai PAD menunjukkan tingkat kemandirian Pemda dalam membiayai belanjanya. Semakin besar rasio PAD menunjukkan semakin rendahnya ketergantungan Pemda terhadap dana transfer dari pemerintah pusat. Berdasarkan analisis rasio PAD yang tersaji pada tabel 4.4, terlihat adanya peningkatan mencapai 2 persen pada tahun 2019 bila dibandingkan dua tahun sebelumnya yang hanya mencapai 1 persen. Meskipun mengalami kenaikan yang lebih baik, namun tetap mengindikasikan bahwa pemerintah daerah di bumi Flobamora memiliki tingkat kemandirian fiskal yang cukup rendah. Pemerintah daerah di Nusa tenggara Timur
49
KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2018
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
hanya mampu mambiayai 12 persen belanja daerahnya jika hanya mengandalkan dari PAD.
Tabel 4.4 Rasio PAD Terhadap Belanja Daerah, 2017-2019
4.2.3 Pendapatan Lain-Lain
Komponen pendapatan lain-lain pada tahun 2019 di Nusa Tenggara Timur terdiri dari Hibah, DBH pajak dari provinsi dan pemda lainnya, Dana Penyesuaian, Bantuan Keuangan dari provinsi atau pemda lainnya, dan pendapatan lain-lain.
Tabel 4.5 Proporsi Pendapatan Lain-lain, 2017-2019
Pola realisasi pendapatan lain-lain sejak tahun 2017 terus tumbuh positif, yang mana pada tahun 2019 realisasi pendapatan lain-lain melampaui target yang ditetapkan. Kontribusi terbesar untuk pendapatan lain-lain pada tahun 2019 pada dana penyesuaian sebesar Rp2,57 triliun dan terkecil pada hibah dengan Rp425,55 miliar.
4.3 BELANJA DAERAH
Analisis kinerja Belanja Daerah digunakan untuk mengetahui bagaimana kondisi fiskal yang dimiliki pemerintah daerah dalam periode tertentu. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004, yang dimaksud belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan.
Target Realisasi %
Realisasi Target Realisasi %
Realisasi Target Realisasi % Realisasi 71.27 101.42 142% 653.13 239.18 37% 774.55 425.55 55% 481.44 428.21 89% 432.82 414.36 96% 517.76 497.11 96% 2,317.99 2,287.59 99% 2,592.77 2,470.19 95% 2,103.06 2,575.23 122% 2 2.54 127% 37.64 1.58 4% - - -0.61 18.28 2997% - 6.17 - 198.38 436.79 220% 2,873.31 2,838.04 99% 3,716.36 3,131.47 84% 3,593.74 3,934.68 109% Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lainnya Lain-lain
Jumlah Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Tahun 2017 Uraian
Tahun 2018 Tahun 2019
Hibah
Sumber: DPPKAD Prov. NTT dan Pemda Lingkup Provinsi NTT, data diolah Sumber: DPPKAD Prov. NTT dan Pemda Lingkup Provinsi NTT, data diolah
50
KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2018
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
4.3.1 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan
Berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 salah satu klasifikasi urusan pemerintahan adalah urusan pemerintahan konkuren. Konkuren mengandung makna bahwa urusan Pemerintahan ini kewenangannya dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota, yaitu meliputi urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan.
Tabel 4.6 Rincian Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan, 2019 (miliar)
Secara agregat, terjadi kenaikan realisasi belanja sebesar 6 persen pada tahun 2019 dibandingkan tahun 2018. Jika diamati lebih rinci, hampir semua fungsi mengalami pertumbuhan positif. Sementara pada bidang ketertiban dan ketentraman mengalami pertumbuhan negatif sebesar -10 pesen.
4.3.2 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi
Dalam rekapitulasi seluruh LRA Provinsi/Kabupaten/Kotadi Nusa Tenggara Timur, terdapat 2 kelompok belanja berdasarkan klasifikasi ekonomi yaitu antara lain belanja tidak langsung dan belanja langsung. Secara keseluruhan terlihat bahwa jumlah alokasi secara agregat belanja APBD tahun 2019 mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2019, belanja tidak langsung sebesar Rp16,04 triliun dan belanja langsung sebesar Rp20,83 miliar.
Uraian 2018 2019 Growth
BELANJA MENURUT FUNGSI 25.944,2 27.463,0 6%
Pendidikan 7.464,7 8.857,9 19%
Kesehatan 3.893,7 4.355,3 12%
Ekonomi 1.740,1 1,927.30 11%
Ketertiban dan Ketentraman 293,3 265,0 -10%
Lingkungan Hidup 178,0 198,6 12%
Pariwisata dan Budaya 169,4 292,8 73%
Pelayanan Umum 8.947,9 9.453,0 6%
Perlindungan Sosial 327,5 341,9 4%
Perumahan dan Fasilitas Umum 2.929,4 3.642,5 24%
Lainnya - -
51
KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2018
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Tabel 4.7 Profil APBD Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi, 2017 - 2019
4.4 PERKEMBANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau unit kerja pada OPD yang dibentuk untuk tujuan memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang/jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
4.4.1 Profil dan Jenis Layanan Satker BLUD
Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki beberapa BLUD yang sebagian besarnya melayani layanan kesehatan. Profil dan jenis layanan BLU Daerah tersebut adalah sebagaimana tabel berikut.
52
KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2018
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Tabel 4.8 Profil dan Jenis Layanan BLU Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Sumber: Biro Keuangan, DPPKAD Pemda NTT 2017 , data diolah
Secara umum, nilai asset yang dimiliki oleh BLUD di daerah masih dibawah Rp 100 miliar. Selain itu porsi APBD dalam bentuk rupiah murni masih mendominasi postur belanja BLUD, kecuali BLUD SPAM Dinas PU dan Penataan Ruang. Dari segi pertumbuhan aset, secara rata-rata juga masih sangat minim.
4.4.2 Analisis Legal
Kesesuaian penyusunan peraturan daerah tersebut di atas dapat dilihat dari analisis legal yang meliputi analisis kelembagaan, tata kelola, SDM, dan pengendalian. Pengaturan BLUD sebagaimana telah diatur dalam beberapa peraturan daerah dengan mengacu pada ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD dan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana terakhir dirubah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005.
53
KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2018
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Tabel 4.9. Analisis Legal Aspek Pembentukan BLU Daerah
Sumber: Biro Keuangan, DPPKAD Pemda NTT, data diolah
Oleh karena itu, norma-norma terkait aspek tata kelola kelembagaan, pengelolaan SDM, dan unsur pengendalian telah memenuhi kriteria teknis maupun administratif sebagaimana telah diatur dalam peraturan daerah yang menjadi landasan operasional BLUD. Tabel 3.6 merinci dasar hukum operasionalisasi BLUD di NTT.
4.5 SURPLUS / DEFISIT APBD
4.5.1 Rasio Surplus/Defisit Terhadap Agregat Pendapatan
Sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA) pemerintah daerah TA 2019 baik di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota sebagian besar mengalami surplus. Dalam hal surplus tersebut perlu diketahui proporsinya terhadap pendapatan, sehingga bisa
54
KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2018
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
menunjukkan performa fiskal pemerintah daerah. Intuk mengetahui hal tersebut perlu dihitung rasio surplus terhadap agregat pendapatan.
Rasio Surplus terhadap Pendapatan = Surplus / Total Pendapatan APBD
Rasio surplus terhadap pendapatan sebesar 0,46 persen pada tahun 2019. Hal ini menunjukkan kinerja pemerintah daerah dalam merealisasikan penerimaan kurang baik sehingga belum cukup untuk menanggung belanja daerah.
4.5.2 Rasio Surplus Terhadap Realisasi Belanja dan Dana Transfer
Rasio ini untuk mengetahui proporsi adanya surplus/defisit anggaran terhadap salah satu sumber pendapatan APBD, yaitu realisasi pencairan belanja dan dana transfer. Hal ini dapat menunjukkan ekses likuiditas Pemda akibat frontloading pencairan belanja dan dana transfer. Hal ini dapat menjadi sinyal bagi Kementerian Keuangan untuk mengevaluasi timing pencairan dana transfer, terutama pada daerah yang sangat bergantung pada dana transfer namun mengalami ekses likuditas.
Rasio Surplus terhadap Dana Transfer = Surplus / Total Realisasi Belanja dan Dana Transfer
4.5.3 Rasio Surplus/Defisit Terhadap PDRB
Rasio ini diperlukan untuk menggambarkan kesehatan ekonomi regional, semakin kecil rasionya berarti daerah tersebut mampu memproduksi barang dan jasa untuk membiayaai defisit anggaran pemerintah daerahnya.