• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP DAN ORIENTASI MODEL PEMBELAJARAN MENGACU BAHAVIORISME

Dalam dokumen PEMBAHASAN KAPITA FIKS DI INDONESIA (Halaman 158-162)

RAGAM MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN PSIKOLOGI YANG MELANDAS

A. PRINSIP DAN ORIENTASI MODEL PEMBELAJARAN MENGACU BAHAVIORISME

Teori behaviorisme beorientasi pada hasil yang dapat diukur, diamati, dianalisis, dan diuji secara objektif (Rahyubi, 2012: 14). Menurut teori ini pengulangan dan pelatihan yang berulang-ulang akan menimbulkan sebuah pengalaman yang berbuah pada perubahan tingkah laku ataupun kepribadian seseorang dalam belajar. Terdapat beberapa tokoh yang mengemukakan teori tenatang behariorisme yaitu John B. Watson dan B.F Skinner.Mereka berdua merupakan tokoh behaviorisme yang mengembangkan teori tentang perubahan perilaku akibat dari interksi terhadap lingkungannya. Di dalam teori behavioristik ini menitik beratkan pada masukan (input) yang berupa stimulus dan keluaran ( output) yang berupa respon, namun terdapat faktor lain yang juga diangggap penting di dalam teori ini yaitu adalah faktor penguatan. Faktor penguatan merupakan fakor yang digunakan untuk memperkuat respon peserta didik agar pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien(Budiningsih, 2005: 20).Pada dasarnya teori behavioristik ini dapat diperjelas dari bagan berikut ini.

159 Gambar 7. Pembelajaran menurut teori behavioristik

Di dalam perkembangan teori beharvioristik terdapat beberapa ahli yang memiliki perbedaan yang berbeda memandang proses belajar peserta didik menurut persepsi yang berlandaskan pada dasar stimulus- respon. Berikut pemaparan teori behavioristik menurut beberapa ahli.

John B. Watson

John B. Watson dilahirkan di Greenville pada tanggal 9 Januari 1878 dan wafat di New York City pada tanggal 25 September 1958. Beliau merupakan penggagas teori behaviorisme pertama di Amerika Serikat.Hal ini bermula dari penelitiannya tentang tikus putih yang ditaruh di dalam lorong yang berbelit- belit.Dari percobaan tersebut Watson mengamati dan mencatat berbagai perilaku tikus tersebut untuk memecahkan masalah tentang gejala-gejala perilaku binatang dalam kondisi tertentu. Kondisi yang diberiakn Watson kepada tikus percobaan tadi kemudian dijadikan sebuah penelitian tentang perubahan tingkah laku manusia diberbagai keadaan yang mempengaruhi daripada proses belajarnya. Teori yang dikemukakan Watson bertiitik tolak pada hal yang sama yaitu mekanisme terbentuknya stimulus (S) dan respons (R).

Di dalam memahami perilaku manusia Watson menekankan perubahan tingkah laku yang menjadi hal utama dalam hasil belajar, dengan berubahnya tingkah laku manusia maka manusia tersebut akan secara otomatis mengalami kegiatan belajar. Oleh karena itu teori Behaviorisme yang dikemukakan Watson mempunyai pengaruh besar dalam bidang pendidikan dan pembelajaran.Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku manusia.Behaviorisme mamandang manusia hanya dari fenomena

160 jasmaniah dan mengabaikan aspek mental.Jadi behaviorisme tidak memandang hasil belajar manusia dari kecerdasan, bakat, dan minat melainkan perubahan tingkah laku yang berawal dari pengalaman hidup dan lingkunganlah yang berpengaruh dalam hal ini.Teori behaviorisme menekankan tenatng terbentuknya perilaku peserta didik sebagai hasil pengalaman dan hal tersebutlah disebut hasil belajar behaviorisme.

Teori belajar behaviorisme menjelaskan belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati, diukur, dan dinilai secara konkret sebagai hasil dari pengalaman. Menurut teori ini, dalam belajar terjadi interaksi antara stimulus dan respon, dimana guru dan lingkungan merupakan stimulus dari luar diri peserta didik(eksternal) dan minat dari peserta didik sebagai stimulus dari dalam diri peserta didik(nternal) dan pada akhirnya tercipta sebuah respons atau hasil dari stimulus tersebut berupa perubahan tingkah laku. Menurut teori behaviorisme seseorang dianggap belajar jika dapat menunjukkan perubahan periaku dirinya.

B.F Skinner

Burrhus Frederick Skinner atau biasa dipanggil B.F Skinner, beliau lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di Susquehanna, sebuah kota kecil di kereta api pegunungan Pennsylvania tepat dibawah Binghamton New York. Beliau merupakan tokoh behavioristik setelah John B. Watson, beliau mampu menjelaskan konsep behavioristik yang sederhana daripada tokoh-tokoh lainnya. B.F. Skinner dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model intruksi langsung (direct instruction) dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses pengkondisian operan (operant conditioning). Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan dan latihan. Manajemen kelas menurut Skinner adalah usaha untuk memodifikasi perilaku (Behavior modification) antara lain dengan penguatan (reinforcement) yaitu memberi pengharagaan terhadap perilaku yang diinginkan dan tidak memberikan imbalan kepada perilaku yang tidak tepat. Maksudnya pengajaran dimana guru memberikan sebuah penghargaan sebuah nilai kepada peserta didik karena hasil kerja yang baik dan memberikan penilaian yang kurang baik kepada hasil kerja yang asal-asalan, sehingga dengan cara

161 tersebut perilaku peserta didik akan mulai berubah seiring dengan perbaikan diri yang dilakukan dengan pengawasan pendidik.

Pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan( penguatan positif dan penguatan negatif) yang mengakibatkan perilaku tersebut mngulang kembali atau menghilang sesuai keinginan. Skinner membagi penguatan tersebut menjadi 2 bagian yaitu penguatan positif dan penguatan negatif .kedua pengulangan tersebut memiliki efek tersendiri terhadap perubahan perilaku peserta didik. Penguatan positif mengakibatkan pengulangan kembali perilaku yang dianggap peserta didik baik, dan penguatan negatif mengakibatkan hilangnya tingkah laku buruk dari peserta didik.

Operant conditioning menjamin adanya respons terhadap stimulus, bila tidak terjadi respons maka guru tidak bisa mengarahkan peserta didik membentuk perilakunya. Guru memiliki peran aktif dalam mengontrol dan mengarahkan siswa dalam proses belajar sehigga tercapainya tujuan yang diinginkan. Jadi inti dari pemikiran skinner adalah setiap manusia bergerak karena mendapat rangsangan dari lingkungannya.Sistem tersebut dinamakan “cara kerja menentukan” (operant conditioning).Setiap makhluk hidup selalu bersinggungan dengan lingkungannya, tanpa disadari makhluk hidup menerima rangsangan dan hal tersebut adalah stimulus yang akhirnya menyebabkan manusia melakukan tindakan-tindakan tertentu yang mengakibatkan konsekuensi-konsekuensi tertentu.

Dari kedua tokoh behavioris yang telah dipaparkan di paragraph sebelumnya dapat disimpulkan bahwa behaviorisme berintikan pada perubahan sikap dan perilaku peserta didik yang berasal dari pengalaman-pengalaman belajar peserta didik dengan pengawasan dan control seorang pendidik dan lingkungan di sekitar peserta didik memberikan rangsangan sehingga terbentuklah perilaku baik dari peserta didik akibat stimulus yang muncul dari diri peserta didik.

Kelebihan dan kekurangan

Behavioristik merupakan paham yang meyakini bahwa belajar adalah perubahan sikap pada individu dengan mengapabaikan aspek lain seperti kecerdasan dan lain-lain, teori ini meskipun hanya memandang belajar secara sederhana namun cukup lama digunakan para pendidik untuk mengajar para peserta didik. Mesk

162 demikian teori ini tetap memiliki suatu kelebihan dan kekurangan tersendiri, berikut uraiannya.

1. Kelebihan

Paham behavioristik memiliki kelebihan tersendiri dalam menjalankan pembelajaran untuk peserta didik, kelebihan tersebut yakni :

a. Teori ini masih banyak digunakan hingga kini sebagai teori yang dapat merubah tingkah laku peserta didik melalui prinsip stimulus- repons

b. Teori ini berorientasi pada pembentukan pribadi peserta didik seperti peserta didik yang bertanggung jawab dan disiplin

c. Kurikulum lama masih banyak menggunakan teori ini untuk pengembangan belajar peseta didik seperti Kurikulum KTSP

d. Banyak sumber belajar seperti modul yang menggunakan konsep behavioristik sebagai pembentuk sifat belajar peserta didik

2. Kekurangan

a. Teori ini sering kali tidak dapat menjelaskan situasi belajar yang komplek

b. Tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi saat pembelajaran

c. Cenderung mengarahkan peserta didik untuk berpikir linier, konvergen, tidak krestif, dan tidak produktif

d. Teori ini hanya menekankan pada pembentukan perilaku peserta didik dan mengabaikan perkembangan pemikiran dari peserta didik.

B.PRINSIP DAN ORIENTASI MODEL PEMBELAJARAN MENGACU

Dalam dokumen PEMBAHASAN KAPITA FIKS DI INDONESIA (Halaman 158-162)